Anda di halaman 1dari 41

PERAWATAN PERIODONTAL

Dosen Pengampu: drg. Puspito Ratih Hardhani, MDSc., Sp. Perio


Tim Pencatat: Nanda Wirawan
Tim Moting: Muhammad Ibnu Fadhli

Seorang pasien laki-laki, usia 27 tahun, mengeluh gigi depannya menjadi


tambah renggang dan kelihatan memanjang sebelah. Gigi tersebut tidak
sakit, tapi terasa goyang dan kadang ada darah. Pasien juga mengeluh
adanya bau mulut. Pada pemeriksaan ekstra oral, tidak ditemukan adanya
kelainan, pemeriksaan intra oral, tampak diastema antara gigi 11 dan 21,
resesi pada gigi 11, gigi 11 goyah derajat 2. Probing Depth pada gigi 11, 4
mm.
Diagnosis, etiologi???
Periodontal therapy treatment algorithm. BOP. Bleeding on probing;
HMT, host modulatory therapy; OHI, oral hygiene instruction; SPT,
supportive periodontal therapy (reinforce OHI, scaling, antiseptics).

Perawatan non bedah tergantung pada. CAL, clinical attachment


loss; IL, interleukin; NSAID, nonsteroidal anti-inflammatory drugs;

TNF, tumor necrosis factor.

Perawatan Non Bedah :


- Kontrol diet dan DHE
- SRP
- Terapi oklusal
- Splinting
- Terapi antimikroba
Ko n
tro l
p la
k
ev M e n g h il
al angkan
ua k a lku lu s
si

Pe n y e M e n g h ila n g k a
n m ik ro b a
s u a in p la k
o k lu s i

Ko re k s i
re s to ra s id
a n k a rie s

Before Scalling

After Scalling
Kontrol diet dan DHE
Kontrol plak
Menghilangkan plak dental
Mencegah akumulasinya
Edukasi
Mencegah keparahan penyakit
Tanggung jawab os
Scaling dan Root Planing
Scaling
Hilangkan plak dan kalkulus supra dan subgingiva
Root planing
Penghalusan permukaan akar dari kalkulus dan sementum
Posisi Scaling
1. Posterior Kanan Rahang Atas: aspek fasial (Molar)
Posisi operator: di sebelah pasien
Pencahayaan : langsung
Penglihatan : langsung (tidak
langsung untuk permukaan
distal dari molar)
Retraksi : kaca mulut atau
jari lainnya
Jari lainnya : ekstraoral,
telapak tangan. Punggung jari
tengah dan jari manis terletak
pada lateral mandibula.

2. Posterior Kanan Rahang Atas:


aspek fasial (Premolar)
Posisi operator : di
sebelah atau di belakang
pasien
Pencahayaan :
langsung
Penglihatan :
langsung
Retraksi : kaca mulut
atau jari lainnya
Jari lainnya : ekstraoral, telapak tangan. Jari manis berada pada
permukaan oklusal gigi sebelahnya.

3. Posterior Kanan Rahang Atas: aspek palatal


Posisi operator: di
sebelah atau depan pasien
Pencahayaan :
langsung dan tidak langsung
Penglihatan :
langsung dan tidak langsung
Retraksi :-
Jari lainnya :
ekstraoral, telapak tangan.
Punggung jari tengah dan jari
manis terletak pada lateral
mandibula.

Posisi operator: di depan pasien


Pencahayaan : langsung
Penglihatan: langsung
Retraksi : -
Jari lainnya : intraoral, telapak tangan, jari. Jari telunjuk
tangan yang tidak bekerja berada di permukaan oklusal
dari gigi poserior kanan rahang atas. Jari manis dari
tangan yang bekerja pada jari telunjuk tangan yang tidak bekerja.
4. Anterior Rahang Atas: aspek fasial
Posisioperator :di belakang
pasien
Pencahayaan : langsung
Penglihatan : langsung
Retraksi : jari telunjuk dari jari
yang tidak bekerja
Jari lainnya : intraoral,
telapak tangan. Jari manis pada
incisal edge pada gigi sebelah.

