Anda di halaman 1dari 21

KATA PENGANTAR

Puji Syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena berkat hidayah-Nya
Makalah Gejala Gangguan Jiwa ini dapat terselesaikan tanpa suatu halangan
apapun.

Dalam penyusunan makalah ini penulis telah mendapatkan bantuan dan dorongan
dari berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung. Untuk itu pada
kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Dosen Pembimbing mata kuliah Askep Jiwa yaitu Bpk Dayat Trihadi
2. Semua pihak yang telah banyak memberikan fasilitas dan informasi sehingga
penulisan makalah ini dapat terselesaikan.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan, untuk itu saran dan
kritik yang membangun sangat penulis harapkan.
Akhirnya penulis hanya berharap penyusunan makalah inidapat memberikan manfaat,
bukan hanya untuk penulis tetapi untuk semua pihak

Cilacap, 25 Maret 2015

Penulis

Gejala Gangguan Jiwa Page 1


DAFTAR ISI

A. Kata pengantar....................................................................................1
B. Daftar isi.............................................................................................2
C. BAB I PENDAHULUAN
a. Latar belakang..............................................................................3
b. Rumusan masalah.........................................................................3
c. Tujuan ..........................................................................................3
D. BAB II PEMBAHASAN
a. Pengertian Gangguan jiwa......................................................... 4
b. Gejala klinis pada gangguan jiwa.................................................4
1) Kesadaran.........................................................................4
2) Emosi ...............................................................................5
3) Perilaku motorik...............................................................9
4) Proses pikir.......................................................................11
5) Orientasi...........................................................................20
E. BABIII PENUTUP
a. Kesimpulan...................................................................................23
b. Saran ............................................................................................23
F. Daftar Pustaka

BAB I

PENDAHULUAN

Gejala Gangguan Jiwa Page 2


a. Latar belakang
Gangguan jiwa adalah suatu sindrom atau pola psikologis atau perilaku yang
penting secara klinis yang terjadi pada seseorang dan dikaitkan dengan adanya
distres atau disabilitas atau disertai peningkatan risiko kematian yang
menyakitkan, disabilitas atau sangat kehilangan kebebasan (Videbeck,
2008).Gangguan jiwa adalah kumpulan dari keadaan-keadaan yang tidak
normal, baik yang berhubungan dengan fisik, maupun dengan
mental (Yosep, 2009).
Pada materi kali ini akan dibahas mengenai asuhan keperawatan jiwa, yang
meliputi apa pengertian dari gangguan jiwa tersebut, apa saja tanda dan gejala
pada gangguan jiwa dan seperti apa contohnya.

b. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan gangguan jiwa ?
2. Apa saja tanda dan gejala pada gangguan jiwa ?

c. Tujuan
1. Untuk mengetahui seperti apa orang dengan gangguan jiwa
2. Untuk mengetahui dan memahami baik tanda maupun gejala pada orang
yang mengalami gangguan jiwa

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian
Gangguan jiwa adalah suatu sindrom atau pola psikologis atau perilaku yang
penting secara klinis yang terjadi pada seseorang dan dikaitkan dengan adanya distres
atau disabilitas atau disertai peningkatan risiko kematian yang menyakitkan,
disabilitas atau sangat kehilangan kebebasan (Videbeck, 2008).Gangguan jiwa adalah
kumpulan dari keadaan-keadaan yang tidak normal, baik yang berhubungan dengan
fisik, maupun dengan mental (Yosep, 2009).

Gejala Gangguan Jiwa Page 3


Berdasarkan pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa gangguan jiwa
adalahsuatu sindrom atau pola psikologis atau perilaku yang tidak normal secara
klinis yang terjadi pada seseorang dan dikaitkan dengan adanya distres atau
disabilitas atau disertai peningkatan risiko kematian yang menyakitkan, disabilitas
atau sangat kehilangan kebebasan yang berhubungan dengan fisik, maupun dengan
mental.
B. Gejala Klinis Gangguan Jiwa Meliputi :

Tanda dan gejala psikiatri tersebut adalah sebagai berikut :

1. KESADARAN
a. Pengertian
Kesadaran adalah kemampuan seseorang untuk mengadakan hubungan
dengan lingkungan serta dirinya sendiri melalui panca indera dan
mengadakan pembatasan terhadap lingkungan serta dirinya sendiri
b. Macam masam kesadaran
1) Disorientasi: gangguan orientasi waktu, tempat atau orang.
2) Kesadaran yang berkabut: kejernihan ingatan yang tidak lengkap dengan
gangguan persepsi dan sikap.
3) Stupor: hilangnya reaksi dan ketidaksadaran terhadap lingkungan
sekeliling.
4) Delirium: kebingungan, gelisah, konfusi, reaksi disorientasi yang disertai
dengan rasa takut dan halusinasi.
5) Koma: derajat ketidaksadaran yang berat.
6) Koma vigil: koma di mana pasien tampak tertidur tetapi segera dapat
dibangunkan (juga dikenal sebagai mutisme akinetik).
7) Keadaan temaram (twilight state): seringkali digunakan secara sinonim
dengan kejang parsial kompleks atau epilepsi psikomotor.
8) Somnolensi: mengantuk abnormal yang paling sering ditemukan pada
proses organik.

