Segala puji dan syukur saya kedapa Allah SWT. Shalawat dan salam selalu
tercurahkan kepada Rasulullah SAW. Berkat limpahan dan rahmat-Nya penyusun
mampu menyelesaikan tugas makalah ini guna memenuhi tugas mata kuliah
Fafmakologi II yang berjudul.Makalah Hipnotik,Sedatif, Narkotika Dan
Psikotropika. Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu sebagai
teknologi tentang farmakologi II .Makalah ini di susun oleh penyusun dengan berbagai
rintangan.Baik itu yang datang dari diri penyusun maupun yang datang dari luar.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi
sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya para mahasiswa Perguruan Tinggi
Malahayati.Saya sadar bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kata
sempurna. Untuk itu, kepada dosen pembimbing saya dan para pembaca meminta
masukannya demi perbaikan pembuatan makalah saya di masa sekarang dan yang
akan datang demikianlah makalah ini saya buat semoga makalah ini bisa bermamfaat
bagi para pembacanya amin ya robbal alamin.
Penulis
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................................1
1.2 Tujuan...................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................3
2.1 Pengertian....................................................................................................3
2.4Golongan Narkotika......................................................................................12
2.5Golongan Psikotropika..................................................................................12
Kesimpulan ........................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA
2
BAB 1
PENDAHULUAN
Saat ini narkotika dan psikotropika sudah menjadi barang yang biasa ada
didalam masyarakat, sudah tidak menjadi barang yang aneh lagi, bayangkan saja
disetiap berita televisi selalu ada berita tentang narkotika. Peredaran narkotika dan
psikotropika saat ini sudah bisa mencapai daerah yang terpelosok sekalipun, dan
mulai dari kalangan strata bawah samapai yang paling atas juga ikut
menyalahgunakan narkotika dan psikotropika. Narkotika sebenarnya digunakan
didalam bidang kesehatan dan ilmu pengetahuan.
1.2 Tujuan
1. Apa pengertian sedatif dan hipnotik?
2. Apa yang dimaksud dengan narkotika dan psikotropika.
3. Apa saja obat obat yang termasuk golongan sedatif dan hipnotik?
1
1.3 Rumusan masalah
1. Untuk memahami pengertian sedatif dan hipnotik.
2. Untuk mengetahui obat obat yang termasuk golongan sedatif , hipnotik ,narkotika
dan psikotropika.
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Hipnotik dan sedatif merupakan golongan obat pendepresi susunan syaraf pusat
(SSP). Efeknya bergantung kepada dosis, mulai dari yang ringan yaitu menyebabkan
tenang atau kantuk, menidurkan, hingga yang berat yaitu hilangnya kesadaran, keadaan
anestesia, koma dan mati.
Psikotropika adalah obat yang bekerja pada atau mempengaruhi fungsi psikis,
kelakuan atau pengalaman (Hari Sasangka, 2003: 63). Sebenarnya Psikotropika baru
diperkenalkan sejak lahirnya suatu cabang ilmu farmakologi yakni psikofarmakologi
yang khusus mempelajari psikofarma atau psikotropik. Istilah psikotropik mulai banyak
dipergunakan pada tahun 1971 sejak dikeluarkannya convention on psycotropic substance
oleh General Assembly yang menempatkan zat-zat tersebut di bawah kontrol
internasional. Dalam United Nation conference for Adoption of Protocol on Psychotropic
Substance disebutkan batasan-batasan zat psikotropik adalah bentuk bahan-bahan yang
memiliki kapasitas menyebabkan:
1. Keadaan ketergantungan;
2. Depresi dan stimulan susunan saraf pusat (SSP);
3. Menyebabkan halusinasi;
4. Menyebabkan gangguan fungsi motorik atau persepsi
3
Benzodiazepin dikembangkan pertama kali pada akhir tahun 1940-an dengan
derivat pertama kali yang dipasarkan adalah klordiazepoksid (semula dinamakan
methaminodiazepokside) pada tahun 1960, kemudian dilakukan biotransformasi menjadi
diazepam (1963), nitrazepam (1965), oksazepam (1966), medazepam (1971), lorazepam
(1972), klorazepat (1973), flurazepam (1974), temazepam (1977), triazolam dan
clobazam (1979), ketazolam (1980), lormetazepam (1981), flunirazepam, bromazepam,
prazepam (1982), dan alprazolam (1983).
