Anda di halaman 1dari 13

DRAINASE PERKOTAAN

THE MAESLANT BARRIER NETHERLANDS

(Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Drainase Perkotaan)

Disusun oleh:

DWI ANUGRAH 5415122835

GINANJAR KHAQ 5415122845

IBNU KHOIDIR AROSID 5415122848

BIMA PURWA N. 5415122853

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN

JURUSAN TEKNIK SIPIL

UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

2015

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang

Bencana banjir merupakan permasalahan umum terutama di daerah padat penduduk pada
kawasan perkotaan, daerah tepi pantai atau pesisir dan daerah cekungan. Masalah banjir
bukanlah masalah baru, tetapi merupakan masalah besar karena sudah terjadi sejak lama dan
pada beberapa tahun terakhir ini mulai merambah ke tengah kota. Hal tersebut di atas terjadi
dikarenakan adanya faktor alamiah dan perilaku masyarakat terhadap alam dan lingkungan.
Sementara itu proses terjadinya banjir sendiri pada dasarnya dikarenakan oleh faktor
antroposentrik, faktor alam dan faktor teknis. Faktor antroposentrik adalah aktivitas dan
perilaku manusia yang lebih cenderung mengakibatkan luasan banjir semakin meningkat.
Sedangkan pembangunan ke arah pantai dengan reklamasi menyebabkan luasan rawa
menjadi berkurang sehingga mengakibatkan luasan tampungan air sementara juga berkurang.

1.2. Tujuan
a. Menjelaskan definisi dan teori terjadinya banjir.
b. Mengetahui penyebab terjadinya banjir.
c. Memahami cara menanggulangi banjir dengan maeslant barrier.
d. Menjelaskan solusi persoalan banjir.
e. Mengetahui cara antisipasi bencana banjir.

BAB II
PEMBAHASAN

2
2.1. Banjir
a. Pengertian Banjir

Banjir adalah peristiwa yang terjadi ketika aliran air yang berlebihan merendam
daratan. Dalam arti "air mengalir", kata ini juga dapat berarti masuknya pasang laut.
Banjir diakibatkan oleh meningkatnya volume air di sungai atau danau sehingga air
keluar dari bendungan atau batas alaminya. Banjir umumnya terjadi karena saluran air
yang ada tidak mampu menampung limpahan air, pada daerah yang relatif datar dan dekat
daerah aliran sungai (DAS). Gelombang banjir berjalan kearah hilir sistem sungai yang
berinteraksi dengan kenaikan muka air dimuara akibat badai.

b. Teori Terjadinya Banjir

Banjir adalah air yang melimpas dari badan air seperti selokan, saluran, drainase,
sungai, situ atau danau, dan menggenangi bantaran serta kawasan sekitarnya (Siswoko,
2002). Definisi lain menyebutkan bahwa banjir merupakan keadaan aliran air dan atau
elevasi muka air dalam sungai atau kali atau kanal yang lebih besar atau lebih tinggi dari
normal. Banjir menimbulkan masalah dan menjadi bencana akibat banjir dapat terjadi
karena faktor alam dan faktor manusia. Faktor alam yang dimaksud adalah hujan dan
pengaruh air pasang (rob), sedangkan faktor manusia adalah pengaruh perilaku dan
perlakuan masyarakat terhadap alam serta lingkungannya yang antara lain mengakibatkan
perubahan pada tata guna lahan. Perubahan penggunaan lahan, dapat memberi dampak
pada aliran permukaan (run-off).
Air hujan yang jatuh ke bumi, menurut Kodotie dan Sjarief (2006: 165-166), akan
mengalami dua hal : meresap ke dalam tanah; atau menjadi aliran permukaan di atas
tanah. Kecepatan aliran permukaan berkisar antara 0,1 m/s 1 m/s, tergantung pada
kemiringan lahan aliran dan penutup lahan. Kecepatan air yang meresap ke dalam tanah
tergantung pada jenis tanah. Pada lahan dari jenis tanah lempung (clay), kecepatan aliran
atau resapan di dalam tanah sangat kecil. Pada tanah jenis pasir kecepatan aliran atau
resapan lebih besar dari tanah lempung.