2. EMOSI (AFEK DAN MOOD)


Suatu kompleks keadaan perasaan dengan komponen psikis, somatik
dan perilaku yang berhubungan dengan afek dan mood.
a. Afek:

Gejala Gangguan Jiwa Page 4


1) Pengertian
Afek adalah ekspresi emosi yang terlihat; mungkin tidak konsisten
dengan emosi yang dikatakan pasien.
2) Macam macam :
a) Afek yang sesuai (appropriate affect): kondisi irama emosional
yang harmonis (sesuai, sinkron) dengan gagasan, pikiran atau
pembicaraan yang menyertai; digambarkan lebih lanjut sebagai
yang afek yang luas atau penuh, di mana rentang emosional yang
lengkap diekspresikan secara sesuai.
b) Afek yang tidak sesuai (inappropriate affect): ketidakharmonisan
antara irama perasaan emosional dengan gagasan, pikiran atau
pembicaraan.
c) Afek yang tumpul (blunted affect): gangguan pada afek yang
dimanifestasikan oleh penurunan yang berat pada intensitas
irama perasaan yang diungkapkan keluar.
d) Afek yang terbatas (restricted or constricted affect): penurunan
intensitas irama perasaan yang kurang parah dari pada efek yang
tumpul tetapi jelas menurun.
e) Afek yang datar (fIat affect): tidak adanya atau hampir tidak
adanya tanda ekspresi afek; suara yang monoton, wajah yang
tidak bergerak.
f) Afek yang labil (labile affect): perubahan irama perasaan yang
cepat dan tiba-tiba, yang tidak berhubungan dengan stimulasi
ekstemal.
b. Mood:
1) Pengertian
Mood adalah suatu emosi yang meresap yang dipertahankan,
yang dialami secara subjektif dan dilaporkan oleh pasien dan
terlihat oleh orang lain. Contohnya adalah depresi, elasi,
kemarahan.
2) Macam macam
a) Mood disforik: mood yang tidak menyenangkan

Gejala Gangguan Jiwa Page 5


b) Mood eutimik: mood dalam rentang normal, menyatakan tidak
adanya mood yang tertekan atau melambung.
c) Mood yang meluap-luap (expansive mood): ekspresi perasaan
seseorang tanpa pembatasan, seringkali dengan penilaian yang
berlebihan terhadap kepentingan atau makna seseorang.
d) Mood yang iritabel (irritable mood): ekspresi perasaan akibat
mudah diganggu atau dibuat marah.
e) Pergeseran mood (labile mood): osilasi antara euforia dan depresi
atau dibuat marah.
f) Mood yang meninggi (elevated mood): suasana keyakinan dan
kesenangan; suatu mood yang lebih ceria dari biasanya.
g) Euforia: elasi yang kuat dengan perasaan kebesaran.
h) Kegembiraan yang luar biasa (ecstasy): perasaan kegairahan yang
kuat.
i) Depresi: perasaan kesedihan yang psikopatologis.
j) Anhedonia: hilangnya minat terhadap dan menarik diri dari semua
aktivitas rutin dan menyenangkan, seringkali disertai dengan
depresi.
k) Duka cita (berkabung): kesedihan yang sesuai dengan kehilangan
yang nyata.
l) Aleksitimia: ketidakmampuan atau kesulitan dalam
menggambarkan atau menyadari emosi atau mood seseorang.

Emosi Yang Lain:

a. Kecemasan: perasaan kekhawatiran yang disebabkan oleh dugaan


bahaya, yang mungkin berasal dari dalarn atau luar.
b. Kecemasan yang mengambang bebas (free floating anxiety): rasa takut
yang meresap dan tidak terpusatkan dan tidak terikat pada suatu
gagasan tertentu.
c. Ketakutan: kecemasan yang disebabkan oleh bahaya yang dikenali
secara sadar dan realistik.
d. Agitasi: kecemasan berat yang disertai dengan kegelisahan rnotorik

Gejala Gangguan Jiwa Page 6


e. Ketegangan (tension): peningkatan aktifitas motorik dan psikologis
yang tidak menyenangkan.
f. Panik: Serangan kecemasan yang akut, episodik, yang kuat disertai
dengan perasaan ketakutan yang rnelanda dan pelepasan otonomik.
g. Apati: irama emosi yang turnpul yang disertai dengan pelepasan
(detachment) atau ketidakacuhan (indifference).
h. Ambivalensi: terdapat secara bersama-sama dua impuls yang
berlawanan terhadap hal yang sarna pada satu orang yang sama pada
waktu yang sama.
i. Abreaksional (abreaction): pelepasan atau pelimpahan emosional
setelah mengingat pengalarnan yang menakutkan.
j. Rasa malu: kegagalan membangun pengharapan diri.
k. Rasa bersalah: emosi sekunder karena melakukan sesuatu yang
dianggap salah.