Posisi operatordi depan pasien


Pencahayaan : langsung
Penglihatan : langsung
Retraksi : jari telunjuk dari
jari yang tidak bekerja
Jari lainnya : intraoral, telapak
tangan. Jari manis pada incisal edge
atau permukaan labial pada gigi
sebelah

5. Anterior Rahang Atas: aspek palatal


Posisi operator : di belakang
pasien
Pencahayaan : tidak langsung
Penglihatan : tidak langsung
Retraksi :-
Jari lainnya : intraoral,
telapak tangan. Jari manis pada
incisal edge pada gigi sebelah

6. Posterior Kiri Rahang Atas: aspek fasial


Posisi operator:di samping atau belakang pasien
Pencahayaan : langsung atau tidak langsung
Penglihatan : langsung atau tidak langsung
Retraksi : kaca mulut
Jari lainnya : ekstraoral, telapak tangan. Permukaan depan dari
jari tengah dan jari manis pada lateral mandibula sebelah kiri.

Posisi operator :di samping atau


belakang pasien
Pencahayaan : langsung atau
tidak langsung
Penglihatan : langsung atau
tidak langsung
Retraksi : kaca mulut
Jari lainnya : intraoral,
telapak tangan. Jari manis pada
incisal edge atau permukaan
oklusal dari gigi sebelah.
7. Posterior Kiri Rahang Atas: aspek lingual
Posisi operator :di depan pasien
Pencahayaan :
langsung
Penglihatan : langsung
Retraksi :-
Jari lainnya : intraoral. Jari
manis pada incisal edge dari
gigi anterior rahang bawah
atau permukaan fasial dari
premolar rahang bawah,
diperkuat dengan jari
telunjuk dari tangan yang
tidak bekerja

Posisi operator :di depan pasien


Pencahayaan : langsung dan
tidak langsung
Penglihatan : langsung dan
tidak langsung
Retraksi : -
Jari lainnya : ekstraoral,
telapak tangan. Permukaan depan
dari jari tengah dan jari manis
pada permukaan lateral dari
mandibula
Tan
gan yang lainnya memegang kaca
mulut sebagai pencahayaan tidak
langsung.
Posisi operator:di samping atau depan pasien
Pencahayaan : langsung
Penglihatan : langsung
Retraksi :-
Jari lainnya : intraoral,
telapak tangan. Jari manis
pada incisal edge atau
permukaan oklusal dari gigi
sebelah

8. Posterior Kiri Rahang


Bawah: aspek fasial
Posisi operator :di samping atau
belakang pasien
Pencahayaan : langsung
Penglihatan : langsung atau tidak
langsung
Retraksi : kaca mulut atau jari
telunjuk
Jari lainnya : intraoral, telapak
tangan. Jari manis pada incisal edge
atau permukaan oklusal dari gigi sebelah

9. Posterior Kiri Rahang Bawah: aspek lingual


Posisi operator:di samping ataudepan pasien
Pencahayaan : langsung dan tidak
langsung
Penglihatan : langsung
Retraksi : kaca mulut menahan
lidah
Jari lainnya : intraoral, telapak
tangan. Jari manis pada incisal edge
atau permukaan oklusal dari gigi
sebelah

10. Anterior Rahang Bawah:


aspek fasial
Posisi operator :di depan pasien
Pencahayaan : langsung
Penglihatan : langsung
Retraksi : jari telunjuk dari
tangan yang tidak bekerja
Jari lainnya : intraoral,
telapak tangan. Jari manis pada
incisal edge atau permukaan
oklusal dari gigi sebelah

Posisi operator :di belakang


pasien
Pencahayaan : langsung
Penglihatan : langsung
Retraksi : jari telunjuk atau
jempol dari tangan yang tidak
bekerja
Jari lainnya : intraoral,
telapak tangan. Jari manis pada
incisal edge atau permukaan
oklusal gigi sebelah

