Anda di halaman 1dari 6

2.

Jelaskan berbagai jenis bencana dan kaitannya dengan Indonesia serta berikan 5 contoh
pada setiap jenis bencana tersebut!
- Bencana alam (natural disaster) adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau
serangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam antara lain berupa gempa bumi, tsunami,
gunung meletus, banjir, kekeringan, angin topan, dan tanah longsor. Dengan posisi geografis
Indonesia yang terletak di ujung pergerakan tiga lempeng dunia: Eurasia, Indo-Australia dan
Pasifik, Indonesia memang seringkali menghadapi bencana alam.
Gempa bumi adalah getaran atau guncangan yang terjadi di permukaan bumi yang
disebabkan oleh tumbukan antar lempeng bumi, patahan aktif, akitivitas gunung api atau
runtuhan batuan. Contohnya adalah gempa bumi 6,5 SR di Jogjakarta pada 25 Januari 2014.
Letusan gunung api merupakan bagian dari aktivitas vulkanik yang dikenal dengan istilah
erupsi. Bahaya letusan gunung api dapat berupa awan panas, lontaran material (pijar), hujan
abu lebat, lava, gas racun, tsunami dan banjir lahar. Contohnya adalah letusan gunung Kelud
yang menyebabkan menyebarnya abu vulkanik.
Tsunami berasal dari bahasa Jepang yang berarti gelombang ombak lautan (tsu berarti
lautan, name berarti gelombang ombak). Tsunami adalah serangkaian gelombang ombak
laut raksasa yang timbul karena adanya pergeseran di dasar laut akibat gempa bumi.
Contohnya adalah tsunami di Aceh pada tahun 2004.
Kekeringan adalah ketersediaan air yang jauh di bawah kebutuhan air untuk kebutuhan
hidup, pertanian, kegiatan ekonomi dan lingkungan. Adapun yang dimaksud kekeringan di
bidang pertanian adalah kekeringan yang terjadi di lahan pertanian yang ada tanaman (padi,
jagung, kedelai dan lain-lain) yang sedang dibudidayakan .
Angin puting beliung adalah angin kencang yang datang secara tiba-tiba, mempunyai
pusat, bergerak melingkar menyerupai spiral dengan kecepatan 40-50 km/jam hingga
menyentuh permukaan bumi dan akan hilang dalam waktu singkat (3-5 menit).
Gelombang pasang atau badai adalah gelombang tinggi yang ditimbulkan karena efek
terjadinya siklon tropis di sekitar wilayah Indonesia dan berpotensi kuat menimbulkan
bencana alam. Indonesia bukan daerah lintasan siklon tropis tetapi keberadaan siklon tropis
akan memberikan pengaruh kuat terjadinya angin kencang, gelombang tinggi disertai hujan
deras.
Abrasi adalah proses pengikisan pantai oleh tenaga gelombang laut dan arus laut yang
bersifat merusak. Abrasi biasanya disebut juga erosi pantai. Kerusakan garis pantai akibat
abrasi ini dipicu oleh terganggunya keseimbangan alam daerah pantai tersebut. Walaupun
abrasi bisa disebabkan oleh gejala alami, namun manusia sering disebut sebagai penyebab
utama abrasi.

- Bencana nonalam (man-made disaster) adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa
atau rangkaian peristiwa nonalam yang antara lain berupa gagal teknologi, gagal modernisasi,
epidemi, dan wabah penyakit.
Kecelakaan transportasi adalah kecelakaan moda transportasi yang terjadi di darat, laut
dan udara. Contohnya adalah kecelakaan lalu lintas antar bus Transjakarta dengan sepeda
motor di ITC Permata Hijau, Jakarta dan aircraft crashes (Sukhoi-Gunung Salak-2012,
Hercules-Magetan-2009, Mandala-Medan-2005)
Kecelakaan industri adalah kecelakaan yang disebabkan oleh dua faktor, yaitu perilaku
kerja yang berbahaya (unsafe human act) dan kondisi yang berbahaya (unsafe conditions).
Adapun jenis kecelakaan yang terjadi sangat bergantung pada macam industrinya, misalnya
bahan dan peralatan kerja yang dipergunakan, proses kerja, kondisi tempat kerja, bahkan
pekerja yang terlibat di dalamnya. Contohnya adalah oil spills (pencemaran Laut Timor-2009,
Pulau Seribu-2004)
Tanah longsor merupakan salah satu jenis gerakan massa tanah atau batuan, ataupun
percampuran keduanya, menuruni atau keluar lereng akibat terganggunya kestabilan tanah
atau batuan penyusun lereng. Contohnya adalah tanah longsor di Lebak Banten.
Banjir adalah peristiwa atau keadaan dimana terendamnya suatu daerah atau daratan
karena volume air yang meningkat. Contohnya adalah banjir yang baru saja terjadi di Jakarta.
Kebakaran hutan dan lahan adalah suatu keadaan di mana hutan dan lahan dilanda api,
sehingga mengakibatkan kerusakan hutan dan lahan yang menimbulkan kerugian ekonomis
dan atau nilai lingkungan. Kebakaran hutan dan lahan seringkali menyebabkan bencana asap
yang dapat mengganggu aktivitas dan kesehatan masyarakat sekitar.
Kejadian Luar Biasa (KLB) adalah timbulnya atau meningkatnya kejadian kesakitan atau
kematian yang bermakna secara epidemiologis pada suatu daerah dalam kurun waktu
tertentu. Status Kejadian Luar Biasa diatur oleh Peraturan Menteri Kesehatan RI No.
949/MENKES/SK/VII/2004. Contohnya adalah kasus demam berdarah di Madiun yang pada
Januari 2010