Gangguan Psikologis Yang Berhubungan Dengan Mood:

Tanda disfungsi somatik (biasanya otonomik) pada seseorang, paling


sering berhubungan dengan depresi (juga disebut tanda vegetatif).

a. Anoreksia: hilangnya atau menurunnya nafsu makan.


b. Hiperfagia: meningkatnya nafsu makan dan asupan makanan.
c. Insomnia: hilangnya atau menurunnya kemarnpuan untuk tidur.
1) Awal : kesulitan jatuh tertidur.
2) Pertengahan: kesulitan tidur sepanjang malam tanpa terbangun
dan kesulitan kembali tidur.
3) Terminal: terbangun pada dini hari.
d. Hipersomnia: tidur yang berlebihan.
e. Variasi diurnal: mood yang secara teratur terburuk pada pagi hari,
segera setelah terbangun, dan membaik dengan semakin siangnya hari.
f. Penurunan libido: penurunan minat, dorongan dan daya seksual
(peningkatan libido sering disertai keadaan manik).
g. Konstipasi: ketidakmampuan atau kesulitan defekasi.

Gejala Gangguan Jiwa Page 7


3. PERILAKU MOTORIK (KONASI)
Aspek jiwa yang termasuk impuls, motivasi, harapan, dorongan,
instink dan idaman, seperti yang diekspresikan oleh perilaku atau
aktivitas motorik seseorang.
a. Ekopraksia: peniruan pergerakan yang patologis seseorang pada orang
lain.
b. Katatonia: kelainan motorik dalam gangguan nonorganik (sebagai
lawan dari gangguan kesadaran dan aktivitas motorik sekunder dari
patologi organik).
1) Katalepsi: istilah umum untuk suatu posisi yang tidak bergerak
yang dipertahankan terus menerus.
2) Luapan katatonik (catatonic furor): aktivitas motorik yang
teragitasi, tidak bertujuan dan tidak dipengaruhi oleh stimulasi
eksternal
3) Stupor katatonik: penurunan aktivitas motorik yang nyata,
seringkali sampai titik imobilitas dan tampaknya tidak menyadari
sekeliling.
4) Rigiditas katatonik: penerimaan postur yang kaku yang disadari,
menentang usaha untuk digerakkan.
5) Posturing katatonik: penerimaan postur yang tidak sesuai atau
kaku yang disadari, biasanya dipertahankan dalam waktu yang
lama.
6) Cerea flexibilitas (fleksibilitas lilin): seseorang dapat diatur dalam
suatu posisi yang kemudian dipertahankannya; jika pemeriksa
menggerakkan anggota tubuh pasien, anggota tubuh terasa seakan-
akan terbuat dari lilin.
c. Negativisme: tahanan tanpa motivasi terhadap semua usaha untuk
menggerakkan atau terhadap semua instruksi.
d. Katapleksi: hilangnya tonus otot dan kelemahan secara sementara
yang dicetuskan oleh berbagai keadaan emosional.
e. Stereotipik: pola tindakan fisik atau bicara yang terfiksasi dan
berulang.
f. Mannerisme: pergerakan tidak disadari, dan bersifat habitual.

