Anda di halaman 1dari 72

SIMBUL SIMBUL KAMPUH LAS

KAMPUH PERSEGI KAMPUH SAMBUNG KAMPUH V KAMPUH V

( SQUARE GROPVE ) SERONG ( SCARF ) TUNGGAL GANDA

KAMPUH BEVEL KAMPUH BEVEL KAMPUH J TUNNGAL KAMPUH J

TUNGGAL GANDA GANDA

KAMPUH U KAMPUH U KAMPUH FLARE KAMPUH FLARE

TUNGGAL GANDA TUNGGAL GANDA

KAMPUH BEVEL KAMPUH BEVEL KAMPUH FLANGE KAMPUH FLANGE GANDA

FLARE TUNGGAL FLARE GANDA TUNGGAL

KAMPUH BEVEL KAMPUH BEVEL FLANGE

FLANGE TUNGGAL GANDA

LAS FILLET TUNGGAL LAS FILLET GANDA LAS PLUG / SLOT SATU LAS PLUG / SLOT DUA

SISI SISI

LAS BACK
LAS JAHIT
LAS SPOT
ATAU
( SEAM WELD )
BACKING

LAS LAPIS LAS SPOT LAS JAHIT

( SURFACING ) PROYEKSI PROYEKSI


SIMBUL SIMBUL TAMBAHAN

LAS MELINGKAR LAS DILAPANGAN PENETRASI / TEMBUSAN PELAT BACKING

PELAT PEMISAH KONTUR LAS RATA KONTUR LAS KONTUR LAS CEMBUNG

( SPACER ) CEKUNG

RT III
RT II PT II
VT I VT I

TAHAP TAHAP INSTRUKSI PENGUJIAN SAMBUNGAN SIMBUL LAS FILLET PADA

LAS YANG TERMAKSUD OLEH SIMBUL SAMBUNGAN TUMPU

2-8 2-5

2 2
2 2 5
2 2
2 5

JENIS JENIS SAMBUNGAN LAS FILLET

4 2
4 2
4
8 2
LAS KUNCI SELANG SELING LAS KUNCI TERPUTUS PUTUS

( STAGGERING ) ( INTERMITTENT )

SAMBUNGAN TUMPU SAMBUNGAN SUDUT SAMBUNGAN T.

SAMBUNGAN BEVEL
SAMBUNGAN TUMPUFLARE
FLASH SAMBUNGAN FLENSA DASAR SAMBUNGAN KUNCI JAHIT
SAMBUNGAN BEVEL FLARE
SAMBUNGAN SOCKET SAMBUNGAN
SAMBUNGANBEVEL
FLAREFLARE
GANDA SAMBUNGAN FLARE GANDA
IMPLEMENTASI SIMBUL LAS

KAMPUH V 2,5
3
TUNGGAL &
1 2,5 2,5
TEMBUSAN,

LAS

1/2

KAMPUH BEVEL TUNGGAL


KAMPUH -J TUNG- 2,5
DAN FILLET , LAS LINGKAR
GAL LAS TEMBUS, 2,5

1
MELINGKAR, KON-

25
0
25 2 ( 2,1 )
0 KAMPUH U-GANDA SAW
2 ( 2,1 )
0
25
2
0,1
0,1
2

45
0 60
25 7/16 (1/2) ( 3/8 )
SMAW SMAW
7/16 (1/2) ( 5/8 )
60 60 45

45
7/16 5/8
1

7/16 3/8
45

KAMPUH V GANDA BEVEL GANDA TIDAK SEIMBANG


60

3/8
1/8
45
( 5/8 )
( 5/8 ) ( )
45
45 45 3/8 45 ( )
45
1/8

BEVEL TUNGGAL
BEVEL FILLET
3/8 3/8 PERSEGI
5/8 GANDA

5/8
1/8
2
3 1/8
2

WELD OVERLAY KAMPUH LAS DENGAN

( LAS LAPIS ) SPACER


CARA PENGGUNAAN WELDING GAGE

PENGUKURAN SUDUT SISI KAMPUH

PENGKURAN KETINGGIAN REINFORCEMENT

PENGKURAN KAKI KAKI LAS FILLET

PENGUKURAN LEHER ( THROAT ) LAS

PENGUKURAN KEDALAMAN UNDERCUTTING

IX. BERBAGAI TOLERANSI UKURAN

SEBAGAI PEGANGAN INSPEKSI DIMENSI PERALATAN

I. ALAT PENUKAR KALORI ( sesuai TEMA Standard ).


Standard toleransi ukuran luar dari alat penukar kalori serta nozzle dan

supportnya. Semua ukuran pada muka flensa ( flange face ), termasuk

permukaan gasket.

1/8 1/4 5/8


1/8 1/8
1/8

1/8

1/8

1/8
1/8 1/8
1/4

1/8
UKURAN NOMINAL NOZZLE G. MAKS.

2 SAMPAI DENGAN 4 1/16


G
6 SAMPAI DENGAN 12
1/8
3/32

14 SAMPAI DENGAN 36 3/16

1/8 DIATAS 36

1/8
1/8

2. FIN FAN / AIR FIN COOLERS


1/8 1/8
1
1/8

3 3
1/8 1/8

TOLERANS DIMENSI PENYETELAN NOZZLE DAN TOLERANSI ROTASI PERMUKAAN FLENSA


3
SUPPORT NOZZLE.
6 4
6

3
5
3

6 3 3

+3

- 6 3M

3 / 3m 3 / 3m
3. TOLERANSI DIMENSI RAKITAN PERPIPAAN
3

UKURAN NOMINAL NOZZLE G.

MAKS G
2 S / D 4 1,5
3
5. TOLERANSI FABRIKASI VESSEL

Toleransi pada tabel ini didasarkan pada pengalaman ( good practice pihak

fabrikator dan pengguna bejana tekan. Angka angka yang tertera dalam inci.

Toleransi yang tidak tercantum dalam tabel ini harus diperlakukan dalam

batas batas praktek saja.

CICIN DASAR ( BASE RING )

a. Kedataran ( flatness )

1/16

b Tidak level ( tidak rata air)...

1/8

CLIP DAN BRACKET

c. Jarak kegaris referensi

d. Penyimpangan lingkar diukur pada sambungan

struktur

Jarak antara dua clip yang berdekatan 1/16

LUBANG LALU ORANG

e. Jarak dari muka flensa atau sumbu lubang lalu

orang kegaris referensi , support lug , sadel dasar

, sumbu bejana tekan , mana saja yang berlaku

f. Penyimpangan lingkar diukur pada permukaan luar

bejena tekan.. 1/2

g. Proyeksi ; jarak terdekat dari permukaan luar beja

na tekan kemuka lubang lalu orang

h. Penyimpangan dari horisontal , vertikal atau

kedudukan yang dikehendaki kearah mana saja

..

1
i. Penyimpangan dari lubang baut kearah mana saja

NOZZLE , COUPLING YANG TIDAK DIHUBUNGKAN

KEPERPIPAAN

Toleransi nya serupa dengan yang berlaku pada lubang

lalu orang.

NOZZLE , COUPLING YANG HARUS

DIHUBUNGKAN

PADA SISTIM PERPIPAAN

Jarak dari muka flensa atau sumbu opening kegaris

referensi , support lug , sadel dasar , sumbu bejana

tekan , mana saja yang berlaku

f. Penyimpangan lingkar diukur pada permukaan luar

bejana tekan

g. Proyeksi , jarak terdekat dari permukaan luar

bejana tekan ke opening . 1/4


NOZZLE ( lanjutan )

h. Penyimpangan dari horisontal , vertikal atau kedu

dukan yang dikehendaki kearah mana saja..

1/2

i. Penyimpangan lubang baut kearah mana saja.

.. 1/8

NOZZLE , COUPLING UNTUK LEVEL GAGE , LEVEL

CONTROL , DLL.

Jarak antara sumbu opening 1/16

SADEL

k. Jarak sumbu lubang baut kegaris referensi. 1/8

k. Jarak sumbu lubang baut kesumbu badan bejana

1/8

l. Jarak antara lubang baut pada pelat dasar atau an

tara lubang baut atau slot dari dua buah sadel..

1/8

m. Kemiringan melintang dari pelat dasar . 1/32

n. Kemiringan memanjang pelat dasar. 1/8

BADAN BEJANA TEKAN ( SHELL )

o. Penyimpangan dari vertikal untuk vessel hingga

30 kaki panjang keseluruhan.

Untuk vessel diatas 30 kaki panjang keseluruhan

. 1/8 per 10 kaki, maks. 1,5

p. Bejana tekan untuk tekanan internal . Selisih

antara
diameter luar dan dalam pada setiap penampang

tidak boleh melebihi 1% dari diameter nominal

pada

penampang tersebut 1/32 per kaki

Ketidak bulatan Code UG-80

Tekanan eksternal , lihat Code UG- 80

Kepala cetakan ( formed head ) , Code UG-81

INSTALASI PIRINGAN ( TRAY )

q. Ketidak levelan kesemua arah 1/32 per kaki

SUPPORT PIRINGAN

r. Ketidak levelan kesemua arah... 1/32 per

kaki
X. ROTATING EQUIPMENT INSPECTION

( inspeksi peralatan berotasi )

1. UMUM

Inspeksi Peralatan Berotasi pada umumnya hanya bersifat quality assurance

atau verifikasi mutu , yang mencakup review dokumen seperti misalnya

specification sheet , manufacturer report , inspection and test report pihak


pabrik pembuat , dll , pemantauan sewaktu pemasangan dilapangan ,

penyaksian uji coba jalan , dan penyaksian uji kinerja.

Adapun maksudnya adalah untuk meyakinkan bahwa peralatan berotasi

tersebut sesuai dengan persyaratan yang tertera dalam spesifikasi

pemesanan , dengan tujuan agar peralatan dapat berfungsi sebagaimana

diharapkan oleh pemilik / pemesan.

Lain halnya dengan manufacturing peralatan berotasi , fungsi inspeksi

disamping melaksanakan quality assurance juga mencakup pengendalian

mutu ( quality control ) , karena pihak pembuat harus bertanggung jawab

atas produknya .