11. Anterior Rahang Bawah: aspek lingual


Posisi operator :di belakang
pasien
Pencahayaan :
langsung dan tidak langsung
Penglihatan : langsung dan
tidak langsung
Retraksi : kaca mulut menahan
lidah
Jari lainnya : intraoral,
telapak tangan. Jari manis pada
incisal edge atau permukaan oklusal gigi sebelah

Posisi operator:di depan pasien


Pencahayaan : langsung dan tidak
langsung
Penglihatan : langsung dan tidak
langsung
Retraksi : kaca mulut menahan
lidah
Jari lainnya : intraoral, telapak tangan.
Jari manis pada incisal edge atau
permukaan oklusal gigi sebelah

12. Posterior Rahang Bawah: aspek bukal


Posisi operator :di
sebelah atau depan pasien
Pencahayaan : langsung
Penglihatan : langsung
Retraksi : kaca mulut
atau jari telunjuk dari tangan
lainnya
Jari lainnya : intraoral,
telapak tangan. Jari manis
pada incisal edge atau
permukaan oklusal gigi
sebelah

13. Posterior Kanan Rahang Bawah: aspek lingual


Posisi operator:di depan pasien
Pencahayaan : langsung dan
tidak langsung
Penglihatan : langsung dan
tidak langsung
Retraksi : kaca mulut menahan
lidah
Jari lainnya : intraoral,
telapak tangan. Jari manis pada
incisal edge atau permukaan
oklusal gigi sebelah

Terapi Oklusal
Intercuspal position (ICP): The position of the mandible when there
is maximal intercuspation between the maxillary and mandibular
teeth

Posisi interkuspal (ICP): Posisi mandibula ketika ada


intercuspation maksimal antara rahang atas dan gigi rahang bawah

Sentris oklusi. (Oklusi sentrik adalah posisi kontak maksimal dari


gigi geligi pada waktu mandibula dalam keadaan sentrik, yaitu
kedua kondisi berada dalam posisi bilateral simetris di dalam
fossanya)
Muscular contact position (MCP): The position of the mandible
when lifted into contact from resting position.

posisi kontak otot (MCP): Posisi mandibula ketika diangkat ke

dalam kontak dari posisi istirahat

Excursive movement: Any movement of the mandible away from


ICP.

Gerakan excursive: Setiap pergerakan mandibula jauh dari ICP

Laterotrusion: Movement of the mandible laterally to the right or left


from ICP working movement.

Laterotrusion: Gerakan mandibula lateral ke kanan atau kiri dari

ICP working movement.


Laterotrusive side: The side of either dental arch corresponding to
the side of the mandible moving away from the midline working
side.

Sisi Laterotrusive: Sisi baik lengkung gigi yang sesuai dengan sisi
mandibula bergerak menjauh dari garis tengah sisi yg bekerja.

Mediotrusive side: The side of either dental arch corresponding to


the side of the mandible moving toward the midline balancing
side, nonworking side.

Sisi Mediotrusive: Sisi baik lengkung gigi yang sesuai dengan sisi
mandibula bergerak ke arah garis tengah

Sisi sisi keseimbangan, tidak bekerja

Protrusion: Movement of the mandible anteriorly from ICP.

Protution: Gerakan mandibula ke anterior dari ICP.


Retrusion: Movement of the mandible posteriorly from ICP

Retrusi: Gerakan mandibula posterior dari ICP


Retruded position: The most cranial position of the mandible along
the retruded path of closure

Posisi Retruded: Posisi paling kranial dari mandibula sepanjang


jalan retruded penutupan (Centric relation : Posisi mandibula
ketika kedua pemasangan diskus kondilus berada di posisi yang
paling atas dari fossa glenoid dan terhadap kemiringan bukit
artikular dari tulang temporal)
Interference: Any contact, in ICP or excursions, that prevents the
remaining occlusal surfaces from achieving stable contact. Synonym:
supracontact.

Interferensi: Setiap kontak, ICP atau excursion, yang mencegah


permukaan oklusal yang tersisa dari mencapai kontak stabil.

