Anda di halaman 1dari 23

BAB 1

TINJAUAN PUSTAKA

Masa puerperium atau masa nifas mulai setelah partus selesai dan berakhir

setelah kira-kira 6 minggu (42 hari) . Seluruh alat genital baru pulih kembali

seperti sebelum ada kehamilan dalam waktu 3 bulan.

Perubahan pada genitalia interna & eksterna

Perubahan pada alat genital interna dan eksterna dalam keseluruhannya

disebut involusi. Disamping involusi terjadi juga hemokonsentrasi dan

timbulnya laktasi.

Uterus menyerupai buah advokat gepeng, berukuran panjang +15 cm,

lebar +12 cm dan tebal +10 cm. Dinding uterus sendiri +5 cm, pada bekas

implantasi plasenta lebih tipis daripada bagian lain. Pada hari ke-5 post partum

uterus kurang lebih setinggi 7 cm atas simfisis atau setengah simfisis pusat,

sesudah 12 hari uterus tidak dapat diraba lagi di atas simfisis. Bagian bekas

implantasi plasenta merupakan suatu luka yang kasar dan menonjol ke dalam

kavum uteri setelah persalinan. Penonjolan tersebut dengan diameter + 7,5 cm,

sering disangka sebagai suatu bagian plasenta yang tertinggal. Sesudah 2

minggu diameternya menjadi 3,5 cm dan pada 6 minggu telah mencapai 2,4

mm.

Uterus gravidus aterm beratnya kira-kira 1000 gr. 1 minggu post partum

menjadi +500 gr, 2 minggu post partum menjadi 300 gr dan setelah 6 minggu

post partum, berat uterus jadi 40-60 gr (berat uterus normal + 30 gr).

Perubahan ini berhubungan erat dengan perubahan miometrium yang bersifat

1
proteolisis. Hasil dari proses ini dialirkan melalui pembuluh getah bening.

Otot-otot uterus berkontraksi segera post partum. Pembuluh-pembuluh darah

yang berada diantara anyaman otot-otot uterus akan terjepit. Proses ini akan

menghentikan perdarahan.

Perubahan pada serviks post partum, serviks agak menganga seperti

corong, disebabkan korpus berkontraksi sedangkan serviks tidak. Warna

serviks merah kehitaman karena penuh pembuluh darah. Konsistensinya

lunak. Segera setelah janin lahir, tangan pemeriksa masih dapat dimasukkan

pada cavum uteri. Setelah 2 jam, dapat dimasukkan 2-3 jari dan setelah 1

minggu dapat dimasukkan 1 jari ke dalam cavum uteri.

Perubahan pada endometrium adalah timbul trombosis, degenerasi dan

nekrosis di tempat implantasi plasenta. Pada hari pertama tebal endometrium

2-5 mm, permukaan kasar. Pada hari ke 3 permukaan endometrium mulai rata

akibat pelepasan sel-sel dibagian-bagian yang berdegenerasi. Regenerasi

endometrium terjadi dari sisa-sisa sel desidua basalis, memakan waktu 2-3

minggu.

Pelepasan jaringan berdegenerasi ini berlangsung lengkap, sehingga tidak

ada pembentukan jaringan parut pada bekas tempat implantasi plasenta.

Ligamen-ligamen dan diafragma pelvis serta fasia meregang sewaktu

kehamilan dan partus. Setelah janin lahir, berangsur-angsur menciut, seperti

sedia kala. Tidak jarang ligamentum rotundum jadi kendor, yang

mengakibatkan uterus jatuh ke belakang sehingga timbul keluhan kandungan

turun. Untuk memulihkannya dapat dengan latihan-latihan tertentu.

Fisioterapi sudah dapat diberikan pada 2 hari post partum.

2
Hemokonsentrasi

Pada kehamilan terdapat shunt antara sirkulasi ibu dan plasenta. Setelah

melahirkan, shunt tersebut hilang tiba-tiba. Volume darah pada ibu relatif

bertambah yang dapat menimbulkan beban jantung sehingga dapat terjadi

dekompensasi kordis pada penderita vitum kardis. Keadaan ini dapat diatasi

dengan mekanisme kompensasi dengan timbulnya hemokonsentrasi yang

terjadi pada hari-hari ke 3-15 hari post partum.