Buku ini hanya mengkhususkan pada inspeksi pihak pemesan dan pemilik

saja. Pihak inspeksi tidak bertanggung jawab atas desain maupun

konstruksi peralatan , namun bertanggung jawab atas verifikasi mutu

workmanship ( pengerjaan ) dan kinerja peralatan yang harus sesuai dengan

persyaratan spesifikasi , baik tehnik maupun operasional , serta good

engineering practice atau praktek praktek yang baik dan sesuai standard

dan code internasional.

Peralatan berotasi meliputi antara lain : pompa centrifugal , pompa

resiprokasi , kompresor resiprokasi maupun centrifugal , turbin uap , turbin

gas , turbo expander , generator , motor , dll.


Obyek inspeksi dibidang tehnik antara lain adalah : review dokumen , bahan

pembuat , ukuran , konstruksi , bagian bagian yang bertekanan dan berotasi

, pengerjaan ( pengelasan , pengecoran , tempaan , pemesinan , pengujian :

NDT , DT , uji coba jalan , uji kinerja , uji kempa , uji overspeed / trip , uji

kontrol dan sistim peringatan dini dan uji komoditas ) , peralatan bantu

( auxilliary ) , alat pengaman , dll.

Obyek inspeksi dibidang operasi adalah : putaran , tekanan ( head )

discharge, suction head ( tekanan isap ) , NPSH , kapasitas , selisih


tekanan , kavitasi , surging , overspeed / trip , suhu bagian bagian terutama

bagian yang berotasi , getaran ( aksial dan radial ) , dll.

Hal hal lain yang menjadi perhatian inspeksi adalah : konsumsi tenaga ,

kondisi pelumas , prakomisi ( chemical cleaning , flushing, blowing ,

hydrotest , cold running , alignment , grouting , drain & vent test , lub oil

console , filter , orifice , dan no load test ) , tingkat kebisingan dll.

2. TERMINOLOGI

Pumping ( pemompaan ) , adalah penambahan energi kefluida tertentu untuk

menggerakkannya dari satu tempat ( titik ) ketempat ( titik ) lainnya.

Pompa resiprokasi menggunakan torak ( piston ), plunger , diaphragms ,

atau alat lain untuk menggeser ( displace ) suatu volume dari fluida pada

setiap langkah ( stroke ) dari peralatan tersebut.

Piston atau plunger dari pompa resiprokasi adalah bagian yang bergerak

dan berhubungan langsung dengan fluida dan menghantarkan tenaga

kedalamnya.

Simpleks, adalah pompa resiprokasi yang memiliki hanya satu piston atau

pluger.

Dupleks atau tripleks adalah pompa resiprokasi yang memiliki dua atau tiga

piston atau plunger.


Single acting adalah pompa resiprokasi yang memiliki hanya satu discharge

( kempa ) dan satu suction ( hisap ).

Double action adalah pompa resiprokasi yang memiliki dua discharge dan

dua suction .

Surge chamber ( ruang guncangan tekanan ) , adalah suatu bejana yang

terpasang pada pompa atau perpipaannya untuk membantali terjadinya

kejutan tekanan dari gerakan resiprokasi guna menghaluskan / meratakan

aliran fluida yang keluar melalui discharge.

Pompa centrifugal ,adalah pompa yang menggunakan gaya centrifugal

putaran impellernya untuk menciptakan tekanan guna memindahkan suatu

fluida.

Impeller , bagian pompa yang berotasi dan dilalui fluida sehingga tenaga

dapat dihantarkan ke fluida tersebut .

Pompa centrifugal tingkat tunggal ( single stage ), adalah pompa centrifugal

yang tekanan dischargenya ( total head ) dihasilkan melalui impeller tunggal.

Pompa centrifugal multi tingkat ( multi stage ) , adalah pompa centrifugal

yang jumlah tekanan dischargenya dihasilkan melalui dua impellernya atau

lebih , dalam satu rumah tunggal ( casing ).

Kecepatan kritis ( critical speed ).


Kecepatan kritis dari pompa centrifugal adalah kecepatan rotasi dimana

frekuensi poros berpadu dengan frekuensi alaminya , sehingga terjadilah

resonansi, sehingga keberadaan ketidak seimbangan sedikit saja akan

diperbesar menjadi vibrasi yang sangat tinggi sehingga dapat merusak

peralatan berotasi tersebut.

Pompa rotary

Adalah pompa yang menggunakan roda gigi ( gear ) , sudu ( vanes ) , cams

dll, didalam suatu wadah yang fixed ( tak bergerak ), untuk menghasilkan

displacement ( penggeseran ) positif pada fluida yang dipompa.

Mechanical seal ( paking mekanis )

Adalah piranti yang terpasang pada poros pompa centrifugal, untuk

menyumbat / menghambat bocoran fluida terpompa dari dalam wadah

( casing ) melalui poros yang berotasi.

Kavitasi ( cavitation )

Adalah fenomena akibat menguapnya fluida ( liquida / cairan ) didalam

casing , apabila tekanan dititik manapun didalam casing tersebut jatuh

dibawah tekanan uap karena suhu liquida yang dipompa . Proses penguapan

ini menimbulkan gelembung gelembung mikro ( cavities ) yang terikut aliran

liquida hingga mencapai bagain yang bertekanan lebih tinggi. Tekanan tinggi

ini memaksa cavities tadi pecah ( collaps ) . Pecahnya cavities yang

kebetulan menempel pada dinding casing menyebabkan tumbukan yang

sangat besar pada casing ,sehingga memecahkan lapisan pelindung pada


permukaan casing tersebut. Dengan pecahnya lapis pelindung permukaan ,

maka apapun dapat terjadi pada permukaan tersebut seperti karat , erosi dan

lain lain, tanpa ada pelindungnya.

Viscositas ( kekentalan )

Adalah sifat liquida yang melawan / menghambat gaya / tenaga yang akan

mengalirkan liquida tersebut

Suction lift

Adalah kondisi dimana diperlukan tenaga untuk menghisap liquida keatas ,

karena letak permukaan liquida yang dihisap pompa berada dibawah

sumbu pompa.

Suction lift statis

Adalah jarak vertikal ,dalam kaki, dari sumbu pompa kepermukaan fluida

yang akan dihisap pompa.

Total suction lift dinamis

Adalah jarak vertikal , dalam kaki , dari sumbu pompa kepermukaan fluida

yang dihisap pompa ditambah semua gesekan (friction losses) didalam pipa

dan fitting dalam sistim hisap.

Suction head

Adalah tekanan hidrostatis yang terjadi akibat permukaan fluida yang

dihisap pompa berada diatas sumbu pompa.


Suction head statis

Adalah jarak vertikal , dalam kaki , dari sumbu pompa kepermukaan liquida

yang dihisap pompa.

Total suction head dinamis

Adalah jarak vertikal dari sumbu pompa kepermukaan liquida / fluida yang

dihisap pompa dikurangi gesekan didalam pipa dan fitting dalam sistim

hisap.

Net Positive Suction Head ( NPSH )

Adalah tenaga yang diperlukan pada bagian hisap pompa untuk mengisi

casing pompa kekatup discharge selama beroperasi.

3. LINGKUP INSPEKSI PADA SAAT INSTALASI

PERALATAN BEROTASI

a. Air Cooled Heat Exchanger ( bagian berotasinya )

KETERANGAN PEMILIK LAPORAN KE CATATAN

(1) TINDAKAN PERLINDUNGAN TERHA W R PEMILIK W = WITNESS ( KESAKSIAN )

DAP FASILITAS YANG ADA DISEKI


KETERANGAN PEMILIK LAPORAN KE CATATAN

TAR PERALATAN
(4) PENYETELAN .
KEDUDUKAN ( ALIGN SW = SPOT WITNESS

b.( KESAKSIAN
ompresor
MENT ) . torak dan penggeraknya
(2) a.
PEMERIKSAAN VISUAL SEBELUM
KETEGAK LURUSAN (PLUMBNESS ) ACAK / SPOT )
KETERANGAN PEMILIK LAPORAN KE CATATAN
INTALASI DIMULAI
UNTUK GIGI REDUKSI. SW R R = LAPORAN KEPADA PEMILIK
PEMILIK
(3) LOKASI
(1) PERIKSA
b. PELAT
DIMENSI
DAN DASAR STRUKTUR
PULLEY
ELEVASI -
W R-

c. CLEARANCE( LEVEL
(2) KERATA-AIRAN DARI UJUNG KIPAS
) TATAKAN SW R

d. SUDUT
( BED ) SUDU KIPAS -SW -R

(5) PEMERIKSAAN
(3) PERIKSA SISTIM PELUMASAN
GROUTING -
W R

(6) PENYETELAN
(4) PERIKSA ROTASI KIPAS ) KOPLING
( ALIGNMENT W R

(7) CARA KERJA LOUVERS - -

(8) UJI COBA JALAN TANPA BEBAN W R


a. SEBELUM PERPIPAAN DIHUBUNG

KAN DENGAN KOMPRESOR. W R

b. SETELAH PERPIPAAN DIHUBUNG

KAN DENGAN KOMPRESOR W R

c. PENYETELAN SEWAKTU PANAS

( HOT ALIGNMENT ) - R SETELAH MECHANICAL COMPLETION.