Sinonim: supracontact.
Guidance: Pattern of opposing tooth contact during excursive
movements of the mandible.
The teeth makingsuch contact cause separation of the other teeth
disclusion.

Guidence : Pola berlawanan kontak gigi selama gerakan excursive


mandibula.
lainnya.

Gigi membuat kontak yg menyebabkan dari gigi lain disclusion.

Pemeriksaan oklusi intra oral :


- Pemeriksaan oklusi intra oral
- Pedoman saat pergerakan mandibula
(Excursive movement adalah Setiap pergerakan dari rahang bawah
jauh dari intercuspation maksimal )
- Mobilitas gigi
- Atrisi
Hal yang diperhatikan untuk stabilitas oklusi :
- ICP
- Smooth excursive movements without interferences
- Favorable subjective response to occlusal form and function
- No trauma from occlusion
Splinting
Imobilisasi gigi, stabilisasi gigi
distribusi daya oklusal, menbantu penyembuhan, mencegah trauma
Syarat spint iritasi minimal, mudah dibersihkan, estetik
JENIS SPLINTING :
Temporary :
- Short term
- Stabilize teeth
- Periodonta th or traumat
Semi permanen (provisional) :
- Beberapa bulan-tahun
- Observasi respon th
- stabilisasi
Permanen :
- Permanen
- Jar perio yang berkurang

Hal yang perlu diperhatikan


- Etiologi mobilitas
- Kontur gigi dan posisi
- Kontur
- Morfologi embrasure

Jenis splinting :
Lepasan
Fixed / cekat

FIXED SPLINT

Survive Right : 5 10th

One of the simplest forms of


temporary splint is the bite guard.
Bahan restoratif komposit dapat digunakan pada enamel terukir

untuk bergabung dengan permukaan interproksimal gigi sebelah.

BPeI n r e
k
e r p a r
sast r it s f ia
tkra a
a v i t a
tskk e o
mro
M
o r e p n i n
ogon rk a a t k a
rnna y
Tka e d k k u a t
aa dn a
dp ra e n
pr e a t r e n s
ai s i

INDIKASI
Intrakorona
Deep overbite - Root amputation & mobilitas
Jar perio sehat sedikit - Akar gigi pendek
Post ortho - Sosial ekonomi
ekstrakorona
Ant dengan mobilitas moderat
Post ortho tanpa mobilitas
Stabilitas trauma akut (extra korona jadikan di sebelah intra korona)

TERAPI ANTIMIKROBA
Lokal / topikal atau sistemik
Mengkontrol infeksi bakteri
Single atau kombinasi

PERAWATAN BEDAH
Tujuan terapi bedah periodontal
Eliminasi perubahan patologis poket
Regenerasi jaringan periodontal
Estetis dan fungsional

Prinsip umum bedah periodontal


- Persiapan pasien
- Persiapan kegawatdaruratan
- Pencegahan transmisi infeksi
- Sedasi dan anestesia
- Tissue management

SRP
Hemostasis
Periodontal dressing
Instruksi pasca operasi
maintenance

A. Probe periodontal Marquis, setiap kode warna dikalibrasi dalam


ukuran 3mm.
B. Probe UNC 15, setiap garis kecil menunjukkan ukuran 1mm dan
dalam ukuran 5, 10, 15mm ditandai dengan kode warna hitam.
C. Probe periodontal Universitas Michigan "O" William(1, 2, 3, 5, 7, 8,
9,dan 10mm)
D. Probe periodontal Michigan(3, 6, 8mm)
E. Probe periodontal WHO, 0,5mm ukuran tip terbentuk bola pada
ujungnya dengan kalibrasi 3,5; 8,5; 11,5mm. pada bagian yang
berwarna hitam berukuran 3,5 - 5,5mm)

