Home
About Love
About SeniSains
About Sandals
About me
Klik Here
Labels
Alat Penelitian (1)
Farmakogi (1)
Formalin (1)
healt (12)
informasi (1)
Kosmetika (2)
Medical (10)
Pharmacy (12)
sains (33)
Blog Archive
2012 (13)
2011 (18)
2010 (35)
Menometroragia
Cystoma ovarii
Hiopotermi
Puerperium
Imunisasi
Cystoma ovarii
Menometroragia
Kehamilan Ektopik
Abortus
Ikterus
Bayi Prematur
Ensefalokel
2009 (40)
Makalah
Iodoform dan Kloroform Download
Rhodamin B Download
K3 Download
Anion Download
Kation Download
Pemanfaatan Tanaman Obat Download
Tablet Download
Toxoplasmagondii Download
Struktur Sel Download
Vibriocholerae Download
Sistem Saraf Pusat Download
Tablet in English Download
Farmasetika Makalah Download
Manfaat Cabe Download
Proses Riaksi Terang Download
Makalah Farmasetika Dasar Download
Metode Perkembangan Manusia Download
Metabolisme Downlaod
Sediaan Serbuk Download
Asam Salisilat Download
KTI tentang Bawang Download
kindof Antibiotics Download
Antelmentik Download
Fotosintesis Download
Otot Download
Berfikir Kritis Dan Ilmiah Download
Bahaya Abes Download
Anion Download
Reaksi Pada Pewarna Rambut Download
Bahan Kimia Dasar Download
Minyak Goreng Download
Listrik Download
Toksoplasmosis Pada kehamilan Download
Biologi
Struktur Hewan Download
Struktur Sel Download
Fisiologi Tumbuhan Download
Hormon Download
Macam macam Tumbuhan Download
Fotosintesis Download
Stuktur Hewan Download
Pendahuluan Biofarmasi Download
Fotosintesis dan Respirasi Download
Alamiah Download
Presentasi Mikrobiologi Download
Presentasi Metabolisme Download
Kanker Download
Biologi Bakteri dan Mikroba download
Biologi Bakteri Download
Morfologi dan Parasitologi Bakteri Download
Pewarnaan Bakteri
Mikrobiologi Semester Lanjut Download
Mikroskop _Polarisasi Download
Kimia
Kimia Organik Download
pH larutan Download
Other
Safety First Download
Kebijakan Pengelolaan Obat Download
Pembiayaan Obat Daerah Download
Pengadaan Farmasi Download
Pengelolaan Obat Download
Pengaturan Pengadaan Jawa Timur Download
Perencanaan Obat Terpadu Download
Sekilas Obat-Obat KSR Download
Kebikjasanaan Pengelolaan Obat Download
Perturan per Undang-undang1 Download
Perturan per Undang-undang2 Download
Perturan per Undang-undang3 Download
Perturan per Undang-undang4 Download
Perturan per Undang-undang5 Download
Tata Cara pembuatan Apotek Download
Pengelolaan Obat Administrasi Apotik Download
Stuktur Organisasi Kebersihan Apotik Download
Menyimpan Obat Di Apotik Download
Antisipasi Penjualan Obat Download
Suplemen makanan Download
Kosmetik Download
Preskripsi
Farmakologi
Psikotropik Download
Antibiotik Penisilin Download
Antibiotik Makrilida Download
Anestestika Download
Diabetes Download
Farmakodinamik Download
Saluran Pernafasan Download
Diare Download
Intraksi Obat Download
Amina Dan Glikosida Download
Infus Download
Injeksi Download
Evaluasi Sediaan Parental Download
Farmakologi Dasar Download
Farmakognosi Download
Anti Fungi Download
Farmakologi Keperawatan Download
Psikotropik Farmakologi Download
Interaksi Obat Download
Konsep Dasar Farmakologi Download
Gangguan saluran Pernafasan Download
Ambicid Download
anti Cancer Drugs Download
Think_B2JC Download
Interaksi Obat Download
Powered by Blogger.