Gejala Gangguan Jiwa Page 8


g. Otomatisme: tindakan atau tindakan-tindakan yang otomatis yang
biasanya mewakili suatu aktivitas simbolik yang tidak disadari.
h. Otomatisme perintah: otomatisme mengikuti sugesti (juga disebut
kepatuhan otomatik).
i. Mutisme: tidak bersuara tanpa kelainan struktural.
j. Overaktivitas:
1) Agitasi psikomotor: overaktivitas motorik dan kognitif yang
berlebihan, biasanya tidak produktif dan sebagai akibat respons
atas ketegangan dari dalam (inner tension).
2) Hiperaktivitas/hiperkinesis: kegelisahan dan aktivitas destruktif,
seringkali disertai dengan dasar patologi pada otak.
3) Tik: pergerakan motorik yang spasmodik dan tidak disadari.
4) Tidur berjalan (somnambulisme): aktivitas motorik saat tertidur.
5) Akathisia: perasaan subjektif terhadap ketegangan motorik
sebagai akibat sekunder dari medikasi antipsikotik atau medikasi
lain yang dapat menyebabkan kegelisahan; duduk dan berdiri
berulang secara berganti-ganti dan berulang; dapat disalahartikan
sebagai agitasi psikotik.
6) Kompulsi: impuls tidak terkontrol untuk melakukan tindakan
berulang.
a) Dipsomania: kompulsi untuk minum alkohol.
b) Kleptomania: kompulsi untuk mencuri.
c) Nimfomania: kebutuhan untuk koitus yang kuat dan
kompulsif pada seorang wanita.
d) Satiriasis: kebutuhan untuk koitus yang kuat dan kompulsif
pada seorang laki-Iaki.
e) Trikotilomania: kompulsi untuk mencabut rambut.
f) Ritual: aktivitas kompulsif otomatis dalam sifat, menurunkan
kecemasan yang orisinil.
7) Ataksia: kegagalan koordinasi otot, iregularitas gerakan otot.
8) Polifagia: makan berlebihan yang patologis.
k. Hipoaktifitas/hipokinesis: penurunan aktivitas motorik dan kognitif,
seperti pada retardasi psikomotor; perlambatan pikiran, bicara dan
pergerakan yang dapat terlihat.
l. Mimikri: aktivitas motorik tiruan dan sederhana pada anak-anak.

Gejala Gangguan Jiwa Page 9


m. Agresi: tindakan yang kuat dan diarahkan tujuan yang mungkin
verbal atau fisik; bagian motorik dari afek kekerasan, kemarahan atau
permusuhan.
n. Memerankan (acting out): ekspresi langsung dari suatu harapan atau
impuls yang tidak disadari dalam bentuk gerakan; fantasi yang tidak
disadari dihidupkan secara impulsif dalam perilaku.
o. Abulia: penurunan impuls untuk bertindak dan berpikir, disertai
dengan ketidakacuhan tentang akibat tindakan; disertai dengan defisit
neurologis.
p. Vagaboundage : jalan-jalan seperti berkelana tanpa tujuan.

4. PROSES PIKIR (BERPIKIR)


Aliran gagasan, simbol dan asosiasi yang diarahkan oleh tujuan dimulai
oleh suatu masalah atau suatu tugas dan mengarah pada kesimpulan yang
berorientasi kenyataan; jika terjadi urutan yang logis, berpikir adalah
normal; parapraksis (tergelincir dari logis yang termotivasi secara tidak
disadari juga disebut pelesetan menurut Freud) dianggap sebagai bagian
dari berpikir yang normal.
Gangguan Umum dalam Bentuk atau Proses Berpikir:
a. Gangguan mental: sindroma perilaku atau psikologis yang bermakna
secara klinis, disertai dengan penderitaan atau ketidakmampuan, tidak
hanya suatu respon yang diperkirakan dari peristiwa tertentu atau
terbatas pada hubungan antara seseorang dan masyarakat.
b. Psikosis: ketidakmampuan untuk membedakan kenyataan dari fantasi;
gangguan dalam kemampuan menilai kenyataan, dengan menciptakan
realitas baru (berlawanan dengan neurosis: gangguan mental di mana
kemampuan menilai kenyataan yang masih utuh, perilaku tidak jelas
melanggar norma-norma sosial, serta relatif masih dapat bertahan lama
atau rekuren tanpa pengobatan).
c. Tes kenyataan atau realitas: pemeriksaan dan pertimbangan objektif
tentang dunia di luar diri.

Gejala Gangguan Jiwa Page 10


d. Gangguan pikiran formal: gangguan dalam bentuk pikiran, malahan isi
pikiran; berpikir ditandai dengan kekenduran asosiasi, neologisme dan
konstruksi yang tidak logis; proses berpikir mengalami gangguan, dan
lazimnya dianggap sebagai orang yang psikotik.
e. Berpikir tidak logis: berpikir mengandung kesimpulan yang salah atau
kontradiksi internal; hal ini adalah patologis jika nyata dan tidak
disebabkan oleh nilai kultural atau defisit intelektual.
f. Dereisme: aktivitas mental yang tidak sesuai dengan logika atau
pengalaman.
g. Berpikir autistik: preokupasi dengan dunia dalam dan pribadi; istilah
digunakan agak sama dengan dereisme.
h. Berpikir magis: suatu bentuk pikiran dereistik; berpikir adalah serupa
dengan fase praoperasional pada masa anak-anak (Jean Piaget), di
mana pikiran, kata-kata atau tindakan mempunyai kekuatan (sebagai
contohnya, mereka dapat menyebabkan atau mencegah suatu
peristiwa).
i. Proses berpikir primer: istilah umum untuk berpikir yang dereistik,
tidak logis, magis; normalnya ditemukan pada mimpi, abnormal pada
psikosis.

