KAJIAN TEORI
A. Kepemimpinan Transformasional
semua unsur atau elemen sekolah (guru, siswa, pegawai/staf, orangtua siswa,
masyarakat sekitar dan lainnya) untuk bekerja atas dasar sistem nilai (values
system) yang luhur, sehingga semua unsur yang ada di sekolah tersebut bersedia
untuk berpartisipatif secara optimal dalam mencapai visi sekolah (Firman: 2008).
rangka mencapai tujuan yang bermakna sesuai dengan target capaian yang telah
ditetapkan.
gaya kepemimpinan yang digunakan oleh seseorang manajer bila ia ingin suatu
kelompok melebarkan batas dan memiliki kinerja melampaui status quo atau
mencapai serangkaian sasaran organisasi yang sepenuhnya baru. kepemimpinan
dari apa yang bisa dilakukan, dengan kata lain dapat meningkatkan kepercayaan
kinerja.
berbuat lebih positif atau lebih baik dari apa yang biasa dikerjakan yang
pendirian yang kukuh, komitmen dan konsisten terhadap setiap keputusan yang
transformasional menjadi role model yang dikagumi, dihargai, dan diikuti oleh
bawahannya.
cermat dan rasional. Selain itu, karakter ini mendorong para bawahan untuk
menemukan cara baru yang lbih efektif dalam menyelesaikan masalah. Dengan
keterampilan dalam mengungkapkan visi secara jelas, praktis dan tentu saja
terlibat terhadap visi yang sudah dijelaskan adalah hal kedua yang perlu kita
Praktisnya dapat saja berupa tugas atau pekerjaan yang betul-betul menantang
serta memberikan peluang bagi mereka pula untuk terlibat dalam suatu proses
dalam pemecahan masalah, sehingga hal ini pula akan memberikan nilai
dengan perubahan yang terjadi. Dalam suatu organisasi yang efektif dan
seharusnya pula mereka tidak takut akan perubahan tersebut. Dalam kasus
5. Mobilitas, yaitu pengerahan semua sumber daya yang ada untuk melengkapi
dan memperkuat setiap orang yang terlibat di dalamnya dalam mencapai visi
6. Siap Siaga, yaitu kemampuan untuk selalu siap belajar tentang diri mereka
7. Tekad, yaitu tekad bulat untuk selalu sampai pada akhir, tekad bulat untuk
menyelesaikan sesuatu dengan baik dan tuntas. Untuk ini tentu perlu pula
komitmen.
Yaitu hubungan kemanusiaan dalam arti luas dan hubungan kemanusiaan dalam
arti sempit. Dalam arti luas, hubungan kemanusiaan adalah hubungan antara
seseorang dengan orang lain yang terjadi dalam segala situasi dan dalam semua
seseorang dengan orang (orang-orang) lain dalam suatu organisasi atau kantor,
yang bertujuan memberikan kepuasan hati para pegawai. Sehingga para pegawai
mempunyai semangat kerja yang tinggi, kerjasama yang tinggi serta disiplin yang
tinggi. Jadi, inti dari hubungan antar-manusia adalah hubungan yang bersifat
relation).
Teori ini beranggapan bahwa organisasi dapat diurus dengan baik dan dapat
Apabila didalam organisasi ada kepuasan psikologis pada diri para anggota,
ada moral, disiplin dan motivasi yang tinggi, maka organisasi akan dapat diurus
dengan mudah dan dapat berjalan lancer menuju sasaran yang ditetapkan.
Dari uraian tersebut diatas selanjutnya dapat diketahui human relations mengakui
menghargai. Hanya dalam suasana yang demikian organisasi dapat diurus dengan
bahwa pada jenis pendekatan ini setiap karyawan memandang pekerjaan sebagai
alasan yaitu untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Selain itu juga dalam
orientasi ini, ada juga karyawan yang memilih untuk bekerja dengan alasan untuk
menunjang gaya hidup mereka secara spesifik. Gaya hidup yang dimaksud adalah
3. Nilai Perubahan
terjadi karena sebab-sebab yang berasal dari dalam maupun dari luar organisasi
organisasi, struktur organisasi dan teknologi dalam suatu organisasi dalam rangka
mengarah keefektifan. Perubahan terjadi karena lingkungan yang tidak bebas dari
ketidakpastian dan perubahan bersifat pasti agar dapat tetap memiliki eksistensi
tanpa adanya perubahan maka dapat dipastikan bahwa usia organisasi tidak akan
1. Dampak Kepatuhan
dibedakan mejadi dua yakni ada urutan pertama mengacu ada kepatuhan yang
perjanjian. Jadi maksutnya ialah sikap patuh terhadap perjanjian yang telah
diratifikasi oleh pihak internal. Terdapat alasan terjadinya ketidak patuhan yakni
adanya ambiguitas yang biasanya terdapat bahasa yang tidak dimengerti dan
perjanjian dan dimensi temporal dimana terjadinya perubahan sosial dan ekonomi
(Chayes dan Chayes, 1993). Urutan kedua kepatuhan yang dimaksut ialah patuh
ketika perilaku nyata dari subjek terentu sesuai dengan perilaku yang ditentukan
dan ketidakpatuhan atau pelanggaran terjadi ketika perilaku aktual berasal dari
perilaku yang ditentukan (Yong dalam Simmon, 1998). Dari sini penulis
berasumsi bahwa kepatuhan dapat terealisasi dengan baik dan dapat juga terjadi
tidak patuh dengan satu peraturan yang sama. Kepatuhan sendiri merupakan
eksplisit dari aturan atau bentuk nyata aturan yang bersifat hukum atau normatif
sehingga terdapat tuntutan atau permintaan dari pihak pemberi aturan, kepatuhan
efektifitas.
