Obyektif
Metode
Remaja dan wanita muda (n=51) menerima secara acak, penempatan double-
blinde untuk menerima terapi tambahan norethindrone acetate (5mg/hari)
ditambah plus konjugat eqiune estrogens (/0,625 mg/hari) atau norethindrone
asetat plus plasebo selama 12 bulan. Komposisi tubuh, konten mineral tulang, dan
densitas mineral tulang (bone mineral density [BMD]) diperoleh dari
absorptiometri X-ray dual-energy setiap 6 bulan. Pengukuran kualitas hidup
dikumpulkan setiap 3 bulan. Perbandingan intention-to-treat hasil dilakukan
dengan analisis pengukuran berulang dari variasi.
Hasil
Kesimpulan
HASIL
Dari 53 pasien yang telah diacak, dua (satu norethindrone asetat plus konjugat
equine estrogen, satu norethindrone asetat plus plasebo) tidak memenuhi syarat
atau keluar sebelum menyelesaikan pengukuran baseline (Fig.1), menghasilkan
sampel akhir 51 partisipan (25 norethindrone asetat plus konjugat equine estrogen,
26 norethindrone asetat plus plasebo) berusia 17,9 1,7 tahun. Kelompok tidak
menunjukkan perbedaan pada karakteristtik demografis pada baseline (Tabel 1).
Semua pasien memiliki stage 1 atau 2 endometriosis berdasarkan American
Society of Reproductive Medicine pada saat laparoskopi diagnostik. Konsentrasi
vitamin D diukur pada baseline, apabila kurang atau insufisien maka pasien
diberikan suplementasi sampai level normal.
Tujuh pasien menerima norethindrone asetat plus konjugat equine estrogen
dan 10 pasien norethindrone asetat plus plasebo tidak meneruskan partisipasi
(Fig.1). Dari mereka yang tidak meneruskan partisipasi, 15 dari 17 (88%)
memutuskan untuk menghentikan terapi agonis GnRH. Alasan penghentian
disajikan pada Tabel 2. Dropout tidak berbeda dari partisipan yang menyelesaikan
penelitian pada karakteristik baseline.
Dua puluh delapan persen pasien melaporkan setidaknya tidak meminum
setidaknya satu dosis pengobatan sebelum kunjungan 3 bulan, 33% pada 6 bulan.
26% pada 9 bulan, dan 21% pada bulan 12. Kepatuhan yang dilaporkan tidak
berbeda antar kunjungan (P=0,67) atau antar lengan penelitian (P=0,77). Selama
partisipasi penelitian, tujuh pasien masuk kedalam departemen kegawatdaruratan
karena nyeri perut. Tiga puluh empat remaja dan wanita muda menyelesaikan
penelitian.
Pada baseline, dua kelompok penelitian mempunya ipengukuran BDM dan
BMD Z-scores yang mirip pada semua tempat (Tabel 1; p>0,50). Selama 12 bulan
terapi agonis GnRH, partisipan yang menerima norethindrone asetat plus plasebo
menunjukkan stabilisasi pada BMD dan BMD Z-scire total body, lumbar spine
dan panggul (Tabel 3; Pwithin >0,30 pada semua pengukuran). Dengan
norethindrone asetat plus konjugat equine estrogen, BMD total body
menunjukkan perbedaan signifikan (Fig. 2; Tabel 3, rata-rata +0,012 g/cm 2 pada
12 bulan, Pwithin = 0,05). Tidak ada kehilangan BMD pada lumbar spine dan
panggul dan BMD Z-score (Pwithin >0,21). Tidak ada perbedaan signidikan antar
kelompok yang terlihat pada BMD atau BMD Z-scores. Densitas mineral tubuh Z-
score tetap dalam rentang normal pada semua tempat pengukuran pada kedua
kelompok selama 12 bulan penelitian.
