Anda di halaman 1dari 11

BAB II

PEMBAHASAN

A. Bahan Pokok dan Proses Sol Sepatu


Cara Sol Sepatu bagi Pemula
Cara Sol sepatu bagi pemula ini sangat mudah tentu bisa dilakukan semua
orang, tidak memerlukan banyak alat , sederhana dan tidak merusak sepatu. Untuk
satu pasang sepatu membutuhkan 30-60 menit, syukur syukur bisa lebih cepat.
Baik, sekarang kita langsung langkah-langkahnya. Sediakan peralatan berikut:
1. Gunting/pisau/cutter
2. Pensil , bebas pensil aja yang penting bisa digunakan untuk menggambar pola.
3. Jarum Sol
4. Benang Sol.
5. Sepatu yang rusak parah, sebelum melakukan sol ke sepatu kesayangan kamu
ada baiknya praktekan di sepatu bekas dulu.
Dan begini caranya:

1. Buatlah garis dengan pensil di sepatu , pembuatan garis ini bertujuan untuk
merapihkan jahitan sol sepatu. pola garis menurut lekukan yang biasanya
memang sudah terbentuk di sepatu.
2. Tusukkan jarum sol sepatu pelan pelan dari luar , dan sangkutkan benang sol
ke jarum dari dalam , seperti ini

3. Tarik perlahan hingga benang tertarik keluar, tarik salah satunya hingga ukuran
benang dilam dan di luar sama panjang.
4. Tusukkan kembali jarum sol , jarak antar tusukkan sekitar 1 cm, lebih kecil
lebih bagus.

5. Sangkutkan kembali benang dari dalam seperti cara no. 1 tadi. kemudian tarik
keluar benang , masukkan benang kedalam benang yang ditarik tadi, kira kira
seperti ini
6. Tarik benang dari dalam hingga masuk.

7. Lakukan langkah langkah diatas berulang kali hingga selesi .


Demikian cara Sol sepatu, semoga artikel ini bermanfaat . mohon maaf
untuk kesalahan penulisan atau pemakaian bahasa yang tidak bagus, beginilah
tukang sol sepatu.

B. PENGERTIAN DAN KLASIFIKASI RISIKO SERTA HAZARD


1. DEFINISI RISIKO (MENGAMBIL DI BUKU NANDA)
Risiko (bahasa Inggris : "Risk") merupakan pusat dari asuransi dan
oleh karena itu sebelum mempelajari asuransi secara detail perlu lebih dulu
dipahami arti dari risiko. Disamping dari pusat asuransi, risiko adalah juga
berada pada pusat kehidupan itu sendiri sehingga pengertian risiko itu dapat
dilihat dari berbagai segi kehidupan dan sebagai akibatnya banyak
dikemukakan orang mengenai pengertian atau definisi risiko. Namun, dalam
pelajaran ini kita mengartikan risiko sebagai ketidak pastian dari pada kerugian
(uncertainty of loss). Definisi yang sederhana ini mengandung dua unsur
yaitu : Ketidakpastian (uncertainty) dan kerugian (loss). Istilah risiko (risk)
dapat juga dalam arti benda atau objek pertanggungan subject matter insured)
dan bencana / bahaya (perils). Kapal, muatan barang, mobil, bangunan dan
lain-lain adalah beberapa contoh dari benda-benda pertanggungan. Angin ribut,
gempa bumi banjir, kecurian adalah beberapa contoh dari perils atau
bencana/bahaya yang dapat menimbulkan kerugian bila terjadi.
2. KLASIFIKASI RISIKO ( SALAH PERBAIKI LAGI )
Dalam dunia asuransi yang dimaksud risiko adalah, apabila risiko
tersebut diartikan sebagai ketidak pastian yang menimbulkan kerugian
(Uncertainty of loss), yang dimaksud disini kerugian daIam arti financial
(financial risk), dimana kerugian tersebut dapat dinilai secara financial atau
dinilai dengan uang.
Risiko dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
a. Speculative Risks (Risiko Spekulatif)
Risiko spekulatif adalah risiko yang memberikan kemungkinan untung
(gain) atau rugi (loss) atau tidak untung dan tidak rugi (break even). Risiko
Spekulatif disebut juga risiko dinamis (dynamic risk).
Contoh:
Risiko dalam dunia perdagangan (kemungkinan untung atau rugi)
b. Pure Risks (Risiko murni) Risiko yang hanya mempunyai satu akibat yaitu
kerugian. Sehingga tidak ada orang yang akan menarik keuntungan dari
risiko ini.
Contoh:
Kebakaran
c. Fundamental Risk- (Risiko fundamental)
Risiko yang sebab maupun akibatnya impersonal (tidak menyangkut
seseorang). dimana kerugian yang timbul dari risiko yang bersifat
fundamental biasanya tidak hanya menimpa seorang individu melainkan
menimpa banyak orang.
Contoh :
Gempa bumi - perang - Inflasi - dll
Risiko yang sifatnya fundamental dapat timbul misalnya dari :
1) Sifat masyarakat dimana kita hidup.
2) Dari peristiwa-peristiwa phisik tertentu yang terjadi diluar kendali
manusia.
d. Particular Risks (Risiko khusus)
Risiko khusus dimana risiko ini disebabkan oleh peri,stiwa- peristiwa
individual dan akibatnya terbatas.
Contoh:
Pencurian