2. Dampak Kerja Sama
sesuatu yang mencakup beberapa hal serta unsur-unsur tertentu antara lain:
1). Adanya tujuan yang sudah ditetapkan bersama atau tujuan sesuai dengan
peraturan. 2). Adanya pengaturan/pembagian tugas yang jelas. 3). Dalam bekerja
saling menolong antara satu fihak dengan fihak yang lain. 4). Dapat saling
secara lebih giat, sehingga dengan demikian pekerjaan akan dapat diharapkan
adalah melakukan pekerjaan secara lebih giat sehingga pekerjaan cepat selesai dan
Menurut Siswato ( 2001 ), semangat kerja dapat diartikan sebagai suatu kondisi
rohaniah atau perilaku individu tenaga kerja dan kelompok-kelompok yang dapat
menimbulkan kesenangan yang mendalam pada diri tenaga kerja untuk bekerja
dengan giat dan konsekwen dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan
organisasi
F. Penelitian Yang Relevan
multikasus pada dua SMA negeri dan satu MA negeri berprestasi di Kota Banda
dilakukan kepala sekolah, seperti: Pertama, dalam mengembangkan visi dan misi
unsur sekolah dalam menciptakan visi dan misi sekolah, mensosialisasikan visi
dan misi sekolah yang ingin dicapai, dan visi tersebut kemudian dioperasionalkan
personil sekolah dan pihak luar baik dalam upaya peningkatan prestasi siswa
komunikasi yang baik dengan semua pihak, (5) memba-ngun tim kerja (team-
work) yang kuat, (6) mampu menciptakan budaya dan iklim kerja yang kondusif,
memotivasi para guru dan siswa agar memiliki minat dan semangat untuk
berkembang dan belajar lebih giat, (9) menciptakan atmosfir yang mendo-rong
para siswa untuk belajar dengan suasana yang nyaman melalui penyediaan
garaan kegiatan intra dan ekstra kurikuler yang menyenangkan, dan (10) melaku-
kan analisis SWOT dan sasaran strategis dengan cara melibatkan pihak-pihak
guru untuk mau mengikuti berbagai seminar, pelatihan, dan workshop, (3)
mengajak guru untuk melakukan penelitian dan suka menulis sebagai tujuan
dalam meningkatkan kualitas individu guru, (4) memberi kesempatan kepada guru
kepala sekolah menjadi figur yang baik dijadikan teladan, menjadi seorang
bawahannya untuk selalu berinovasi, bekerja keras dan profesional sehingga dapat
mendorong bawahannya untuk mampu berpikir dengan cara-cara yang baru dalam
melibatkan semua warga sekolah dan yayasan; dan (3) Proses komunikasi yang
efektif dan efisien. Jalur yang digunakannya tidak hanya bersifat formal saja
seperti lewat rapat dinas sekolah atau surat edaran, tetapi juga menggunakan jalur
non-formal, lewat obrolan-obrolan saat santai di ruang guru waktu jam istirahat.
Untuk memperoleh dukungan cara yang dilakukan adalah: seluruh unsur yang ada
sikap peduli dan turut bertanggungjawab terhadap keputusan tersebut, sebab yang
tersebut.
dan mengatur setiap satuan pendidikan yang ada wilayah pengelolaannya. Dengan
menyeluruh.
kepada kepala sekolah sebagai objek kepemimpinan dalam dunia pendidikan serta
administrasi pendidikan.
dan etos kerja secara serempak dan parsial berpengaruh positif dan signifikan