Laktasi

Perubahan yang terdapat pada kedua mamma pada sejak kehamilan muda :

1. Proliferasi jaringan, terutama kelenjar-kelenjar dan alveolus mamma dan

lemak.

2. Pada duktus laksiferus terdapat kolostrum.

3. Hipervaskularisasi terdapat pada permukaan maupun pada bagian dalam

mamma. Pembuluh-pembuluh vena tampak berdilatasi dan jelas.

4. Setelah partus, pengaruh menekan dari esterogen dan progesteron terhadap

hipofisis hilang. Timbul pengaruh hormon-hormon hipofisis kembali,

antara lain lactogenic hormon (prolaktin). Pengaruh oksitosin

mengakibatkan mioepitelium kelenjar-kelenjar susu berkontraksi, sehingga

pengeluaran ASI dilaksanakan. Umumnya produksi asi berlangsung betul

pada hari ke 2-3 post partum. Pada hari-hari pertama ASI mengandung

kolostrum, mengandung protein albumin dan globulin serta benda-benda

kolostrum dengan diameter 0,001-0,025 mm dan mudah dicerna.

Rangsangan terbaik untuk mengeluarkan ASI adalah dengan menyusui

3
bayi itu sendiri. Kadar prolaktin meningkat dengan perangsangan fisik

pada puting mamma.

Rangsangan psikis merupakan refleks dari mata ibu ke otak,

mengakibatkan oksitosin dhasilkan, sehingga ASI dapat dikeluarkan dan

sebagai efek sampingan, memperbaiki involusi uterus. Keuntungan lain

menyusui adalah menjelma rasa kasih sayang antara ibu dan anak.

ASI dapat melindungi bayi terhadap infeksi seperti gastroenteris,

radang jalan nafas, radang paru-paru dan otitis media, dikarenakan ASI

mengandung lactoferin, lysozyme & imunogbulin A.

Beberapa Perubahan Lain Pada Nifas

After pain/ mules-mules akibat kontraksi uterus. Kadang-kadang

sangat menganggu selama 2-3 hari post partum. Lebih terasa bila

menyusui.

Sesudah partus, suhu tubuh wanita dapat naik 0,5 0C dari keadaan

normal, tapi tidak melebihi 380C. sesudah 12 jam pertama post

partum, umumnya suhu kembali normal. Bila suhu > 380C, maka

mungkin ada infeksi.

Segera setelah partus terjadi bradikardi. Bila terdapat takikardi

sedangkan badan tidak panas, mungkin ada perdarahan berlebihan

atau ada vitium kordis. Pada masa nifas umumnya denyut nadi

lebih labil dibandingkan dengan suhu badan.

4
Pada beberapa kasus ditemukan hipertensi post partum. Biasanya

akan hilang sendiri bila tidak ada penyakit-penyakit lain yang

menyertainya + 2 bulan tanpa pengobatan.

Lokia , yaitu sekret yang berasal dari cavum uteri dan vagina

dalam masa nifas.

Hari I : lokia rubra/ lokia kruenta

Darah segar serta sisa-sisa selaput ketuban, sel-sel desidua,

sisa-sisa vernix caseosa, lanugo dan mekonium.

1 6 hari : lokia sanguinolenta

1 2 mg : lokia serosa

> 2 mg : lokia alba

Biasanya lokia berbau sedikit amis, kecuali bila terdapat

infeksi, akan berbau busuk, contoh : lokiostasis & infeksi.

Hofbauer mengemukakan adanya suatu sistem pertahanan pada

dasar ligamentum latum yang terdiri atas kelompok-kelompok

infiltrat sel-sel bulat yang disamping mengadakan pertahanan

terhadap penyerbuan kuman-kuman, bermanfaat pula untuk

menghilangkan jaringan-jaringan nekrotik.