2.2. Penyebab Terjadinya Bencana Banjir

3
Apabila diklasifikasikan berdasarkan asalnya, penyebab banjir dapat dibagi menjadi 2
macam, yaitu: banjir akibat tindakan manusia dan akibat kejadian alam. Berikut ini beberapa
penyebab banjir akibat tindakan manusia.
Perubahan tata guna lahan (land-use).
Pembuangan sampah
Kawasan kumuh di sepanjang sungai/drainase
Perencanaan sistem pengendalian banjir tidak tepat.
Penurunan tanah dan rob
Tidak berfungsinya sistem drainase lahan
Bendung dan bangunan air
Kerusakan bangunan pengendai banjir

Kemudian yang termasuk sebab sebab alami diantaranya adalah :


Erosi dan Sedimentasi
Curah Hujan
Pengaruh fisiografi/geofisik sungai
Kapasitas sungai dan drainase yang tidak memadai
Pengaruh air pasang
Penurunan tanah dan rob
Drainase lahan

Bencana banjir dapat diakibatkan oleh faktor alam dan juga disebabkan karena ulah
manusia itu sendiri. Hal ini dapat dilihat seperti permalahan bencana banjir akibat luapan
Sungai Citarum di wilayah Kabupaten Bandung yang disebabkan oleh curah hujan yang
tinggi dalam beberapa hari sehingga membuat air dalam sungai meluap. Selain itu hal ini juga
tidak lepas dari terjadinya penyempitan kali yang disebabkan bangunan di bantaran kali
memberi kontribusi penyebab banjir.
Banjir terjadi juga dapat terjadi karena air limpasan macet. Macetnya air limpasan
terjadi karena kapasitas air limpasan melebihi saluran yang dapat menampungnya dan
kecepatan mengalirnya air di saluran tidak lebih cepat dari curah hujan. Dalam istilah teknik
ini yang disebut Debit Air. Debit air adalah volume air yang mengalir per satuan waktu,
dengan satuannya m3/detik. Macetnya air limpasan bisa terjadi karena debit air hujan > debit
air di saluran. Volume air hujan per detik lebih banyak daripada volume air per detik yang
dapat dialirkan lewat saluran. Oleh karena itu air meluap dari saluran ke jalan, bahkan bila
luapannya terlalu tinggi air akan masuk ke pemukiman. Dan air limpasan ini pada akhirnya

4
mengalir ke sungai. Luapan sungai Ciliwung (untuk kasus Jakarta) sudah pasti
mengakibatkan banjir di daerah aliran sungai.
Selain itu penyebab air adalah semakin minim resapan air, karena semakin hari semakin
banyak pembangunan terutama di Kota-kota besar. Pembangunan-pembangunan seperti
Gedung, mall, pemukiman, bahkan jalan-jalan di kampung yang diubah menjadi beton akan
mengurangi resapan air. Daerah rawa yang tadinya berfungsi sebagai daerah resapan air
diubah menjadi pemukiman beton. Karena itu tidak heran banjir di Kota Besar semakin tahun
akan makin parah, karena resapan air makin tahun makin berkurang, yang menjadikan ini
sebagai dampak negatif dari pembangunan. Oleh karena itu penting untuk memahami hal ini
sebelum menyusun solusi untuk mengatasi banjir.
Banjir bandang seperti di Daerah Wasior Propinsi Papua dapat terjadi sebagai akibat dari
rusaknya ekologis, yang didalamnya akibat pembabatan hutan, legal maupun illegal. Banjir
memang dipicu oleh hujan. Sekalipun tanpa hujan, banjir bandang ini bisa saja terjadi akibat
jebolnya DAM atau bendungan yang menahan genangan air. Hal yang kadang kurang luput
dari pengamatan kita berkaitan dengan hak perlindungan dan keselamatan adalah early
warning atau peringatan dini. Sebagai upaya kesiapsiagaan menghadapi ancaman bencana.
Selain juga, pengetahuan tentang ancaman bencana yang ada, kemampuan meminimalisasi
risiko dan kesiapan menghadapi kondisi kritis (emergency).
Banjir yang kerap melanda berbagai wilayah di Indonesia juga dapat disebabkan karena
sistem drainasi di wilayah tersebut yang buruk. Serta perkembangan pemukiman yang tidak
terkendali di daerah sekitar aliran sungan yang menyebabkan meningkatnya volume sampah
yang dibuang ke badan sungai.
Penyebab dari bencana banjir baik yang disebabkan alam dan ulah manusia sebenarnya
memperlihatkan bahwa kurangnya kesadaran manusia itu sendiri akan pentingnya menjaga
lingkungan.