Gangguan Spesifik pada Bentuk Pikiran:

a. Neologisme: kata baru yang diciptakan oleh pasien, seringkali dengan


mengkombinasikan suku kata dari kata-kata lain, untuk alasan
psikologis yang aneh (idiosinkratik)
Contoh : AASSDFHIOOOOO.
b. Word salad (gado-gado kata): carnpuran kata dan frasa yang
membingungkan.
Contoh : kemarin jatuh ada kuda polisi durian tiba-tiba
bagaimana ee
c. Sirkumstansialitas: bicara yang tidak langsung yang lambat dalam
mencapai tujuan tetapi pada akhirnya mulai lagi dari titik awal untuk

Gejala Gangguan Jiwa Page 11


mencapai tujuan yang diharapkan; ditandai dengan pemasukan detail-
detail yang tidak bermakna.
Contoh : apa pekerjaan nona? dijawab tahun 2000 kita kan
baru lulus SMU kong ta pe tanta pangge ka Manado,waktu itu musim
rok mini di toko-toko kong dia tawarkan jadi SPG di Matahari,ada
stou 2 taun kita disitu.Disana no atik baku dapa deng doI kong paitua
pangge pi jo pa de pe Om pe caffe.
Taon 2003,20042007 Juli kita
schwangger des brenti no...(penanya sudah tertidur)
d. Tangensialitas: ketidakmarnpuan untuk mempunyai asosiasi pikiran
yang diarahkan oleh tujuan; pasien tidak pemah berangkat dari titik
awal dari tujuan yang diinginkan.
e. lnkoherensi: pikiran yang, biasanya, tidak dapat dimengerti; berjalan
bersama pikiran atau atau kata-kata dengan hubungan yang tidak logis
atau tanpa tata bahasa, yang menyebabkan disorganisasi; terputusnya
asosiasi antar ide-ide yang ekstrim sehingga tidak dapat dimengerti
sama sekali.
Contoh : ada tiga durian kemarin mandi sudah ke pasar
saya Agnes Monica tidak lupa menggosok sepatu Hypermart low price
low hipssssst.
f. Perseverasi: respon terhadap stimulus sebelumnya yang menetap
setelah stimulus baru diberikan, sering disertai dengan gangguan
kognitif.
g. Verbigerasi: pengulangan kata-kata atau frasa-frasa spesifik yang tidak
mempunyai arti.
h. Ekolalia: pengulangan kata-kata atau frasa-frasa seseorang oleh
seseorang lain secara psikopatologis; cenderung berulang dan
menetap, dapat diucapkan dengan mengejek atau intonasi yang
terputus-putus.
i. Kondensasi: penggabungan berbagai konsep menjadi satu konsep.

Gejala Gangguan Jiwa Page 12


j. Jawaban yang tidak relevan: jawaban yang tidak harmonis dengan
pertanyaan yang ditanyakan (pasien tampaknya mengabaikan
pertanyaan).
Contoh : Ada dimana sayang? jawaban diujung Hp yang lain
Ooooh iiiyo kakanda segera kesana!
k. Pengenduran asosiasi: aliran pikiran di mana gagasan-gagasan
bergeser dari satu subjek ke subjek lain dalam cara yang sama sekali
tidak berhubungan; jika berat, bicara mungkin membingungkan
(inkoheren).
l. Keluar dari jalur (derailment): penyimpangan yang mendadak dalarn
urutan pikiran tanpa penghambatan; seringkali digunakan secara sama
dengan pengenduran asosiasi.
m. Lompat gagasan (flight of ideas): verbalisasi atau permainan kata-kata
yang cepat dan terus menerus yang menghasilkan terus pergeseran
terus menerus dari satu ide ke ide lain; ide-ide cenderung
dihubungkan, dan dalam bentuk yang kurang parah pendengar
mungkin mampu untuk mengikutinya.
Contoh : tadi ada supervisor yang masuk Cuma sebentar,ya saya akan
jadi pedagang grosir menjual pasir di pasar hati-hati kesasar di
Makasar- ombak besar pernah menyambar
Sumbar..
n. Asosiasi bunyi (clang assosiation): asosiasi kata-kata yang mirip
bunyinya tetapi berbeda artinya; kata tidak mempunyai hubungan
logis, dapat termasuk permainan sajak dan permainan kata.
o. Penghambatan (blocking): terputusnya aliran berpikir secara tiba-tiba
sebelum pikiran atau gagasan diselesaikan; setelah suatu periode
terhenti singkat; orang tampak tidak teringat pada apa yang telah
dikatakan atau apa yang akan dikatakan (juga dikenal sebagai
pencabutan pikiran).
Contoh : sering terjadi pada saat Co-Ass ujian.
p. Glossolalia: ekspresi pesan-pesan yang relevan melalui kata-kata yang
tidak dipahami (juga dikenal sebagai "berbahasa lidah"); tidak

Gejala Gangguan Jiwa Page 13


dianggap sebagai gangguan pikiran jika terjadi pada praktek
keagamaan tertentu.