Perawatan Post Partum

Dimulai sejak kala uri dengan menghindarkan kemungkinan perdarahan

dan infeksi. Bila ada laserasi jalan lahir/ luka bekas episiotomi, lakukan

penjahitan dan perawatan luka sebaik-baiknya 8 jam post partum wanita harus

5
tidur telentang untuk mencegah terjadinya perdarahan sesudah 8 jam, badan

miring kiri dan kanan untuk mencegah trombosis.

Ibu dan bayi bisa diletakkan dalam 1 kamar (rooming in) atau terpisah.

Pada hari ke-2 bila perlu dapat dilakukan latihan-latihan senam. Hari ke-3

duduk, ke-4 berjalan, ke-5 dapat dipulangkan. Diet yang diberikan harus

bermutu tinggi dengan cukup kalori, cukup protein, cairan serta buah-buahan

karena wanita mengalami hemokosentrasi.

Miksi/ berkemih harus cepat dapat dilakukan sendiri. Bila kandung

kencing penuh dan wanita tidak dapat berkemih sendiri, sebaiknya dilakukan

kateterisasi dengan memperhatikan jangan sampai infeksi.

Umumnya partus lama, yang kemudian diakhiri dengan ekstraksi vacum/

cunam, dapat mengakibatkan hal-hal yang demikian sampai terjadi retensio

urin. Bila perlu, sebaiknya dipasang dawer catheter/ indwelling catheter untuk

memberi istirahat pada otot-otot kandung kencing. Dengan demikian, jika ada

kerusakan-kerusakan pada otot-otot kandung kencing, otot-otot cepat pulih

kembali sehingga tugasnya cepat pula kembali.

Defekasi harus ada 3 hari post partum. Bila ada obstipasi, lakukan klisma/

beri laksans per os supaya tidak terjadi infeksi. Bila terdapat after pains/ mules

beri analgetika/sedativa supaya dapat tidur. 8 jam post partum disuruh

menyusui bayi untuk merangsang laktasi.

Kontra indikasi menyusui :

Typus abdominalis

TBC aktif

Vitium kordis berat

6
Tirotoksikosis

DM berat

Psikosis

Retraded nipples

Morbus hansen

Perawatan Mamma

Cuci areola mamma dan puting susu dengan teratur dengan sabun dan beri

minyak/ cream agar tetap lemas. Jangan sampai kelak mudah lecet/ pecah-pecah.

Sebelum menyusui mamma harus dibiarkan lemas dengan melakukan message

secara menyeluruh. Bersihkan sebelum menyusui. Bayi meninggal, laktasi harus

dihentikan dengan cara mengadakan pembalutan kedua mamma hingga tertekan

dan dapat pula diberi bromocryptin sehingga lactogenic hormon tertekan.

Pemeriksaan Post Natal

Yang harus diperiksa :

1. Keadaan umum

2. Keadaan payudara & putingnya

3. Dinding perut, apakah ada hernia

4. Keadaan perineum

5. Kandung kencing, ada sistokel/ uretrokel atau tidak.

6. Rektum, ada rektokel & pemeriksaan tonus. M. Sfinger ani.

7. Adanya fluor albus

8. Keadaan serviks, uterus & adneksa.


7
Perdarahan yang mungkin terjadi dalam masa 40 hari biasa disebabkan

oleh adanya subinvolusi uteri. Terhadap penderita disuruh tidur dan diberi

tablet ergometrin. Bila perdarahan tetap ada, lakukan kuretase untuk

menyingkirkan kemungkinan adanya sisa-sisa plasenta. Bila curiga ada

keganasan, lakukan pemeriksaan sitologi & eksisi percobaan untuk

menyingkirkan keganasan.

8
BAB 2
LAPORAN KASUS

A. ANAMNESIS

Identitas Pasien

Nama : Ny. YS

Umur : 40 tahun

Alamat : Padang

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Agama : Islam

MR : 921265

Keluhan Utama :

Seorang pasien wanita umur 40 tahun masuk ke KB IGD RSUP DR. M.

