Anda di halaman 1dari 15

KAJIAN PROGRAM AKSI KESELAMATAN TRANSPORTASI

JALAN: KASUS ZONA SELAMAT SEKOLAH ( ZOSS ) DAN


POTENSI PENERAPAN LAJUR SEPEDA MOTOR DI KOTA
MALANG
Dalono1), Harnen Sulistio2), Imam Nurhadi P.3)

VEDC Malang1)
Email : dalono_arwana@yahoo.com.au
Program Magister Teknik Sipil, Minat Rekaya Transportasi
Universitas Brawijaya Malang2,3)
Jln.MT Haryono 167, Malang 65143, Indonesia

ABSTRAK

Masalah keselamatan lalu-lintas merupakan bahasan menarik ditinjau dari sisi kemanusiaan maupun ekonomi.
Milyaran rupiah telah dibelanjakan akibat kecelakaan lalu-lintas. Jenis kendaraan yang terlibat dalam kecelakaan
lalu lintas sebagian besar adalah sepeda motor diikuti mobil penumpang, kendaraan barang dan bus . Jumlah
kecelakaan dari sisi jenjang pendidikan adalah tingkat Sekolah Menengah Atas, diikuti tingkat Sekolah
Menengah Pertama tingkat Sekolah Dasar dan Perguruan Tinggi. Untuk mereduksi peningkatan jumlah maupun
resiko kecelakaan tersebut di atas dilakukan strategi dan program aksi keselamatan transportasi jalan, diantara
program aksinya dengan program Zona Selamat Sekolah (ZoSS) dan program penerapan lajur sepeda
motor.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh adanya penerapan ZoSS di Kota Malang terhadap
perilaku pengguna jalan dan keselamatan anak-anak sekolah serta untuk mengetahui potensi penerapan lajur
sepeda motor di ruas jalan utama Kota Malang.Metode yang digunakan dalam penelitian penerapan ZoSS adalah
metode analisis diskriptif, evaluatif dan uji statistik sederhana untuk mengetahui kondisi perilaku penyeberang,
perilaku pengendara, kecepatan kendaraan, pemahaman pemakai jalan terhadap ZoSS. Sedangkan untuk
penerepan potensi lajur sepeda motor analisis diskriptif evaluative untuk mengetahui kondisi geometrik ruas
jalan, karakteristik lalu lintas, dan sekenario lajur sepeda motor.Dari hasil anailisis penerapan ZoSS ditemukan
penerapan ZoSS kurang efektif,terjadi penurunan perilaku Penyeberang jalan dan Pengendara kendaraan serta
perbaikan penurunan kecepatan kendaraan sesaat di lokasi ZoSS dibandingkan evaluasi sebelumnya oleh Dinas
perhubungan Kota Malang. Hal ini didukung hasil wawancara terhadap Penyeberang dan Pengendara kendaraan
kurang pemahamannya terhadap ZoSS. Tetapi ZoSS sebagai tempat menyeberang dan sarana akses yang mudah
ke lokasi sekolah serta Pengendara tidak merasa terganggu dengan keberadaan ZoSS.Untuk potensi penerapan
lajur sepeda motor ditemukan kota Malang berpotensi diterapkan lajur sepeda motor pada ruas jalan Arteri dan
kolektor dengan rincian lajur khusus sepeda motor pada ruas jalan Jenderal Basuki Rahmat, Letjend. S Parman
dan Maijend. Sungkono. Sedangkan lajur non khusus ( lajur bersama dengan angkutan Kota/Mikrolet) pada ruas
jalan Panji Suroso, Kyai Ageng Gribig, Madyo Puro, Majend. Sungkono dan Urip Somoarjo.

Kata Kunci: lajur, pengendara, penyeberang, sepeda motor, ruas jalan, ZoSS

PENDAHULUAN dalam kecelakaan lalu lintas sebagian


Masalah keselamatan lalu-lintas besar adalah sepeda motor rata-rata
merupakan bahasan menarik ditinjau dari 62,62% kemudian diikuti mobil
sisi kemanusiaan maupun ekonomi. penumpang 36%, kendaraan barang
Milyaran rupiah telah dibelanjakan akibat 29,62% dan bus 10,56%.
kecelakaan lalu-lintas. Prosentase kecelakaan dari sisi
Di Indonesia tahun 2000 sampai jenjang pendidikan rata-rata tahun
dengan tahun 2005 terjadi peningkatan (Perhubungan Darat 2006) tingkat Sekolah
jumlah kecelakaan jalan raya sebesar 11% Dasar sebesar 16,80%, tingkat Sekolah
per tahun. Jenis kendaraan yang terlibat Menengah Pertama sebesar 31,76%,