KURETASE
a. Definisi
Kuretase di bidang periodontologi adalah membuang atau
membersihkan jaringan yang rusak, sementum nekrotik, serta jaringan
yang dapat mengiritasi gingival yang merupakan dinding dari poket
b. Indikasi
- Poket supraboni yang dangkal dengan dinding poket yang meradang
dan oedematus ( 5 mm)
- Poket infraboni yang dapat dicapai oleh alat (misalnya, gigi anterior)
c. Prosedur
- Anestesi (blok/infiltrasi)
- Diukur kedalaman poket dengan poket probe
- Dilakukan insisi di bagian dalam dari dinding poket (internal bevel
incision) dari margin gingival menuju dasar poket
- Dilakukan eksisi dan permukaan akar dilakukan (planning)
- Dilakukan irigasi dengan larutan saline atau H2O2 3%
- Bila gingival di bagian bukal dan lingual bisa ketemu dilakukan
penjahitan, bila tidak kontur dari tulang dibentuk (rekonturing)
hingga gingival di bagian bukal dan lingual dapat bertemu dan
dijahit.
- Luka ditutup dengan periodontal pek. Periodontal pek dilepas setelah
1 minggu dan dianjurkan untuk melakukan oral fisioterapi dengan
baik.

Mengambil/mengerok dinding lateral poket mengangkat jaringan


granulasi inflamasi
Jaringan granulasi, inflamasi kronis, kalkulus, koloni bakteri
Mengeliminasi poket, membentuk perlekatan baru
Tindakan kuretase diawali SRP

Poket infraboni pada area yg mudah terjangkau


Pasien immunocopmrimised
Maintenance dan mencegah rekurensi poket

Perbedaan kuret gracey dan universal


j
f
P
h
d
B
2
(
s
i
E
g
l
o
r
S
p
a
k
u
t
n
b
m
e
7
-
)
1
c
Penyembuhan setelah kuretase
GINGIVEKTOMI
a. Definisi
Gingivektomi adalah prosedur bedah periodontal yang bertujuan
menghilangkan poket gingiva pada penyakit radang periodontal untuk
menciptakan suatu gingiva normal baik fungsi, kesehatan, dan estetika.
b. Indikasi
Eliminasi poket supraboni dengan kedalaman > 4 mm
Poket supraboni dengan dinding poket fibrous
Eliminasi gingiva enlargement
Eliminasi abses periodontal
Interdental gingival crater
c. Prosedur
1. Dilakukan anastesi lokal yang memadai dengan teknik blok atau
infiltrasi
2. Ukur kedalaman poket didaerah operasi menggunakan probe
terkalibrasi. Kedalamanini ditandai dengan menusuk dinding luar
jaringan gingiva dengan probe untuk membuat titik-titik
perdarahan. Apabila seluruh daerah operasi telah diukur danditandai
dengan lengkap, titik-titik perdarahan tersebut akan membentuk
regangan(outline) insisi yang harus dilakukan.
3. Buatlah insisi awal sedikit lebih ke apikal dari titik-titik tersebut
dengan pisau bermatalebar seperti Kirkland No. 15/16. Insisi di
bevel pada sudut kurang lebih 45 derajatterhadap akar gigi dan
berakhir pada ujung atau lebih ke bawah dari ujung apikalperlekatan
epitel. Apabila gingiva cukup tebal, bevel sebaiknya diperpanjang
untuk menghilangkan bahu atau plato. Kadang-kadang akses sangat
terbatas atau sulitdicapai sehingga bevel yang cukup tidak dapat dibuat pada
insisi awal. Pada keadaanini, bevel dapat diperbaiki nantinya,
menggunakan pisau bermata lebar untuk mengerok atau bur intan