Djamil Padang pada 22 Agustus 2016 pukul 15.00 WIB, rujukan dari RS Aisyiyah

dengan diagnosis G4P3A0H3 gravid aterm + Hipertiroid dalam terapi PTU dan

Propanolol.

Riwayat Penyakit Sekarang :.

- Nyeri pinggang menjalar ke ari-ari tidak ada.

- Keluar lendir bercampur darah dari kemaluan sejak 6 jam yang lalu.

- Keluar air-air yang banyak dari kemaluan tidak ada.

- Keluar darah yang banyak dari kemaluan tidak ada. .

- Tidak haid sejak 9 bulan yang lalu .

- HPHT 6 November 2015, TP 13 Agustus 2016.


9
- Gerak anak dirasakan 5 bulan yang lalu.

- Riwayat hamil muda : mual (-), muntah (-), perdarahan (-).

- Riwayat hamil tua : mual (-), muntah (-), perdarahan (-).

- ANC kontrol teratur 4x di bidan.

Riwayat Menstruasi :

- Menarche 13 tahun, siklus teratur 1x28 hari, lamanya 5-7 hari, banyaknya 2-

3x ganti pembalut perhari, nyeri tidak ada.

Riwayat Kehamilan/Persalinan/Nifas/KB/Ginekologi :

- Hamil pertama tahun 2004, bayi laki-laki, berat 3300 gram, cukup bulan,

lahir spontan, ditolong oleh bidan, hidup.


- Hamil ke dua tahun 2007, bayi laki-laki, berat 2800 gram, cukup bulan,

lahir spontan, ditolong oleh bidan, hidup.


- Hamil ke tiga tahun 2012, bayi laki-laki, berat 3200 gram, cukup bulan,

ditolong oleh bidan, hidup.

- Saat ini Hamil ke empat.

Riwayat Penyakit Dahulu :

Pasien di diagnosa hipertiroid september 2015 dan paien berobat di bagian

penyakit dalam RSUD Dr. M Djamil sampai sekarang. Pasien dalam pengobatan

PTU dan Propanolol. Penyakit alergi (-).

Riwayat Penyakit Keluarga :

Tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit keturunan, penyakit

menular, dan penyakit kejiwaan.

Riwayat Pekerjaan, Sosial, Ekonomi, Kejiwaan, dan Kebiasaan :

10
- Riwayat pekerjaan : ibu rumah tangga.

- Riwayat pernikahan : 1 kali tahun 2003.

- Riwayat pendidikan : tamat SMA.

- Riwayat imunisasi selama kehamilan : (-)

- Riwayat kebiasaan : merokok, minum alkohol, dan

narkoba tidak ada.

B. PEMERIKSAAN FISIK

Kesadaran : komposmentis kooperatif.

Keadaan Umum : Sakit Sedang

Tinggi Badan : 153 cm

Berat Badan : 51 kg

Berat Badan selama hamil : 63 kg

BMI : 21,79

Tekanan Darah : 130/90 mmHg.

Nadi : 92 kali/menit.

Napas : 22 kali/menit.

Suhu : 36,7 derajat Celsius.

Sianosis : tidak ada.

Edema : tidak ada.

Anemis : tidak ada.

Ikterus : tidak ada.

Kulit : tidak tampak kelainan.

11
Kelenjar getah bening : tidak tampak pembesaran kelenjar getah bening.

Kepala : tidak tampak kelainan.

Rambut : tidak tampak kelainan.

Mata : konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik.

Telinga : tidak tampak kelainan.

Hidung : tidak tampak kelainan.

Tenggorok : tidak tampak kelainan.

Gigi dan mulut : caries dentis tidak ada.

Leher : JVP 5-2 cmH2O, pembesaran kelenjar tiroid tidak ada.

Dada : Paru : Inspeksi : Simetris kanan dan kiri.

Palpasi : Fremitus normal kanan dan kiri sama.

Perkusi : Sonor, kanan dan kiri sama.

Auskultasi : Vesikular normal, wheezing -/-, rhonki -/-.

Jantung : Inspeksi : ictus cordis tidak terlihat.