(5) PENGGELONTORAN SISTIM PELUMAS. SW R

KETERANGAN PEMILIK LAPORAN KE CATATAN

(6) PENGGELONTORAN SISTIM SEAL OIL. SW R

(7) MEMFUNGSIKAN ALARM DAN TRIP

( APABILA DIANGGAP PRAKTIS ) SW R

(8) UJI COBA JALAN PENGGERAK KOPLING DILEPAS. ( SOLE RUN )

(9) UJI COBA JALAN W R SETELAH MECHANICAL COMPLETION

( PERAMPUNGAN MEKANIKAL ).

c.( 1Pompa
) LOKASIdan
DAN Penggeraknya
ELEVASI W R

( 2 ) KERATA-AIRAN ( LEVEL ) TATAKAN


KETERANGAN PEMILIK LAPORAN KE CATATAN
(BED ). - -
PEMILIK
( 3 ) PEMERIKSAAN GROUTING W R

( 4 ) PENYETELAN ( ALIGNMENT )

KOPLING

a. SEBELUM PERPIPAAN DIHUBUNG

KAN DENGAN POMPA W R

b. SETELAH PERPIPAAN DIHUBUNG

KAN DENGAN POMPA W R

c. PENYETELAN PANAS PADA

SUHU 350F KEATAS SELAGI

PENGOPERASIAN POMPA W R SETELAH PERAMPUNGAN MEKANIKAL

( 5 ) SISTIM PELUMAS

a. PERMUKAAN PELUMAS SW R

b. PENGGELONTORAN DENGAN

MINYAK SISTIM PELUMASAN

DALAM HALNYA PELUMASAN

DIPAKSAKAN. W R
KETERANGAN PEMILIK LAPORAN KE CATATAN

PEMILIK
( 7 ) UJI COBA JALAN PENGGERAK - - KOPLING DILEPAS

( 8 ) UJI COBA JALAN DENGAN MEDIA R W SETELAH PERAMPUNGAN

MEKANIKAL

Fan dan Blower


( 1 ) PENGECEKAN LOKASI DAN ELEVASI
KETERANGAN W
PEMILIK R
LAPORAN KE CATATAN

PEMILIK
( 2 ) PENGECEKAN KERATA-AIRAN TATA

KAN ( BED ) W R

( 3 ) PENGECEKAN GROUTING W R

( 4 ) PENYETELAN KOPLING

a. SEBELUM PERPIPAAN DIHUBUNG

KAN DENGAN PERALATAN TER

SEBUT DIATAS. W R

b. SETELAH PERPIPAAN DIHUBUNG

KAN DENGAN PERALATAN W R

c. PENYETELAN PANAS ( JIKA DI

PERLUKAN ) W R

( 5 ) SISTIM LUBRIKASI

a. PENGECEKAN PERMUKAAN PE

LUMAS . SW R

b. PENGGELONTORAN DENGAN

MINYAK SISTIM LUBRIKASI PAK

SA. W R

c. PEMFUNGSIAN PIRANTI PENGEN


KETERANGAN PEMILIK LAPORAN KE CATATAN

PEMILIK
( 7 ) UJI COBA JALAN PERELATAN PENG

GERAK - R KOPLING DILEPAS

( 8 ) UJI COBA JALAN ( JIKA MEMUNG

KINKAN W R SETELAH PERAMPUNGAN MEKANIKAL

4. STANDARD INTERNASIONAL YANG DIACU

a. Pompa centrifugal

AGMA ( American Gear Manufacturer Association ).

515.02 Balance Classification for Flexible Couplings. 1977.

ANSI ( American National Standards Institute )

B16.5 Pipe Flanges and Flanged Fittings , Steel Nickel Alloy and Other

Special Alloys, 1981.

ANSI / AFBMA 4 , Gaging practices for Ball and Roller Bearings , 1971.

API ( American Petroleum Institute ) .

Std. 601 Metallic Gaskets for Piping ( double jacketed corrugated and

spiral wound ), 1982.

Std. 610 Centrifugal Pumps for General Refinery Services , 1981.

Std. 614 Lubrication , Shaft Sealing , and Control Oil Systems for Special

Purpose Applications , 1973.

ASTM ( American Society for Testing and Materials )

B.88 Seamless Copper Water Tube, 1981.


Ketentuan ketentuan berdasarkan Dasar Praktek yang baik ( good basic

practices ) dari pihak pelaksana konstruksi / instalasi, yang disetujui Pihak

Pemilik.

b. Kompresor Centrifugal Untuk Penggunaan Umum Refinery

API ( American Pertoleum Institue )

Std. 614.

Std. 617. Centrifugal Compressors for General Refinery Services, 1979.

ASME ( American Society of Mechanical Engineer ).

PTC 10 Performance Test Code : Compressors and Exhausters, 1979.

ASTM.

A 574 Alloy Steel Socket- Head Cap Screw ,1980

NEMA ( National Electrical Manufacturers Association )

ICS 6 Enclosures for Industrial Controls and Systems, 1978.

Ketentuan ketentuan berdasarkan Dasar Praktek yang Baik dari pihak

pelaksana, yang disetujui pihak pemilik.

5. KETENTUAN KETENTUAN YANG PATUT DIKETAHUI INSPEKTOR

a. Pompa Centrifugal

Beberapa ketentuan tentang standard diterapkan dalam pemesanan

,desain maupun konstruksi / instalasi pompa cenrtifugal untuk memenuhi

persyaratan teknis dan operasional pihak pemesan / pemilik.


Untuk penggunaan dalam unit proses ( battery limit ), lebih disukai pompa

jenis : horizontal, centerline-mounted, self venting, radial split , end or side

suction . Suction header dibawah berada pada atau dibawah sumbu

pompa.

Pompa jenis non integral gear driven yang memenuhi API Standard 610

dapat diterima untuk operasi pada maksimum 149 kW ( 200bhp ), dan suhu

pemompaan 204C ( 400F ), dan head dinamis total ( TDH ) 122m ( 400

ft ).

Pompa dengan penggerak yang berkecepatan tetap ( constant speed

driver ) harus mampu menghasilkan tambahan head paling sedikit 3m

( 10 kaki ) atau 5% , pada kondisi rated , dengan impeller baru.

Pompa yang dipasok harus yang memiliki kurva kapasitas /head yang

stabil yang naik terus hingga shutoff ( terhenti ) , kecuali ada permintaan

khusus dari pemesan.

Titik rated ( kelas / gradasi ), tidak boleh melebihi 10% dari titik efisiensi

terbaik.

Untuk pemompaan fluida dengan suhu 100 C ( 212F ) harus yang

memiliki casing yang ditumpu pada sumbunya. ( centerline supported ) .

Pompa dengan hisap ganda sebaiknya didesain antara dua bearing .

Untuk pemakaian dibawah 261 kW ( 350 bhp ) , dapat digunakan pompa

tipe inline, integral gear-driven vertical. Apabile suhu pemompaan melebihi


54C ( 130F ) ,dan kecepatan melebihi 9.000 rpm , pompa harus

dilengkapi dengan pendingin ( cooler ) untuk mendinginkan minyak roda

gigi , kecuali jika tidak diperlukan.

Pompa tipe inline , non integral gear driven harus dilengkapi kopling

pemisah yang kaku ( rigid spacer coupling ) , kecuali jika pompa dan

penggeraknya dilengkapi integral thrust bearing , untuk tipe ini

koplingnya harus tipe nonlubricated flexible disc -type spacer. Panjang

spacer harus memungkinkan kemudahan penggantian bearing tanpa

membongkar pompa atau drivernya.

Pompa sebaiknya memiliki impeller yang tertutup dan dicor dalam satu

unit utuh ( enclosed single piece casting ).

Pihak pembuat harus mengirim lembar perhitungan ( calculation sheet )

atau test data untuk displacement poros pada kopling dengan gaya dan

momen sesuai aturan pihak pemesan / pemilik.

Pompa horizontal harus memiliki poros tunggal dan diujungnya memiliki

fit silindris , kecuali apabila diperlukan pemeliharaan seal yang rutin /

sering , ujun poros boleh tirus.

Impeller pompa tingkat tunggal overhung yang beroperasi pada 3600

rpm harus berdiameter tidak melebihi 375 mm ( 15 inci ).

Untuk pompa yang beroperasi pada suhu 204 ( 400F ), harus

dilengkapi dengan mechanical seal tipe metal-bellow.


Pompa air harus didesain sedemikian sehingga suhu air pada permukaan

sumbat ( seal face ) tidak melebihi 71C ( 160F ).

Pendingin jaket stuffing box untuk mechanical seal harus dipasang untuk

jenis pompa yang beroperasi :

pada suhu fluida diatas 149C ( 300F ).

pada suhu fluida diatas 315C ( 600F ) dengan mechanical seal tipe

metal bellow.

untuk air ketel

dengan pengaturan sealing yang berujung mati ( dead end).

Apabila pompa dilengkapi dengan M.S tandem untuk pemompaan bahan

racun , ruang antara dua M.S harus diisi dengan bahan yang cocok

seperti : methanol atau minyak dengan flash point tinggi / mudah terbakar.

Bearing tipe hydrodynamic radial atau thrust atau kedua duanya harus

dipasang pada kondisi pompa sebagai berikut :

tipe pompa barrel ( radial dan thrust )

tipe pompa antara dua bearing apabila faktor DN ( ukuran lubang

bearing / bore ,dalam mm, x kecepatan rated , dalam rpm. ) 300.000.

apabila bearing anti friksi gagal memenuhi persyaratan usia rated

minimum dari AFBMA-10 ( radial dan thrust ).

apabila penggeraknya berkelas ( rated ) 298 kW ( 400 bhp ) atau lebih

( khusus radial ).

apabila pompa air ketel tipe multi tingkat ( radial dan thrust )
apabila tipe pompa horizontal antara dua bearing untuk menara

pendingin , juga pompa yang memiliki nozzle discharge berukuran 300

mm ( 12 inci ) ( khusus radial ).

Pompa horizontal harus dilengkapi dengan ring oil lubricated bearing dan

harus dilengkapi pula dengan constant level oiler.

Pompa tipe multi tingkat horizontal harus dilengkapi rumah bearing

terbuat dari baja ( baik inboard maupun outboard ).

Pompa tipe horizontal split yang berlubrikasi bertekanan , atau apabila

total aliran llubrikasi pada pompa tipe radial split , pompa multi tingkat ,

atau driver , 5,68 m3 / jam ( 25 US gpm ), harus dilengkapi dengan :

pompa lubrikasi utama yang digerakkan oleh poros pompa

pompa lubrikasi pembantu ( auxiliary ) yang diputar oleh motor listrik

yang dikendalikan baik secara otomatis maupun manual , yang diatur

untuk dapat start secara otomatis pada tekanan pelumas rendah .

Penghentian pompa lubrikasi auxiliary harus secara manual.

alarm untuk tekanan lubrikasi rendah dan berhentinya penggerak utama.

reservoir ( tangki penyimpan ) minyak pelumas yang dipanasi oleh

heater yang dikendalikan secara thermostatis.

pendingin pelumas tunggal

fasilitas pemasok pelumas dingin dan bersih kebearing driver.

dua buah filter yang dapat dibersihkan sewaktu pompa beroperasi

dengan saringan 25 micron atau lebih halus. Filter tidak boleh diby-pass.

semua piranti pengendali dan penyelamat.


