Anda di halaman 1dari 14

BAB I

KONSEP DASAR AUDIT MANAJEMEN

KELOMPOK 1

Sang Ayu Putu Thania P. E. P (145020307111041)


Iffat Hanifah Christitama (145020307111043)
Fithria Marta Paenan (145020307111045)
Rana Auliani (145020307111067)

KONSEP, DEFINISI, DAN TUJUAN AUDIT MANAJEMEN


Audit adalah kegiatan mengumpulkan informasi aktual dan signifikan melalui
interaksi secara sistematis, obyektif, dan terdokumentasi yang berorientasi memiliki nilai
manfaat. Audit manajemen adalah audit terhadap manajemen suatu organisasi secara
keseluruhan untuk menilai unsur-unsur manajemen apakah yang telah direncanakan,
dijalankan, dan dikendalikan dengan prinsip-prinsip manajemen yang baik dan benar
sehingga organisasi melalui fungsi-fungsinya dapat mencapai tujuan yang direncanakan
secara efektif dan efisien. Jadi, dapat disimpulkan bahwa audit manajemen
(management audit) adalah evaluasi terhadap efisiensi dan efektivitas operasi
perusahaan.
Audit manajemen bertujuan untuk mengidentifikasi kegiatan, program, dan
aktivitas yang masih memerlukan perbaikan, sehingga dengan rekomendasi yang
diberikan nantinya dapat dicapai perbaikan atas pengelolaan berbagai program dan
aktivitas pada perusahaan tersebut.

HUBUNGAN DAN FUNGSI YANG DITIMBULKAN DALAM AUDIT

Di dalam audit, ada tiga


pihak yang terlibat, diantaranya:
1. Pihak pertama: auditor.
2. Pihak kedua: entitas yang
diaudit (auditee), biasanya
diwakili oleh manajemen dan
karyawan perusahaan.
3. Pihak ketiga: entitas yang memerlukan pertanggungjawaban dari entitas yang
diaudit, biasanya diwakili oleh dewan komisaris (pemegang saham).
Berdasarkan bagan di atas, auditor sebagai pihak pertama melalukan audit terhadap
pertanggungjawaban pihak kedua kepada pihak ketiga dan memberikan pengesahan
hasil auditnya untuk kepentingan pihak ketiga. Auditee sebagai entitas yang
mempertanggungjawabkan kinerjanya kepada pihak ketiga adalah pihak yang diadit
oleh pihak pertama. Sementara pihak ketiga adalah entitas yang
memerlukan
pertanggungjawaban dari pihak kedua, dan menerima laporan pertanggungjawaban
pihak kedua yang telah disahkan oleh pihak pertama.
Berbagai jenis audit dilakukan untuk memastikan bahwa proses operasi di dalam
perusahaan telah berjalan sesuai dengan peraturan dan kebijakan yang berlaku serta
pengelolaan terhadap sumber daya dalam proses tersebut berjalan secara efektif dan
efisien. Adapun beberapa jenis audit beserta penjelasannya dapay dilihat pada tabel di
bawah ini.