5
2.3. Menanggulangi Banjir dengan Maeslant Barrier
a. Pengertian Maeslant Barrier

Maeslant Barrier adalah salah satu struktur bergerak terbesar di planet ini. Barrier
nya, selesai pada Mei 1997, adalah tahap akhir dari Delta Works, serangkaian bendungan,
pintu air dan badai hambatan gelombang yang bertujuan untuk melindungi pelabuhan
Rotterdam dan masyarakat sekitar dari banjir. Delta Works awalnya mulai direncanakan
ketika banjir di Laut Utara tahun 1953 yang menewaskan lebih dari 1.800 orang. Barrier
ini terdiri dari dua gerbang besar baja yang beroperasi pada sendi bola dan socket, seperti
bahu manusia, yang bergerak bebas dengan meningkatnya air, angin dan gelombang.
Gerbang kemudian tertutup secara otomatis oleh sistem komputer yang membuat
keputusan berdasarkan tingkat air dan prakiraan cuaca, tanpa interaksi manusia
diperlukan. Maeslant Barrier hampir sepanjang Menara Eiffel dan beratnya empat
kalinya. Maeslant Barrier ini adalah robot terbesar yang bergerak di bumi ini.

6
Maeslant Barrier terletak di Hoek van Holland, Belanda Selatan. Maeslant Barrier ini
adalah bagian dari proyek besar Delta Works. Tinggi dari barrier nya adalah 22 m dengan
panjang 210 m dan beratnya adalah 6800 ton. Pipa bajanya memiliki panjang 237 m dan
tingginya 20 m berdiameter 1,8 m untuk pipa utama dan 0,8 m untuk yang penghubung
dengan berat masing-masingnya 5500 ton, ketebalan dinding bervariasi dari 40 - 80mm
untuk girder utama 12 - 30mm untuk tabung menghubungkan. Pekerjaan truss
sepenuhnya dirakit (dilas bersama-sama) di lokasi pembangunan. Bola-sendi dirancang
untuk mengakomodasi gerakan ke segala arah: horizontal ketika gerbang melayang keluar
dan vertikal ketika terendam. Juga ketika mengambang gerbang bergerak seperti kapal
dengan gerakan bergulir pada gelombang. Semua gerakan ini hanya dapat diikuti dengan
koneksi bola-sendi. Bola-sendi juga mentransfer tekanan air di gerbang ke fondasi. Ini
adalah penyebab utama diameter 10 m besar bola-sendi dengan beratnya 680 ton. Dan
membutuhkan biaya sebanyak 1 miliar gulden belanda atau sekitar Rp.
7.324.297.636.156,40 (7,324 Triliun).

7
b. Sejarah Maeslant Barrier

Dari awal abad ke 18 sudah banyak proyek pengelolaan air yang dilaksanakan
Belanda dan masih terus belanjut sampai sekarang. Salah satu proyek pengelolaan air
yang terkenal di Belanda sampai saat ini adalah Delta Works.

Delta Works ini adalah sebuah mega proyek jangka panjang pembangunan rangkaian
bendungan untuk mengatasi banjir di wilayah delta dan daerah mulut sungai di Belanda
yang berhadapan dengan Laut Selatan. Proyek ini terdiri dari bendungan, tanggul, pintu
air dan pemecah gelombang. Proyek ini dimulai ketika Departemen Pekerjaan Umum
Belanda, pada tahun 1937 melaksanakan penelitian menemukan bahwa beberapa wilayah
di Belanda terancam bahaya banjir besar ketika terjadi badai dan pasang naik . Daerah-
daerah itu diantaranya adalah delta-delta mulut sungai Rhine, Meuse dan Schelde.
Dikarenakan kondisi alamnya, agak sulit untuk membangun bendungan baru didaerah ini,
maka solusi pertama yang dikemukakan untuk mengatasi masalah ini adalah dengan
menutup mulut sungai. Rencana inilah yang kemudian dikukuhkan sebagai Delta Plan,
yang merupakan awal dari Delta Work. Dan pada tahun 1950 penutupan mulut sungai
yang pertama dilakukan terhadap sungai Brieles Gat dan Botlek.