Peralatan ( luboil console ) tersebut diatas harus lulus uji kinerja dengan

pompa yang dibantu , dioperasikan .

semua tubing untuk pelumas harus terbuat dari stainless steel.

kopling harus dibalans apabila tenaga kuda ratednya > 373 kW ( 500 bhp )

pada rpm 3600.

Pompa harus duduk pada sadelnya tanpa penggunaan shim ( lembar

pengganjal ). Shim hanya untuk penggerak dan harus mengganjal sepenuh

luas tatakan kaki ( full foot support ) . Pengganjalan sebagian luas tatakan

kaki tidak diijinkan.

Pelat dasar ( base plate ) harus satu unit / utuh untuk meminimumkan

kemungkinan misalignment / ketidak tepatan penyetelan dan mampu

menampung pompa dan penggeraknya tanpa melewati luasnya.

Baut anker harus minimum berdiameter 19 mm ( inci ). Jarak span antara

dua anker tidak boleh melebihi 915 mm ( 36 inci ).

Bagian atas pelat dasar harus ditutup dengan pelat datar dengan lubang

lubang grout tidak kurang dari diameter 100 mm ( 4 inci ). Untuk

menghindarkan masukknya pelumas kedalam lubang grout , lubang

tersebut diberi pelat flensa ( rised lip ) setinggi 12 mm ( inci ). Dilokasi

dimana cairan dapat memasuki lubang grout , dipasang tutup dengan tebal

minimum 16 USS gage .


sekerup penyetelan harus dipasang pada penggerak dengan kelas 7.5 kW

( 10 hp ) keatas.

Sekerup penyetelan vertikal , yang berjarak untuk stabilitas , harus

dipasang sekeliling luar pelat dasar.

Pipa diameter hingga 2 NPS sekeliling dan pada pompa paling tipis

schedule 160 . Untuk pipa berdiameter lebih besar ( 2.1/2 ) schedule 40

dapat dipakai .

Tubing untuk air pendingin harus terbuat dari stainless steel tipe 304 atau

316 dengan ketebalan minimum 0,5 mm ( 0,018 inci ) dengan diameter 15

mm ( 5/8 ) atau 19 mm ( ) . Pipe fitting NPS dari baja diperbolehkan

dipasang.

Uji NPSH harus dilaksanakan jika NPSHA tidak melebihi NPSHR

dengan 610 mm ( 24 inci ) , khusus untuk hidrokarbon.

Apabila suatu pompa memiliki tandem mechanical seal harus diuji jalan

paling sedikit satu jam pada kecepatan dan kapasitas rated.

b. Kompresor centrifugal

Semua peralatan yang digunakan untuk kebutuhan pengilangan minyak

bumi harus tunduk pada standard tentang batas ambang kebisingan

( noice level ) tanpa menggunakan peredam ( acoustic enclosure ).

Tekanan kerja maksimum yang dibolehkan 689 kPa gage ( 100 psi g ).

Tekanan uji 1035 kPa gage ( 150 psig ).


Faktor fouling pada bagian air 0,525 m2.K / kW ( 0,003 h.ft2.F / Btu )

Pada rumah rumah bearing harus dibuat suatu tatakan yang datar dekat

elevasi sumbu poros pada setiap sisi kompresor, untuk memasang piranti

penyetel optik ( optical alignment instrument ). Luas tatakan harus cukup

untuk target optik pada bidang X, Y dan Z.

Tekanan kerja maksimum yang dibolehkan harus selalu melebihi tekanan

kerja casing kompresor sebesar 10% atau 172 kPa gage ( 25 psig ) mana

saja yang lebih tinggi.

Muka flensa pada sambungan axial split casing tidak diijinkan untuk diberi

alur untuk O-ring ( cincin O ).

Permukaan yang akan selalu dimonitor oleh proba pengendali /

penyelamat, harus dilindungi dari kerusakan akibat fabrikasi atau

perakitan , karena akan mempengaruhi pembacaan dan memberikan alarm

atau data yang palsu.

Impeller harus tipe tertutup , terdiri dari disc ( piringan ), vanes ( sudu )

dan cover ( penutup ). Impeller daoat dilas, milling , atau proses electro

erosion . Impeller sebaiknya bentuk backward-lean untuk semua

penggunaan.

Head ( tekanan ) yang dihasilkan oleh suatu tingkat ( stage ) kompresor

secara individual ( yang terdiri dari impeller , diffuser, dan return

channel ) yang mengempa gas dengan berat molekul lebih tinggi dari 39,

tidak boleh melebihi 2439 m ( 8000 kaki ). Untuk gas lain yang berat
molekulnya berbeda , head kompresor tidak boleh melebihi 3659 m

( 12.000 kaki ) untuk setiap stage.

Kompresor yang memiliki impeller berbelakangan ( back to back ) harus

dilengkapi dengan torak penyeimbang palsu ( dummy balance piston ) ,

apabila tekanan melebihi 13.790 kPa gage ( 2000 psig ).

Minyak penyumbat ( seal oil ) yang telah keracunan oleh gas yang diproses

yang bocor kedalam , tidak boleh melebihi jumlah dibawah ini :

- kombinasi minyak pelumas dan minyak penyumbat : 19 liter (5 US gal)

per hari / seal.

- sistim terpisah dari minyak penyumbat : 38 liter ( 10 US gal ) per hari /

seal.

Drain pot dan perpipaan yang berhubungan dengannya harus didesain dan

dikonstruksi untuk memungkinkan pembersihan setiap float trap sewaktu

kompresor beroperasi , tanpa memungkinkan minyak penyumbat

memasuki sistim proses.

Balans dinamis rotor harus dicek setelah penggunaan coupling-hub.

Thrust bearing harus dilengkapi dengan 4 piranti pengukur suhu metal

bearing , dua diantaranya harus dipasang pada muka ( shoe )yang aktif

dan dua lainnya pada muka ( shoe ) yang tidak aktif dari thrust bearing.

Indikator tersebut harus terpasang dipanel dan dihubungkan dengan alarm

suhu tinggi dengan set point yang dapat dikendalikan untuk setiap channel
dan harus memiliki selector switch yang manual untuk pembacaan channel

secara individual.

Rumah bearing harus terpisah dan diatur sedemikan rupa sehingga

minyak pelumas tidak langsung berhubungan dengan gas proses.

Material yang memiliki regangan yield melebihi 620 Mpa ( 90.000 psi ) atau

memiliki kekerasan melebihi Rockwell C22 tidak boleh digunakan untuk

bagian bagian yang berhubungan dengan H2S ( hidrogen sulfida )

walaupun dalam jumlah yang sangat sedikit ( traces ) karena akan

menyebabkan keretakan / kegagalan.

Semua sambungan las harus berpenetrasi penuh dan lajur akarnya ( root

pass ) harus digauge ulang dan dilas sempurna ( back weld ) , namun jika

hal tersebut tidak mungkin , pengelasan akar las dilaksanakan dengan

TIG. Semua bagian tersebut diatas diuji dengan magnetic particle .

Identifikasi poros harus dicapkan pada muka ujung poros sebelah kopling.

Panjang minimum spacer kopling harus sebesar 457 mm ( 18 inci ) .

Kompresor, penggerak, dan roda gigi harus berada pada satu pelat dasar

baja yang utuh.

Sekerup penyetel ( jack screw ) untuk gerak aksial , side horizontal dan

vertikal harus dipasang pada setiap peralatan dalam suatu unit instalasi

kompresor ( compressor train ).

Diatas pelat dasar harus dipasang dek setebal minimum 5mm (3/16 inci )

untuk keperluan perlintasan atau pelaksanaan kerja diatasnya.


KENDALI KESELAMATAN KOMPRESOR
KETERANGAN STATUS TRIP ALARM FUNGSI TAMBAHAN

1. TEKANAN PELUMAS ATAU MINYAK SEAL RENDAH - - POMPA STAND BY DISTART

2 . TEKANAN PELUMAS RENDAH,RENDAH X X

3. PERBEDAAN TEKANAN MINYAK SEAL RENDAH X X

4. SUHU OUTLET PENDINGIN PELUMAS TINGGI - X

5. SUHU OUTLET PENDINGIN PELUMAS RENDAH - X

6. PERMUKAAN TANGKI MINYAK SEAL TINGGI - X

7. PERMUKAAN TANGKI MINYAK SEAL RENDAH - X POMPA STAN BY DISTART

8. PERMUKAAN TANGKI MINYAK SEAL RENDAH, RENDAH X X

9. TEKANAN MINYAK PELUMAS DAN SEAL NORMAL - - AKTIFKAN START PERMISSIVE

10. PERBEDAAN TEKANAN FILTER PELUMAS TINGGI - X

11. POMPA PELUMAS ATAU SEAL STANDBY BERJALAN - X

12. PERMUKAAN PENAMPUNG PELUMAS/SEAL RENDAH - X

13. SUHU SHOE THRUST BEARING TINGGI - X

Program pengujian

Penyaksian Pemantauan

- uji hydrostatis x -

- overspeed impeller - x

- uji coba jalan mekanikal x -

- uji kebocoran gas x -

- uji opsional ditentukan oleh pelaksana.

Uji overspeed impeller harus disertifikasi oleh pihak pemanufaktur.

Pemanufaktur harus menyerahkan :

- Sertifikat uji overspeed impeller.


- Prosedur perlakuan panas impeller.

- Data kekerasan

- Data uji coba jalan rotor secara mekanikal dan elektrikal

- laporan uji mill semua bahan komponen kompresor ( yang berotasi

yang berhubungan dengan aliran gas ).

- Charta penghilangan regangan ( stress relief ) .

- Laporan fabrikasi kompresor.

Setiap impeller harus diuji overspeed dengan durasi minimum satu menit :

- Kompresor yang digerakkan motor : 127 % dari kecepatan yang dapat

tersynchrone. ( synchronous speed ).

- Kompresor dengan kecepatan variabel : 115% dari kecepatan trip ( trip

speed ) .

Detektor suhu metal thrust bearing harus diperiksa , dimana suhunya

dicatat setiap setengah jam untuk mengetahui tingkat kinerjanya.

Uji kebocoran gas merupakan pengujian yang terakhir sebelum

pengangkutannya kelokasi proyek / unit operasi. Jika sambungan casing

terganggu setelah uji ini berhasil baik , pengujian serupa harus diulang

lagi.