RUANG LINGKUP DAN SASARAN AUDIT


Ruang lingkup audit manajemen meliputi seluruh aspek kegiatan manajemen.
Ruang lingkup ini dapat berupa seluruh kegiatan atau dapat juga hanya mencakup bagian
tertentu dari program atau aktivitas yang dilakukan. Sedangkan sasaran dalam audit
manajemen adalah kegiatan, aktivitas, program, dan bidang-bidang dalam perusahaan
yang diketahui masih memerlukan perbaikan atau peningkatan baik dari segi
ekonomisasi, efisiensi, pengelolaan sumber daya, serta efektivitas pencapaian tujuan
perusahaan. Ada tiga elemen pokok dalam sasaran audit, yaitu:
1. Kriteria (criteria)
Kriteria merupakan standar bagi setiap individu atau kelompok di dalam perusahaan
dalam melakukan aktivitasnya.
2. Penyebab (cause)
Penyebab merupakan tindakan yang dilakukan oleh setiap individu atau kelompok
di dalam perusahaan. Penyebab dapat bersifat positif, dimana program atau aktivitas
berjalan dengan tingkat efisiensi dan efektivitas yang lebih tinggi, atau sebaliknya
bersifat negatif, dimana program atau aktivitas berjalan dengan tingkat efisiensi dan
efektivitas yang lebih rendah dari standar yang telah ditetapkan.
3. Akibat (effect)
Akibat merupakan perbandingan antara penyebab dengan kriteria yang berhubungan
dengan penyebab tersebut. Akibat negatif menunjukkan program atau aktivitas
berjalan dengan tingkat pencapaian yang lebih rendah dari kriteria yang ditetapkan.
Sedangkan akibat positif menunjukkan bahwa program atau aktivitas telah
terslenggara secara baik dengan tingkat pencapaian yang lebih tinggi dari kriteria
yang ditetapkan.

PRINSIP DASAR AUDIT


Ada tujuh prinsip dasar yang harus diperhatikan auditor agar audit manajemen
dapat mencapai tujuan dengan baik, diantaranya:
1. Audit dititikberatkan pada objek audit yang mempunyai peluang untuk diperbaiki.
2. Prasyarat penilaian terhadap kegiatan objek audit.
3. Pengungkapan dalam laporan adanya temuan-temuan yang bersifat positif.
4. Identifikasi individu yang bertanggung jawab terhadap kekurangan-kekurangan
yang terjadi.
5. Penentuan tindakan terhadap petugas yang seharusnya bertanggung jawab.
6. Pelanggaran hukum.
7. Penyelidikan dan pencegahan kecurangan.

PERBEDAAN AUDIT MANAJEMEN DAN AUDIT KEUANGAN


Audit manajemen dirancang untuk menemukan penyebabdan kelemahan-
kelemahan yang terjadi padda pengelolaan program/aktivitas perusahaan, menganalisis
akibat yang ditimbulkan oleh kelemahan tersebut dan menentukan tindakan perbaikan
yang berkaitan dengan kelemahan tersebut agar dicapai perbaikan pengelolaan di masa
yang akan dating. Berbedaa dengan audit keuangan yang menekan auditnya pada data-
data transaksi,proses pencatatan, dan laporan akuntansi yang dibuat perusahaan, audit
manajemne dilakukan dengan lingkup lebih luas, yaitu keseluruhan aspek manajemen
dari objek yang diaudit. Karakteristik yang berbeda antara audit keuangan dan audit
manajemen, maka tujuan dan tujuan auditnya juga berbed. Secara lebih detail, beberapa
hal yang membedakannya diuraikan sebagai berikut.

No. Keterangan Audit manajemen Audit keuangan


1 Tujuan audit Perbaikan atas program/ aktivitas Mendapatkan Opini
pengelolaan perusahaan yang
masih memerlukan perbaikan
2 Ruang lingkup Keseluruhan fungsi manajemen Data-data akuntansi
audit dan unit-unit terkait yang ada di perusahaan dan
dalamnya proses penyajian
laporan keuangan
3 Dasar yuridis Opsional Wajib
4 Pelaksana audit Auditor internal/Eksternal Auditor Eksternal
5 Frekuensi audit Opsional Minimal satu kali
dalam satu tahun
6 Orientasi hasil audit Anticipatory Bersifat historis
7 Bentuk laporan Laporan yang bersifat Laporan bentuk
audit Komprehensif pendek
8 Pengguna laporan Pihak Internal Pihak Eksternal

TAHAP-TAHAP AUDIT
1. Audit Pendahuluan

Audit pendahuluan dilakukan untuk mendapatkan informasi latar belakang terhadap


objek yang diaudit. Di samping itu, pada audit ini juga dilakukan penelaahan terhadap
berbagai peraturan, ketentuan,dan kebijakan berkaitan dengan aktivitas yang
diaudit, serta
menganalisis berbagai informasi yang telah diperoleh untuk mengidentifikasi hal-hal
yang potensial mengandung kelemahan pada perusahaan yang diaudit.