e. Perubahan Klasifikasi Risiko


Perubahan klasifikasi risiko dapat terjadi apabila penyebab terjadinya
risiko dan akibat dari risiko berubah atau dapat pula disebabkan adanya
cara pandang seseorang terhadap risiko tersebut.
Contoh:
Dulu pengangguran dianggap sebagai kemalasan atau kurangnya
ketrampilan seseorang sehingga diklasifikasikan sebagai Particular Risks.
Tetapi kini orang cenderung memandang pengangguran sebagai gejala
yang umum, yang diakibatkan kegagalan pemakaian sistem ekonomi, oleh
karena itu pengangguran dipandang sebagai Fundamental Risks.
f. Guna Klasifikasi Risiko
Klasifikasi risiko berguna dalam rangka menetapkan apakah suatu
risiko dapat diasuransikan atau tidak dan untuk menentukian apakah suatu
risiko lebih tepat ditangani oleh pemerintah atau diserahkan kepada
lembaga asuransi komersial.
g. Risiko yang dapat diasuransikan dan risiko yang tidak dapat diasuransikan
Risiko spekulaif tidak dapat diasuransikan karena pada risiko ini
terdapat kemungkinan untuk mendapatkan keuntungan.
Risiko murni dapat diasuransikan karena hanya mempunyai satu
kemungkinan yaitu mendatangkan kerugian, tetapi berdasarkan
pertimbangan secara yuridis maupun komersial tidak semua risiko murni
dapat diasuransikan.
Risiko fundamental; biasanya asuransinya dikelola oleh pemerintah,
hal ini dikarenakan akibat dari risiko ini dalam jumlah dan area yang luas.
3. HAZARDS
Hazard adalah suatu keadaan yang bersifat kualitatif yang mempunyai
pengaruh terhadap frekweasi kemungkinan terjadinya kerugian ataupun besarnya
jumlah dari kerugian yang mungkin terjadi.
Hazard harus dibedakan dari perils. Perils adalah eventr yang menimbulkan
kerugian itu sendiri.. Misalnya kebakaran, tabrakan. Sedangkan hazard adalah
faktor-faktor yang mempengaruhi frekuensi maupun severity dari perils.
a. Physical Hazard
Adalah suatu keadaan yang berkaitan dengan aspek pisik dari suatu benda,
baik benda yang dipertanggungkan maupun benda yang berdekatan. Aspek
yang menambah kemungkinan terjadinya atau besarnya kerugian
dibandingkan dengan risiko rata-rata disebut Poor Fhisical Hazards sedangkan
aspek yang mengurangi terjadinya kerugian dan besarnya kerugian disebut
b. Good Physical Hazards.
Contoh :
Konstruksi dari suatu bangunan.
Bangunan dengan konstruksi kayu akan lebih besar kemungkinannya terbakar
dari konstruksi tembok. Ciri-ciri dari Physical hazards ialah mudah
diidentifikasi, dan mudah diperbaiki/dirubah.