SUKSES
"Bukan kesalahan
kita jika terlahir
dalam keadaan
miskin, tapi adalah
suatu KESALAHAN
BESAR DIRI KITA jika
kita mati dalam
keadaan miskin
Hidup ngapain aja???
CARA SUKSES DENGAN 5 MANFAATNYA!!!
Download
BAB I
PENDAHULUAN
2.1 Definisi
- Menometrorhagia adalah hipermenorhea atau menoragia adalah perdarahan haid yang lebih
banyak dari normal/ lebih lama dari normal (lebih dari 8 hari)
(Sarwono, 1999 : 225)
- Menometrorhagia adalah perdarahan dari rahim yang terjadi pada waktu haid juga pada
saat-saat lain.
(Kamus Kedokteran. 2000: 86)
- Hipermenorea adalah perdarahan lebih banyak jumlahnya dan dapat disertai gumpalan
darah lama perdarahan lebih dari 8 hari.
(Manuaba : 1998, 398)
- Menometrorhagia adalah perdarahan uterus yang tidak sesuai waktu tetapi dalam jumlah
yang banyak.
(Manuaba, 2001 : 500)
2.2 Etiologi
Etiologi menometrorhagian ada 2 yaitu :
1. Penyebab organik
Servik uteri : Karsinoma partiom, perlukaan serviks, polip servik, erosi pada portio, ulkus
portio uteri
Vagina : Varices pecah, metostase kario karsinoma keganasan vagina, karsinoma vagina
Rahim : polip endometrium, karsinoma korpus uteri, submukosa mioma uteri.
Ovarium : radang ovarium, tumor ovarium, kista ovarium
2. Penyebab perdarahan disfungsional
Perdarahan uterus yang tidak ada hubungannya dengan sebab organik.
Perdarahan disfungsional terbagi menjadi 3 bentuk :
a. Perdarahan disfungsional dengan ovulasi (ovulatoir disfunction bleeding)
Jika sudah dipastikan bahwa perdarahan berasal dari endometrium tanpa ada sebab-sebab
organik, maka harus diperhatikan sebagai etiologi.
- Korpus lutheum persistens
Dalam hal ini dijumpai perdarahan kadang-kadang bersamaan dengan ovarium yang
membesar korpus lutheum ini menyebabkan pelepasan endometrium tidak teratur (irreguler
shedding) sehingga menimbulkan perdarahan.
- Insufisiensi korpus lutheum menyebabkan premenstrual spotting, menorhagia dan
polimenorrea, dasarnya adalah kurangnya produksi progesterone disebabkan oleh gangguan
LH releasing factor.
- Apapleksia uteri pada wanita dengan hipertensi dapat terjadi pecahnya pembuluh darah
dalam uterus.
- Kelainan darah seperti anemia, gangguan pembekuan darah purpura trombosit openik.
b. Perdarahan disfungsional tanpa ovulasi (anovulatoir disfunctiond bleeding.
Stimulasi dengan estrogen menyebabkan tumbuhnya endometrium dengan menurunnya kadar
estrogen dibawah tingkat tertentu. Timbul perdarahan yang kadang-kadang bersifat siklis,
kadang-kadang tidak teratur sama sekali.
c. Stres psikologis dan komplikasi dari pemakaian alat kontrasepsi.
(Sarwono, 1999 : 225-226)
3. Penanganan
a. Bila perdarahan disfungsional sangat banyak, penderita harus istirahat baring dan
dilakukan pemeriksaan darah.
b. Setelah pemeriksaan ginekologis menunjukkan bahwa perdarahan berasal dari uterus dan
tidak ada abortus incompletus, maka dapat diberikan :
- Estrogen dosis tinggi supaya kadarnya darah meningkat dan perdarahan berhenti, diberikan
secara intra muscular (propionasi estrodiol 25 mg, kerugian therapy ini adalah bahwa setelah
suntikan dihentikan maka perdarahan akan timbul lagi atau benzoas ekstradiol/valeras
ekstradiol 20 mg.