Uji kinerja ( performance test ) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan

ASME PTC 10, Class II. Minimum 5 point termasuk surge dan overload

harus diuji pada 100% kecepatan uji. Untuk unit yang berkecepatan

variabel , 5 point lagi ditambahkan untuk diuji : 3 point pada 85%


kecepatan uji , satu point pada 100% kecepatan uji dan satu point pada

105% kecepatan uji dan aliran surge . Untuk unit dengan kecepatan tetap ,

3 point ditambahkan untuk diuji pada kondisi ter-throttle. Penggunaan

koreksi Nomer Reynolds tidak diterima.

Gas uji harus berupa komponen tunggal yang dapat dipakai untuk

pengujian pada 10% kecepatan rated. Apabila hal ini tidak mungkin ,

maka pabrik pembuat harus menghitung kecepatan uji yang equivalen

dan mengadakan pengujian kinerja sistim lup tertutup ( closed loop ).

Kecepatan uji untuk kompresor yang memproses gas dengan berat

molekul ditentukan sebagai berikut :

- Suatu uji kecepatan yang equivalent dilaksanakan pada setiap tingkat

kompresor ( impeller, diffuser , dan return channel ) harus ditentukan

sesuai dengan ASME PTC 10 pada titik yang terjamin ( guarantee

point ).

- Pengujian kecepatan secara menyeluruh dilaksanakan sesuai dengan

ASME PTC 10 pada titik yang terjamin , titik overload , dan titik surge.

Jika telah diputuskan bahwa telah terjadi cukup variasi dalam uji

kecepatan , agenda pengujian final mungkin memerlukan kecepatan uji

berganda tersebut untuk mendapatkan kurva kompresor yang benar.

Pabrik pembuat harus mendesain roda gigi transmisi untuk mampu

menanggung beban paling sedikit 20% dari rating gigi untuk

membuktikan kinerja yang baik. Selama pengujian pihak pabrik pembuat


harus mencatat data data secara rinci , termasuk data vibrasi , aliran

pelumas , suhu pelumas , tekanan pelumas dan kehilangan tenaga

( power loss ).

Apabila suatu kondisi operasi tertentu menunjukkan suatu kesetaraan

akan berat molekul 10 , casing kompresor harus diuji helium.

6. KETENTUAN TENTANG VIBRASI

a. Pompa centrifugal

Vibrasi untuk pompa yang memiliki antifriksi bearing , atau pompa dengan

roda gigi jenis integral speed increasing yang bekerja pada > 6000 rpm

diukur pada rumah bearing sewaktu pengujian dipabrik pembuat pada

kecepatan rated dan kapasitas yang berkisar dari aliran minimum yang

direkomendasikan pabrik pembuat ke +10% dari kapasitas rated , tidak

boleh melebihi :

(1) suatu kecepatan yang tidak

tersaring ( unfiltered velocity ) sebesar 5,1 mm / s ( 0,20 1n /s ), atau

(2) kecepatan yang tersaring

( filtered velocity ) sebesar 3,8 mm / s ( 0,15 in / s ) , punca ( peak ) ,

pada kecepatan operasional , frequensi putaran sudu ( blade passing ),

dan frequensi khusus lainnya.

Vibrasi tak tersaring dari pompa dengan sleeve-bearing , sebagaimana

diukur pada poros dengan proba proximity atau proba yang dipegang
sewaktu pengujian dipabrik pembuat pada kecepatan rated dan kapasitas

yang berkisar dari aliran minimum yang direkomendasikan pihak pabrik

pembuat hingga + 10% dari kapasitas rated , tidak boleh melebihi batas

vibrasi berikut termasuk putaran liar poros ( shaft runout ) :

Amplitudo ( puncak ke puncak )

Kecepatan , rpm m mil

1800 dan kurang 50,8 2,0

1801 hingga 4500 38,1 1,5

Diatas 4500 25,4 1,0

Untuk pompa dengan sleeve bearing yang tidak dapat dipasang proba

proximity atau proba yang dipegang , vibrasi yang diukur pada rumah

bearing sewaktu pengujian dipabrik pembuat pada kecepatan rated dan

kapasitas yang berkisar dari aliran minimum yang direkomendasikan pihak

pabrik pembuat hingga + 10% dari kapasitas rated, tidak boleh melebihi :

(1) suatu kecepatan tak

tersaring sebesar 5,1 mm / s ( 0,20 in / s ) atau

(2) suatu kecepatan tersaring

sebesar 3,8 mm / s ( 0,15 in / s ), punca, pada kecepatan operasional ,

frequensi putaran sudu , dan frequensi khusus lainnya.

Limit vibrasi untuk motor penggerak ( motor driver ) sewaktu pengujian

dipabrik pihak pembuat , sebagai berikut :


Bearing antifriksi Bearing sleeve

Velositas Amplitudo

Kecepatan , rpm mm / s in / s m mil

3600 hingga 1801 3,8 0,15 63,5 2,0

1800 kebawah 3,8 0,15 76,2 2,5

= diukur pada dasar housing , pembacaan tersaring pada kecepatan

operasional.

= diukur pada poros , pembacaan tidak tersaring dan amplitudo punca

kepunca diukur dengan proba proximity.

Sewaktu inspeksi dan pengujian , amplitudo vibrasi tidak boleh melebihi

ketentuan vibrasi pompa centrifugal.

Data data harus dicatat ( record ) dalam empat kapasitas berbeda,

termasuk aliran minimum yang direkomendasikan pabrik pembuat , 110 %

aliran rated , dan dua titik kapasitas antara.

b. Kompresor centrifugal

Sewaktu pengujian dipabrik pembuat pada kecepatan maksimum terus

menerus atau kecepatan lainnya dalam lingkup ( range ) kecepatan

operasional, amplitudo rangkap dari vibrasi pada bidang yang diukur pada

poros didekatnya dan relatif terhadap setiap bearing radial , tidak boleh
melebihi angka angka dibawah ini, atau 25,4 m ( 1,0 mil ) , mana saja yang

lebih rendah :

Batas uji yang diijinkan = amplitudo rangkap termasuk putaran liar

(runout).

= ( mils ) vibrasi + runout.

12.000 12.000
= N mc
+ 0,25
N mc

Dimana N
m c = kecepatan maksimum terus menerus , dalam

r pm.

Pada kecepatan trip penggerak , vibrasi tidak boleh melebihi angka angka

diatas + 13 m ( 0,5 mil ) . Vibrasi maksimum pada kecepatan kritis tidak

boleh melebihi 50,8 m ( 2,0 mil ).

Semua pigtail proba vibrasi harus mempunyai panjang 1m ( 3 kaki ). Kabel

yang menghubungkan proba dengan detektor posisi harus sepanjang 4m (

12 kaki ).

TIPE TIPE POMPA CENTRIFUGAL YANG UMUM DIPERGUNAKAN


TIPE TIPE POMPA CENTRIFUGAL ( lanjutan )
TIPE POMPA CENTRIFUGAL TINGKAT TUNGGAL

( dengan tipe impeller turbuka )

TIPE POMPA CENTRIFUGAL MULTI TINGKAT


( dengan tipe impeller tertutup )

TIPE POMPA CENTRIFUGAL ALIRAN ADUK / ALIRAN AKSIAL


TIPE POMPA CENTRIFUGAL TURBIN VERTIKAL
7. BEBERAPA HAL FUNDAMENTAL

TENTANG POMPA CENTRIFUGAL.

Tekanan pada setiap titik didalam cairan disebabkan oleh kolom vertikal

cairan tersebut , yang karena beratnya menghasilkan tekanan yang sama

dengan tekanan yang berada pada titik tersebut diatas.

Tinggi kolom ini disebut head statis ( static head ).. Head statis ini , yang

menghasilkan tekanan tertentu , tergantung pada berat cairan sesuai

formula dibawah ini :

Tekanan dalam psi x 2,31


Head , ( dalam kaki ) = Berat Jenis

Pompa centrifugal memberi velositas pada cairan . Sebagian besar enerji

yang dihasilkan velositas ini kemudian diubah menjadi enerji tekanan

sewaktu cairan meninggalkan pompa. Relasi antara enerji velositas dan enerji

tekanan ini diekspresikan dalam formula :

v
H =
2g
Dimana : H = Head total yang terbentuk , dlm. Kakaki.

v = velositas pada sekeliling impeller, dalm kaki per detik

g = 32,2 kaki / detik

Kita dapat memperkirakan besarnya head dari setiap pompa centrifugal

dengan menghitung velositas sekeliling impeller dan menggantinya menjadi

formula diatas . Formula velositas sekeliling impeller ( peripheral velocity )

adalah :

RPM x D
v=
229

Dimana : D = diameter impeller , dalam inci.

Itulah sebabnya maka dalam halnya pompa centrifugal kita harus

menggunakan istilah head ( kaki cairan ) dan bukan tekanan.

Suatu pompa centrifugal dengan ukuran impeller tertentu dan kecepatan

tertentu akan menaikkan cairan kesuatu ketinggian tertentu tanpa tergantung

berapapun berat cairan tersebut.

Dibawah ini digambarkan beberapa pompa yang identik , memompa cairan

dengan berat jenis berbeda.


Semua bentuk enerji terlibat dalam sistim aliran cairan dapat diekspresikan

dalam kaki cairan ( feet of liquid ). Jumlah berbagai head menentukan total

head dari sistim, yang harus dipenuhi oleh pompa centrifugal yang

dipergunakan dalam sistim tersebut.

Dibawah ini didifinisikan beberapa bentuk head :

Suction Lift , terjadi apabila sumber suplai berada dibawah sumbu pompa.

Jadi Suction Lift Statis adalah jarak vertikal , dalam kaki , antara

sumbu pompa dengan permukaan ( bebas ) cairan yang dipompa.

Suction Head ( Head Hisap ) , terjadi apabila sumber suplai berada diatas

sumbu pompa. Jadi Suction Head adalah jarak vertikal , dalam kaki ,

antara sumbu pompa dengan permukaan ( bebas ) cairan yang dipompa.

Static Discharge Head ( Head Pengeluaran Statis ) , adalah jarak vertikal ,

dalam kaki , antara sumbu pompa dengan titik discharge ( bebas ) atau

permukaan cairan didalam tangki discharge.

Total Head Statis , dalah jaran vertikal , dalam kaki , antara permukaan

( bebas ) sumber suplai dengan titik discharge ( bebas ) , atau dengan

permukaan ( bebas ) cairan yang didischarge ( dikeluarkan ).