Penggolongan Benzodiazepin
1) Long acting.
Obat-obat ini dirombak dengan jalan demetilasi dan hidroksilasi menjadi metabolit aktif
(sehingga memperpanjang waktu kerja) yang kemudian dirombak kembali menjadi
oksazepam yang dikonjugasi menjadi glukoronida tak aktif.
2) Short acting
Obat-obat ini dimetabolisme tanpa menghasilkan zat aktif. Sehingga waktu kerjanya tidak
diperpanjang. Obat-obat ini jarang menghasilkan efek sisa karena tidak terakumulasi pada
penggunaan berulang.
Lama kerjanya sangat kurang dari short acting. Hanya kurang dari 5,5 jam. Efek
abstinensia lebih besar terjadi pada obat-obatan jenis ini. Selain sisa metabolit aktif
menentukan untuk perpanjangan waktu kerja, afinitas terhadap reseptor juga sangant
menentukan lamanya efek yang terjadi saat penggunaan
4
Rumus Kimia Benzodiazepin
Benzodiazepin adalah obat hipnotik-sedatif terpenting. Semua struktur yang ada pada
benzodiazepine menunjukkan 1,4-benzodiazepin. Kebanyakan mengandung gugusan
karboksamid dalam dalam struktur cincin heterosiklik beranggota 7. Substituen pada
posisi 7 ini sangat penting dalam aktivitas hipnotik-sedatif.
Farmakodinamik
Hampir semua efek benzodiazepine merupakan hasil kerja golongan ini pada SSP dengan
efek utama : sedasi, hypnosis, pengurangan terhadap rangsangan emosi/ansietas, relaksasi
otot, dan anti konvulsi. Hanya dua efek saja yang merupakan kerja golongan ini pada
jaringan perifer : vasodilatasi koroner (setelah pemberian dosis terapi golongan
benzodiazepine tertentu secara iv), dan blokade neuromuskular (yang hanya terjadi pada
pemberian dosis tinggi).
Farmakokinetik
5
Semua benzodiazepin pada dasarnya diabsorpsi sempurna, kecuali klorazepat; obat ini
cepat mengalami dekarboksilasi dalam cairan lambung menjadi N-desmetil-diazepam
(nordazepam), yang kemudian diabsorpsi sempurna. Setelah pemberian per oral, kadar
puncak benzodiazepin plasma dapat dicapai dalam waktu 0,5-8 jam. Kecuali lorazepam,
absorbsi benzodiazepin melalui suntikan IM tidak tratur.
Secara umum penggunaan terapi benzodiazepine bergantung kepada waktu paruhnya, dan
tidak selalu sesuia dengan indikasi yang dipasarkan. Benzodiazepin yang bermanfaat
sebagai antikonvulsi harus memiliki waktu paruh yang panjang, dan dibutuhkan cepat
masuk ke dalam otak agar dapat mengatasi status epilepsi secara cepat. Benzodiazepin
dengan waktu paruh yang pendek diperlukan sebagai hipnotik, walaupun memiliki
kelemahan yaitu peningkatan penyalahgunaan dan dan berat gejala putus obat setelah
penggunaannya secara kronik. Sebagai ansietas, benzodiazepine harus memiliki waktu
paruh yang panjang, meskipun disertai risiko neuropsikologik disebabkan akumulasi
obat.
Nama Obat
Cara Pemberian Dosis
(Nama Dagang)
Oral, intramuscular,
Diazepam (VALIUM, dll) 5 10 ; 3-4x/hari
intravena, rectal
6
Oral, intramuscular,
Lorazepam (ATIVAN) 2,0 4,0
intravena,
2. BARBITURAT
Barbiturat selama beberapa saat telah digunakan secara ekstensif sebagai hipnotik
dan sedative. Namun sekarang kecuali untuk beberapa penggunaan yang spesifik,
barbiturate telah banyak digantikan dengan benzodiazepine yang lebih aman,
pengecualian fenobarbital yang memiliki anti konvulsi yang masih sama banyak
digunakan.