- Progesterone : pemberian progesterone mengimbangi pengaruh estrogen terhadap
endometrium diberikan secara intra muscular hidroksi progesterone 125 mg atau provera 10
mg oral (medroksi progesteron)
- Jika pemberian estrogen saja atau progesterone saja kurang bermanfaat, maka diberikan
kombinasi estrogen dan progesterone yaitu pil kontrasepsi, pada therapi ini dapat diberikan
progesterone untuk 7 hari mulai hari ke 21 siklus haid.
c. Dilakukan kuretase endometrium terhadap produk-produk konsepsi yang tertahan.
d. Antibiotika untuk infeksi pelvis.
4. Faktor-faktor etiologik
a. Komplikasi kehamilan
- Perdarahan implantasi
- Abortus
- Kehamilan ektopik
- Kehamilan mola penyakit trofoblastis
- Komplikasi plasenta
- Vaso previa
- Hasil konsepsi yang tertahan
- Sub involusi uterus setelah kehamilan.
b. Infeksi dan inflamasi
- Dulfitis dengan ekskoriosi
- Vaginitis
- Serviskis
- Endometritis
- Solpingo ooforitis
c. Kelainan hormonal
- Disfungsi hipolamus, hipopise ovarium
- Kisto fungsional ovarium yang menghasilkan hormon
- Hormon eksogen (estrogen, kontrasepsi oral estrogen-progestis)
- Disfungsi tiroid-hipotiroid lebih mungkin dari hipertioid dalam menyebabkan perdarahan
pervaginam ireguler.
- Gangguan psikogenik
d. Trauma
- Perdarahan postoperotif
- Laserasi obstetrik
- Benda asing dalam vagina
- Alat kontrasepsi dalam rahim
e. Endometritis
f. Odenamiasis
g. Kelainan hemotalotik atau sistemik
- Trombositopenia
- Hipertensi
- Leukimia
- Penyakit hepar
h. Adenomiosis
(Kedaruratan Obgyne, 1994, 466-467)
6. Riwayat haid
Menarche : pertama kali haid
Siklus haid : pada menometrorhagia biasanya siklus haid tidak teratur.
Banyaknya : pada menometrorhagia biasanya darah haid banyak dan bergumpal.
Keluhan : dismenorhea atau tidak
Fluor albus : banyak/ tidak, gatal/ tidak, warna jernih/ keruh.
7. Pola kebiasaan sehari-hari
a. Nutrisi
Pada menometrorhagia memerlukan nutrisi yang cukup terutama bahan makanan yang
banyak mengandung zat besi untuk meningkatkan kadar hemoglobin dalam darah.
b. Pola istirahat
Pada menometrorhagia dianjurkan untuk tirah baring atau bedrest untuk menghindari
keluarnya darah yang banyak.
c. Pola kebersihan
Pada menometrorhagia darah banyak keluar sehingga pasien harus selalu menjaga kebersihan
alat genetalia dan sering ganti pembalut untuk mencegah terjadinya infeksi.
d. Pola eliminasi
Untuk mengetahui adakah gangguan pada BAB dan BAK.
e. Pola aktivitas
Pada menometrarhagia ibu tidak boleh berjalan-jalan karena akan memperbanyak
pengeluaran darah.
8. Riwayat psikososial, budaya dan spiritual
Psikologi
Pada menometrarhagia biasanya pasien merasa khawatir karena perdarahan.
Sosial
Untuk mengetahui hubungan pasien dengan keluarga, dan masyarakat sekitar.
Budaya
Untuk mengetahui budaya yang dianut keluarga, seperti jika ada keluarga sakit berobat
kemana, selama perdarahan minum obat apa.
Spiritual
Untuk mengetahui agama dan kepercayaan untuk memudahkan memberi dukungan spiritual.