Head Friksi ( h ) adalh jumlah head yang diperlukan untuk mengatasi
f
perlawanan ( resistance ) guna mengalirkan cairan didalam pipa dan fitting

. Hal ini tergantung dari ukuran dan tipe pipa , laju aliran , dan sifat cairan.

( Tabel friksi tercantum dibelakang ).

Head velositas ( h ) , adalah enerji cairan sebagai akibat dari gerakannya


v
pada suatu velositas tertentu ( v ) , yaitu Head , dalam kaki , dimana air

harus jatuh untuk mendapatkan velositas yang sama , atau dengan kata

lain , suatu head yang diperlukan untuk mempercepat aliran air. Head

velositas dapat dihitung dengan formula sebagai berikut :

v
hv =
2g

Dimana : g = 32,2 kaki / detik

v = velositas cairan , dalam kaki per detik.

Head velositas biasanya dianggap kurang penting dan diabaikan didalam

sebagian besar sistim dengan head tinggi. Namun sebaliknya didalam sistim

dengan head rendah , head velositas merupakan faktor utama yang harus

diperhitungkan.

Head Tekanan harus diperhitungkan apabila suatu sistim pemompaan

dimulai dari atau berakhir pada tangki dibawah tekanan selain

atmospheris.
Tekanan didalam tangki ini terlebih dahulu harus diubah menjadi kaki

cairan . Suatu vakum dalam tangki hisap atau discharge positif didalam

tangki discharge harus ditambahkan pada head sistim, sedangkan

tekanan positif didalam tangki hisap atau vakum didalam tangki discharge

merupakan faktor pengurang.

Dibawah ini adalah rumus konversi vakum dalam inci ke kaki cairan :

Vakum , inci Hg x 1,13


Vakum , dlm kaki cairan =
Berat Jenis

Berbagai head tersebut diatas , yakni head statis , head friksi ,head velositas

dan head tekanan dijumlah menjadi head total dari sistim pada laju aliran

tertentu . Dibawah ini adalah difinisi dari dari kombinasi tersebut diatas yang

disebut sebagai head dinamis .

Suction lift dinamis total ( total dynamic suction lift ) ( h ) , adalah


s
suction lift statis ditambah head velositas pada flensa isap pompa

ditambah head friksi total dalam pipa hisap. S.L.D.T. yang ditentukan

didalam pengujian pompa, adalah angka yang dibaca dalam gage pada

flensa hisap , yang dikonversi kedalam kaki cairan dan dikoreksi kesumbu

pompa , dikurangi head velositas pada titik dimana gage

tersebut terpasang.

Head hisap dinamis total ( h ) , adalah head hisap statis dikurangi head
s
velositas pada flensa hisap pompa dikurang head friksi total dalam pipa
hisap. H.H.D.T., sebagaimana ditentukan didalam pengujian pompa ,

adalah angka yang dibaca dalam gage pada flensa hisap pompa , yang

dikonversikan kedalam kaki cairan dan dikoreksi kesumbu pompa ,

ditambah head velositas pada titik dimana gage tersebut terpasang.

Head Total ( H ) atau Head Dinamis Total ( TDH ) adalah Head Discharge

Dinamis Total dikurangi Head Hisap Dinamis Total atau ditambah Suction

Lift Dinamis Total.

TDH = h d + h s ( dengan suction lift )

d s
TDH = h - h ( ditambah head hisap )

Dibawah ini digambarkan Head Statis dari suatu sistim pemompaan dimana

pompa terletak diatas Tangki Hisap.


Dibawah ini digambarkan Head Statis dari suatu sistim pemompaan dimana

pompa terletak dibawah Tangki Hisap

Kapasitas

Kapasitas ( Q ) biasanya diekspresikan dalam gallon per menit ( gpm ).

Karena cairan tidak dapat dimampatkan maka terdapat hubungan

langsung antara kapasitas didalam suatu pipa dan velositas aliran.

Adapun hubungan tersebut adalah sebabagi berikut :

Q
Q = A x v atau v =
A

Dimana : A = luas pipa atau conduit , dalam kaki persegi.

v = velositas aliran , dalam kaki per detik


Power dan Efisiensi

Pekerjaan yang dilakukan pompa adalah fungsi dari head total dan berat

cairan yang dipompa dalam waktu yang telah ditentukan. Kapasitas

pompa dalam gpm, dan berat jenis cairan biasanya dipakai dalam formula

daripada berat sebenarnya dari cairan yang dipompa .

Input pompa atau brake horse power ( bhp ) , adalah tenaga kuda yang

sebenarnya yang diberikan keporos pompa. Output pompa atau hydraulic

horse power ( whp ) adalah tenaga kuda dari cairan yang dipasok oleh

pompa. Kedua istilah ini didifinisikan oleh formula ini :

Q x TDH x B.D.
whp =
3960

Q x TDH x B.D.
bhp =
3960 x efisiensi pompa

Konstanta 3960 didapat dari membagi jumlah atau kaki pon untuk satu tenaga

kuda ( 33.000 ) dengan berat satu galon air ( 8,33 pon ).

Brake Horse Power ( bhp ) atau input kepompa lebih besar dari Hydraulic

Horse Power atau output pompa disebabkan karena kehilangan mekanikal

dan hydraulik ( mechanical and hydraulic losses ) yang terjadi didalam

pompa. Karenanya efisiensi pompa adalah perbandingan antara dua nilai

ini.
whp Q x TDH x B.D.
Efisiensi Pompa = =
bhp 3960 x bhp

Kecepatan Spesifik dan Tipe Pompa .

Kecepatan Spesifik ( N ) adalah desain tanpa dimensi untuk


s
mengklasifikasi impeller pompa mengenai tipe dan proporsinya.

Kecepatan Spesifik didifinisikan sebagai kecepatan dalam rpm. dimana

impeller yang secara geometris sama akan beroperasi untuk

memompakan satu galon per menit terhadap satu kaki head. Adapun

formulanya adalah sebagai berikut :

NxQ
N s= 3/4
H

Dimana : N = Kecepatan pompa , dalam rpm.

Q = Kapasitas dalam gpm pada titik efisiensi yang terbaik.

H = Head total per tingkat pada titik efisiensi yang terbaik.

Untuk impeller dengan hisap ganda ( double suction impeller )

total aliran harus dibagi dua dalam menghitung kecepatan

spesifik .

Kecepatan spesifik menentukan bentuk umum atau kelas impeller ,

sebagai tertera dibawah ini. Jika kecepatan spesifik naik , perbandingan


2 1
diameter luar impeller , D dengan diameter inlet atau eye , D menurun

Perbandingan ini menjadi 1,0 untuk impeller aliran aksial yang

sebenarnya.
Impeller aliran radial secara prinsip membentuk head melalui gaya

centrifugal . Pompa dengan impeller yang berkecepatan spesifik lebih

tinggi membentuk head sebagian melalui gaya centrifugal dan sebagian

lagi melalui gaya aksial . Suatu kecepatan spesifik yang lebih tinggi

mengindikasikan bahwa desain pompa menghasilkan head sebagian

besar oleh gaya aksial dan sedikit oleh gaya centrifugal.

Aliran aksial atau pompa propeller dengan kecepatan spesifik 10.000 atau

lebih , menghasilkan head secara eksklusif melalui gaya aksial.

NILAI KECEPATAN SPESIFIK , NS


600 800 1000 2000 4000 6000 8000 10.000 20.000

500 700 900 1500 3000 5000 7000 9000 15.000

D2
Sumbu

rotasi
D1

DAERAH VANE RADIAL DAERAH VANE FRANCIS DAERAH ALIRAN ADUK DAERAH ALIRAN AKSIAL

D2 D2 D2 D2
>2 = 1,5 hingga 2 < 1,5 = 1
D1 D1 D1 D1

Desain impeller versus Kecepatan spesifik

Kinerja suatu pompa centrifugal tampak dari karakteristik kurvanya. Pada

kurva tersebut akan tampak head dinamis total, brake horse power, efisiensi

dan NPSH didalam jangkauan kerja ( range ) pompa tersebut.


Dibawah ini dipampangkan kurva ( tanpa dimensi ) dari tipe tipe pompa

centrifugal aliran radial , aliran aduk ( campuran ) , dan aliran aksial.

Banyak pompa centrifugal yang kurvanya berkarakteristik diantara ketiganya.

Pihak pabrik pembuat biasanya memasok produknya dengan dilengkapi

kurva terpadu ( composite ) yang menunjukkan karekteristik pompa dengan

berbagai variasi kecepatan dan diameter impeller dari minimum ke

maksimum.

KURVA POMPA ALIRAN RADIAL


160

% HEAD

PADA TITIK
80

DESAIN 0 % ALIRAN DESAIN

160
KURVA POMPA ALIRAN CAMPURAN ( MIXED )

0
70 140

% HEAD

PADA TITIK 80

DESAIN

0
0 140
70
% ALIRAN DESAIN

KURVA POMPA ALIRAN AKSIAL


320
240

% HEAD PADA

TITIK DESAIN

160

80

0 0
70 140
% ALIRAN DESAIN

KURVA TERPADU KINERJA POMPA


Dibawah ini digambarkan beberapa cara perhitungan NPSH ( tersedia )

dengan beberapa variasi hisap


Selanjutnya dibawah ini digambarkan sistim head dinamis dimana

perlawanan untuk mengalir meningkat dengan meningkatnya aliran .

Karakteristik head sistim menjadi melengkung . Sistim friksi ini pada

kenyataannya selalu mengadakan koreksi sendiri ( self correcting ). Friksi

berasal dari dalam sistim perpipaan dan dari dalam pompa sendiri. Jika

sistim perpipaan dan pompa telah menua , tingkat friksi bertambah besar .

Hal ini akan menimbulkan penurunan sedikit pada head pompa. Perubahan

ini hanya sedikit berpengaruh pada aliran dinamis ( kurva menanjak / steep

curve ), dibanding pada aliran statis ( kurva datar / flat curve ).


Apabila sistim aliran bervariasi cukup besar , pemasangan dua buah pompa

atau lebih secara paralel , menguntungkan.


Selanjutnya , sistim dibawah ini adalah head sistim statis . Karena head friksi

relatif kecil dibanding head statis , maka seluruh sistim dianggap statis

( friksi ditiadakan ) .