2. Review dan Pengujian Pengendalian Manajemen

Pada tahap ini auditor melakukan review dan pengujian terhadap pengendalian
manajemen objek audit, dengan tujuan untuk menilai efektivitas pengendalian
manajemen dalam mendukung pencapaian tujuan perusahaan.

3. Audit Terinci

Pada tahap ini auditor melakukan pengumpulan bukti yang cukup dan kompetensi untuk
mendukung tujuan audit yang telah ditentukan. Pada tahap ini juga dilakukan
pengembangan temuan untuk mencari keterkaitan satu temuan dengan temuan yang lain
dalam menguji permasalahan yang berkaitan dengan tujuan audit.

4. Pelaporan

Tahapan ini bertujuan untuk mengkomunikasikan hasil audit termasuk rekomendasi yang
diberikan kepada berbagai pihak yang berkepentingan. Hal ini penting untuk
meyakinkan pihak manajemen tentang keabsahan hasil audit dan mendorong pihak
pihak yang berwenang untuk melakukan perbaikan terhadap berbagai kelemahan yang
ditemukan.

5. Tindak lanjut

Sebagai tahap akhir dari audit manajemen, tindak lanjut bertujuan untuk mendorong
pihak-pihak yang berwenang untuk melaksanakan tindak lanjut sesuai dengan
rekomendasi yang diberikan. Auditor tidak memiliki wewenang untuk mengharuskan
manajemen melaksanakan tindak lanjut sesuai dengan rekomendasi yang diberikan.

MEMAHAMI PERMASALAHAN SECARA DINI


Memahami secara dini permasalahan ini akan sangat membantu perusahaan dalam
mempertahankan dan bahkan meningkatkan kemampuan bersaingnya. Tindakan
antisipasi terhadap kemungkinan yang lebih buruk di masa yang akan dating,
memerlukan
penilaian yang tepat terhadap pengelolaan yang telah berjalan saat ini dan identifikasi
kekurangan atau kelemahan pengelolaan program/aktivitas yang ada selama ini sehingga
perusahaan dapat menentukan langkah-langkah perbaikan yang perlu dilakukan. Berikut
adalah hal-hal yang menjadi penyebab kegagalan perusahaan yang harus mendapat
perhatian serius untik menghindari akibat buruk yang mungkin terjadi, seperti :

1. Tidak ada perencanaan bisnis


2. Pendanaan yang kurang
3. Sasaran dan tujuan operasional yang tidak selaras
4. Gagal mengukur sasaran dan tujuan
5. Gagal dalam mengatur arus kas
6. Gagal memahami industry dan target pelanggan
7. Tidak ada rencana pemasaran untuk menarik pelanggan baru
8. Estimasi yang rendah terhadap persaingan
9. Biaya yang tidak bersaing
10. Kurang perhatian terhadap piutang dalam persediaan
11. Kurang terampilnya pengelolaan pada setiap orang

EKONOMISASI, EFISIENSI, DAN EFEKTIVITAS

Kepuasan pelanggan sangat ditentukan oleh bagaimana perusahaan tersebut


memaksimalkan nilai pelanggannya. Nilai pelanggan merupakan selisih antara manfaat
yang dapat dinikmati oleh pelanggan dengan apa yang dikorbankannya untuk
memperoleh manfaat tersebut.