JURNAL REKAYASA SIPIL / Volume 6, No.3 2012 ISSN 1978 - 5658 199
tingkat Sekolah Menengah Atas sebesar lajur sepeda motor di ruas jalan utama
44,29% dan Perguruan Tinggi sebesar Kota Malang.
7,15%. Untuk mereduksi peningkatan Tujuan yang ingin dicapai penelitian
angka maupun resiko kecelakaan tersebut ini adalah:
di atas dilakukan strategi dan program aksi 1) Mengetahui pengaruh adanya
keselamatan transportasi jalan, strategi- penerapan Zona Selamat Sekolah di
startegi yang ditempuh (Dirjen Kota Malang terhadap perilaku
Hubdat,2008) antara lain: pengguna jalan serta keselamatan
Menciptakan masyarakat yang sadar anak-anak sekolah.
dan menghargai keselamatan di jalan 2) Mengetahui potensi penerapan lajur
melalui pendidikan salah satu sepeda motor di ruas jalan utama
program aksinya adalah program Kota Malang.
Zona Selamat Sekolah.
Meningkatkan ketertiban dan Program Aksi Keselamatan
keselamatan di jalan salah satu Transportasi Jalan.
progran aksinya dengan program Permasalahan keselamatan jalan
pembuatan/penerapan lajur khusus bukan hanya merupakan permasalahan
sepeda motor transportasi saja tetapi sudah merupakan
Kota Malang telah menerapkan permasalahan sosial ekonomi
program ZoSS terletak di Jalan Letjen. S kemasyarakatan penanganannya harus
Parman di depan SD Purwantoro I Kota dilakukan secara komprehensif dengan
Malang yang berlokasi pada ruas jalan melibatkan seluruh institusi yang terkait.
arteri sekunder. Untuk mengetahui Persepsi dari sebagian masyarakat dan
efektifitas penerapan ZoSS telah dilakukan pengambil keputusan yang keliru bahwa
evaluasi tahap pertama (Dirjen penanganan peningkatan keselamatan
Hubdat,2007) dengan hasil sebagai transportasi jalan merupakan beban biaya,
berikut: bukan dipandang sebagai suatu
Keberadaan fasilitas ZoSS inventarisasi adanya program-program
memberikan dampak positif yaitu keselamatan tersebut sangat
kemudahan dan rasa aman bagi menguntungkan. Sedangkan kecelakaan
anak/orang tua saat menyebarang. lalu lintas yang terjadi sebagai nasib,
Memberikan dampak menurunnya seolah- olah sudah tidak dapat diupayakan
tingkat kecepatan kendaraan pada untuk dikurangi.
saat melintasi area ZoSS sehingga
dapat meningkatkan keselamatan. Zona Selamat Sekolah
Kondisi eksisting di Kota Malang Zona Selamat Sekolah (ZoSS)
terdapat lajur kiri sepeda motor yang adalah lokasi di ruas jalan tertentu yang
terdapat di ruas Jalan Jaksa Agung merupakan zona kecepatan berbasis waktu
Suprapto, selain ruas jalan tersebut belum untuk mengatur kecepatan kendaraan di
dilakukan pemisahan lajur sepeda motor di lingkungan sekolah (Lamp.Peraturan
sepanjang ruas jalan utama Kota Malang. Dirjen Perhudat, 2006).
Pada tahap awal perlu dilakukan kajian
untuk mengetahui potensi lajur sepeda Tipe Zona Selamat Sekolah
motor pada ruas jalan utama Kota Tipe ZoSS (Lamp.Peraturan Dirjen
Malang dengan menggunakan parameter Perhudat, 2006)., ditentukan berdasarkan
karakteristik lalu lintas dan geometrik tipe jalan, jumlah lajur, kecepatan rencana
jalan untuk menentukan perlu tidaknya jalan dan jarak pandangan henti yang
diperlukan. Berdasarkan tipe ZoSS dapat

JURNAL REKAYASA SIPIL / Volume 6, No.3 2012 ISSN 1978 - 5658 200
ditentukan batas kecepatan ZoSS, panjang surabaya dan Malang kendaraan sepeda
ZoSS dan perlengkapan jalan yang motor menggunakan lajur kiri. Yang di
dibutuhkan. Apabila terdapat lebih dari 1 maksud lajur kiri menurut PP No 43 tahun
(satu) sekolah yang berdekatan (jarak < 80 1993 pasal 51 ayat 1 adalah: tata cara
meter) maka ZoSS dapat digabungkan berlalu lintas di jalan dengan mengambil
sesuai dengan kriteria panjang yang jalur jalan sebelah kiri. Sedangkan
diperlukan, beberapa tipe ZoSS anata lain pasal 61 ayat 1, lajur yang memiliki dua
diperlihatkan dalam Tabel 1. atau lebih lajur searah, kendaraan yang
berkecepatan lebih rendah daripada
Tabel 1. Tipe ZoSS kendaraan lain harus mengambil lajur
Panjang sebelah kiri. Pada lajur ini masih ada
Tipe Jalan Tipe ZoSS
ZoSS (m) pergerakan pengendara sepeda motor
beresiko terutama pada saat meyeberang
Tak terbagi 2UD-25 150 ke arah berlawanan .
(2/2UD) 2UD-20 80 Pengalaman di negara Malaysia
4 lajur Tak 4UD-25 150 terdapat dua tipe lajur sepeda motor (Teik
Terbagi Hua Law dan Radin Umar, 2005) yaitu:
4UD-20 802 lajur
(4/2UD) a. Lajur Khusus Sepeda Motor
4 lajur 4D-25 200 (Exclusive Motorcycle Lane)
Terbagi Pembangunan lajur khusus sepeda
4D-20 100
(4/2D) motor (Exclusive motorcycle lanes)
Sumber : Dirjen Perhudat (2006) dibangun khusus untuk lajur sepeda motor
yang memisahkan dengan kendaraan
Lajur Sepeda Motor lainnya khususnya kendaraan roda empat.
Pengertian Lajur Sepeda Motor Lajur khusus ini dibatasi dengan pagar
Berdasarkan PP No 43 tahun 1993, atau median, lajur tersebut dapat
lajur adalah bagian jalur yang memanjang, membantu mengurangi konflik pada suatu
dengan atau tanpa marka jalan, yang persimpangan. Karena pada persimpangan
memiliki lebar cukup untuk satu kendaraan tetap dibuat terpisah dengan bentuk
bermotor sedang berjalan, selain sepeda overpass atau underpas, seperti Gambar1.
motor. Sedangkan sepeda motor adalah
kendaraan bermotor beroda dua atau tiga
tanpa rumah-rumah, baik dengan atau
tanpa kereta samping. Berdasarkan
pengertian di atas, maka pengertian lajur
sepeda motor dapat diartikan sebagai
bagian jalur yang memanjang, dengan atau
tanpa marka jalan, yang memiliki lebar
cukup untuk satu kendaraan bermotor
beroda dua atau tiga tanpa rumah-rumah,
baik dengan atau tanpa kereta samping.

