KELOMPOK 1
TAHAP-TAHAP AUDIT
1. Audit Pendahuluan
Pada tahap ini auditor melakukan review dan pengujian terhadap pengendalian
manajemen objek audit, dengan tujuan untuk menilai efektivitas pengendalian
manajemen dalam mendukung pencapaian tujuan perusahaan.
3. Audit Terinci
Pada tahap ini auditor melakukan pengumpulan bukti yang cukup dan kompetensi untuk
mendukung tujuan audit yang telah ditentukan. Pada tahap ini juga dilakukan
pengembangan temuan untuk mencari keterkaitan satu temuan dengan temuan yang lain
dalam menguji permasalahan yang berkaitan dengan tujuan audit.
4. Pelaporan
Tahapan ini bertujuan untuk mengkomunikasikan hasil audit termasuk rekomendasi yang
diberikan kepada berbagai pihak yang berkepentingan. Hal ini penting untuk
meyakinkan pihak manajemen tentang keabsahan hasil audit dan mendorong pihak
pihak yang berwenang untuk melakukan perbaikan terhadap berbagai kelemahan yang
ditemukan.
5. Tindak lanjut
Sebagai tahap akhir dari audit manajemen, tindak lanjut bertujuan untuk mendorong
pihak-pihak yang berwenang untuk melaksanakan tindak lanjut sesuai dengan
rekomendasi yang diberikan. Auditor tidak memiliki wewenang untuk mengharuskan
manajemen melaksanakan tindak lanjut sesuai dengan rekomendasi yang diberikan.
- Efisiensi
- Efektivitas
Sistem biaya kualitas menunjukkan bahwa kualitas ternyata dapat menjadi salah
satu sumber penghematan. Wujud dari komitmen manajemen dalam merencanakan,
mengorganisasi, mengarahkan, dan mengendalikan proses pengelolaan sumber daya
secara optimal. Dengan adanya kesadaran bahwa setiap bagian, kelompok, dan individu
adalah pemasok bagi bagian, kelompok, dan individu lain, maka secara sadar mereka
akan saling mendukung satu sama lain dalam pencapaian tujuan perusahaan.
RUANG LINGKUP AUDIT MANAJEMEN
1. Fungsi Manajerial
- Perencanaan
- Pengorganisasian
- Pengarahan
- Pengendalian
Berfungsi untuk menilai bagaimana setiap program atau aktivitas pemasaran yang
dilakukan mencapai tujuannya melalui pengelolaan sumber daya yang ekonomis dan
efisien. Selain itu, audit juga dilakukan terhadap bagaimana perusahaan menetapkan
strategi pemasarannya. Beberapa lingkup audit manajemen pemasaran adalah
lingkungan pemasaran, strategi pemasaran, organisasi pemasaran, produktivitas
pemasaran, dan fungsi pemasaran.
Berfungsi untuk menilai apakah kebutuhan SDM suatu perusahaan sudah terpenuhi
dengan cara yang hemat, efisien, dan efektif. Ruang lingkup pada audit ini mencakup
perencanaan tenaga kerja, penerimaan karyawan, seleksi, orientasi dan penempatan,
pelatihan dan pengembangan, penilaian kerja, pengembangan karier, sistem imbalan
dan kompensasi, perlindungan karyawan, hubungan karyawan, dan PHK.
Audit pada fungsi ini menekankan pada penilaian terhadap keandalan sistem
informasi yang dimiliki perusahaan untuk menghasilkan berbagai informasi yang
diperlukan secara akurat dan tepat waktu. Ruang lingkup audit ini meliputi
dukungan satuan
pengolah data, perencanaan pengolahan data, organisasi pengolahan data, dan
pengendalian pengolahan data.
Audit sistem kepastian kualitas bertujuan untuk menilai apakah sistem kepastian
kualitas yang diterapkan perusahaan telah mampu memandu proses operasi
perusahaan untuk dapat mencapai kualitas produk sesuai dengan standar yang telah
diterapkan.