Peningkatan customer realization menuntut kemampuan perusahaan untuk selalu


berinovasi dalam meningkatkan kemampuan produk dalam memenuhi kebutuhan
pelanggan. Dalam kondisi tersebut, perusahaan harus melibatkan aktivitas-aktivitas yang
menambah nilai dalam operasinya. Ekonomisasi (kehematan), efisiensi (daya guna), dan
efektivitas (hasil guna) merupakan tiga hal penting yang tidak dapat dipisahkan yang
harus dicapai perusahaan dalam rangka meningkatkan kemampuan bersaingnya.
- Ekonomisasi

Ekonomisasi berhubungan dengan bagaimana perusahaan dalam mendapatkan


sumber daya yang akan digunakan dalam setiap aktivitas. Jika perusahaan mampu
memperoleh sumber daya yang akan digunakan dalam operasi dengan pengorbanan
yang paling kecil, maka perusahaan telah berhasil memperoleh sumber daya dengan
cara yang paling ekonomis. Berbagai cara dapat dilakukan oleh perusahaan untuk
mendapatkan input dengan pengorbanan yang paling kecil, misalnya melalui kontrak
jangka panjang dengan pemasok, menetapkan beberapa pemasok terpilih, dan
lainnya.

- Efisiensi

Efisiensi berhubungan dengan bagaimana perusahaan melakukan operasi yang


berkaitan dengan metode kerja, sehingga tercapai optimalisasi penggunaan sumber
daya yang dimiliki. Efisiensi adalah seberapa besar output yang dihasilkan dengan
menggunakan input yang dimiliki perusahaan.

- Efektivitas

Efektivitas merupakan tingkat keberhasilan suatu perusahaan untuk mencapai


tujuannya. Efektivitas adalah ukuran dari output.

EFISIENSI DAN EFEKTIVITAS

Sistem biaya kualitas menunjukkan bahwa kualitas ternyata dapat menjadi salah
satu sumber penghematan. Wujud dari komitmen manajemen dalam merencanakan,
mengorganisasi, mengarahkan, dan mengendalikan proses pengelolaan sumber daya
secara optimal. Dengan adanya kesadaran bahwa setiap bagian, kelompok, dan individu
adalah pemasok bagi bagian, kelompok, dan individu lain, maka secara sadar mereka
akan saling mendukung satu sama lain dalam pencapaian tujuan perusahaan.
RUANG LINGKUP AUDIT MANAJEMEN

Sesuai dengan tujuannya, audit manajemen dilaksanakan untuk meningkatkan


ekonomisasi, efisiensi pengelolaan sumber daya, serta efektivitas pencapaian tujuan
perusahaan. Oleh karena itu, audit manajemen diarahkan untuk menilai secara
keseluruhan pengelolaan operasional objek audit, baik fungsi manajerial, maupun fungsi
bisnis perusahaan.

1. Fungsi Manajerial
- Perencanaan

Pada tahap ini, komitmen manajemen dalam mengaktualisasikan profesionalismenya


diuji. Apakah rencana yang dibuat telah mencerminkan komitmen manajemen untuk
membawa perusahaan kea rah yang lebih baik, tingakt produktivitas yang maksimal
dari pengelolaan sumber daya yang dimiliki perusahaan, dan rencana peningkatan
berkelanjutan yang direncanakan manajemen untuk mencapai kinerja terbaik
perusahaan.

- Pengorganisasian

Pengorganisasian menyangkut bagaimana pengaturan sumber daya dilakukan


termasuk penempatan personel pada pekerjaan yang tepat sesuai dengan
kompetensinya. Pengorganisasian juga berkaitan dengan pengalokasian sumber daya
yang proporsional untuk mendukung penerapan strategi pencapaian tujuan
perusahaan.

- Pengarahan

Pengarahan berkaitan dengan implementasi rencana, didukung oleh perangkat


organisasi dan sumber daya yang memadai.

- Pengendalian

Audit atas pengendalian menekankan pada penilaian terhadap efektivitas sistem


pengendalian dalam memandu proses operasional agar mampu berjalan secara
ekonomis, efisien, dan efektif dalam pencapaian tujuannya.
2. Fungsi Bisnis
a) Audit Manajemen pada Fungsi Pemasaran

Berfungsi untuk menilai bagaimana setiap program atau aktivitas pemasaran yang
dilakukan mencapai tujuannya melalui pengelolaan sumber daya yang ekonomis dan
efisien. Selain itu, audit juga dilakukan terhadap bagaimana perusahaan menetapkan
strategi pemasarannya. Beberapa lingkup audit manajemen pemasaran adalah
lingkungan pemasaran, strategi pemasaran, organisasi pemasaran, produktivitas
pemasaran, dan fungsi pemasaran.