Berhubung head sistim terdiri dari beda elevasi dan beda tekanan, head

sistim tidak terpengaruh oleh aliran .

Misalnya BD cairan yang dipompa = 1,0 , NPSH = 19 kaki , dan kebutuhan

aliran 100 gpm.

Head sistim normal menjadi 250 kaki ( beda elevasi 19 + selisih tekanan

231 ). Karena tekanan discharge vessel dapat bervariasi 3 psi , head sistim

akan berkisar antara 243 hingga 257.

Misalkan pompa digunakan untuk kebutuhan aliran 100 gpm dengan TDH

250, dengan kurva kinerja yang relatif datar , pompa akan berhenti

beroperasi pada TDH 254. Pada tekanan maksimum tangki discharge ,

pompa akan berhenti memasok cairan, karena head sistim lebih besar dari

TDH pompa.
Pertimbangan kedua yang berkaitan dengan head sistim statis adalah

overloadnya motor akibat pompa yang lari liar ( runout ).

Head sistim minimum 243 , pompa akan memasok 130 gpm terhadap head

243, Kebutuhan tenaga meningkat dari 8,9 BHP pada 100 gpm menjadi 12

BHP pada 130 gpm. Motor 10 BHP akan overload pada operasi ini.

Probem NPSH akan muncul apabila terjadi kenaikan besar pada aliran .

Pada rating 100 gpm dan TDH 250 , NPSHR pompa hanya 10 sedangkan
A

NPSH 13 . Pada head sistim yang lebih rendah ( 243 ), pompa akan

memerlukan NPSH 13,5, karenanya mungkin akan terjadi kavitasi.

Pilihan yang lebih baik adalah pompa dengan karakteristik dibawah ini.

Dengan makin terjalnya karakteristik kurva , akan membatasi aliran antara 90

gpm / TDH 257 dan 110 gpm / TDH 243.

Sedikit kenaikan kapasitas pada kondisi head rendah menyebabkan motor

tidak mengalami overload ( beban lebih ) .

Karena aliran maksimum 110 gpm , NPSHR maksimum menjadi 12 , dan

pompa tidak akan mengalami kavitasi.

275
KARAKTER KURVA POMPA

250

TDH, 225

kaki
20
BHP
BHP 10
NPSH
0

0 20 40 60 80 100 120 140


KAPASITAS ,GPM
8. PENANGGULANGAN MASALAH OPERASIONAL

a. Pompa centrifugal

MASALAH PERKIRAAN PENYEBAB MASALAH PERKIRAAN PENYEBAB

Cairan tidak mengalir Pompa tidak dipancing terlebih da Pompa membebani Tegangan ( voltage ) rendah atau ada

hulu ( not primed ). Lebih driver ( lan gangguan listrik lainnya.

Terdapat kantong udara atau uap jutan ) Terdapat gangguan permesinan yang

pada pipa hisap. Ada hubungannya dengan pompa.

( tur-

bine , mesin , roda gigi, dll ).

Pompa belum mencapai kecepatan

rated.

NPSH yang ada tidak mencukupi.

Putaran salah Pompa bervibrasi. Udara atau gas didalam cairan

Impeller atau saluran buntu. Setelan tidak tepat ( misalignment )

Suhu bearing tinggi ( panas ).

Gagal untuk menca NPSH yang ada tidak cukup Rusaknya bagian yang berotasi

pai kapasitas dan Pompa belum mencapai kecepatan Pendasi tidak kokoh

( rigid ).

tekanan rated. Rated. Pompa beroperasi dibawah

kapasitas

. Putaran salah minimum yang direkomendasiksn.

Impeller dan saluran sebagian buntu Impeller buntu

( clogged ).

Cincin aur (wear ring ) aus atau im Stuffing box panas Packing terlalu kencang

peller rusak Packing tidak dilumasi

Terdapat kantong udara atau gas da Tipe packing salah.

lam cairan Gland terpasang miring ( cocked ).

Kekentalan dan BD.tidak sebagai Bearing panas atau Permukaan pelumas salah.

mana telah ditentukan. Cepat aus ( rusak ) Salah setel atau regangan dari pipa.

Kantong udara atau uap didalam ( piping strains ).


pipa hisap. Air pendingin tidak

cukup

Stuffing box kemasukan udara ( bo Bearing terlalu kencang atau diberi be

cor ). ban awal.

Head total lebih besar dari head Ring pelumas tidak

berfungsi

desain pompa. Tekanan hisap tidak sesui de ngan yang

Injeksi minyak bertekanan uap telah dispesifikasikan.

rendah pada lantern ring dari pompa Lubrikasi tidak benar

panas. Terjadi vibrasi

Kebocoran udara , masuk kedalam Bearing kotor ( sampah , air ,dll ).

Pompa kehilangan pan saluran hisap.


- Ikatan mur yang kurang baik.
cingan ( loses prime ) Udara menyusup kestuffing box.
- Guncangan beban lebih akibat kavi
Udara atau gas terperangkap dalam
tasi pompa.
cairan.
- Pen dan bushing cross head yang
Kecepatan terlalu tinggi
Operasi berisik aus.
Pompa membebani BD cairan atau kekentalan cairan
- Bearing connecting rod aus.
l ebih ( overload ) dri - terlalu tingi
- Cross head aus
ver Packing terlalu kencang
- Bearing utama rusak
Setelan tidak tepat ( misalignment ).
- Roda gigi aus.
Head toral lebih rendah dari head
- Stelan roda gigi tidak tepat.
rated.
- Katup ribut.

b. Pompa resiprokasi ( torak ) - Pompa berkavitasi

- Cairan knock
MASALAH PERKIRAAN PENYEBAB MASALAH PERKIRAAN PENYEBAB
- Udara atau uap didalam pipa hisap. - Suara hydraulik cairan.

Efisiensi volumetris - Udara atau uap terperangkap pada Kegagalan stud --Tekanan
Pompa distart sementara
discharge katup dis
terlalu tinggi

rendah ( gagal me- katup hisap ( suction valve ). Kegagalan total ( ka charge tertutup.

masok kapasitas ra- - Udara menyusup melalui stuffing box. tastropis ). - Bearing utama gagal.

ted dan tekanan ). - Udara menyusup kedalam pipa hisap. - Piston atau plunger menghantam

- Udara atau gas terperangkap dalam cylinder head.

cairan. - Katup aus berantakan.

- Katupterganjal terbuka oleh sesuatu - Cairan membeku didalam pompa

- Tutup katup atau cylinder head - Pelumas kering

longgar. - Pelumas terkontaminasi.

- Katup dan dudukannya aus.


Kegagalan packing - Keausan biasa

- Material yang salah

- Lubrikasi yang buruk


- Liner , piston ring, atau plunger aus.

- Gasket liner jebol.

- NPSH yang ada tidak mencukupi.

- Cairan memby pass didalam ( by

passing internally ).

- Per katup hisap terlalu kuat.

NPSH yang ada terla - Pipa hisap sebagian buntu.

lu rendah. - Tekanan uap terlalu tinggi

- Suhu pemompaan terlalu tinggi

- Fitting pipa hisap terhalang

- Pompa tidak terpancing lebih dulu

Cairan tidak terpom - Kantong udara atau uap dipipa hisap

pakan. - Pipa hisap buntu.

- Semua katup hisap terbuka.

- Semua katup discharge terbuka.

- Kecepatan pompa terlalu tinggi

Pompa membebani - Voltage rendah atau gangguan listrik

lebih driver. lainnya.

- Gangguan pada peralatan yang ter

kait dengan pompa ( turbin, roda giigi,

mesin, dll ).

- Tekanan discharge terlalu tinggi

- Pipa discharge buntu

- Katup pada pipa discharge tertutup

- Ukuran liner yang digunakan, salah.

- Kondisi by-pass yang tidak tepat.

Stuffing box bocor - Packing aus

- Batang atau plunger aus

- Stuffing box aus

- Packing salah ukuran

c. Non Condensing Steam Turbine Tingkat Tunggal

MASALAH PENYEBAB PENANGGULANGAN


TENAGA KURANG Katup manual nozzle ( hand nozzle - Operator membetulkan pembukaan katup. Dia harus
valve ) tidak cukup terbuka. yakin akan kombinasi katup katup tangan untuk

berbagai beban turbin.

Katup governor tidak cukup terbuka - Atur linkage governor.

Saringan uap terhalang - Bersihkan saringan uap dan mencek sumber peng

halang. Mungkin perlu membersihkan pipa uap me

lalui tiupan uap ( steam blowing ).

Beberapa nozzle buntu - Dengan membuka rotor , kebuntuan diperiksa dengan

sepotong kawat.

Beban lebih besar dari rating turbin - Apabila beban tidak dapat diturunkan, nozzle turbin

dapat diganti untuk menaikkan tenaganya

Tekanan uap pada pipa hisap rendah, - Kemungkinan pipa uap terlalu kecil ., atau turunnya

atau tekanan exhaust tinggi. tekanan didalam katup dan fitting terlalu besar.

Periksa tekanan pada inlet sewaktu beban operasional

maksimum, dan pada tekanan minimu ketel. Jika kon

disi tidak membaik , nozzle turbin dapat diganti dengan

ukuran yang sesuai dengan kebutuhan beban.

- Beban lebih besar dari yang tere - Apabila turbine terbebani lebih ( overload ) langkah

Penggunaan uap berlwbihan alisasi. pengurangan beban atau menaikkan tenaga kuda tur-

bin diperlukan .

- Kecepatan dibawah normal - Periksa tekanan uap dan tekanan balik ( back pressure )

Yakinkan governor membuka katup sepenuhnya. Perik

sa bahwa hand valve terpakai sebagaimana didesain.

- Terlalu banyak hand valve terbuka - Kondisi ini menyebabkan kapasitas turbin berlebihan.

Sehingga memerlukan throttling governor untuk me

ngatur kecepatan selalu normal. Hal ini tidak efisien

dan mengkonsumsi uap secara berlebihan. Tutup hand

valve untuk mencegan throttling.

- Tekanan uap rendah , atau tekanan - Kondisi ini harus dikoreksi apabila turbin harus me

pengeluaran ( exhaust ) terlalu ting nanggung beban penuh. Pengendalian ketel uap yang

le

gi. bih baik akan mengoreksi tekanan uap. Tenaga

kuda

menurun dengan naiknya tekanan exhaust melebihi

tenan desain.