B. Data obyektif
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : baik, cukup, lemah
Kesadaran : composmentis, somnolen, apatis
TTV : TD : 100/60 s/d 140/90 mmHg
Nadi : Normalnya 70 90 x/menit
Suhu : normalnya 36 0C 37 0C
Rr : normalnya 16 24 x/menit
2. Pemeriksaan Fisik
a. Inspeksi
Kepala : rambut rontok/ tidak, kotor/ bersih, warna rambut, adakah benjolan atau tidak.
Muka : pucat menandakan adanya anemi karena perdarahan
Mata : konjungtiva pucat menandakan adanya anemi, sklera ikterus menandakan adanya
penyakit hepatitis.
Leher : adakah pembesaran kelenjar tyroid.
Payudara : simetris/ tidak, adakah benjolan abnormal
Perut : adakah pembesaran perut, adakah luka bekas operasi
Genetalia : adakah oedema/ varises, adakah tanda-tanda infeksi (panas, bengkak, kemerahan),
biasanya darah keluar banyak dan bergumpal.
Ekstremitas : simetris atau tidak, pucat menandakan anemia, oedema atau tidak
b. Palpasi
Leher : adakah pembesaran kelenjar tyroid, bendungan vena jugularis atau pembesaran
kelenjar limfe
Perut : adakah ballotement atau masa, adakah nyeri tekan
Ekstremitas : turgor kulit baik/ jelek
c. Auskultasi
Dada : adanya ronkhi atau wheezing menandakan adanya asma
Perut : bising usus positif atau negatif
d. Perkusi
Reflek patela positif atau negatif
3. Pemeriksaan penunjang
Dilakukan pemeriksaan ginekologis untuk mengetahui sumber pendarahan.
4. Terapi
Erstrogen : dipropianasi estradiol 25 mg atau benzoas ekstradiol 20 mg.
Progesteron : hidroksi progesterone 125 mg atau medroksi progesterone/provera 10 mg
Estrogen dan progesteron : pil kontrasepsi komplikasi progesteron dan estrogen selama 7
hari.
2.3.5 Intervensi
Dx : Nn ....usia .... tahun dengan menometrorhagia
Tujuan : Pendarahan pervaginam berhenti
Kriteria hasil : - KU baik
- Perdarahan berhenti
- Anemi teratasi (HB 11-16 gr %)
- TTV dalam batas normal
- Tidak terjadi komplikasi
Intervensi
1. Anjurkan pasien untuk tirah baring atau bedrest.
R/ tirah baring dapat mengurangi perdarahan.
2. Lakukan transfusi darah.
R/ transfusi darah untuk meningkatkan kadar HB.
3. Lakukan pemeriksaan ginekologis.
R/ mengetahui penyebab/sumber perdarahan.
4. Berikan estrogen dosis tinggi
R/ estrogen dapat mengurangi perdarahan.
5. berikan progesteron dosis tinggi.
R/mengimbangi kerja hormon estrogen.
2.3.6 Implementasi
Dilakukan sesuai intervensi
2.3.7 Evaluasi
Tanggal : tanggal dilakukan evaluasi
Tempat : tempat dilakukan evaluasi
S : untuk mengetahui keluhan ibu, apakah perdarahan sudah berhenti atau masih banyak,
bergumpal atau tidak, khawatir atau tidak.
O : - Pasien tampak berbaring di tempat tidur/jalan-jalan
- Transfusi darah berhasil atau tidak
- Pemeriksaan ginekologis sudah dilakukan/belum
- Terapi estrogen dosis tinggi diberikan/tidak
- Terapi progesteron dosis tinggi diberikan/ tidak
- Terapi kombinasi estrogen dan progesteron
- Kuretase dilakukan atau tidak
- Antibiotik diberikan atau tidak.
A : Nn ......... usia ....... tahun dengan menometroragia teratasi atau belum.
P : Jika masalah belum teratasi lanjutkan rencana dan terapi serta kolaborasi dengan dokter.
Jika masalah teratasi pasien boleh pulang dengan KIE :
- Kontrol setelah obat habis dan jika ada keluhan.