Gangguan Spesifik Pada Isi Pikiran:

a. Kemiskinan isi pikiran: pikiran yang memberikan sedikit informasi


karena tidak ada pengertian, pengulangan kosong atau frasa yang tidak
jelas.
b. Gagasan yang berlebihan: keyakinan palsu yang dipertahankan dan
tidak beralasan yang dipertahankan secara kurang kuat dibandingkan
dengan suatu waham.
c. Waham: keyakinan palsu, didasarkan pada kesimpulan yang salah
tentang kenyataan eksternal tidak sejalan dengan inteligensia pasien
dan latar belakang kultural, yang tidak dapat dikoreksi dengan suatu
alasan apapun.
1) Waham yang kacau dan aneh (bizzare delusion): keyakinan palsu
yang aneh, mustahil dan sama sekali tidak masuk akal (sebagai
contohnya: orang dari angkasa luar telah menanamkan suatu
elektroda pada otak pasien).
2) Waham tersistematisasi: keyakinan yang palsu yang digabungkan
oleh suatu tema atau peristiwa tunggal (sebagai contohnya: pasien
dimata-matai oleh agen rahasia, mafia atau bos).
3) Waham yang sejalan dengan mood (mood congruent
delusion): waham yang sesuai dengan mood (sebagai contoh:
seorang pasien depresi percaya bahwa ia bertanggungjawab untuk
penghancuran dunia).
4) Waham yang tidak sejalan dengan mood (mood incongruent
delusion): waham dengan isi yang tidak mempunyai hubungan
dengan mood atau merupakan mood netral (sebagai contohnya,
pasien depresi mempunyai waham kontrol pikiran atau siar
pikiran).

Gejala Gangguan Jiwa Page 14


5) Waham nihilistik: perasaan palsu bahwa dirinya dan orang lain dan
dunia adalah tidak ada atau berakhir.
6) Waham kemiskinan: keyakinan palsu bahwa pasien kehilangan
atau akan terampas semua harta miliknya.
7) Waham somatik: keyakinan yang palsu menyangkut fungsi tubuh
pasien (sebagai contohnya, keyakinan bahwa otak pasien adalah
berakar atau mencair).
8) Waham paranoid: termasuk waham persekutorik dan waham
referensi, kontrol dan kebesaran (dibedakan dari ide paranoid,
dimana kecurigaan adalah lebih kecil dari bagian waham).
a) Waham persekutorik: keyakinan palsu bahwa pasien sedang
diganggu, ditipu atau disiksa; sering ditemukan pada seorang
pasien yang senang menuntut yang mempunyai kecenderungan
patologis untuk mengambil tindakan hukum karena
penganiayaan yang dibayangkan.
b) Waham kebesaran: gambaran kepentingan, kekuatan atau
identitas seseorang yang berlebihan. (sebagai contoh, seorang
laki-laki yang ditinggal lari istrinya mengaku memiliki penis
khusus yang hanya boleh dipakai untuk senggama dengan
Zulaika Rivera.Seorang wanita mengaku jauh lebih cantik dari
Nadine Chandrawinata padahal dia labiopalatoschizis.)
c) Waham referensi: keyakinan palsu bahwa perilaku orang lain
ditujukan pada dirinya; bahwa peritiwa, benda-benda atau
orang lain, mempunyai kepentingan tertentu dan tidak
biasanya, umumnya dalam bentuk negatif, diturunkan dari idea
referensi, di mana seseorang secara salah merasa bahwa ia
sedang dibicarakan oleh orang lain (sebagai contohnya, percaya
bahwa orang di televisi atau di radio berbicara padanya atau
membicarakan dirinya).
9) Waham menyalahkan diri sendiri: keyakinan yang palsu tentang
penyesalan yang dalam dan bersalah. (sebagai contoh, seorang