Rencana selanjutnya sedikit terhambat oleh adanya banjir besar Laut Selatan pada
tahun 1953 yang menewaskan hampir 2000 jiwa dan menenggelamkan hampir 150.000
hektar lahan. Hal ini kemudian semakin membulatkan tekad Belanda untuk segera

8
mengerjakan proyek Delta Plan. 23 hari setelah terjadi banjir tepatnya pada 1 Februari
1953, dibentuklah Komisi Delta, diketuai oleh Dirjen Dinas Pengairan dan Pekerjaan
Umum Belanda, Mr. Maris. Komisi ini memiliki 2 tujuan utama yaitu :

Mengeringkan dan melindungi area yang biasa terkena banjir ketika pasang naik.
Dan melindungi wilayah tersebut agar tidak menjadi payau.

Rencana tersebut disusun dengan satu syarat utama yaitu mulut Sungai Schelde Barat
dan Jalur Air Rotterdam (Niuewe Waterweg) harus tetap dibuka karena kedua jalur ini
penting untuk lalu lintas kapal dagang Belanda dan Belgia.

Selain itu ada beberapa aturan yang harus diikuti dalam pelaksanaan Deltaworks ini
atau yang lebih dikenal sebagai Delta Norm.

Sudah diindentifikasinya daerah yang akan dilindungi dari banjir, atau yang disebut,
daerah cincin tanggul.
Kerugian yang ditimbulkan oleh banjir dihitung dengan menggunakan model statistik
yang memasukkan kerugian rusaknya bagunan, kerugian produksi dan jumlah jiwa
yang hilang.
Dihitungnya kemungkinan terjadinya banjir besar dengan menggunakan form data
yang berasal dari laboratorium simulasi banjir.

Proyek Delta ini dilaksanakan secara bertahap. Dari proyek kecil ke proyek besar, dari
pengerjaan yang murah sampai ke yang rumit dan didasarkan pada pertimbangan, jumlah
material bangunan, sumber daya manusia yang tersedia, dan urgensi perlindungan
terhadap gelombang badai.

Proses pengerjaan pertama dilaksanakan pada tahun 1954 yaitu pemecah gelombang
Hollandse Ijssel yang dioperasikan pada tahun 1958. Pada 1961, pengerjaan proyek ini
dilanjutkan dengan dibangunnya bendungan di Verse Gat dan Zandreek. Air di kedua
bendungan ini, kemudian menjadi air tawar dan lokasi ini kemudian disebut Veerse Meer
(Danau Veere).

Selanjutnya adalah pembangunan deretan pintu air di Haringvliet yang bertujuan


untuk mengeringkan air luapan Sungai Rhine. Pintu air ini bisa dibuka dan ditutup pada
musim dingin supaya pasang yang masuk tidak membeku dan membekukan sungai-
sungai di Belanda. Pintu air ini beroperasi pada 1971 dan setahun berikutnya bendungan
Brouwers juga selesai dikerjakan.

9
Berikutnya adalah proyek sungai Schelde sebelah timur. Rencana awalnya adalah
penutupan mulut sungai permanen, tapi hal ini mendapat tentangan dari masyarakat.
Karena jika dibuat bendungan seperti yang lain, air didaerah tersebut akan menjadi tawar
seperti dilokasi bendungan sebelumnya. Kondisi ini akan mengancam keragaman hayati
wilayah tersebut karena lingkungan air yang berubah dari asin menjadi tawar.dan ini
berdampak juga pada industri perikanan. Karena itu pemerintah kemudian merevisi
rencana pembangunan ini dan menyesuaikan dengan kebutuhan masyarakat dengan
membangun deretan pintu air yang akan ditutup setiap musim badai besar dan ketika
pasang naik. Dibutuhkan 10 tahun (1976-1986) untuk mengerjakan proyek pintu air ini,
dan menjadi salah satu pintu air terbesar di dunia.

Selain pembangunan utama diatas, proyek pembendungan skala kecil juga masih terus
berlanjut dikarena kondisi pasang yang terus naik akibat perubahan iklim. Salah satu
bendungan yang dibangun pada akhir abad 20 adalah Tanggul Maeslant. Tanggul ini bisa
dipindah-pindahkan sesuai dengan kondisi air saat itu.

c. Konsep

Konsep Maeslant Barrier adalah dalam kondisi normal pintu sepenuhnya dibuka
untuk memungkinkan kapal untuk berlayar ke dan dari Rotterdam. Namun, jika tingkat
air naik sebesar 3 meter di atas norma yang ditunjuk, pintu ditutup dan dibanjiri air. Hal
ini menyebabkan mereka untuk perlahan-lahan tenggelam.