- Banyak makan sayur yang mengandung zat besi.
- Obat diminum secara teratur.
BAB III
TINJAUAN KASUS
3.5 INTERVENSI
Dx : Nn T usia 22 tahun dengan menometrorhagia
Tujuan : Perdarahan pervaginam berhenti
Kriteria hasil : - KU baik
- Perdarahan bisa berkurang/berhenti
- Anemi bisa teratasi CHB 11-16 gr %
- TTV dalam batas normal
Intervensi :
1. Lakukan pendekatan pada ibu dan keluarga
R/ pendekatan yang baik akan menimbulkan rasa percaya kepada petugas sehingga pasien
lebih kooperatif.
2. Jelaskan pemeriksaan pada pasien dan keluarga.
R/ hasil pemeriksaan akan menambah pengetahuan dan wawasan tentang keadaan pasien saat
ini.
3. Lakukan pemeriksaan tanda-tanda vital setiap 6 jam
R/ parameter deteksi dini adanya komplikasi.
4. Lakukan pemantauan cairan infus setiap 6 jam.
R/ parameter deteksi darah yang hilang.
5. Lakukan pemantauan perdarahan setiap hari
R/ parameter deteksi darah yang hilang.
6. Lakukan transfusi darah
R/ transfusi darah dapat meningkatkan kadar HB
7. Lakukan pemeriksaan kadar HB setelah transfusi
R/ pemantauan keberhasilan transfusi.
8. Anjurkan pasien untuk tirah baring atau bedrest
R/ menghindari keluarnya darah yang berlebihan.
9. Anjurkan pasien untuk makan sayuran yang berwarna hijau tua
R/untuk meningkatkan kadar HB dalam darah.
10. Ajarkan pasien cara menjaga personal hygiene
R/ mencegah secara dini terjadinya infeksi
11. Anjurkan pada keluarga untuk membantu kebutuhan pasien.
R/ dukungan keluarga dapat membuat pasien lebih nyaman.
12. Anjurkan pasien untuk minum obat secara teratur
R/ minum obat teratur dapat membantu penyembuhan.
13. Lakukan kolaborasi dengan dokter
R/ melakukan fungsi dependen.
3.6 IMPLEMENTASI
Hari / tanggal : Selasa 15 Januari 2008
Tempat : Ruang Melati I
Dx : Nn T usia 22 tahun dengan menometrarhagia
Jam 08.45 1. Melakukan pendekatan pada ibu dengan memberi salam dan memperkenalkan
diri.
Jam 08.50 2. Melakukan pemeriksaan dan menjelaskan bahwa keadaan ibu cukup baik, serta
pemeriksaan HB kurang dari normal (8,4 gr %), anemi belum teratasi.
Jam 08.55 3. Melakukan pemeriksaan tanda-tanda vital dengan hasil tekanan darah 110/70
mmHg, nadi 88 x/menit, suhu 36,3 0C dan pernapasan 20 x/menit.
Jam 09.00 4. Melakukan pemantauan perdarahan masih banyak/ softek (ganti 6-7 x/hari)
bergumpal, berwarna merah kehitaman, bau khas.
Jam 09.05 5. Melakukan pemantauan cairan infus NS 20 tetes/menit, lancar, terpasang di
tangan sebelah kiri.
Jam 09.20 7. Menganjurkan pasien untuk berbaring di tempat tidur, tidak boleh jalan-jalan,
boleh ke kamar mandi untuk BAB dan BAK.
Jam 09.30 8. Menganjurkan pasien untuk sering mengganti pembalut setiap kali penuh/
basah/ lembab, mengajarkan cara cebok yang benar dari arah depan (vagina) ke belakang
(anus) jangan sampai terbalik.
Jam 09.45 9. Menganjurkan keluarga untuk membantu pasien jika membutuhkan sesuatu.
Jam 09.50 10. Memberikan motivasi kepada pasien dengan mendengarkan keluhan-keluhan
yang dirasakan pasien.