4. Analisa Risiko hazard pada tukang sol sepatu


a. Daftar kemungkinan dan konsekuensi dari bahaya pekerjaan seorang tukang
sepatu
Jenis Bahaya Risiko Akibat
Faktor fisik : Klien akan merasa lemas, tidak
risiko kekurangan
Suhu panas, cairan semangat, kulit akan terbakar,
sinar matahari, terbakar sinar mengalami patah tulang

kendaraan, matahari infeksi saluran pernapasan misal


Kecelakaan
debu, :batuk, sesak nafas
ISPA
asap knalpot

Faktor Biologis : risiko ISPA Klien akan mengalami flu, batuk,


Bakteri, gangguan sakit perut, diare
Kuman dari debu, pencernaan
Kuman di makanan
Faktor ergonomic
Memasukan jarum Injury: Tertusuk Tangan yang terkena berdarah
kedalam sepatu jarum membengak, kulit melepuh
menggunakan Gangguan Pegal, kram, sakit pinggang
bantuan tangan muskuloskeletal

langsung /
menggunakan
sarung tangan,
Duduk / berjalan
terlalu lama,
Posisi saat
mengangkat
peralatan sol
Faktor Psikososial Stress Kurang konsentrasi, pusing
Kurang istirahat,
Pelanggan yang
berprilaku tidak
semestinya,
Suasana jalan raya
yang bising

b. Pengendalian Risiko
NO. HAZARD PENGENDALIAN
1. Penggunaan jarum yang berulang-ulang Jarum sol seharusnya diganti
dengan yang baru jika
warnanya sudah berubah
2. Memasukkan jarum dan bahan lainnya ke dalam sepatu Memasukkan jarum dapat
yang kotor dengan menggunakan tangan langsung menggunakan sarung tangn
sehingga tangan lebih aman
dan terhindar dari infeksi
3. Kuman dari jarum dan Mencuci atau membersihkan
Bakteri tangan setelah mengesol
sepatu
4. Suhu panas Istirahat 20 menit jika kaki
Berdiri terlalu lama sudah mulai lelah
5. Pelanggan yang banyak dan berperangai yang tidak Tukang sol harus bisa menahan
semestinya emosinya(sabar)
dan tetap menjaga keamanan
untuk diri sendiri
6. Kurang istirahat Tukang sol sepatu sebaiknya
memiliki seorang asisten atau
seseorang yang
menggantikannya saat sedang
beristirahat

Quesioner

N PERTANYAAN Ya Tidak
O

1 Apakah bapak langsung minum ketika merasa haus


saat berkeliling ?

2 Apakah bapak saat berkeliling membawa minum


sendiri ?
3 Berapa liter air minum yang bapak bawa ketika
berkeliling ?

4 Apakah bapak pernah mengalami kecelakaan lalu


lintas di jalan ?

5 Apakah bapak melewati jalan yang ramai dengan


kendaraan saat berkeliling ?

6 Apakah kulit bapak pernah terluka atau terkelupas


saat menggunakan lem sol sepatu

7 Apakah bapak menggunakan masker saat berkeliling


untuk mencari pelanggan?

8 Apakah Bapak sering mengalami batuk, flu, dan


sesak nafas ketika berjalan berkeliling untuk
mengesol sepatu ?

9 Apakah bapak merasa pegal di daerah Bahu ketika


membawa perlengkapan sol sepatu ?

10 Apakah bapak pernah terkilir ketika berkeliling ?

11 Apakah bapak beristirahat sejenak ketika bapak


merasa pegal ?

12 Apakah bapak mencuci tangan terlebih dahulu pada


saat makan ?

13 Apakah bapak sering mengalami sakit perut atau


diare ?

BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

1. Dari hasil penelitian, pekerjaan seorang Tukang sol sepatu memiliki 6


hazard. Berdasarkan tabel bentuk analisa semikualitarif, hazard yang paling
tinggi memiliki skor 25 yang berpengaruh fatal dan dapat mengakibatkan
kematian. Sedangkan skor yang terendah adalah 6 yaitu kurang istirahat .
2. Sekecil apapun pekerjaan seseorang tidak menjamin hazard yang ada
semakin kecil pula dan sebaliknya

Anda mungkin juga menyukai