Tipe Lajur Sepeda Motor


Undang undang No 38 2004
tentang jalan maupun PP No 34 2006
belum mengatur tentang lajur sepeda Gambar 1. Lajur Khusus Sepeda Motor
motor, di beberapa kota besar di Indonesia Sumber: Radin et all (19995b,2000)
seperti Jakarta, Bandung, Yogyakarta, dalam Harnen (2007)

JURNAL REKAYASA SIPIL / Volume 6, No.3 2012 ISSN 1978 - 5658 201
b. Lajur tidak Khusus Sepeda Motor stastus Penyeberang. Metode yang
(Non-Exclusive Motorcycle Lane) digunakan adalah deskripsieksplanatori
Lajur dibangun di bagian jalan dengan teknik pendeskripsian sederhana
eksisting yang diperkeras dan biasanya menggunakan tabel dan diagram, selain itu
dibuat pada sisi kiri jalan (bahu jalan yang analisis data juga dilakukan dengan
diperkeras atau lajur darurat/emergency menggunakan uji normal, yaitu :
lane). Antara lajur sepeda motor dengan
lajur bukan sepeda motor diberi marka P 0,5
Zhit =
jalan untuk memisahkan pergerakan/arus, P (1 P )
pengendara sepeda motor akan berbagi n
lajur dengan kendaraan lain. Ilustrasi lajur
tidak khusus (Non-exclusive motorcycle P=
kelompok
lanes) seperti Gambar2. n
Dimana n = ukuran sampel.
Berdasarkan nilai Zhit dibandingkan
dengan Ztabel dengan tingkat kesalahan 5%,
maka dapat diambil kesimpulan:
Cara menyeberang di lokasi ZoSS
tersebut sudah benar jika Zhit Ztabel
Cara menyeberang di lokasi ZoSS
tersebut belum benar.jika Zhit< Ztabel

b) Analisisi Perilaku Pengendara


Kendaraan
Analisis pengukuran perilaku
Pengendara kendaraan ini meliputi arah
kedatangan kendaraan, lokasi berhentinya
kendaraan serta menaikan atau
menurunkan anak sekolah dari kendaraan.
Analisis pengukuran perilaku Pengendara
Gambar 2. Lajur tidak Khusus Sepeda dilakukan dengan menggunakan uji Z
Motor seperti tersebut diatas.
Sumber: Radin et all (19995b,2000) Kemudian nilai Zhit dibandingkan
dalam Harnen (2007) dengan Ztabeldengan tingkat kesalahan 5%,
maka dapat diambil kesimpulan:
METODE Perilaku Pengendara di lokasi ZoSS
Metode Analisis ZoSS tersebut sudah selamat jika Zhit
Data sekunder dibandingkan dengan Ztabel.
analisis evaluatif dan deskriptif dari hasil Perilaku Pengendara di slokasi ZoSS
penelitian yang saat ini dilakukan. tersebut belum selamat jika Zhit< Ztabel.
a) Analisis Perilaku Penyeberang
Analisisini bertujuan untuk c) Analisis Kecepatan Kendaraan
mengetahui perilaku Penyeberang. Kecepatan kendaraan sesuai dengan
Analisis dilakukan dengan memperhatikan ketentuan tipe ZoSS yang beroperasi (25
tentang prosedur baku menyeberang km/jam).Analisis pengukuran kecepatan
(tunggu sejenak, tengok kanan, tengok kendaraan meliputi jenis dan kecepatan
kiri, tengok kanan lagi), cara kendaraan.
menyeberang, penggunaan fasilitas dan