Konten mineral tulang berubah dengan cara yang sama dengan BMD
(Tabel 3). Dengan norethindrone asetat plus konjugat equine estrogen, konten
mineral tulang tubuh total (Fig.2; Tabel 3; rata-rata perubahan +37 pada 12 bulan;
Pwithin <0,001) walaupun tidak ada perubahan signifikan pada norethindrone
asetat plus plasebo (Pwithin=0,31), perbedaan signifikan antar lengan penelitian
pada setiap waktu (Pbetween=0,02). Pada panggul dan tulang belakanga, konten
mineral tulan tetap stabil selema penelitian pada kedua kelompok (Tabel 3).
Kedua kelompok overweight pada baseline (body mass index [ dihitung
dengan berat (kg)/ [tinggi(m)]2], 25,24,5) dan terjadi penambahan berat yang
tidak signifikan pada bulan 12 penelitian (Tabel 4). Pasien yang menerima
norethindrone asetat plus konjugat equine estrogen bertambah 3,41,7 kg pada
bulan 12 (rata-ratastandar eror, Pwithin=0,24), dan yang menerima
norethindrone asetat plus plasebo bertambah 2,3 1,8 kg pada periode waktu yang
sama (rata-ratastandar eror, Pwithin=0,73; Pbetween=0,77). Indeks masa tubuh
tidak berubaha secara signifikan pada kedua kelompok.
Komposisi tubuh diukur dengan dual energy X-ray absorptiometri tidak
berbeda selama 12 bulan penelitian (Fig.2). Lean mass meningkat hanya pada
mereka yang menerima norethindrone asetat plus konjugat equine estrogen (Tabel
4; rata-rata perubahan +1,4 kg pada 12 bulan, Pwithin=0,001), sedangkan hal ini
tetap tidak berubah pada norethindrone asetat plus plasebo (Pwithin=0,07,
Pbetween=0,006). Masa lemak meningkat mirip pada kedua kelompok
(Pbetween=0,44).
Pada baseline, konsentrasi serum estradiol sulit diintepretasikan karena
kebanyakan partisipan telah menerima terapi hormonal pada saat pengambilan
darah. Konsentrasi estrasiol tidak berubah secara signifikan selama pengobatan
(p>0,29) atau antar lengan penelitian (p=0,46). Konsentrasi estradiol tetap pada
rentang menopausal mulai 12 minggu setelah injeksi GnRH agonis pertama.
Skor subskala nyeri pada SF-36 meningkat pada kedua lengan penelitian.
Pada pasien yang menerima norethindrone asetat plus plasebo, skor nyeri
meningkat pada 6 bulan (rata-rata perubahan +14) dan menurun sedikit pada
bulan 12 (+8, Pwithin0,001). Resipien norethindrone asetat plus konjugat equine
estrogen menunjukkan peningkatan padan 12 bulan (+12, Pwithin=0,002) yang
menyebabkan perbedaan signifikan pada kelompok penelitian (Pbetween=0,008)
Pada baseline, wanita muda ini melaporkan adanya mood depresif dan
kualitas hidup buruk yang berhubungan dengan fungsi fisik. Skor pada kesehatan
fisik (Physical Summary Score) secara signifikan lebih rendah dari rata-rata
Amerika Serikat pada kedua kelompok saat baseline, menunjukkan adanya
kelemahan. Walaupun pada kedua kelompok menunjukkan perbaikan (Fig.3;
Pwithin 0,003), pasien dengan norethindrone asetat plus konjugat equine
estrogen menunjukkan peningkatan lebih banyak pada Physical Summary Score
dibandingakan norethindrone asetat plus plasebo (Pbetween = 0,005). Mental
Summary Score pada kedua kelompok lebih rendah daripada rata-rata Amerika
Serikat saat baseline. Tidak ada kelompok yang menunjukkan perbedaan
signifikan pada Mental Summary Scores (Pwithin 0,49). Tidak ada regimen
yang dikatikan dengan perubahan pada skor Beck Depression Inventory-II atau
Menopausal Rating Scale (Pwithin 0,20).