b) Audit Manajemen pada Fungsi Produksi dan Operasi

Bertujuan untuk melakukan pengujian terhadap ketaatan perusahaan dalam


menerapkan berbagai aturan dan kebijakan yang telah ditetapkan dalam operasi
perusahaan. Audit pada fungsi ini juga ditujukan untuk menilai ekonomisasi dan
efisiensi pengelolaan sumber daya dan efektivitas pencapaian tujuan perusahaan.
Ruang lingkup audit ini meliputi perencanaan produksi, pengendalian kualitas,
produktivitas dan efisiensi, metode dan standar kerja, pemeliharaan peralatan,
organisasi manajemen produksi dan operasi, plant dan layout.

c) Audit Manajemen pada Fungsi Sumber Daya Manusia

Berfungsi untuk menilai apakah kebutuhan SDM suatu perusahaan sudah terpenuhi
dengan cara yang hemat, efisien, dan efektif. Ruang lingkup pada audit ini mencakup
perencanaan tenaga kerja, penerimaan karyawan, seleksi, orientasi dan penempatan,
pelatihan dan pengembangan, penilaian kerja, pengembangan karier, sistem imbalan
dan kompensasi, perlindungan karyawan, hubungan karyawan, dan PHK.

d) Audit Manajemen pada Fungsi Sistem Informasi

Audit pada fungsi ini menekankan pada penilaian terhadap keandalan sistem
informasi yang dimiliki perusahaan untuk menghasilkan berbagai informasi yang
diperlukan secara akurat dan tepat waktu. Ruang lingkup audit ini meliputi
dukungan satuan
pengolah data, perencanaan pengolahan data, organisasi pengolahan data, dan
pengendalian pengolahan data.

e) Audit Manajemen pada Fungsi Sistem Kepastian Kualitas

Audit sistem kepastian kualitas bertujuan untuk menilai apakah sistem kepastian
kualitas yang diterapkan perusahaan telah mampu memandu proses operasi
perusahaan untuk dapat mencapai kualitas produk sesuai dengan standar yang telah
diterapkan.

f) Audit Manajemen pada Fungsi Lingkungan

Tujuan utama audit pada fungsi ini adalah untuk menilai sejauh mana perusahaan
telah melaksanakan tanggung jawab lingkungannya. Tujuan audit pada fungsi ini
mencakup tanggung jawab perusahaan terhadap lingkungan internalnya maupun
tanggung jawab lingkungan eksternal. Secara umum ruang lingkup audit manajemen
lingkungan meliputi audit tanggung jawab, manajemen, dan aktivitas lingkungan.

g) Audit Manajemen pada Fungsi Perpajakan

Audit perpajakan dapat membantu perusahaan dalam mengelola kewajiban


perpajakannya dengan efektif dan efisien, sehingga perusahaan dapat meminimalkan
kewajiban perpajakannya tanpa melanggar aturan dan ketentuan perpajakan yang
berlaku.

LANGKAH-LANGKAH AUDIT

Secara garis besar tahapan-tahapan audit manajemen dapat dikelompokkan menjadi


lima yaitu :

1. Audit Pendahuluan
Audit pendahuluan dilakukan dalam rangka mempersiapkan audit lebih dalam.
Audit ini lebih ditekankan pada usaha untuk memperoleh informasi latar
belakang
tentang objek audit. Beberapa hal penting yang harus diperhatikan berkaitan
dengan pelaksanaan audit ini, antara lain:
a. Pemahaman auditor terhadap objek audit
b. Penentuan tujuan audit
c. Penentuan ruang lingkup dan sasaran audit
d. Review terhadap peraturan dan perundang-undangan yang berkaitan dengan
objek audit
e. Pengembangan kriteria awal dalam audit
Pada audit ini juga dilakukan penelaahan terhadap berbagai peraturan,
ketentuan, dan kebijakan berkaitan dengan aktivitas yang diaudit, serta
menganalisis berbagai informasi yang telah diperoleh untuk mengidentifikasi
hal-hal yang potensial mengandung kelemahan pada perusahaan yang diaudit.
Dari informasi latar belakang ini, auditor dapat menentukan tujuan audit
sementara.