Palpasi : ictus cordis teraba di 2 jari medial LMCS

RIC V

Perkusi : batas-batas jantung normal.

Auskultasi : irama teratur, bising jantung tidak ada.

Perut : Status Obstetrikus.

Punggung : tidak tampak kelainan.

Alat Kelamin : Status Obstetrikus.

Anus : Rectal touch tidak dilakukan.

Anggota Gerak : Akral hangat, CRT < 2 detik, Refleks fisiologis (patella)

+/+ normal, udema pada kedua tungkai.

12
C. STATUS OBSTETRI

Abdomen

- Inspeksi : Perut tampak membuncit sesuai usia kehamilan aterm,

sikatriks (-), striae (-), linea mediana hiperpigmentasi (+).

- Palpasi : FUT teraba 3 jari di bawah prosessus xhypoideus

Leopold I : Teraba massa besar, lunak, noduler

Leopold II : Teraba tahanan terbesar janin di kanan dan bagian-

bagian kecil di kiri.

Leopold III : Teraba massa bulat, keras dan terfiksir

Leopold IV : Konvergen

- Auskultasi : Bising usus (+) Normal

- TFU: 34 cm, TBA: 3255 gr, His (-), DJJ 140-150 kali/menit

Genitalia : vulva dan uretra tenang, perdarahan pervaginam (-)

VT : pembukaan (-), portio tebal 1,5 cm, posterior, sedang.

Ketuban (+). Teraba kepala Hodge I

D. PEMERIKSAAN PENUNJANG

a. Laboratorium (22 Agustus 2016) :


Darah

Hb : 10,8 gr/dl

Hematokrit : 32%

Leukosit : 11.630 /mm3

Trombosit : 282.000 /mm3

Eritrosit : 4.3juta/mm3
13
PT : 9,4 detik

APTT : 33,8 detik

E. DIAGNOSIS KERJA

- G4P3A0H3 gravid aterm kala I fase aktif + Riwayat Hipertiroid dalam

pengobatan PTU dan Propanolol.

- Janin Hidup Intra Uterin presentasi kepala H I

F. SIKAP

- Kontrol KU, VS, DJJ, His.

- Inform consent pada pasien.

- USG fetomaternal

- Cek T3, T4, TSH, EKG (konsul bagian Penyakit dalam)

- R/ Rawat KR

G. Follow Up

Tanggal Follow Up
22/08/2016 S/ nyeri pinggang(-), gerak anak (+)
17.00 WIB O/
KU Kes TD Nd Nfs Sh

Sdg CMC 110/70 78 x/i 21 x/i 370C


Abdomen :His (-), Djj (145 -155)
Genitalia : v/u tenang, PPV (-)
A/ G4P3A0H3 gravid aterm + Hipertiroid dalam pengobatan
PTU dan Propanolol + Janin hidup intra uterin tunggal
presentasi kepala H I
P/ Kontrol KU, VS, DJJ, His
Informed consent
USG fetomaternal
14
Cek T3, T4, TSH
PTU 3x1
Propanolol 3x1

23/08/2016 S/ nyeri pinggang(-), gerak anak (+)


09.00 WIB O/
KU Kes TD Nd Nfs Sh

Sdg CMC 110/70 78 x/i 21 x/i 370C


Abdomen :His +/lemah, Djj (126 -145)
Genitalia : v/u tenang, PPV (-)
A/ G4P3A0H3 gravid aterm + Hipertiroid dalam pengobatan
PTU dan Propanolol + Janin hidup intra uterin tunggal
presentasi kepala H I
P/ Kontrol KU, VS, DJJ, His
Informed consent
PTU 2x100
Propanolol 1x1
R/ USG fetomaternal hari ini
Cek T3, T4, TSH
24/08/16 S/ nyeri pinggang(-), gerak anak (+)
07.00 WIB O/
KU Kes TD Nd Nfs Sh