Rata-rata alanine transaminase dan aspartat amino-transaminase mirip
pada saat mulai penelitian dan tetap normal sepanjang penelitian (Fig. 4). Hanya
satu partisipan (pada kelompok norethindrone asetat plus plasebo) terjadi
peningkatan transaminase ( alanin transaminase lebih dari 100 international
units/L) sepanjang penelitinan. Peningkatan terjadi pada 12 bulan kunjungan dan
dihunbungkan dengan infeksi virus yang bersamaan terjadi. Alanine transaminase
secara spontan hilang pada 4 minggu kedepan. Tidak ada regimen yang memiliki
efek buruk pada profil lipid. Tujuh pasien mempunyai peningkatan total kolesterol
lebih dari 200 mg/dL pada baseline, pada setiap kasus, total kolesteol menurun
seiring waktu, sedangakan high-density lipoprotein meningkat. Total kolesterol
dan trigliseride menurun secara mirip pada kedua lengan penelitian (Fig.4;
Pbetween 0,34).
DISKUSI
Pada penelitian acak ini, penambahan terapi dengan kedua regimen menjaga
kesehatan skeletal pada wanita muda dengan endometriosis yang telah dioabati 1
tahun dengan terapi agonis GnRH. Walaupun begitu, kombinasi terapi oral
norethindrone asetat plus konjugat equine estrogen menunjukkan hasil yang lebih
baik daripada norethindrone asetat plus plasebo. Pasien yang menerima
norethindrone asetat plus konjugat equine estrogen memiliki konten minreal
tulang dan BMD areal yang meningkat, sedangkan mereka yang menerima
norethindrone asetat plus plasebo tidak menunjukkan perubahan. Tidak ada
pengurangan BMD yang terjadi pada panggul dan lumbar spine dengan
penambahan terapi.
Rasionalisasi dari penambahan terapi ini berdasarkan dari hipotersis
threshold setrogen. Perutumbuhan jaringan endomtriotik distimulasi oleh
estrogn. Konsentrasi estradiol yang rendah menyebabkan regresi jaringan sensitif
estrogen. Penambahan kembali horman dalam jumlah yang kecil dapat
meningkatkan level estradiol yang bersirkulasi, cukup untuk menjaga integritas
dan mencegah gejala menopausal sementara menekan jaringan lain, seperti
endometrium. Norethindrone asetat telah digunakan secara luas dalam penelitian
adjunctive pada dewasa. norethindrone asetat mengahambat sekresi gonadotropin
pituitary, yang mencegah maturasi folikular dan ovulasi. In vivo, norethindrone
asetat dikonversi menjadi ethinyl estradiol setelah ingesti oral, 20 mg
norethindrone asetat asetat ekuivalen dengan 30 microgram ethinyl estradiol.
Konversi ini mungkin bertanggungjawab pada efikasi norethindrone asetat untuk
menjaga kesehatan tulang
Penambahan dosis rendah konjugat equione estrogen menunjukkan
tambahan keuntungan. Defisiendi estrogen menurunkan akrual tualng selama
remaja dan hilangnya masa tulang setelah mencapai masa tulang puncak.
Defisiensi estrogen mungkin akan menghambat pertumbuhan tulang axial selama
remaja, pada saat pertumbuhan batang tubuh berakselerasi. Estrogen yang rendah
menunjukkan danya anorexia nervosa atau menopause yang dikarakteritikkan
dengan peningkatan resorpsi tulang. Tidak seperti norethindrone asetat plus
plasebo, norethindrone asetat plus konjugat equine estrogen tidak hanya menjaga,
namun meningkatkan BMD areal dan konten mineral tulang saat waktu yang
penting untuk akrual tulang.
Kami hanya dapat berhipotesis mengenai mekasnisme preservasi BMD
areal pada penelitian kami. Estrogen mungkin menghambat resorpsi tulang dan
menurunkan formasi tulang. Androgen menstimulasi formasi tulang.
norethindrone asetat adalah prekusor estrogen dan dikonversikan in vivo
menjadi estrogen. Mengingat potensi mekanisme sinergis ini, kami
mengeksplorasi kombinasi norethindrone asetat plus konjugat equine estrogen
selama pengobatan agonis GnRH pada remaja.