Seluruh proses memakan waktu sekitar 90 menit. Ketika pintu ditutup, tingkat air di
sisi Laut Utara lebih tinggi daripada di sisi kanal. Tekanan terhadap penghalang sama
dengan 350 meganewtons, sebuah kekuatan yang luar biasa yang langsung akan terbalik

10
sebuah kapal besar. Untuk membuka gerbang butuh waktu 20 menit sedangkan untuk
menutup butuh waktu 30 menit. Aktifitas perahu dihentikan 2jam sebelum gerbang
ditutup.

Tahap operasional dimulai pada tahun 1997 ketika penghalang selesai. Pengelolaan
penghalang diperlukan untuk mempertahankan operasi yang aman ketika struktur yang
digunakan. Sasaran keselamatan yang ditetapkan dalam desain harus dipertahankan.

d.
e.
f.
g. Manfaat Maeslant Barrier

11
h. Proyek ini pertama kali diresmikan oleh Ratu Beatrix pada tanggal 10 Mei
1997. Maeslant Barrier dibangun untuk melindungi Rotterdam dan daerah sekitarnya dari
banjir. Saat tinggi air laut meningkat lebih dari tiga meter karena adanya badai, gerbang
(Maeslant Barrier) akan secara otomatis menutup dan banjir yang datang akan masuk ke
palung yang dibangun di sepanjang dasar sungai. Pada keadaan normal, gerbang tersebut
akan terbuka dan dapat dilewati oleh kapal-kapal.
i. Selain manfaatnya untuk menghalangi banjir, Maeslant Barrier juga dapat
dijadikan tempat wisata. Tempat ini dibuka untuk umum setiap hari kecuali pada saat
natal dan tahun baru dengan biaya sebesar 4 euro untuk dewasa sudah dapat mengelilingi
Maeslant Barrier selama 60 menit.
j.
k.

l.

m.

n.

o.

p.

q.

r.

s.

t.

u.

v.

w.

x.

y. BAB III
z. PENUTUP
aa.

12
3.1. Kesimpulan
ab. Bencana banjir merupakan bencana yang sering terjadi di wilayah Indonesia
ini. Permasalahan banjir ini akan mengakibatkan kerugian secara materiil, banjir
menimbulkan kesan ketidak nyamanan dan mengganggu aktivitas sehingga akan
mengganggu pertumbuhan kota. Banjir terdiri dari berbagai jenis banjir seperti banjir
air, banjir cileuncang, banjir bandang, banjir rob, banjir lahar dingin dan banjir
lumpur. Bencana banjir dapat diakibatkan oleh faktor alam dan juga disebabkan
karena ulah manusia itu sendiri. Bencana banjir dapat juga disebabkan faktor faktor
akibat luapan Sungai, sistem drainasi yang buruk, dari rusaknya ekologis, yang
didalamnya akibat pembabatan hutan, legal maupun illegal dan lain-lain.

ac. Solusi permasalahan bencana banjir dapat dilakukan dengan membuat


drainase yang baik, sewer system, pembangunan waduk dan kanal, membuat sumur
resapan, membuat lubang biopori dan lain-lain.

3.2. Saran
ad. Bencana banjir merupakan persoalan bersama sebaiknya dilakukan kebijakan
strategis untuk menyelesaikan persoalan banjir ini, serta diperlukan koordinasi yang
baik antar pemerintah pusat dan juga pemerintah daerah dalam menyatukan persepsi
dan mencari solusi tentang persoalan banjir. Sehingga diharapkan akan tercipta solusi
yang baik dalam penanganan masalah banjir tersebut.

ae. Selanjutnya diperlukan kesadaran masyarakat akan pentingnya lingkungan dan


darah aliran sungai sehingga masyarakat tidak akan membuang sampah dan limbah
rumah tangga ke badan sungai yang menyebabkan penyempitan badan aliran sungai
tersebut. Selanjutnya di perlukan tata ruang dalam pembangunan kota yang baik dan
terus mempertahankan penghijauan lingkungan yang ada karena sangat penting bagi
perespan air.

af.

ag.

13

Anda mungkin juga menyukai