JURNAL REKAYASA SIPIL / Volume 6, No.3 2012 ISSN 1978 - 5658 202
Analisis pengukuran kecepatan b) Analisis Karakteristik Lalu Lintas
kendaraan dilakukan dengan menggunakan Analisisdilakukan setelah dilakukan
uji Z survei primer karakteristik lalul lintas pada
ruas jalanruas jalan di Kota Malang yang
Zhit =
X 20
Sd =
( Xi X ) 2
telah ditetapkan sebagai lokasi penelitian
Sd n 1 berdasarkan hasil analisis geometri ruas
n jalan. Analisis karakteristik lalu lintas
X i
terkait dengan:
X = Volume Lalu Lintas
n
Ruas jalan diperlukan lajur sepeda
dimana n = ukuran sampel
motor atau tidak, setelah dilakukan analisis
terhadap volume lalu lintas pada ruas jalan
Untuk tingkat kepercayaan 95%,
tersebut dengan membandingkan berdasar
maka akan didapat nilai Ztabel= 1,645. Nilai
kriteria volume lalu lintas yang sesuai
Zhitdibandingkan dengan Ztabeldengan
dengan tipe jalan.
tingkat kesalahan 5%, maka kesimpulan
yang didapat : Proporsi Sepeda Motor
Ruas jalan diperlukan lajur sepeda
Zhit Ztabel maka pengguna jalan di
motor atau tidak, dilakukan analisis
lokasi ZoSS tersebut sudah selamat
terhadap proporsi dan atau volume sepeda
Zhit> Ztabel maka pengguna jalan di
motor pada ruas jalan tersebut dengan
lokasi ZoSS tersebut belum selamat
membandingkan kriteria proporsi dan atau
volume sepeda sepeda motor
Metode Analisis Potensi Penerapan
Analisa Kinerja Ruas Jalan Kondisi
Lajur Sepeda Motor
Eksisting
Analisis Potensi Lajur Sepeda Motor
Penetapan adanya potensi suatu ruas
diawali dengan penetapan lokasi survei
jalan diterapkan lajur sepeda motor juga
primer dengan cara melakukan kajian
dilihat dari analisis kinerja ruas jalan
geometrik dari data sekunder yang berupa
kondisi eksisting berdasarkan V/C ratio
peta jaringan jalan Kota Malang. Baru
(DS eksisting). Pedomanyang digunakan
setelah lokasi ditetapkan dilakukan survei
dalam menganalisa adalah MKJI 1997 dan
primer dan analisa potensi lajur sepeda
Keputusan Menteri No.14 tahun 2006
motor.
tentang Manajemen Rekayasa Lalu lintas.
a) Analisis GeometriJalan
Besarnya kapasitas jalan dihitung
Analisisgeometri dilakukan terhadap
menggunakan rumus sebagai berikut
ruas jalan arteri sekunder dan kolektor
C = Co x FCw x FCSP x FCSF x FCCS
primer terkait dengan ruas jalan itu sendiri
Dengan :
yang meliputi fungsi ruas jalan, bentuk
C :Kapasitas aktual (smp/jam)
geometris jalan. Untuk mengetahui
Co :Kapasitas dasar (smp/jam)
kemungkinan masih ada ruang yang dapat
FCW :Faktor penyesuai lebar jalan
dipergunakan sebagai lajur sepeda motor,
FCSP :Faktor arah (hanya untuk
dengan membandingkan kondisi eksisting
undivided road)
dengan kriteria lebar lajur sepeda motor
FCSF :Gesekan samping dan faktor
yang telah dijelaskan sebelumnya. Analisis
penyesuaian bahu/kerb jalan
ini diperlukan untuk mengetahui lokasi
FCCS:Faktor besarnya kota
yang berpotensi diterapkannya lajur
Derajat kejenuhan adalah suatu
sepeda motor berdasarkan ukuran
ukuran yang digunakan untuk mengetahui
geometrik jalan.
kualitas suatu ruas jalan tertentu dalam

JURNAL REKAYASA SIPIL / Volume 6, No.3 2012 ISSN 1978 - 5658 203
melayani arus lalu lintas yang HASIL DAN PEMBAHASAN
melewatinya. Evaluasi Efektifitas Zona Selamat
DS = V/C Sekolah
dengan : Evaluasi Penerapan ZoSS
DS :Derajat kejenuhan Evaluasi penerapan ZoSS yang
V :Volume Lalu Lintas (smp) berlokasi di jl. Lenjend. S. Parman di
C :Kapasitas Jalan depan SDN Purwantora I, dengan
pemenuhan kreteria ZoSS adalah sebagai
Analisa Kinerja Ruas Jalan Kondisi berikut:
Skenario 1) Perilaku Penyeberang
Skenario penerapan lajur sepeda a. Prosedur baku menyeberang
motor direncanakan dengan Pagi hari kondisi eksisting prosedur T1
memperhatikan kondisi eksisting kinerja = 100 % sebelumnya T1 = 100%, kondisi
ruas jalan dan penggunaan lahan di lokasi eksisting prosedur T2 = 84 % sebelumya
penelitian. Skenario lajur sepeda motor T2 = 100 % terjadi penurunan sebesar 16
direncanakan sebagai berikut: %. Kondisi eksisting prosedur T3 = 18 %
- Lajur khusus sepeda motor sebelunya T3 = 90 % terjadi penurunan
menggunakan bahu jalan dengan lebar 2 m sebesar 72 %, sedangkan kondisi eksisting
dan badan jalan lebar 0,6 m. prosedur T4 = 58 % sebelumnya T4 = 0
- Lajur non khusus sepeda motor %, terdapat peningkatan 58 %.
menggunakan bahu jalan dengan lebar 2 m Pada waktu siang hari kondisi eksisting
dan badan jalan lebar 0,6 m. prosedur T1 = 100 % sebelumnya T1 = 0
Penetapan menggunakan skenario % kondisi eksisting prosedur T2 = 94 %
lajur khusus atau lajur non-khusus sebelumya T2 = 0 % terjadi peningkatan
didasarkan pada perhitungan derajat sebesar 94 %. Kondisi eksisting prosedur
kejenuhan kondisi eksisting (DSeksisting). T3 = 49 % sebelunya T3 = 0 % terjadi
Apabila DSeksisting 0,86, ditetapkan peningkatan sebesar 49 %, sedangkan
sebagai ruas jalan dengan lajur khusus kondisi eksisting prosedur T4 = 63 %
sepeda motor. Dan sebaliknya, apabila sebelumnya T4 = 0 %, terdapat
0,65 DSeksisting 0,86 ditetapkan sebagai peningkatan 63%, seperti diperlihatkan
lajur non-khusus sepeda motor. pada Gambar 3.
SelanjutnyaDSscen masing-masing
kondisi skenario dihitung dan
dibandingkan lagi dengan DSeksisting.
Apabila DSeksisting DSscen maka ruas
jalan tersebut berpotensi diterapkan lajur
sepeda motor sedangkan apabila
sebaliknya maka kebutuhan ruang untuk
menerapkan lajur sepeda motor perlu
dilakukan kaji ulang yang dapat berupa
penataan jaringan jalan atau penataan
ulang tata guna lahan.
Gambar 3. Perubahan Perilaku Penyeberang
Sumber : Hasil Analisis