4. Gunakan pisau bermata kecil seperti Pisau Urban No.

untuk mengeksisi jaringan didaerah interproksimal. Perhatikan


sudut mata pisau tersebut kira-kira sama dengansudut mata pisau
yang lebar ketika melakukan insisi awal
5. Buang jaringan gingiva yang telah dieksisi menggunakan kuret.
6. Bersihkan deposit yang menempel pada permukaan akar dengan
skeling dan root planing. Pada tahap ini, pembuangan dinding
jaringan lunak poket periodontal membuat permukaan akar lebih
mudah dicapai dan memperluas lapang pandang operator
dibandingkan pada tahap-tahap lain. Pembersihan permukaan akar
pada tahap ini menentukan keberhasilan pada seluruh prosedur
bedah.
7. Sempurnakan kontur gingiva seperti yang diinginkan dengan bur
intan atau pisau bermata lebar untuk mengerok jaringan.
8. Rapikan sobekan jaringan dengan gunting atau nipper.
9. Bilas daerah bedah dengan air steril atau larutan saline steril untuk
membersihkan partikel-partikel yang tersisa.
10. Tekan daerah luka dengan kain kasa yang telah dibasahi air steril
atau larutan saline steril selama 2-3 menit, untuk menghentikan
perdarahan.
11. Pasang dresing periodontal, mula-mula yang berukuran kecil,
bersudut didaerah interproksimal, menggunakan instrumen plastik.
Selanjutnya, pasang gulungan-gulungan yang lebih panjang di
bagian fasial, lingual, dan palatal serta hubungkan dengan dresing
yang telah terpasang di daerah interproksimal. Tutup seluruh daerah
luka dengan dresing, tanpa mengganggu oklusi atau daerah
perlekatan otot. Kesalahan yang sering terjadi adalah dresing yang
dipasang terlalu lebar sehingga terasa mengganggu.
12. Ganti dresing dan buang debris pada daerah luka setiap minggu
sampai jaringan sembuh sempurna dan dengan mudah dibersihkan
oleh pasien. Epitel akan menutupi luka dengan kecepatan 0,5 mm
per hari setelah hilangnya aktivitas mitosis awal dari epitel, 24 jam
setelah operasi.
13. Setelah dresing terakhir dilepas, poles gigi dan instruksikan pasien
untuk melakukan pengendalian plak dengan baik.

Eksisi gingiva, mengangkat dinding poket


jlG
h
b
E
m
k
A
r
d
u
e
P
y
t
s
a
p
o
v
g
in
,
Akses dan visibilitas pengambilan kalkulus, penghalusan akar
Poket supraboni, dinding poket fibrous dan kenyal
Pembesaran gingiva