peralatan kerja yang dipergunakan, proses kerja, kondisi tempat kerja, bahkan pekerja
yangterlibat di dalamnya.
Kejadian Luar Biasa (KLB)
adalah timbulnya atau meningkatnya kejadian kesakitan ataukematian yang bermakna secara
epidemiologis pada suatu daerah dalam kurun waktu tertentu.Status Kejadian Luar Biasa
diatur oleh Peraturan Menteri Kesehatan RI No.949/MENKES/SK/VII/2004.
Konflik Sosial
atau
kerusuhan sosial
atau
huru hara
adalah suatu gerakan massal yang bersifatmerusak tatanan dan tata tertib sosial yang ada,
yang dipicu oleh kecemburuan sosial, budayadan ekonomi yang biasanya dikemas sebagai
pertentangan antar suku, agama, ras (SARA).
Aksi Teror
adalah aksi yang dilakukan oleh setiap orang yang dengan sengaja menggunakankekerasan
atau ancaman kekerasan sehingga menimbulkan suasana teror atau rasa takut terhadaporang
secara meluas atau menimbulkan korban yang bersifat masal, dengan cara
merampaskemerdekaan sehingga mengakibatkan hilangnya nyawa dan harta benda,
mengakibatkankerusakan atau kehancuran terhadap obyek-obyek vital yang strategis atau
lingkungan hidup ataufasilitas publik internasional.
Sabotase
adalah tindakan yang dilakukan untuk melemahkan musuh melalui subversi, penghambatan,
pengacauan dan/ atau penghancuran. Dalam perang, istilah ini digunakan
untuk mendiskripsikan aktivitas individu atau grup yang tidak berhubungan dengan militer,
tetapidengan spionase. Sabotase dapat dilakukan terhadap beberapa sruktur penting,
sepertiinfrastruktur, struktur ekonomi, dan lain-
lain.http://www.bnpb.go.id/page/read/5/definisi-dan- jenis-bencana

POTENSI ANCAMAN BENCANA


Bencana dapat disebabkan oleh kejadian alam (natural disaster) maupun oleh ulah
manusia(man-made disaster). Faktor-faktor yang dapat menyebabkan bencana antara lain: 1.

Bahaya alam (natural hazards) dan bahaya karena ulah manusia (man-made hazards)
yangmenurut United Nations International Strategy for Disaster Reduction (UN-ISDR)
dapatdikelompokkan menjadi bahaya geologi (geological hazards), bahaya
hidrometeorologi(hydrometeorological hazards), bahaya biologi (biological hazards), bahaya
teknologi(technological hazards) dan penurunan kualitas lingkungan (environmental
degradation)2.

Kerentanan (vulnerability) yang tinggi dari masyarakat, infrastruktur serta elemen-elemen


didalam kota/ kawasan yang berisiko bencana3.

Kapasitas yang rendah dari berbagai komponen di dalam masyarakatSecara geografis


Indonesia merupakan negara kepulauan yang terletak pada pertemuan empatlempeng tektonik
yaitu lempeng Benua Asia, Benua Australia, lempeng Samudera Hindia danSamudera Pasifik.
Pada bagian selatan dan timur Indonesia terdapat sabuk vulkanik (volcanic