JURNAL REKAYASA SIPIL / Volume 6, No.3 2012 ISSN 1978 - 5658 204
Temuan ini diperkuat hasil c. Fasilitas Penyeberangan
wawancara Penyeberang jalan kurang Pada waktu pagi kondisi
memahami prosedur 4T, disebabkan eksistingpenyeberang yang menggunakan
kurangnya informasi dan pengetahuan zebra cross sebesar98 % sedangkan pada
tentang ZoSS. Tetapi Penyeberang kondisi sebelumnya adalah sebesar 65 %,
memahami ZoSS sebagai tempat aman berarti telah terjadi peningkatan sebesar 33
untuk menyeberang dan sarana %. Menyeberang tanpa menggunakan
kemudahan akses ke lokasi sekolah. zebra cross kondisi eksisting sebesar 2 %
sedangkan pada kondisi sebelumnya
b. Cara menyeberang adalah sebesar 35 %, disini terjadi
Pada waktu pagi kondisi eksisting penurunan sebesar 33 %.
penyeberang menyeberang dengan cara Pada waktu siang hari kondisi
berlari sebesar 19 % sebelum sebesar 10 eksisting penyeberang menggunakan zebra
%, terjadi penurunan sebesar 9 %, kondisi cross sebesar 94 % sedangkan pada
eksisting menyeberang berjalan sebesar kondisi sebelumnya adalah sebesar 0 %,
81 % sebelumnya sebesar 90 % terjadi terjadi peningkatan sebesar 94 %.
penurunan sebesar 9%. Sedangkan cara menyeberang tanpa
Pada waktu siang hari kondisi menggunakan zebra cross kondisi
eksisting menyeberang berlari sebesar 17 eksisting sebesar 6 % sedangkan kondisi
% sebelunya 0 % terjadi penurunan sebelumnya sebesar0 %, dalam hal ini
sebesar 17 %, sedangkan kondisi eksisting terjadi penurunan sebesar 6 %, seperti
menyeberang berjalan sebesar 83 % diperlihatkan pada Gambar 5.
sebelumnya sebesar 0 %, terjadi
peningkatan sebesar 83 %., seperti
diperlihatkan pada Gambar 4.

Gambar 5. Perubahan Perilaku Pengguna


Fasilitas Penyeberangan
Sumber : Hasil Analisis
Gambar4. Perubahan Perilaku Cara Menyeberang
Sumber : Hasil Analisis Temuan ini diperkuat hasil
wawancara dimana Penyeberang sangat
Temuan ini diperkuat hasil memahami menyeberang menggunakan
wawancara Penyeberang jalan kurang zebra cross. Penyeberang memahami
informasi dan pengetahuan tentang ZoSS. ZoSS adalah tempat aman untuk
Tetapi penyeberang memahami ZoSS menyeberang dan sarana akses ke lokasi
adalah tempat aman untuk menyeberang sekolah sangat mudah.
dan sarana akses ke lokasi sekolah sangat
mudah.

JURNAL REKAYASA SIPIL / Volume 6, No.3 2012 ISSN 1978 - 5658 205
d. Status Penyeberang menyeberang dengan tergesa gesa
Pada waktu pagi hari untuk mengabaikan persyaratan keselamatan
penyeberang dengan status mandiri terjadi menyeberang karena takut terlambat
penurunan sebesar 18%. Yakni bila pada masuk ke kelas.
kondisi sebelumnya adalah sebesar 95% Dari uji statistik dengan tingkat
namun pada kondisi eksisting turun kesalahan 5 % Z hit>Ztabel, dengan
menjadi 77%, sedangkan untuk demikian perilaku anak sekolah saat
penyeberang dengan cara menyeberang menyeberang jalan belum merasa
tidak mandiri naik sebesar 18% yakni dari Aman.
kondisi sebelumnya sebesar 5%. menjadi Maka persyaratan Penyeberang jalan
23% pada kondisi eksisting. yang dipersyaratkan ZoSS belum
Pada kondisi siang hari untuk terpenuhi atau dengan kata Penyeberang
penyeberang dengan status mandiri terjadi jalan di lokasi ZoSS belum merasa
peningkatan sebesar 77% yakni bila pada aman
kondisi sebelumnya adalah sebesar 0%
namun pada kondisi eksisting naik menjadi 2) Kecepatan sesaat
77%, sedangkan untuk penyeberang Kondisi eksisting pada waktu pagi
dengan cara menyeberang tidak mandiri hari arah Surabaya Malang kecepatan
naik sebesar 23% yakni dari kondisi kendaraan dibawah 25 km/jam sebesar
sebelumnya sebesar 0% menjadi 23% pada 1.94 % kecepatan diatas 25 km/jam
kondisi eksisting, seperti diperlihatkan sebesar 98.06 %, kecepatan rata rata
pada Gambar 6. sesat 29.61 km/jam. Arah Malang
Surabaya kecepatan kendaraan dibawah 25
km/jam sebesar 4.17 % kecepatan diatas
25 km/jam sebesar 95.83 %, kecepatan
rata rata sesat 42.02 km/jam.
Pada waktu siang hari arah Surabaya
Malang kecepatan kendaraan dibawah 25
km/jam sebesar 0 % kecepatan diatas 25
km/jam sebesar 100 %, kecepatan rata
rata sesaat 31.52 km/jam. Arah Malang
Surabaya kecepatan kendaraan dibawah 25
km/jam sebesar 46.67 % kecepatan diatas
25 km/jam sebesar 53.33 %, kecepatan
Gambar 6. Perubahan Status Penyeberang
rata rata sesat 26.40 km/jam.
Sumber: Hasil Analisis Dengan membandingkan kondisi
eksisting dengan sebelumnya ditemukan
perbaikan perilaku ditandai dengan
Temuan ini diperkuat hasil penurunan kecepatan rata rata sebesar
wawancara dengan penyebarang masih 1.33 km/jam atau setara dengan 2.99 %.
kurang informasi dan pengetahuan tentang Hal tersebut diperkuat hasil
ZoSS. Penyeberang memahami ZoSS wawancara terhadap Pengendara,
adalah tempat aman untuk menyeberang Pengendara belum memahami kecepatan
dan sarana akses ke lokasi sekolah sangat di area ZoSS sebesar 25 km/jam.
mudah. Pengendara kurang informasi dan
Berdasarkan hasil pengamatan di pengetahuan tentang ZoSS, tetapi dengan
lokasi ZoSS semakin siang mendekati jam adanya ZoSS dirasakan masih memberi
07.00 WIB kecendurungan anak