- Uap basah, atau uap panas lanjut - Kondisi ini tidak hanya menghilangkan kehilangan tena
rendah. ga namun juga berbahaya karena menyebabkan erosi

berlebihan pada nozzle dan sudu. Atur kondisi uap se

suai dengan yang disarankan pihak pembuat.

- Nozzle dan sudu aus atau rusak. - Efisiensi turbin sangat terpengaruh. Nozzle dan sudu

yang aus / rusak harus diganti.

MASALAH PENYEBAB PENANGGULANGAN 200

Vibrasi ( getaran ) - Penyetelan poros tidak tepat ( mis- - Periksa alignment pada saat turbin panas. Apabila

tur

alignment ). Bin menggerakkan roda gigi yang tercouple, dan gigi

berputar bersama sama pada posisi punca, upayakan

pinion berputar pada punca bearingnya apabila se

dang terbebani.

- Tidak balans - Bersihkan sudu sudu dari endapan. Yakinkan turbin

telah dicerat ( drain ) sebaik baiknya sewaktu shutdown

lama , untuk mencegah terjadinya pengkaratan ( rusing)

yang tidak merata. Getaran dapat terjadi karena

hilang nya beberapa sudu atau shrouding.

- Bergesekan ( rubbing ) - Perbaiki posisi aksial poros . Stel thrust bearing

sebagaiamana dikehendaki . Yakinkan bahwa mesin

yang digerakkan oleh turbin tersebut tidak mendorong

poros turbin.

- Poros retak / pecah ( sprung shaft ) - Mungkin disebabkan oleh bearing yang panas, gland

yang terlalu erat atau kerusakan mekanis lainnya.

- Roda longgar merupakan hal yang - Poros dikirim kepabrik pembuat untuk diperbaiki.

sangat jarang terjadi, tetapi hal ter

sebut dapat terjadi karena suhu uap

yang berlebihan dan tak terkendali

atau goncangan beban

- Gland diikat terlalu erat - Karbon ring yang terlalu erat dapat menyebabkan vi-

brasi dan overheating.

Kebocoran gland yang ber - Karbon ring yang telah aus atau pe- - Karbon ring diganti. Karbon ring harus memiliki ke-
lebihan. cah. longgaran ( clearance ) sedikit dengan poros sewaktu

kondisi dingin, karena karbon memuai lebih sedikit dari

baja.

- Karbon ring kotor atau terkena kerak - Ring harus bebas untuk bergerak secara aksial , dan

yang terbawa oleh uap. muka sebelah alir bawah ( down stream) harus duduk

secara sempurna pada permukaan yang halus dan

bersih dari spacer karbon ring yang terdekat .


Bearing ( lanjutan ) - Piranti pendingin tidak dipergu Kondisi ini dapat menyebabkan break down pada
- Saluran bocoran tidak sepenuhnya - Yakinkan bahwa saluran kebocoran tudak menam
nakan , air pendingin terlalu pa sistim pelumas. Kondisi ini juga dapat menyebab
terbuka. pung air yang menyebabkan tekanan balik.
nas. exhaust berlebihan.
- Tekanan Kan thrust
- Ruang bearing
packing dancasis
( packing bearing utamauntuk
) didesain mengala
teka

mi
nan overheating
balik tertentu berlebihan. Suhu
. Tekanan balik pelumas
yang pada
berlebihan me-

saat meninggalkan
nyebabkan pendingin
bocoran. Itulah harus
sebabnya bersuhu
maka kebocoran

air kedalam
120F padasistim
unit pelumas merupakan
forced feed denganhal yangair
suhu biasa.
pen
- Karbon ring tertutup seal compound - Apabila mengganti karbon ring gunakan compound
dingin dikendalikan.
turboseal secara hati hati . Penggunaan secara berle
- Pelumas tercampur air. - Hal ini dapat terjadi akibat gland yang bocor,
bihan akan mengotori kabon ring dan permukaan di
cooler yang bocor, atau akibat kondensasi uap
mana karbon ring tersebut mengapung.
air diudara., Untuk meminimalkan kondensasi uap
Bearing Panas dan aus - Penggunaan pelumas yang salah - Pelumas harus bersih dan berviscositas yang tepat.
air dari udara , Hentikan air pendingin dari pendi

ngin pelumas setelah dihentikan . Hal ini

dilaksanakan segera setelah casing turbin cukup

MASALAH PENYEBAB dingin , sehingga panas yang berlebihan tidak


PENANGGULANGAN
akan tersalurkan kebearing. Chek kandungan
201
air dalam tangki pelumas, jika ada segera didrain.

- Penyetelan kurang tepat ( mis - Ketidak tepatan penyetelan adalah penyebab uta

alignment ). ma keausan bearing. Babbit mungkin dapat retak

atau pecah terlepas akibat benturan dari poros

yang tidak tepat penyetelannya.

- Tidak balans. - Hal ini sering terjadi akibat deposit pada bucket

atau roda. Kadang terjadi namun jarang, yakni hi

langnya beberapa bucket atau sebuah shrout.

- Permukaan journal bearing ka- - Journal bearing dapat dilapisi bahan pengeras

sar. ( stoned ). Dalam kondisi yang ekstrim journal

dapat disepuh chrome.

- Thrust dari poros ditransfer ke - Jarak yang tepat harus dijaga antara ujung poros

kopling dengan unit yang digerakkan. Chek jarak ini. Ya


MASALAH PENYEBAB PENANGGULANGAN

Bearing panas dan aus 202dudukan


Thrust collar kasar dan tidak tepat Thrust collar yang kasar dan tidak tepat

dudukannya ( bearing tipe sepatu ) nya pada turbin tingkat tunggal menyebabkan

muka thrust bearing sleeve cepat aus. Hal ini me

nyebabkan cearance thrust pada titik dimana roda

turbin menggesek pada guide atau cincin balik.

Non konformasi ini harus segera diperbaiki atau

diganti.

Unit tidak selalu pada posi Tidak ada peluang untuk regangan Diperlukan expansion joint yang tepat dan pipe sup-

si alignment ( penyetelan ) pipa exhaust. port.

Regangan berlebih pada pipa uap Regangan dapat diatasi dengan menggunakan sup-

port dan hanger yang tepat dan penggunaan l oop

atau bend disistim pipa uap. Suatu expansion joint ha-

rus dipasang pada pipa exhaust dekat turbin.

B again support casing turbin panas Perbaiki insulation dibelakang bagian support casing

Karena insulation yang burik. , namun bagian support lainnya harus tetap terbuka

untuk ventilasi yang cukup.

Pendasi driver dab mesin yang dipu Apabila turbin dan mesin yang digerakkannya berpisah
tar , bergerak . pendasi , sedikit pergerakan akan menyebabkan mis-

alignment. Apabila pendasi tidak cukup lebar untuk me-

nampung kedua unit diatas, diupayakan agar kedua

unit bekerja pada bidang yang sama.

Pel a t dasar terimbas panas dari pipa Distorsi yang disebabkan oleh paengaruh panas terha-

Uap. dap pelat dasar ( base plate ) dapat menyebabkan mis-

alignment . Pipa uap harus diisolasi yang benar atau

dialihkan ketempat yang tidak memngimbas pelat dasar

Kecepatan meningkat cepat Valve governor yang bocor , atau bo- Keadaan ini harus di tanggulangi dengan mengganti

DenganMASALAH
hilangnya beban. PENYEBAB
cor dekat governor. PENANGGULANGAN
atau memperbaiki valve governor dan dudukannya

( seat ) , jika tidak turbin akan selalu menerima paso-

kan uap walaupun governor dalam keadaan tertutup.

Governor bereaksi lamban disebabkan Bebaskan valve yang macet dan periksa semua titik

Oleh bagian yang aus atau macet pivot pada sistim rangkaian ( linkage ) untuk tanda

tanda kemacetan , bengkok atau keausan berle

bihan.

Governor tidak sepenuhnya metu- Setel ualng rangkaian ( linkage ).

tup valve governor.

Hunting Valve governor atau stem yang Biasanya disebabkan oleh kotoran , aus atau

macet atau gesekan yang ber- kerusakan mekanis . Bersihkan , perbaiki atau

lebihan. menggantinya.

Kehilangan pergerakan ( motion ) Hal ini biasanya disebabkan oleh keausan titik

sehingga valve tidak selalu mengi pivot yang berlebihan pada rangkaian. Bearing

kuti pergerakan governor. dan pen pen rangkaian harus diganti .

Sisi tajam governor telah aus Harus diganti karena tidak dapat diperbaiki .

Reaksi lambat Turbin terbebani sangat berat de- Buka valve tangan yang tepat untuk menaikkan

ngan tenaga cadangan sangat tenaga kuda.

terbatas.
Sebab lain sebagaimana hunting

Valve yang jatuh ( trip ). Penyetelan yang tidak tepat atau Valve yang sering jatuh ( trip ) harus sering di

Mekanisme tripping , pegas atau uji. Untuk menguji valve , mekanisme overspeed

Latches yang buruk. ditrip ( jatuh ) kan secara manual. Yakinkan

trip valve segera tertutup dan menghentikan

turbin.

Terjadi gesekan berlebihan pada Kerusakan ini harus diperbaiki dengan member-

paking spindel valve , kerak, aus, sihkan, m emperbaiki atau mengganti komponen

atau kerusakan mekanik pada yang rusak tersebut , sehingga piranti keselama-

trip valve atau supportnya. tan ini dapat berfungsi dengan baik.

Governor overspeed Governor tidak trip dekat atau pa- Periksa overspeed governor . Yakinkan keber-

da kecepatan yang ditentukan. Sihannya , dalam keadaan baik , dan beban

emergency nya dapat digerakkan dengan lancar

dan mudah kedalam mangkuk governor dengan

obeng kecil. Uji unit ini dengan meng-overspeed

kannya. Apabila pada kecepatan trip tidak ada re-

aksi apa apa, setel setting emergency governor

sebagaimana dikehendaki. Apabila tekanan pelu

mas rendah trip, solenoid trip, tekanan balik

tinggi

trip , atau piranti lainnya yang ditambahkan ,

periksa pada saat yang sama.

204

Anda mungkin juga menyukai