Kirkland dan orban


Proses Gingivektomi pada pasien dengan pesawat ortho
BEDAH FLAP PERIODONTAL
Definisi
Flap gingiva adalah kuretase subgingiva yang dikerjakan dengan pisau.
Bagian yang terletak lebih dalam (epitel, perlekatan epitel dan jaringan
granulomatus) pada poket periodontal dieksisi dan jaringan gingiva yang
tersisa dilekatkan kembali ke permukaan akar gigi yang telah dibersihkan,
agar membentuk perlekatan baru selama proses penyembuhan. Flap gingiva
tidak pernah dibuat melebihi partautan mukogingiva. Jadi, gingiva tetap
melekat ke tulang alveolar.
Indikasi
Flap gingiva diindikasikan untuk keadaan sebagai berikut :
- Poket subraboni dengan kedalaman dangkal hingga moderat (5 mm
atau kurang) dapat memiliki lebar serta ketebalan jaringan berkeratin
yang cukup.
- Regio anterior, dimana estetik menjadi pertimbangan dan diperlukan
akses yang baik ke permukaan akar untruk melakukan root planing.
Prosedur pembedahan
Setelah pasien dapat menjalankan pengendalian plak yang baik dan fase
pengendalian bakteri telah selesai dilaksanakan, maka langkah-langkah yang
harus dilakukan adalah :
1. Anestesi daerah yang akan dibedah.
2. Buat insisi internal dengan bevel menggunakan pisau bedah dari mulai
tepi jaringan gingiva ke arah apikal hingga mencapai puncak tulang
alveolar.
3. Gerakkan pisau bedah ke arah interproksimal baik pada aspek fasial dan
lingual sedemikian rupa, hingga papila interdental dapat dipertahankan
sebanyak mungkin. Maksud dari langkah ini adalah untuk memotong
bagian dalam dinding jaringan lunak poket, di sekeliling permukaan
gigi. Flap tidak dilepaskan seluruhnya dari perlekatannya ke tulang
alveolar (berbeda dari flap mukoperiosteal atau flap mukosa).
4. Insisi sekunder dibuat dari dasar poket melewati serabut puncak tulang
alveolar ke arah puncak tulang alveolar dan ke arah interproksimal
melewati serabut transeptal.
5. Buang jaringan yang telah dieksisi dengan kuret.
6. Bersihkan semua sementum nekrotik dengan cermat. Permukaan akar
harus menjadi keras dan halus, bebas dari plak dan kalkulus. Serabut
jaringan ikat yang mendukung lebar biologis dan masih melekat ke
permukaan gigi sekitar 1-2 mm koronal terhadap puncak alveolar tidak
boleh dihilangkan.
7. Bilas daerah operasi dengan air steril atau larutan normal saline steril,
kemudian periksa kembali permukaan akar, apakah masih ada plak atau
kalkulus yang tertinggal dan hilangkan bekuan darah yang terlampau
besar.
8. Lekatkan kembali tepi flap ke permukaan akar. Apabila tepi-tepi tersebut
tidak dapat beradaptasi dengan baik, bentuklah tulang di bawahnya
hingga tercapai perlekatan tepi flap yang baik.
9. Jahit di bagian interproksimal dengan jahitan terputus atau matras
vertikal.
10. Tekan bagian fasial dan lingual daerah operasi selama 2-3 menit.
Gunakan kain kasa yang telah direndam larutan saline, agar bekuan
darah yang terbentuk diantara gigi dan jaringan lunak berukuran sekecil
mungkin.
11. Pasang dresing periodontal menutupi daerah operasi, jaga jangan sampi
dresing masuk diantara gigi dan jaringan.
12. Lepaskan dresing dan buka jahitan pada hari ke 7 hingga ke 10, dan
poles daerah tersebut.
13. Ulangi instruksi pengendalian plak di daerah operasi pada pasien. Latih
pasien untuk menyikat gigi dan menggunakan benang gigi di daerah
tersebut dengan cermat dan hati-hati. Teknik menyikat gigi roll dan
penggunaan benang gigi di daerah tepi gingiva selama periode
penyembuhan awal dapat memberikan kontrol plak yang baik tanpa
mengganggu proses penyembuhan jaringan gingiva terhadap permukaan
gigi. Kebersihan bergantung pada pengendalian plak selama masa kritis
4 mingu pertama proses penyembuhan.
14. Poles permukaan gigi seminggu sekali, selama 4 minggu pascaoperasi.
15. Jangan lakukan probing selama waktu 3 bulan pascaoperasi, agar
perlekatan epitel dan serabut jaringan ikat ke permukaan gigi terbentuk
dengan sempurna.
Poket infraboni
Poket supraboni yang tidak dapat terjangkau oleh alat
Bone graft (Bone graft merupakan pembedahan untuk
menempatkan tulang baru ke dalam rongga tulang yang
rusak atau di antara lubang dan tulang mati)

TEKNIK FLAP PERIODONTAL


Modifikasi Widman
(Kirkland (l931) menemukan modifikasi flap Widman terutama
untuk poket yang disertai supurasi. Bedah ini mengembangkan
teknik dengan internal bevel incision = insisi miring kedalam yang
merupakan modifikasi flap Widman.
Caranya: dengan mengambil sebagian jaringan gingiva tepi kurang
lebih 1 2 mm dari gingiva bebas sehingga jaringan nekrotik,
ulserasi dan inflamasi dapat terambil. Pada teknik ini disamping
mengambil jaringan nekrotik, ulserasi dan inflamasi juga
mempertahankan/ memperlebar gingiva cekat)
Undisplaced fap
teknik undisplaced flap :
1. Kedalaman poket diukur dengan periodontal probe dan adanya
bleeding point yang dihasilkan pada permukaan gingiva digunakan
untuk menandai dasar poket.
2. insisi bevel internal dibuat setelah penentuan bleeding point.
diarahkan menuju apikal puncak tulang alveolar tergantung dari
ketebalan jaringannya. Semakin tebal jaringan semakin lebih dalam
titik akhir dari sayatan.
3. Insisi krevikular dimulai dari dasar poket hingga ke tulang untuk
melepaskan jaringan ikat dari tulang.
4. Flap dipisahkan dengan elevator periosteal (rasparatorium) dari
bagian dalam insisi bevel. Biasanya tidak diperlukan insisi vertical
5. Insisi interdental) dibuat menggunakan pisau interdental,
memisahkan jaringan ikat dari tulang.
6. Setelah jaringan granulasi terambil semua, dilakukan scalling dan
root planning . Jika tidak memungkinkan dilakukan penipisan
dengan teknik scallop.
7. Dilakukan penjahitan dengan teknik continues sling suture
digunakan untuk menutup bagian facial dan lingual atau palatal..
Tipe jahitan ini menguntungkan untuk melekatkan flap pada
junction.