Sdg CMC 120/70 72 x/i 21 x/i 36.60


Abdomen :His +/lemah, Djj (130 -142x/i)
Genitalia : v/u tenang, PPV (-)
A/ G4P3A0H3 gravid aterm 38-39 minggu + Riwayat
Hipertiroid dalam pengobatan PTU dan Propanolol + Janin
hidup intra uterin tunggal presentasi kepala H I
P/ Kontrol KU, VS, DJJ, His
Pasang balon kateter, observasi
Tanda Inpartu(+) pidah ke PONEK
12.00 WIB S/ nyeri pinggang(+), gerak anak (+)
O/

15
KU Kes TD Nd Nfs Sh

Sdg CMC 130/80 89 x/i 23 x/i 370


Abdomen :His 1-2x/30 detik/sedang, Djj (128 -136x/i)
Genitalia : Blood shunt (+), balon kateter terpasang, vt
pembukaan 2-3 cm, ketuban (+), teraba kepala H I
A/ G4P3A0H3 parturient aterm kala 1 fase laten + Riwayat
Hipertiroid dalam pengobatan + Janin hidup intra uterin
tunggal presentasi kepala
P/ Kontrol KU, VS, DJJ, His
Ikuti Persalinan di KB IGD
18.00 WIB S/ nyeri pinggang(+), gerak anak (+)
O/
KU Kes TD Nd Nfs Sh

Sdg CMC 130/80 80 x/i 20 x/i 370


Abdomen :His 3-4x/30 detik/kuat, Djj (135 -145x/i)
Genitalia : vt pembukaan 3-4 cm, portio lunak, medial
ketuban (+), teraba kepala denominator sutura sagitalis
melintang H II-III
A/ G4P3A0H3 parturient aterm kala 1 fase aktif + Riwayat
Hipertiroid dalam pengobatan + Janin hidup intra uterin
tunggal presentasi kepala H II-III
P/ Kontrol KU, VS, DJJ, His
Observasi kemajuan persalinan/4 jam, drip oksitosin
R/ partus pervaginam
22.00 WIB S/ nyeri pinggang(+), gerak anak (+)
O/
KU Kes TD Nd Nfs Sh

Sdg CMC 110/70 80 x/i 21 x/i 370


Abdomen :His 3-4x/40 detik/kuat, Djj (130 -140x/i)
Genitalia : vt pembukaan 6-7 cm, portio lunak, medial
ketuban (+), teraba kepala denominator UUK kanan depan H
II-III
A/ G4P3A0H3 parturient aterm kala 1 fase aktif + Riwayat
16
Hipertiroid dalam pengobatan + Janin hidup intra uterin
tunggal presentasi kepala UUK H II-III
P/ Kontrol KU, VS, DJJ, His
Observasi kemajuan persalinan
R/ partus pervaginam
25/08/2016 S/ Pasien mengeluh kesakitan ingin meneran
02.00 WIB O/
KU Kes TD Nd Nfs Sh

Sdg CMC 110/70 80 x/i 20 x/i 370


Abdomen :His 3-4x/40 detik/kuat, Djj (135 -145x/i)
Genitalia : vt pembukaan 7-8 cm, portio lunak, medial
ketuban (+), teraba kepala denominator UUK kanan depan
H III-IV
A/ G4P3A0H3 parturient aterm kala 1 fase aktif + Riwayat
Hipertiroid dalam pengobatan + Janin hidup intra uterin
tunggal presentasi kepala UUK H III-IV
P/ Kontrol KU, VS, DJJ, His
Observasi kemajuan persalinan
R/ partus pervaginam
03.45 WIB S/ Pasien mengeluh kesakitan ingin meneran
O/
KU Kes TD Nd Nfs Sh