Efek utama barbiturate ialah depresi SSP. Semua tingkat depresi dapat dicapai,
mulai dari sedasi, hypnosis, koma sampai dengan kematian. Efek antisietas barbiturate
berhubungan dengan tingkat sedasi yang dihasilkan. Efek hipnotik barbiturate dapat
dicapai dalam waktu 20-60 menit dengan dosis hipnotik. Tidurnya menyerupai tidur
fisiologis, tidak disertai mimpi yang mengganggu. Efek anastesi umumnya diperlihatkan
oleh golongan tiobarbital dan beberapa oksibarbital untuk anastesi umum. Untuk efek
antikonvulsi umumnya diberikan oleh barbiturate yang mengandung substitusi 5- fenil
misalnya fenobarbital. Fase tidur REM dipersingkat. Barbiturat sedikit menyebabkan
sikap masa bodoh terhadap rangsangan luar.
7
dipengaruhi. Pada beberapa individu dan dalam keadaan tertentu, misalnya adanya rasa
nyeri, barbiturat tidak menyebabkan sedasi melainkan malah menimbulkan eksitasi
(kegelisahan dan delirium). Hal ini mungkin disebabkan adanya depresi pusat
penghambatan.
Farmakokinetik
Barbiturat secarra oral diabsorpsi cepat dan sempurna dari lambung dan usus
halus ke dalam darah. Secra IV barbiturate digunakan untuk mengatasi status epilepsy
dan menginduksi serta mempertahankan anestesi umum. Barbiturate didistribusi secra
luas dan dapat melewati plasenta, ikatan dengan protein plasma sesuai dengan kalarutan
dalam lemak.
Barbiturat yang mudah larut dalam lemak, misalnya thiopental dan metoheksital,
setelah pemberian secara IV, akan ditimbun di jaringan lemak dan otot. Hal ini akan
menyebabkan kadarnya dalam plasma dan otak turun dengan cepat. Barbiturate yang
kurang lipofilik misalnya aprobarbital dan fenobarbital, dimetabolisme hampir sempurna
di dalam hati sebelum diekskresi di ginjal. Pada kebanyakan kasus, perubahan pada
fungsi ginjal tidak mempengaruhi eliminasi obat. Fenobarbital diekskresikan ke dalam
urin dalam bentuk tidak berubah sampai jumlah tertentu (20-30%) pada manusia.
Kontraindikasi
Barbiturate tidak boleh diberikan pada penderita alergi barbiturate, penyakit hati
atau ginjal, hipoksia, penyakit Parkinson. Barbiturate juga tidak boleh diberikan pada
penderita psikoneurotik tertentu, karena dapat menambah kebingungan di malam hari
yang terjadi pada penderita usia lanjut.
8
Amobarbital Kapsul,tablet,injeksi,bubuk 30-50; 3x
Hal ini berlaku sampai tibanya Pemerintah Jepang di Indonesia. Pemerintah pendudukan
Jepang menghapuskan Undang-Undang itu dan melarang pemakaian candu (Brisbane
Ordinance).
Ganja (Cannabis Sativa) banyak tumbuh di Aceh dan daerah Sumatera lainnya, dan telah
sejak lama digunakan oleh penduduk sebagai bahan ramuan makanan sehari-hari.
Tanaman Erythroxylon Coca (Cocaine) banyak tumbuh di Jawa Timur dan pada waktu itu
hanya diperuntukkan bagi ekspor.
9
Meskipun demikian obat-obatan sintetisnya dan juga beberapa obat lain yang mempunyai
efek serupa (menimbulkan kecanduan) tidak dimasukkan dalam perundang-undangan
tersebut.
Baru pada waktu tahun 1970, masalah obat-obatan berbahaya jenis narkotika menjadi
masalah besar dan nasional sifatnya. Pada waktu perang Vietnam sedang mencapai
puncaknya pada tahun 1970-an, maka hampir di semua negeri, terutama di Amerika
Serikat penyalahgunaan obat (narkotika) sangat meningkat dan sebagian besar korbannya
adalah anak-anak muda. Nampaknya gejala itu berpengaruh pula di Indonesia dalam
waktu yang hampir bersamaan.
Menyadari hal tersebut maka Presiden mengeluarkan instruksi No.6 tahun 1971 dengan
membentuk badan koordinasi, yang terkenal dengan nama BAKOLAK INPRES 6/71,
yaitu sebuah badan yang mengkoordinasikan (antar departemen) semua kegiatan
penanggulangan terhadap berbagai bentuk yang dapat mengancam keamanan negara,
yaitu pemalsuan uang, penyelundupan, bahaya narkotika, kenakalan remaja, kegiatan
subversif dan pengawasan terhadap orang-orang asing.