arc) yang memanjang dari Pulau Sumatera ? Jawa - Nusa Tenggara ? Sulawesi, yang
sisinya berupa pegunungan vulkanik tua dan dataran rendah yang sebagian didominasi oleh
rawa-rawa.Kondisi tersebut sangat berpotensi sekaligus rawan bencana seperti letusan
gunung berapi,gempa bumi, tsunami, banjir dan tanah longsor. Data menunjukkan bahwa
Indonesia merupakansalah satu negara yang memiliki tingkat kegempaan yang tinggi di
dunia, lebih dari 10 kali lipattingkat kegempaan di Amerika Serikat (Arnold, 1986).Gempa
bumi yang disebabkan karena interaksi lempeng tektonik dapat menimbulkan
gelombang pasang apabila terjadi di samudera. Dengan wilayah yang sangat dipengaruhi oleh
pergerakanlempeng tektonik ini, Indonesia sering mengalami tsunami. Tsunami yang terjadi
di Indonesiasebagian besar disebabkan oleh gempa-gempa tektonik di sepanjang daerah
subduksi dan daerahseismik aktif lainnya (Puspito, 1994). Selama kurun waktu 1600?2000
terdapat 105 kejadiantsunami yang 90 persen di antaranya disebabkan oleh gempa tektonik, 9
persen oleh letusangunung berapi dan 1 persen oleh tanah longsor (Latief dkk., 2000).
Wilayah pantai di Indonesiamerupakan wilayah yang rawan terjadi bencana tsunami terutama
pantai barat Sumatera, pantaiselatan Pulau Jawa, pantai utara dan selatan pulau-pulau Nusa
Tenggara, pulau-pulau di Maluku, pantai utara Irian Jaya dan hampir seluruh pantai di
Sulawesi. Laut Maluku adalah daerah yang paling rawan tsunami. Dalam kurun waktu tahun
1600?2000, di daerah ini telah terjadi 32tsunami yang 28 di antaranya diakibatkan oleh
gempa bumi dan 4 oleh meletusnya gunung berapi di bawah laut.Wilayah Indonesia terletak
di daerah iklim tropis dengan dua musim yaitu panas dan hujandengan ciri-ciri adanya
perubahan cuaca, suhu dan arah angin yang cukup ekstrim. Kondisi iklimseperti ini
digabungkan dengan kondisi topografi permukaan dan batuan yang relatif beragam, baik
secara fisik maupun kimiawi, menghasilkan kondisi tanah yang subur. Sebaliknya, kondisiitu
dapat menimbulkan beberapa akibat buruk bagi manusia seperti terjadinya
bencanahidrometeorologi seperti banjir, tanah longsor, kebakaran hutan dan kekeringan.
Seiring dengan berkembangnya waktu dan meningkatnya aktivitas manusia, kerusakan
lingkungan hidupcenderung semakin parah dan memicu meningkatnya jumlah kejadian dan
intensitas bencanahidrometeorologi (banjir, tanah longsor dan kekeringan) yang terjadi secara
silih berganti di banyak daerah di Indonesia. Pada tahun 2006 saja terjadi bencana tanah
longsor dan banjir bandang di Jember, Banjarnegara, Manado, Trenggalek dan beberapa
daerah lainnya. Meskipun pembangunan di Indonesia telah dirancang dan didesain
sedemikian rupa dengan dampak lingkungan yang minimal, proses pembangunan tetap
menimbulkan dampak kerusakanlingkungan dan ekosistem. Pembangunan yang selama ini
bertumpu pada eksploitasi sumber daya alam (terutama dalam skala besar) menyebabkan
hilangnya daya dukung sumber daya initerhadap kehidupan mayarakat. Dari tahun ke tahun
sumber daya hutan di Indonesia semakin berkurang, sementara itu pengusahaan sumber daya
mineral juga mengakibatkan kerusakanekosistem yang secara fisik sering menyebabkan
peningkatan risiko bencana.Pada sisi lain laju pembangunan mengakibatkan peningkatan
akses masyarakat terhadap ilmu

dan teknologi. Namun, karena kurang tepatnya kebijakan penerapan teknologi, sering
terjadikegagalan teknologi yang berakibat fatal seperti kecelakaan transportasi, industri dan
terjadinyawabah penyakit akibat mobilisasi manusia yang semakin tinggi. Potensi bencana
lain yang tidak kalah seriusnya adalah faktor keragaman demografi di Indonesia. Jumlah
penduduk Indonesia pada tahun 2004 mencapai 220 juta jiwa yang terdiri dari beragam etnis,
kelompok, agama danadat-istiadat. Keragaman tersebut merupakan kekayaan bangsa
Indonesia yang tidak dimiliki bangsa lain. Namun karena pertumbuhan penduduk yang tinggi
tidak diimbangi dengankebijakan dan pembangunan ekonomi, sosial dan infrastruktur yang
merata dan memadai, terjadikesenjangan pada beberapa aspek dan terkadang muncul
kecemburuan sosial. Kondisi ini potensial menyebabkan terjadinya konfl ik dalam
masyarakat yang dapat berkembang menjadi bencana nasional.