Sdg CMC 110/70 80 x/i 20 x/i 370


Abdomen :His 4-5x/40 detik/kuat, Djj (135-145x/i)
Genitalia : vt pembukaan lengkap, portio lunak, medial
ketuban (-), teraba kepala denominator UUK kanan depan
H III-IV
A/ G4P3A0H3 parturient aterm kala 1 fase aktif + Riwayat
Hipertiroid dalam pengobatan + Janin hidup intra uterin
tunggal presentasi kepala UUK H III-IV
P/ Kontrol KU, VS, DJJ, His
Persiapan persalinan
R/ partus pervaginam
17
04.00 WIB Lahir Bayi Laki-Laki secara spontan
BB 3100 gram
PB 48 cm
AS 8/9
Lahir plasenta 1 buah langsung secara spontan, ukuran
14x15x20 cm. Panjang tali pusat 60 cm
A/ P4A0H4 partus maturus spontan + riwayat hipertiroid
dalam pengobatan
Ibu dan anak dalam rawatan
P/ awasi kala IV
IUFD RL 500 cc + 1 Oksitosin + 1 metergin 20 tpm
06.00 WIB S/ Demam (-), PPV (-), ASI (-/-), BAK (+), BAB (-)
O/
KU Kes TD Nd Nfs Sh

Sdg CMC 110/70 80 x/i 20 x/i 370


Abdomen :TFU 2 jari bawah pusat, kontraksi baik
Genitalia : vulva dan uretra tenang, PPV (-)
A/ P4A0H4 partus maturus spontan 2 jam yang lalu + riwayat
hipertiroid dalam pengobatan
Ibu dan anak dalam rawatan
P/ Kontrol KU, VS, PPV
Amoksisilin 3x500 mg
Asam mefenamat 3x500 mg
Vit C 3x50 mg
SF 1x1 tab
Pindah KR kebidanan
07.30 WIB S/ Demam (-), PPV (-), ASI (+/+), BAK (+), BAB (-)
O/
KU Kes TD Nd Nfs Sh

Sdg CMC 110/80 83 x/i 20 x/i 36.50


Abdomen :TFU 3 jari bawah pusat, kontraksi baik
Genitalia : vulva dan uretra tenang, PPV (-)
A/ P4A0H4 partus maturus spontan + riwayat hipertiroid
18
dalam pengobatan NH 1
Ibu dan anak dalam rawatan
P/ Kontrol KU, VS, PPV
Amoksisilin 3x500 mg
Asam mefenamat 3x500 mg
Vit C 3x50 mg

H. FOLLOW UP NIFAS

Hari Rawatan ke-1 (25/8/2016)

S/ Demam tidak ada.

Perdarahan dari vagina tidak ada.

ASI sudah keluar.

BAK (+), via kateter, jumlah 100cc/jam, warna kuning jernih

BAB belum keluar.

O/ Keadaan Umum : sakit sedang.

Kesadaran : Komposmentis Kooperatif.

Tekanan Darah : 110/80 mmHg.

Nadi : 83 kali/menit.

Napas : 20 kali/menit.

Suhu : 36,5 derajat Celsius.

Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)

Abdomen : TFU 3 jari dibawah umbilikus. Kontraksi baik.

Genitalia : PPV -, lokia rubra +

Ekstremitas : Udem (-/-), refleks patella (+/+) normal

A/ P4A0H4 partus maturus spontan + riwayat hipertiroid dalam pengobatan


NH 1
Ibu dan anak dalam rawatan
19
P/ - Kontrol KU, VS, PPV.
- Amoksisilin 3x500 mg
- Asam mefenamat 3x500 mg
- Vit C tab 3 x 250 mg

- SF tab 1 x 1

- Breast care dan edukasi tentang pentingnya pemberian ASI pada anak.

- Mobilisasi bertahap.

- Vulva hygiene.

- Mengkonsumsi makanan dan minuman yang bergizi.

- Pemeliharaan tali pusat bayi.

20
BAB 3
DISKUSI

Seorang pasien wanita umur 40 tahun masuk ke KB IGD RSUP DR. M.

Djamil Padang pada 22 Agustus 2016 pukul 15.00 WIB, rujukan dari RS Aisyiyah

dengan diagnosis G4P3A0H3 gravid aterm + Hipertiroid dalam terapi PTU dan

Propanolol. Data dikumpulkan dari anamnesis dan pemeriksaan fisik.