10
mulai diatur pasal-pasal ketentuan pidana terhadap pelaku kejahatan narkotika, dengan
pemberian sanksi terberat berupa hukuman mati.
1. Narkotika Alami
Zat dan obat yang langsung bisa dipakai sebagai narkotik tanpa perlu adanya proses
fermentasi, isolasi dan proses lainnya terlebih dahulu karena bisa langsung dipakai
dengan sedikit proses sederhana. Bahan alami tersebut umumnya tidak boleh digunakan
untuk terapi pengobatan secara langsung karena terlalu beresiko. Contoh narkotika alami
yaitu seperti ganja dan daun koka.
Narkotika jenis ini memerlukan proses yang bersifat sintesis untuk keperluan medis dan
penelitian sebagai penghilang rasa sakit / analgesik. Contohnya yaitu seperti amfetamin,
metadon, dekstropropakasifen, deksamfetamin, dan sebagainya.
yaitu zat / obat yang diproduksi dengan cara isolasi, ekstraksi, dan lain sebagainya seperti
heroin, morfin, kodein, dan lain-lain.
11
1. Narkotika gol 1 adalah narkotika yang hanya dapat digunakan untuk tujuan
pengembangan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi serta
mempunyai potensi sangat tinggi, mengakibatkan ketergantungan.
2.4GOLONGAN PSIKOTROPIKA
Menurut undang-undang nomor 5 tahun 1997 tentang psikotropika, dalam pasal 1 butir 1
disebutkan, bahwa Psikotropika adalah zat atau obat. baik alamiah maupun sintesis bukan
narkotika. Yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat
yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan prilaku
Jenis-jenis Psikotropika
Menurut Farmakologi
Ilmu kejahatan tentang penyalahgunaan obat
Menurut UU nomor 5 tahun 1997
Menurut Farmakologi
Obat-obat yang menekan fungsi-fungsi psikis tertentu di SSP
1. Obat Golongan Neuroptika
2. Obat yang tergolong transquillizer
Obat-obat yang menstimulir (merangsang) fungsi-fungsi tertentu di SSP
1. Obat golongan anti depressiva
2. Obat golongan Psikostimulansia
Obat-obat yang mengacaukan mental tertentu (LSD (Lysergic Acid Dicthylamide).
Psikotropika yang mempunyai potensi mengakibatkan sindroma ketergantungan
digolongkan menjadi :
12
1. Psikotropika gol 1 adalah psikotropika yang hanya dapat digunakan untuk tujuan
ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi serta mempunyai potensi
amat kuat, mengakibatkan sindroma ketergantungan.
13
BAB IV
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Saat ini sudah ada peraturan yang mengatur tentang penyalahgunaan narkotika dan
psikotropika, tetapi masih banyak juga kasus yang tidak tersentuh oleh peraturan
tersebut. Karena jaringan narkotika ini cukup besar wilayahnya, tidak hanya didalam
negeri saja, kasus penyelahgunaan narkotika ini sudah melibatkan jaringan
internasional dan sudah masuk kedalam kategori pidana khusus.
14
Daftar Pustaka
Syarif, Amir, Ari Estuningtyas, dkk. 2007. Farmakologi dan Terapi. Jakarta:
Balai Penerbit FKUI.
file:///I:/windy%20%20MAKALAH%20FARMAKOLOGI%20sedatif
%20hipnotik%20dan%20psikotropi.htm (diakses tanggal 8 maret 2015)
http://organisasi.org/arti-definisi-pengertian-narkotika-dan-golongan-jenis-bahan-
narkotik-pengetahuan-narkotika-dan-psikotropika-dasar
http://docs.google.com/viewer?
a=v&q=cache:z8ZSNfnTsJkJ:te.effendi.googlepages.com/NarkobaVIdanVII.pdf
+definisi+psikotropika&hl=id&gl=id&sig=AHIEtbRTTn_camjlGi2kCW0rmlrW
xBlUeA
http://dunia-tanpanarkoba.blogspot.com/2009/08/sejarah-narkoba.html
15