JURNAL REKAYASA SIPIL / Volume 6, No.3 2012 ISSN 1978 - 5658 206
kemudahan mengakses perjalanan di area tetapi dengan adanya ZoSS dirasakan
ZoSS serta tidak mengganggu Pengendara. masih memberi kemudahan mengakses
Sedang dari uji statistik dengan perjalanan di area ZoSS serta tidak
tingkat kesalahan 5 % Z hit.>Ztabel, dengan mengganggu Pengendara.
demikian kecepatan kendaraan yang
melintasi area ZoSS belum memberikan b. Lokasi berhentinya kendaraan
rasa Aman terhadap anak sekolah. Pada waktu pagi hari kondisi
eksisting pengendara yang telah
3) PerilakuPengendara menghentikan kendaraan di lokasi yang
a. Arah kedatangan kendaraan sesuai pada tempatnya adalah sebesar
Pada waktu pagi hari kondisi 89%sedangkan pada kondisi sebelumnya
eksisting arah kedatangan kendaraan adalah sebesar 90%, jadi dalam hal ini
Pengendara diseberang jalan sebesar 28 % terjadi penurunan sebesar 1%. Adapun
didepan sekolah sebesar 72 %. Pada kendaraan pengendara yang berhenti tidak
waktu siang hari kedatangan kendaraan pada tempatnya terjadi kenaikan sebesar
Pengendara diseberang jalan sebesar 15 % 9%. yakni dari kondisi eksisting sebesar
di depan sekolah 85 % 19% sedangkan sebelumnya sebesar 10%,
Pada pagi hari arah kedatangan seperti diperlihatkan pada Gambar 8.
kendaraan pengendara diseberang jalan
kondisi eksisting sebesar 28% sebelumnya
sebesar 15% terjadi penurunan sebesar
13%. Sedangkan untuk arah kedatangan
kendaraan pengendara di depan sekolah
terjadi penurunan sebesar 13% yakni dari
85% pada kondisi sebelumnya menjadi
72% pada kondisi eksisting. Seperti
diperlihatkan pada Gambar 7.

Gambar 8. Perubahan Perilaku Lokasi


Berhentinya Pengendara
Sumber : Hasil Analisis

Berdasarkan pangamatan pada saat


pengamatan Pengendara mengantarkan
Gambar 7. Perubahan Perilaku Arah anak sekolah banyak yang berhenti di bahu
Kedatangan Pengendara jalan, belum ada sarana parkir khusus
Sumber : Hasil Analisis untuk kendaraan pengantar.
Hal ini diperkuat hasil wawancara
Berdasarkan pengamatan di lokasi dengan Pengendara, Pengendara kurang
banyak Pengendara kendaraan roda dua informasi dan pengetahuan tentang ZoSS,
kedatanngannya arah kanan sekolah. tetapi dengan adanya ZoSS dirasakan
Hal ini diperkuat hasil wawancara masih memberi kemudahan mengakses
dengan Pengendara, Pengendara kurang perjalanan di area ZoSS serta tidak
informasi dan pengetahuan tentang ZoSS, mengganggu Pengendara.