Definisi Bencana
UU No. 24 tahun 2007 mendefinisikan bencana sebagai peristiwa atau rangkaian peristiwa
yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang
disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau faktor non alam maupun faktor manusia sehingga
mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda,
dan dampak psikologis. Sementara Asian Disaster Preparedness Center (ADPC)
mendefinisikan bencana dalam formulasi The serious disruption of the functioning of
society, causing widespread human, material or environmental losses, which exceed the
ability of the affected communities to cope using their own resources (Abarquez & Murshed,
2004).

Definisi bencana seperti dipaparkan diatas mengandung tiga aspek dasar, yaitu:
Terjadinya peristiwa atau gangguan yang mengancam dan merusak (hazard).
Peristiwa atau gangguan tersebut mengancam kehidupan, penghidupan, dan fungsi dari
masyarakat.
Ancaman tersebut mengakibatkan korban dan melampaui kemampuan masyarakat untuk
mengatasi dengan sumber daya mereka.
Bencana dapat terjadi, karena ada dua kondisi yaitu adanya peristiwa atau gangguan yang
mengancam dan merusak (hazard) dan kerentanan (vulnerability) masyarakat. Bila terjadi
hazard, tetapi masyarakat tidak rentan, maka berarti masyarakat dapat mengatasi sendiri
peristiwa yang mengganggu, sementara bila kondisi masyarakat rentan, tetapi tidak terjadi
peristiwa yang mengancam maka tidak akan terjadi bencana.

B. Jenis-Jenis Bencana
Bencana terdiri dari berbagai bentuk. UU No. 24 tahun 2007 mengelompokan bencana ke
dalam tiga kategori yaitu:
Bencana alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa
yang disebabkan oleh alam antara lain berupa gempa bumi, tsunami, gunung meletus, banjir,
kekeringan, angin topan, dan tanah longsor.
Bencana non-alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau rangkaian
peristiwa non-alam yang antara lain berupa gagal teknologi, gagal modernisasi, epidemi, dan
wabah penyakit.
Bencana sosial adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa
yang diakibatkan oleh manusia yang meliputi konflik sosial antarkelompok atau antar
komunitas masyarakat, dan teror.

Ethiopian Disaster Preparedness and Prevention Commission (DPPC) mengelompokkan


bencana berdasarkan jenis hazard, yang terdiri dari:
Natural hazard. Ini adalah hazard karena proses alam yang manusia tidak atau sedikit
memiliki kendali. Manusia dapat meminimalisir dampak hazard dengan mengembangkan
kebijakan yang sesuai, seperti tata ruang dan wilayah, prasyarat bangunan, dan sebagainya.
Natural hazard terdiri dari beragam bentuk seperti dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 2.1 Natural Hazard


Human made hazard. Ini adalah hazard sebagai akibat aktivitas manusia yang
mengakibatkan kerusakan dan kerugian fisik, sosial, ekonomi, dan lingkungan. Hazard ini
mencakup:
o Technological hazard sebagai akibat kecelakaan industrial, prosedur yang berbahaya, dan
kegagalan infrastruktur. Bentuk dari hazard ini adalah polusi air dan udara, paparan
radioaktif, ledakan, dan sebagainya.
o Environmental degradation yang terjadi karena tindakan dan aktivitas manusia sehingga
merusak sumber daya lingkungan dan keragaman hayati dan berakibat lebih jauh
terganggunya ekosistem.
o Conflict adalah hazard karena perilaku kelompok manusia pada kelompok yang lain sehingga
menimbulkan kekerasan dan kerusakan pada komunitas yang lebih luas.

Berikut ini 10 bencana alam terbesar (korban meninggal lebih 100 orang) yakni :
1. Tsunami 26 Desember 2004 di Aceh, Nias, Asia Selatan, Asia Tenggara dan Afrika. Korban
lebih 200.000 orang (150.000 orang di Aceh dan Nias). Ketinggian tsunami mencapai 35
meter karena gempa tektonik 8.5 SR di Samudera Hindia.
2. Gunung Tambora meletus, tahun 1815. Korban 92.000 orang.
3. Tsunami Gunung Krakatau meletus, 26 Agustus 1883. Korban 36.417 orang.

4. Gempa tektonik 6.2 SR di Yogyakarta, 27 Mei 2006. Korban 6.234 orang.


5. Gunung Kelud, meletus 19 Mei 1919. Korban 5.115 orang.
6. Tsunami Ende, Flores-NTT, 12 Disember 1992. Korban 2100 orang.

7. Gempa bumi 6,5 SR Sulawesi Tengah, 4 Mei 2000. Korban 386 orang.
8. Tsunami pantai selatan Jawa (Pangandaran) 17 Juli 2006. Korban lebih 341 orang.
9. Tsunami Banyuwangi-Jawa Timur pada 3 Juni 1994. Korban 208 orang.
10.Tsunami Sumba-NTT, 19 Agustus 1977. Korban 189 orang.

Anda mungkin juga menyukai