Pada anamnesis didapatkan pasien hamil cukup bulan dengan riwayat hipertiroid
pada september 2015 dan paien berobat di bagian penyakit dalam RSUD Dr. M
Djamil sampai sekarang. Pasien dalam pengobatan PTU dan Propanolol. Pasien
dirujuk ke RSUP M Djamil dari RS Aisyiyah dengan diagnosis G4P3A0H3 gravid
aterm + Hipertiroid dalam terapi PTU dan Propanolol. Di RSUP M Djamil
dilakukan pemantauan keadaan ibu dan janin. Pada tanggan 24 Agustus 2016
didapatkan tanda-tanda persalinan pada ibu, dan dilakukan pemantauan kemajuan
persalinan serta persiapan persalinan. Tangga; 24 Agustus 2016 pukul 04.00 pagi
lahir Bayi Laki-Laki secara spontan, BB 3100 gram, PB 48 cm, AS 8/9, langsung
menangis, hidup.
Pasca persalinan ibu dan anak dalam perawatan. Edukasi terkait pemberian

ASI kepada bayi sangat penting untuk dilakukan. Umumnya produksi asi

berlangsung betul pada hari ke 2-3 post partum. Pada hari-hari pertama ASI

mengandung kolostrum, mengandung protein albumin dan globulin serta benda-

benda kolostrum dengan diameter 0,001-0,025 mm dan mudah dicerna.

Rangsangan terbaik untuk mengeluarkan ASI adalah dengan menyusui bayi itu

sendiri. Namun, karena ibu masih dirawat dapat diberikan bantuan dengan cara

memompa ASI lalu ditampung di botol susu, sehingga ASI dapat diberikan kepada

bayinya. Kadar prolaktin meningkat dengan perangsangan fisik pada puting

mammae. Rangsangan psikis merupakan refleks dari mata ibu ke otak,

21
mengakibatkan oksitosin dihasilkan, sehingga ASI dapat dikeluarkan dan sebagai

efek sampingan, memperbaiki involusi uterus. Keuntungan lain menyusui adalah

menjelma rasa kasih sayang antara ibu dan anak1.

Pemeriksaan fisik tekanan darah sudah normal pada nifas hari pertama.

Dari inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi jantung dan paru tidak ditemukan

adanya kelainan ,jantung dalam batas normal, irama teratur,dan tidak ada bising

jantung. Paru simetris kiri kanan, fremitus sama kiri kanan. Pada kehamilan

terdapat shunt antara sirkulasi ibu dan plasenta. Setelah melahirkan, shunt tersebut

hilang. Volume darah pada ibu relatif bertambah yang dapat menimbulkan beban

jantung. Keadaan ini dapat diatasi dengan mekanisme kompensasi dengan

timbulnya hemokonsentrasi yang terjadi pada hari-hari ke 3-15 hari post partum.

Dari pemeriksaan fisik abdomen tampak sedikit membuncit, fundus uteri

teraba 3 jari dibawah umbilikus, ini merupakan keadaan normal dimana setelah

persalinan fundus uteri + 3 jari dibawah pusat. Selama 2 hari berikutnya, besarnya

tidak seberapa berkurang, tetapi sesudah 2 hari ini uterus mengecil dengan cepat,

sehingga pada hari ke-10 tidak teraba lagi dari luar.

Pada penatalaksanaan dilakukan kontrol KU, Vital Sign, PPV, Mobilisasi

bertahap, Breast Care, Vulva higine. Diet yang diberikan harus bermutu tinggi

dengan cukup kalori, cukup protein, cairan serta buah-buahan karena wanita

mengalami hemokosentrasi.

22
DAFTAR PUSTAKA

1. Wiknjosastro, Hanifa. Puerperium Normal dan Penanganannya . Yayasan

Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Jakarta. 1999; 237-244.

2. Cunningham, Gary DKK. Masa Nifas. Dalam Obstetri Williams Edisi 24.

Buku Kedokteran EGC. Jakarta. 2015.

3. Guzman, OGrady. 2010. Normal and Abnormal Puerperium diakses dari

www.emedicine.medscape.com

4. Smith Roger, 2007. Mechanism of Disease Parturition. The New England

Journal of Medicine, p: 271-283. Diakses dari www.nejm.org

23

Anda mungkin juga menyukai