Jam 09.55 11. Menganjurkan pasien dan keluarga untuk berdoa sesuai agama dan
kepercayaannya
Jam 10.00 12. Menganjurkan pasien untuk minum obat secara teratur sesuai anjuran.
Solvitrol : 3 x 1 tablet (pagi, siang, sore)
Jam 10.05 13. Menganjurkan pasien dan keluarga untuk terus berdoa kepada tuhan yang
maha esa untuk kesembuhan pasien.
Jam 10.10 14. Melakukan kolaborasi dengan dokter.
Terapi tanggal 15 Januari 2008 : infus NS 20 tetes/ menit
Injeksi intermic 3 x 500 mg
Saluitral 3 x 1 tablet
Rencana : dilakukan USG abdomen
Transfusi darah 2 WB
3.7 EVALUASI
Hari/ Tanggal/ Jam : Selasa / 15 Januari 2008/ Jam 10.20 WIB
Tempat : Ruang Melati I, Puskesmas Sumber Pucung
Dx : Nn T usia 22 tahun denagn menometrorhagia
S : Ibu mengatakan darah masih keluar, gumpalan berkurang, bau khas
O : KU : cukup
Kesadaran : composmentis
TTV : TD : 110/70 mmHg
Nadi : 84 x/menit
Suhu : 36 0C
RR : 20 x/menit
- Infus terpasang ditangan sebelah kanan 20 tetes/menit, lancar
- Perdarahan banyak, gumpalan berkurang
- Pasien tampak berbaring di tempat tidur
- Pasien tampak menghabiskan makannya
- Pasien bisa menjelaskan cara cebok yang benar, menjaga kebersihan alat genetalianya.
- Keluarga selalu membantu kebutuhan pasien.
- Pasien minum obat sesuai anjuran solvitrol 3 x 1 tablet.
- Pasien dan keluarga selalu berdoa.
A : Nn T usia 22 tahun dengan menometrorhagia belum teratasi
P : - Lakukan transfusi darah
- Lakukan pemeriksaan Hb setelah transfusi
- Lakukan USG abdomen
- Pemantauan perdarahan.
BAB IV
PEMBAHASAN
Setelah dilakukan asuhan kebidanan pada kasus NyT dengan menometrorhagia penulis
menemukan sedikit kesenjangan antara teori dan praktek yaitu:
- Pada teori seharusnya dilakukan pemeriksaan ginekologis untu memastikan sumber
perdarahan, namun dalam prakteknya tidak dilakukan karena pasien belum menikah sehingga
dilakukan USG abdomen untuk mengetahui penyebab perdarahan
- Pada teori untuk menangani menometrorhagia diberikan estrogen dosis tinggi atau
kombinasi estrogen dan progesterone untuk menghentikan perdarahan, namun dalam praktek
diberikan intermic injeksi (uterotonika) untuk menghentikanj perdarahan
- Pada teori diberikan antibiotic untuk mencegah infeksi yang terjadi akibat perdarahan,
namun dalam prakteknya tidak diberikan antibiotik baik oral maupun parenteral
Pada kasus NyT dengan menometrorhagia untuk menghentikan perdarahan dan mengetahui
penyebabnya dilakukakn tindakan sebagai berikut :
- Pemberian infuse NS 20 tetes/menit untuk menggantikan caiaran yang hilang dan
memperbaiki keadaan umum pasien menjadi lebih baik
- Pemberian injeksi intermic 3 X 500 mg per infuse untuk merangsang kontraksi agar
perdarahan bisa berhenti
- Pemberian solvitrol 3 X 1 tablet peroral untuk meningkatkan kadar HB dalam darah
- Dilakukan pemeriksaan HB setiap hari untuk mementau kadar HB dalam darah dan keadaan
pasien
- Dilakukan tranfusi darah 2 WB untuk menggantikan darah yang hilang akibat
perdarahan,meningkatkan kadar HB dalam darah dan memperbaiki keadaan pasien
- Dilakukan USG abdomen untuk mengetahui penyebab menometrorhagia dengan hasil
adanya kistoma ovarium disebalah kanan dengan diameter 3 cm