Gejala Gangguan Jiwa Page 15


pemuda di Aceh karena ulahnya merasa sebagai penyebab
Tsunami.)
10) Waham pengendalian: perasaan palsu bahwa kemauan, pikiran atau
perasaan pasien dikendalikan oleh tenaga dari luar.
Contoh : sasasaya dokter ada yang suruh suruh masuk ke
tempat hiburan sex yang tidak bisa saya tolaaaak.
a) Penarikan pikiran (thought withdrawal): waham bahwa pikiran
pasien dihilangkan dari ingatanya oleh orang lain atau tenaga
lain.
b) Penanaman pikiran (thought insertion): waham bahwa pikiran
ditanam dalam pikiran pasien oleh orang atau tenaga lain.
c) Siar pikiran (thought broadcasting): waham bahwa pikiran
pasien dapat didengar oleh orang lain, seperti pikiran mereka
sedang disiarkan di udara.
d) Pengendalian pikiran (thought control): waham bahwa pikiran
pasien dikendalikan oleh orang atau tenaga lain.
Contoh : Seorang laki-laki mengatakan bahwa ada microchips
didalam kepalanya yang berisi program kegiatan sehari-hari
11) Waham ketidaksetiaan (waham cemburu): keyakinan palsu yang
didapatkan dari kecemburuan patologis bahwa kekasih pasien
adalah tidak jujur.
12) Erotomania: waham bahwa seseorang sangat mencintai dirinya;
lebih sering pada perempuan; juga dikenal dengan Kompleks
Cleramnault-Kandinsky). Contoh : Seorang wanita tidak mau
kawin-kawin karena menunggu Prince Charming datang
menjemput.
13) Pseudologia phantastica: suatu jenis kebohongan, di mana
seseorang tampaknya percaya terhadap kenyataan fantasinya dan
bertindak atas kenyataan; disertai dengan sindroma Munchausen,
berpura-pura sakit yang berulang.
d. Kecenderungan atau preokupasi pikiran: pemusatan isi pikiran pada
ide tertentu, disertai dengan irama efektif yang kuat, seperti

Gejala Gangguan Jiwa Page 16


kecenderungan paranoid atau preokupasi tentang bunuh diri atau
membunuh.
e. Egomania: preokupasi dengan diri sendiri yang patologis.
f. Monomania: preokupasi dengan suatu objek tunggal.
g. Hipokondria: keprihatinan yang berlebihan tentang kesehatan pasien
yang didasarkan bukan pada patologi organik yang nyata, tetapi pada
interpretasi yang tidak realistik terhadap tanda atau sensasi fisik
sebagai suatu yang tak normal. Contoh : Seorang pasien merasa yakin
bahwa isi perutnya berdarah-darah karena terasa tidak enak.
h. Obsesi: pikiran kukuh (persisten) yang patologis, sekalipun tidak
dikehendaki pasien, pikiran mana yang tidak dapat ditentang dan tidak
dapat dihilangkan dari kesadaran oleh usaha logika; biasanya disertai
dengan kecemasan.
i. Kompulsi: kebutuhan yang patologis untuk melakukan suatu tindakan
yang jika ditahan, menyebabkan kecemasan; perilaku berulang sebagai
respon suatu obsesi atau dilakukan menurut aturan tertentu, tanpa akhir
yang sebenarnya. Contoh : Seseorang merasa belum mengunci pintu
dan berulang kali mengeceknya bahkan sampai tidak tertidur
sepanjang malam.
j. Koprolalia: pengungkapan kompulsif dari kata kata yang cabul/kotor.
k. Fobia: rasa takut patologis yang persisten, irasional, berlebihan, dan
selalu terjadi terhadap suatu jenis stimulasi atau situasi tertentu;
menyebabkan keinginan yang memaksa untuk menghindari stimulasi
yang ditakuti.
1) Fobia sederhana: rasa takut yang jelas terhadap objek atau situasi
yang jelas (sebagai contohnya, rasa takut terhadap laba-laba atau
ular).
2) Fobia sosial: rasa takut akan keramaian masyarakat, seperti rasa
takut berbicara dengan masyarakat, bekerja atau makan dalam
masyarakat.
3) Akrofobia: rasa takut terhadap tempat yang tinggi.
4) Agorafobia: rasa takut terhadap tempat yang terbuka
5) Algofobia: rasa takut terhadap rasa nyeri.

Gejala Gangguan Jiwa Page 17


6) Ailurofobia: rasa takut terhadap kucing.
7) Eritrofobia: rasa takut terhadap warna merah (merujuk terhadap
rasa takut terhadap darah).
8) Panfobia: Rasa takut terhadap segala sesuatu.
9) Klaustrofobia: rasa takut terhadap tempat yang tertutup.
10) Xenofobia: rasa takut terhadap orang asing.
11) Zoofobia: rasa takut terhadap binatang.
l. Noesis: suatu wahyu di mana terjadi pencerahan yang besar sekali
disertai dengan perasaan bahwa pasien telah dipilih untuk memimpin
dan memerintah.
m. Unio mystica: suatu perasaan yang meluap, pasien secara mistik
bersatu dengan kekuatan yang tidak terbatas; tidak dianggap suatu
gangguan dalam isi pikiran jika sejalan dengan keyakinan pasien atau
lingkungan kultural.
5. ORIENTASI
Gangguan Orientasi adalah Ketidak mampuan klien menilai dan berespon
terhadap realitas, Ketidakmampuan membedakan rangsangan internal dan
eksternal, Ketidakmampuan membedakan lamunan dan kenyataan muncul
perilaku yang sukar dimengerti dan mungkin menakutkan.
Gangguan orientasi realitas adalah ketidakmampuan klien menilai dan
berespon pada realitas.Klien tidak dapat membedakan rangsang internal
dan eksternal, tidak dapat membedakan lamunan dan kenyataan.Klien
tidak mampu memberi respon secara akurat, sehingga tampak perilaku
yang sukar dimengerti dan mungkin menakutkan.
Perubahan sensori adalah keadaan dimana individu/ kelompok mengalami
atau beresiko mengalami suatu perubahan dalam jumlah, pola atau
interpretasi stimulus yang datang (carpenito, 2000).
Gangguan orientasi realitas disebabkan oleh fungsi otak yang terganggu
yaitu fungsi kogntif dan proses pikir ; fungsi persepsi, fungsi emosi,
fungsi motorik, dan fungsi sosial. Gangguan pada fungsi kognitif
danpersepsi mengakibatkan kemampuan menilai dan menilik terganggu.
Gangguan fungsi emosi, motorik dan sosial mengakibatkan kemapuan
berespon terganggu yang tampak dari perilaku non verbal (ekspresi muka,