Dengan penambahan terapi, formasi dan resorpsi mungkin mempunyai
efek untuk mengurangi hilangnya masa tulang. Menariknya, total body MD,
tempat primer dari tulang kortikal daripada tulang trabekular BMD spinal,
berespon terhadap norethindrone asetat plus konjugat equine estrogen. Tulang
trabekular secara tipikal lebih responsif terhadap hormon dan secara hipotetikal
seharusnya lebih sensitif terhadap regimen hormonal. Penemuan kami tidak
mendukung hipotesis tersebut dan memerlukan penelitian lebih lanjut.
Partisipan melaporkan kelemahan signifikan yang berhubungan dengan
kesehatan fisik sebelum memulai terapi agonis GnRH. Seiring berjalannya waktu,
peningkatan pada kesehatan fisik terlihat, seperti yang didemonstrasikan dengan
peningkatan SF-36 Physical Summary Scores. Walaupun peningkatan ini terjadi
pada kedua lengan penelitian, pasien yang menerima norethindrone asetat plus
konjugat equine estrogen menjaga peningkatan lebih baik pada 12 bulan daripada
mereka yang menerima norethindrone asetat plus plasebo. Perubahan minimal
terlihat pada pengukuran kesehatan mental, tetapi pasien tidak pelaporkan adanya
kelemahan pada area ini saat baseline. Tidak ada mood depresif atau gejala
menopausal yang memburuk selama penelitian.
Efek samping yang potensial dari pengobatan ini dimonitor secara ketat.
Pada dewasa, pengobatan dengan agonis GnRH tanpa penambahan terapi
mengakibatkan peningkatan low-density lipoprotein dan high density lipoprotein.
Agonis GnRH plus progestin sebagai tambahan terapi memiliki efek negatid pada
profil lipid; efek samping ini diminimalkan dengan penggunaan hormon steroid
dosis yang lebih rendah seperti pada penelitian ini. Kami tidak menemukan
perubahan negatid pada profil lipd atau peningkata enzim liver yang dikaitkan
dengan terapi hormonal.
Kekurangan penelitian harus diakui. Sampel kami terbatas pada wanita
yang setidaknya 18-24 bulan postmenarke karena pertumbuhan skeletal masih
minimal dan maturias skeletal telah selesai; hasil ini mungkin tidak bisa
digenerelasikan pada wanita yang lebih muda dengan epifisis terbuka. Penelitian
ini tidak bertujuan untuk menunjukkan efek penambahan terapi pada indeks masa
tubuh, kualitas hidup, estradiol dan pengukuran keamanan. Pengukuran BMD
areal menyediakan pengukuran 2 dimensi dan tidak menyediakan informasi
mengenai kekuatan skeletal atau mkroarsitektur. Penelitian kami selanjutnya akan
mengeksplorasi efek pengobatan ini pada tulang perfier, tempat frakut yang sering
terjadi pada remaja, dan menggunakan alat yang lebih baik untuk mengksplorasi
mekanisme dan efek pada kekuatan tulang.
Kesimpulan penelitian ini, kombinasi regimen oral norethindrone asetat
plus konjugat equine estrogen aman dan efektif untuk meningkatkan BMD areal
dan konten mineral tulang pada wanita muda dengan endometriosis selama 1
tahun pengobatan agonis GnRH dan lebih baik daripada norethindrone asetat plus
plasebo. Pemantauan dari parameter klinis dan biokemikal dapat memberikan
hasil yang lebih baik. Karena prevalensi endometriosis yang meningkat, data ini
yang menunjukkan bahwa norethindrone asetat plus konjugat equine estrogen
berguna sebagai tambahan terapi untuk menjaga kehilangan masa tulang pada
remaja dan wanita muda yang mendapatkan pengobatan yang sesuai dengan
penyakit mereka.