Setelah Dilakukan Tindakan Tersebut Akhirnya Menometrorhagia Dapat Teratasi dengan
perdarahan berhenti dan keadaan pasien menjadi lebih baik sehingga pasien boleh pulang,
seharusnya dengan adanya kistoma ovarium pasien tidak dipulangkan namun dilakukan
rujukan kerumah sakit yang lebih lengkap untuk dilakukan kuretase atau dilakukan operasi
pengambilan kista agar kejadian menometrorhagia tidak berulang dan kista tidak bertambah
besar yang bisa membahayakan pasien, namun dari pihak puskesmas tidak melakukan
rujukan kerumah sakit hanya memberikan konseling untuk konsultasi sendiri ke dokter
spesialis kandungan atau kerumah sakit untuk penanganan lebih lanjut
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Menometrorhagia merupakan suatu penyakit yang sering ditemukan pada wanita usia subur
dan menjelang menopause. Penyebab menometrorhagia bisa disebabkan oleh kelainan
organik dari servik uteri, vagina, rahim ataupun tuba falopi serta kista ovari.
Menometroragia juga bisa disebabkan oleh perdarahan disfungsional dengan ovulasi,
perdarahan disfungsional tanpa ovulasi ataupun stress psikologis dan komplikasi dari
pemakaian obat kontrasepsi.
Pada kasus NyT dengan menometrorhagia dapat disimpulkan bahwa pasien mengalami
perdarahan yang banyak menyebabkan anemia, kadar HB menurun hingga 8,4 gr % dan
pasien menjadi lemah sehinga pasien perlu tirah baring untuk mencegah perdarahan,
diberikan infus dan tranfusi darah, pada awalnya tranfusi terlambat dilakukan karena
persediaan darah habis dan akhirnya tranfusi 2 WB dapat dilakukan sehingga anemia dapat
teratasi dengan kadar HB meningkat menjadi 11,6 gr %, untuk memastikan penyebab dari
menometroragia dilakukan USG abdomen dengan hasil adanya cystoma ovari disalah satu
ovarium sebelah kanan dengan diameter 3 cm, karena kista tidak ganas sehingga tidak
memerlukan operasi hanya konsultasi kedokter spesialis kandungan atau kerumah sakit untuk
tindakan lebih lanjut
5.2 Saran
a. Pada petugas kesehatan
Diharapkan pada semua petugas kesehatan puskesmas Sumberpucung agar menangani
menometrorhagia dengan cepat dengan mencari penyebab atau sumber perdarahan dan
menghentikan perdarahan dengan segera karena perdarahan yang terlambat penanganan dapat
membahayakan nyawa pasien
b. Pada masyarakat
Diharapkan pada masyarakat untuk selalu memperhatikan kesehatan, individu dan keluarga
dan tidak mengangap remeh adanyan kejadian gangguan haid terutama haid yang banyak dan
melebihi batas normal, jika ada kejadian perdarahan tiba-tiba dan banyak agar segera berobat
ketenaga kesehatan agar penyebab perdarahan dapat segera diketahui dan perdarahan dapat
ditangani dengan tepat waktu dan tidak terjadi komplikasi
c. Bagi mahasiswa
Diharapkan kepada seluruh mahasiswa agar melakukan pengkajian data dan pemeriksaan
dengan tepat dan komprehensif pada kasus menometroragia sehingga dapat menegakkan
diagnosa dan memberikan intervensi dengan tepat sesuai masalah agar tidak terlambat
penanganan yang bisa berakibat fatal
DAFTAR PUSTAKA
Depkes RI, 1993. Asuhan Kebidanan pada Klien Dengan Gangguan Reproduksi, Jakarta :
Depkes RI
Manuaba, Ida Bagus. 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana
untuk Pendidikan Bidan. Jakarta : EGC