Gejala Gangguan Jiwa Page 18


gerakan tubuh ) dan perilaku verbal (penampilan hubungan sosial). Oleh
karena gangguan orientasi realitas terkait dengan fungsi otak, maka
gangguan atau respon yang timbul disebut pula respon neuro biologik.
Gangguan Orientasi realita disebabkan oleh fungsi otak yang terganggu
yaitu fungsi kognitif dan proses pikir, fungsi presepsi, fungsi memori,
fungsi motorik dan social. Gangguan pada fungsi kognitif dan presepsi
mengakibatkan kemampuan menilai dan memiliki terganggu.Gangguan
fungsi emosi, motorik dan social mengakibatkan kemampuan berespon
terganggu yang tampak dari perilaku non verbal (Ekspresi muka, gerakan
tubuh dan perilaku verbal) penampilan hubungan social.Oleh karena
gangguan orientasi realita terkait dengan fungsi otak maka gangguan atau
respon, yang timbul di sebut pula respon neuorobiologik.
Gangguan orientasi realitas umumnya di temukan pada klien skizofrenia
dan psikotik. Blueler mengidentifikasi gejala primer Skizofenia sebagai
4a sebagai berikut gangguanAsosiasi, Afek,Ambivalen,austistik
dan di tambahkan dengan gangguan atensi,aktifitas.Gejala sekunder
dari skizofrenia adalah halusinasi, waham, dan gangguan daya ingat.
Halusinasi adalah presepsi yang salah atau palsu tetapi tidak ada
rangsangan yang menimbulkanya atau tidak ada objek.(Drs Sunardi 2005)
Halusinasi adalah distrosi presepsi yang terjadi pada respon
neurobiological yang mal adatif (stuart and sunden 1998)
Waham adalah suatu keyakinan yang salah yang di pertahankan secara
kuat / terus menerus namun tidak sesuai kenyataan(stuart and sunden
1998).

Gejala Gangguan Jiwa Page 19


BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Gangguan jiwa adalah suatu sindrom atau pola psikologis atau perilaku
yang tidak normal secara klinis yang terjadi pada seseorang dan
dikaitkan dengan adanya distres atau disabilitas atau disertai
peningkatan risiko kematian yang menyakitkan, disabilitas atau sangat
kehilangan kebebasan yang berhubungan dengan fisik, maupun dengan
mental.
Tanda dan gejala psikiatri tersebut adalah sebagai berikut :
1. Kesadaran
2. Emosi
3. Perilaku motorik
4. Proses pikir
5. Orientasi
B. Saran
Di harapkan mahasiswa dapat mempelajari dengan baik materi tentang
asuhan keperawatan jiwa, sehingga pada materi ini mahasiswa bisa
menerapkan dan mempraktekan dengan baik pada saat aplikasi klinis
stase jiwa berlangsung.

Gejala Gangguan Jiwa Page 20


DAFTAR PUSTAKA

Mangindaaan L. Buku Ajar Psikiatri: Diagnosis Psikiatrik. Jakarta: Penerbit FKUI;


2010. P. 71-83

Johana E, Prawitasari. 2012. Psikologi Terapan-Melintas Batas Disiplin Ilmu. Jakarta,


Erlangga.

Sudarminta, J. 2002. Epistemologi Dasar-Pengantar Filsafat


Pengetahuan. Yogyakarta: Kanisiu

Tomb DA. Buku Saku Psikiatri: Klasifikasi Psikiatrik. Gangguan Psikososial. 6thed.
Jakarta: EGC; 2000. P. 3, 218

http://tyanfedi.blogspot.com/2013/09/pengertian-afek-affect-suasana-hati.html

http://reeraizoeagrotek.blogspot.com/2010/12/gangguan-emosi-afek-dan-mood.html

Gejala Gangguan Jiwa Page 21

Anda mungkin juga menyukai