2. Review dan Pengujian Pengendalian Manajemen


Dalam rangka mengoptimalkan penggunaan sumber daya, memotivasi karyawan
untuk melaksanakan peraturan dan kebijakan yang telah ditetapkan, seta
mencegah terjadinya berbagai penyimpangan dalam pencapaian tujuan
perusahaan, manajemen harus melakukan fungsi pengendalian. Sistem
pengendalian manajemen merupakan sistem yang digunakan untuk
mengumpulkan, menganalisis informasi, mengevaluasi, dan memanfaatkannya
serta berbagai tindakan yang dilakukan oleh manajemen dalam melakukan
pengendalian. Karakteristik sistem pengendalian manajemen yang baik
mencakup hal-hal berikut:
a. Pernyataan tujuan perusahaan
b. Rencana perusahaan yang digunakan untuk mencapai tujuan
c. Kualitas dan kuantitas SDM yang sesuai dengan tanggung jawab yang
dipikul dan adanya pemisahan fungsi yang memadai
d. Sistem pembuatan kebijakan dan praktik yang sehat pada masing-masing
organisasi
e. Sistem penelaahan yang efektif pada setiap aktivitas untuk memperoleh
keyakinan bahwa kebijakan dan prakik yang sehat telah dilaksanakan dengan
baik

3. Audit Lanjutan
Audit tahap ini bertujuan untuk memperoleh bukti yang cukup untuk mendukung
tujuan audit yang sesungguhnya, yang telah ditetapkan berdasarkan hasil review
dan pengujian pengendalian manajemen. Pada tahap ini auditor harus mampu
mengungkap lebih lanjut dan menganalisis semua informasi yang berkaitan
dengan tujuan audit, sehingga akhirnya dapat disusun suatu kesimpulan audit dan
dibuat rekomendasi yang dapat diterima oleh objek audit. Langkah-langkah audit
pada tahap ini meliputi:
a. Mengumpulkan tambahan informasi latar belakang objek audit yang
diperlukan
b. Memperoleh bukti-bukti yang relevan, material, dan kompeten
c. Membuat ringkasan atas bukti yang telah diperoleh dan
mengelompokkannya ke dalam kelompok kriteria, penyebab, dan akibat
d. Menyusun kesimpulan atas dasar ringkasan bukti yang telah diperoleh
dan mengidentifikasi bahwa akibat yang ditimbulkan dari ketidaksesuaian
antara kondisi dan kriteria cukup penting dan meterial. Kesimpulan ini
merupakan pemantapan temuan hasil audit

4. Pelaporan
Bagian akhir dari proses audit manajemen adalah pelaporan hasil audit. Ada dua
cara penyajian laporan audit manajemen, yaitu:
a. Cara penyajian yang mengikuti arus informasi yang diperoleh selama
tahapan- tahapan audit, dan
b. Cara penyajian yang mengikuti arus informasi yang menitikberatkan
penyajian kepada kepentingan para pengguna laporan hasil audit ini
5. Tindak Lanjut
Implementasi tindak lanjut atas rekomendasi yang diberikan auditor merupakan
bentuk komitmen manajemen dalam meningkatkan proses dan kinerja
perusahaan atas beberapa kelemahan atau kekurangan yang masih terjadi.
Auditor tidak memiliki kewenangan memaksa dan menuntut manajemen untuk
melaksanakan tindak lanjut sesuai dengan rekomendasi yang diberikan, tetapi
lebih menempatkan diri sebagai supervisor atas rencana, pelaksanaan, dan
pengendalian tindak lanjut yang dilakukan.

Anda mungkin juga menyukai