JURNAL REKAYASA SIPIL / Volume 6, No.3 2012 ISSN 1978 - 5658 207
c. Naik/Turun dari kendaraan aman/keselamatan pada anak
Pada kondisi pagi hari naik/turunnya sekolah/penyeberang jalan.
anak sekolah disebelah kiri kendaraan Dengan demikian dari hasil analisis
pada kondisi eksisting adalah sebesar 78% yang telah dilakukan terkait dengan
sedangkan pada kondisi sebelumnya penerapan ZoSS di Jl. Letjend. S Parman
adalah sebesar 80%, sehingga terjadi (depan SDN Purwantoro I) Kota Malang
penurunan sebesar 2%. Naik/turunnya baik dinilai dari perilaku penyeberang
anak sekolah dari sisi kanan kendaraan jalan, kecepatan sesaat kendaraan dan
pada kondisi eksisting adalah sebesar 22% perilaku pengendara kendaraan ternyata
dan pada kondisi sebelumnya adalah hampir semua persyaratan belum
sebesar 2 %, disini terlihat terjadi kenaikan terpenuhi, sehingga secarakeseluruhan
sebesar 2%. keberadaaan ZoSS masih belum bisa
Pada waktu siang hari tidak dapat memberikan rasa aman terhadap
dibandingkan karena tidak tersedia data penyeberang Jalan.
sebelumnya. Dengan demikian secara
umum bisa dikatakan bahwa terjadi Potensi Penerapan Lajur Sepeda Motor
penurunan perilaku pengendara saat Analisa Geometri Ruas Jalan
memilih tempat untuk menaikkan atau Berdasarkan hasil analisis geometri
menurunkan anak sekolah yaitu sebesar 2 ruas jalan arteri dan kolektor bahwa di
%.seperti diperlihatkan pada Gambar 9. Kota Malang terdapat: 10 ruas jalan arteri
primer, 14 ruas jalan arteri sekunder, 5
ruas jalan kolektor primer dan 25 ruas
jalan kolektor sekunder. Dari seluruh ruas
jalan-jalan utama tersebut tidak semua
dipilih sebagai lokasi penelitian, karena
ada yang tidak memenuhi persyaratan
minimal yang ditetapkan, juga karena
kondisi lalu lintas yang tidak
memungkinkan berdasar hasil
pengamatan visual serta keterbatasan
waktu, biaya dan tenaga.
Berdasarkan alasan tersebut maka
dipilih 10 ruas jalan untuk dikaji
Gambar 9. Perubahan Perilaku Naik/turun potensinya sebagai lajur sepeda motor,
dari Kendaraan
seperti dapat dilihat pada Tabel 2 dan
Sumber : Hasil Analisis
Tabel 3.

Hal ini diperkuat hasil wawancara Analisa Skenario Lajur Sepeda Motor
dengan Pengendara, Pengendara kurang Analisis karakteristik lalu lintas
informasi dan pengetahuan tentang ZoSS, kondisi eksisting dan rencana bentuk
tetapi dengan adanya ZoSS dirasakan (scenario) lajur sepeda motor,
masih memberi kemudahan mengakses diperlihatkan pada Tabel 4. Berdasarkan
perjalanan di area ZoSS serta tidak hasil analisa tersebut, selanjutnya dibuat
menggagu Pengendara. skenario untuk masing-masing tipe lajur
Dari uji statistik dengan tingkat agar potensi tersebut benar-benar dapat
kesalahan 5 % Zhit.< Ztabel, maka diduga diterapkan dengan mempertimbangkan
perilaku pengantar/pengendara masih ketersediaan ruang masing-masing ruas
belumbisa memberikan rasa jalang yang telah ditetapkan dan

JURNAL REKAYASA SIPIL / Volume 6, No.3 2012 ISSN 1978 - 5658 208
persyaratan lebar lajur untuk dua sepeda Untuk lajur khusus sepeda motor
motor dengan ukuran lebar 2.60 m. akan memanfaatkan bahu jalan
Skenario lajur sepeda motor yang dengan lebar 2 m dan badan jalan
direncanakan adalah sebagai berikut:
lebar 0,6 m.

Tabel 2. Jalan Arteri di Kota Malang yang Ditinjau (Lebar Bahu 1.3 m )

Sumber : Hasil
Analisis

Tabel 3. Jalan Kolektor di Kota Malang yang Ditinjau (Lebar Bahu 1.3 m )

Sumber : Hasil

Analisa Skenario Lajur Sepeda Motor ditetapkan dan persyaratan lebar lajur
Analisis karakteristik lalu lintas untuk dua sepeda motor dengan ukuran
kondisi eksisting dan rencana bentuk lebar 2,60 m. Skenario lajur sepeda motor
(scenario) lajur sepeda motor, yang direncanakan adalah sebagai berikut:
diperlihatkan pada Tabel 4. Untuk lajur khusus sepeda motor
Berdasarkan hasil analisa tersebut, akan memanfaatkan bahu jalan dengan
selanjutnya dibuat skenario untuk masing- lebar 2 m dan badan jalan lebar 0,6 m.
masing tipe lajur agar potensi tersebut Untuk lajur non khusus sepeda
benar-benar dapat diterapkan dengan motor memanfaatkan bahu jalan dengan
mempertimbangkan ketersediaan ruang lebar 2 m dan badan jalan lebar 0,6 m,
masing-masing ruas jalang yang telah namun pengendara sepeda motor masih