Apically displaced flap


(teknik apically displaced flap dapat digunakan untuk penghilangan
poket periodontal dan/atau pelebaran daerah dari attached
gingival)
FRENECTOMY
Frenulum lipatan membran mukosa disertai serat otot yang
mengikat bibir, pipi ke mukosa alveolar atau gingiva dan periosteum.
(Periosteum adalah lapisan membran fibrosa tebal yang meliputi
hampir seluruh permukaan tulang. Satu-satunya yang tidak tercakup
oleh membran ini adalah bagian yang ditutupi oleh tulang rawan.
Selain melindungi tulang, periosteum juga berfungsi sebagai
perlekatan otot dan tendon)
Frenulum masalah terlalu dekat dengan margin gingiva
SISTEM RUJUKAN

FAKTOR-FAKTOR YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM


MERUJUK
Extent of disease: The deeper the pockets, the stronger the
indication for referral.

Perluasan penyakit: Semakin dalam poket, semakin kuat indikasi


untuk dirujuk.
Root length: Short roots are more seriously jeopardized by 5 mm of
clinical attachment loss than long roots.

Panjang akar: Akar yang pendek lebih mudah terkena clinical

attachment loss sepanjang 5 mm daripada akar yang panjang.

Hypermobility, which suggests a more guarded prognosis.

Hipermobilitas, yang lebih menunjukkan guarded prognosis.


Difficulty of scaling and root planing: The presence of deep pockets
and furcations make local treatment much more difficult.

Kesulitan dalam melakukan scaling dan root planning: Karena


adanya poket yang dalam dan furkasi yang membuat perawatan lokal

menjadi lebih sulit dilakukan.


Restorative work: Long-term prognosis of the tooth is an important
consideration in planning extensive restorative work.
Pekerjaan restoratif: Prognosis jangka panjang dari gigi
merupakan pertimbangan penting dalam perencanaan perluasan

pekerjaan restoratif.

Age of the patient: The younger the patient with extensive


attachment loss, the more aggressive the disease process is likely to
be.

Usia pasien: Semakin muda usia pasien dengan perluasan


attachment loss, maka semakin agresif pula proses penyebaran

penyakitnya tersebut.
Resolution by shrinkage: Some tissue such as thick, fibrotic gingiva
do not resolve as well as thinner, edematous gingiva when edema
subsides, leaving deeperprobing depths.

Penyembuhan oleh shrinkage (pengerutan): Beberapa jaringan,


seperti jaringan yang tebal, gingiva fibrosis, tidak mampu diatasi
sebaik jaringan yang tipis, gingiva yang edema ketika edema

sembuh, meninggalkan kedalaman probing yang lebih dalam.


APA YANG TERJADI SETELAH TERAPI PERIODONTAL?
Regeneration ( Regeneration adalah menumbuhkan kembali bagian
tubuh yang rusak atau lepas)
Repair
New attachment

DAFTAR PUSTAKA
Newman, clinical periodontology
Nevile. Periodontal therapy
Sato, atlas cosmetic perio surgery

Anda mungkin juga menyukai