Tujuan utama audit pada fungsi ini adalah untuk menilai sejauh mana perusahaan
telah melaksanakan tanggung jawab lingkungannya. Tujuan audit pada fungsi ini
mencakup tanggung jawab perusahaan terhadap lingkungan internalnya maupun
tanggung jawab lingkungan eksternal. Secara umum ruang lingkup audit manajemen
lingkungan meliputi audit tanggung jawab, manajemen, dan aktivitas lingkungan.
LANGKAH-LANGKAH AUDIT
1. Audit Pendahuluan
Audit pendahuluan dilakukan dalam rangka mempersiapkan audit lebih dalam.
Audit ini lebih ditekankan pada usaha untuk memperoleh informasi latar
belakang
tentang objek audit. Beberapa hal penting yang harus diperhatikan berkaitan
dengan pelaksanaan audit ini, antara lain:
a. Pemahaman auditor terhadap objek audit
b. Penentuan tujuan audit
c. Penentuan ruang lingkup dan sasaran audit
d. Review terhadap peraturan dan perundang-undangan yang berkaitan dengan
objek audit
e. Pengembangan kriteria awal dalam audit
Pada audit ini juga dilakukan penelaahan terhadap berbagai peraturan,
ketentuan, dan kebijakan berkaitan dengan aktivitas yang diaudit, serta
menganalisis berbagai informasi yang telah diperoleh untuk mengidentifikasi
hal-hal yang potensial mengandung kelemahan pada perusahaan yang diaudit.
Dari informasi latar belakang ini, auditor dapat menentukan tujuan audit
sementara.
3. Audit Lanjutan
Audit tahap ini bertujuan untuk memperoleh bukti yang cukup untuk mendukung
tujuan audit yang sesungguhnya, yang telah ditetapkan berdasarkan hasil review
dan pengujian pengendalian manajemen. Pada tahap ini auditor harus mampu
mengungkap lebih lanjut dan menganalisis semua informasi yang berkaitan
dengan tujuan audit, sehingga akhirnya dapat disusun suatu kesimpulan audit dan
dibuat rekomendasi yang dapat diterima oleh objek audit. Langkah-langkah audit
pada tahap ini meliputi:
a. Mengumpulkan tambahan informasi latar belakang objek audit yang
diperlukan
b. Memperoleh bukti-bukti yang relevan, material, dan kompeten
c. Membuat ringkasan atas bukti yang telah diperoleh dan
mengelompokkannya ke dalam kelompok kriteria, penyebab, dan akibat
d. Menyusun kesimpulan atas dasar ringkasan bukti yang telah diperoleh
dan mengidentifikasi bahwa akibat yang ditimbulkan dari ketidaksesuaian
antara kondisi dan kriteria cukup penting dan meterial. Kesimpulan ini
merupakan pemantapan temuan hasil audit
4. Pelaporan
Bagian akhir dari proses audit manajemen adalah pelaporan hasil audit. Ada dua
cara penyajian laporan audit manajemen, yaitu:
a. Cara penyajian yang mengikuti arus informasi yang diperoleh selama
tahapan- tahapan audit, dan
b. Cara penyajian yang mengikuti arus informasi yang menitikberatkan
penyajian kepada kepentingan para pengguna laporan hasil audit ini
5. Tindak Lanjut
Implementasi tindak lanjut atas rekomendasi yang diberikan auditor merupakan
bentuk komitmen manajemen dalam meningkatkan proses dan kinerja
perusahaan atas beberapa kelemahan atau kekurangan yang masih terjadi.
Auditor tidak memiliki kewenangan memaksa dan menuntut manajemen untuk
melaksanakan tindak lanjut sesuai dengan rekomendasi yang diberikan, tetapi
lebih menempatkan diri sebagai supervisor atas rencana, pelaksanaan, dan
pengendalian tindak lanjut yang dilakukan.