JURNAL REKAYASA SIPIL / Volume 6, No.3 2012 ISSN 1978 - 5658 209
bercampur dengan angkutan kota dengan penyuluhan secara berkala
(mikrolet). bekerjasama dengan berbagai pihak yang
Selanjutnya untuk pemeriksaan terkait.
derajat kejenuhan masing-masing kondisi
skenario (DSscen) dihitung dan Potensi Lajur Sepeda Montor
dibandingkan lagi dengan Ada kecenderungan volume
derajatkejenuhan kondisi eksisting (DS kendaraan sepeda motor di kota Malang
eksisting). terus meningkat dimungkinkan menambah
Adapun hasil analisis dari nilai kemacetan dan tingkat kecelakaan lalu
derajat kejenuhan tiap-tiap periode puncak lintas maka perlu dipertimbangkan:
untuk kondisi skenario dan perbandingan Penerapan lajur khusus dan lajur non
hasilnya dengan derajat kejenuhan kondisi khusus sepeda motor dengan ukuran
eksisting (DSeksisting), seperti diperlihatkan lebar lajur 2,60 m, menggunakan lebar
pada Tabel 5. bahu jalan 2,00 m ditambah lebar badan
Dengan demikian menunjukkan jalan 0.60 m pada ruas jalan arteri dan
bahwa ada kecenderungan nilai DS eksisting kolektor di Kota Malang.
DS scen atau tingkat pelayanan (level of Lajur khusus sepeda motor dibatasi
service) pada kondisi skenario lebih baik dengan sparator untuk memisahkan
dari tingkat pelayanan kondisi eksisting. dengan lajur kendaraan roda empat,
Rata-rata derajat kejenuhan terjadi sedangkan untuk lanjur non khusus
penurun sebesar 55 % setelah skenario dpisahkan dengan marka jalan dengan
untuk masing-masing tipe yang digunakan. garis menerus untuk memisahkan
Berdasar hasil tersebut maka pada dengan lajur kendaraan selain mikrolet.
kedelapan ruas jalan yang ditinjau benar- Penerapan lajur sepeda motor
benar memiliki potensi untuk diterapkan dimungkinkan tidak menerus seluruh
lajur sepeda motor. ruas jalan, dapat menyesuaikan dengan
kondisi ruas jalan tersebut.
REKOMENDASI Diperlukan dukungan produk hukum
Zona Selamat Sekolah seperti peraturan yang mendukung dan
Dipertimbangkan untuk meninjau ulang melindungi lajur sepeda motor dan
penerapan ZoSS dengan pengendaranya.
mengkoordinasikan berbagai pihak
yang terkait diantaranya Dinas KESIMPULANDAN SARAN
Pendidikan, Dinas Perhubungan, Dinas Kesimpulan
Bina Marga, Kepolisian dan para Dari hasil temuan penelitian berkenaan
akademisi untuk memperoleh hasil dengan kajian program aksi keselamatan
yang lebih maksimal. transportasi jalan: kasus Zona Selamat
Pada area ZoSS diusulkan dipasang alat Sekolah
kontrol kecepatan, untuk mengontrol (ZoSS) dan potensi lajur sepeda motor di
kecepatan kendaraan yang lewat kota Malang dapat disimpulkan sebagai
sebagai bukti penindakan hukum. berikut:
Peningkatan pemahaman Zona
Selamat Sekolah, bagi Pengendara Zona Selamat Sekoalah
kendaraan melalui pembinaan secara Dari hasil anailisis yang telah
edukatif terhadap para pelanggar rambu dilakukan ditemukan penerapan ZoSS di
dan marka ZoSS. Untuk anak sekolah jl. Letjend. S Parman di depan SDN
melalui pendidikan yang terintegrasi Purwantoro I kota Malang kurang
dengan kurikulum. Untuk para Pengendara efektif.

JURNAL REKAYASA SIPIL / Volume 6, No.3 2012 ISSN 1978 - 5658 210
Tabel 5. Perbandingan Nilai Derajat Kejenuhan Kondisi Eksisting (DS eksisting) dan Derajat Kejenuhan Kondisi Skenario (DS scen)

Sumber : Hasil Analisis

JURNAL REKAYASA SIPIL / Volume 6, No.3 2012 ISSN 1978 - 5658 211
Hal ini ditunjukan dari ke tiga Diperlukan lokasi parkir kendaraan
persyaratan ZoSS yaitu Penyeberang jalan, pengantar untuk naikan/turunkan anak
kecepatan sesaat dan Pengendara kendaraan sekolah sehingga tidak menggunakan bahu
belum terpenuhi, sehingga ZoSS belum jalan.
memberikan rasa aman terhadap Rambu jalan yang terpasang secara
Penyeberang Jalan. berkala dibersihkan dari penghalang
Ditemukan pula penurunan perilaku terutama daun dan ranting pohon, demikian
Penyeberang jalan dan Pengendara juga marka jalan secara berkala dilakukan
kendaraan serta perbaikan penurunan pengecatan ulang supaya terlihat dengan
kecepatan kendaraan sesaat di lokasi ZoSS jelas oleh pengguna jalan.
dibandingkan evaluasi sebelumnya. Potensi Penerapan Lajur Sepeda Motor
Hal ini didukung hasil wawancara terhadap Sebelum diimplementasikan lajur sepeda
Penyeberang dan Pengendara kendaraan motor, perlu di ujicobakan terlebih
kurang pemahamannya terhadap ZoSS. dahulu untuk mengetahui kondisi
Tetapi ZoSS sebagai tempat menyeberang operasional dan guna keperluan
dan sarana akses yang mudah ke lokasi sosialisasi kepada pengguna jalan.
sekolah serta Pengendara tidak merasa Agar dilakukan studi lebih lanjut tentang
terganggu dengan keberadaan ZoSS. kriteria lajur sepeda motor sesuai dengan
karakteristik ruas jalan, sepeda motor,
Potensi Penerapan Penerapan Lajur Pengendara dan lalu lintas di Indonesia.
Sepeda Motor Sudah saatnya di kota Malang
Dari hasil analisis ditemukan bahwa memerlukan angkutan umum yang
kota Malang berpotensi diterapkan lajur mengurangi volume sepeda motor di
sepeda motor pada ruas jalan utama. Hal ini jalan raya.
ditunjukan terdapat 3 (tiga) lajur kusus Diperlukan penataan ulang tempat parkir
sepeda motor pada ruas jalan Jendral Basuki kendaraan, untuk menggantikan bahu
Rahmat, Letjend. S Parman dan Mayjend. jalan yang dipergunakan sebagai lajur
Sungkono dan terdapat 5 (lima) lajur non sepeda motor.
khusus ( lajur bersama dengan Angkutan
Kota/Mikrolet) pada ruas jalan Panji Suroso, DAFTAR PUSTAKA
Kyai Ageng Gribig, Madyo Puro, Mayjend. Anonim, 2006, Peraturan Menteri Perhubungan
Sungkono dan Urip Somoarjo. Nomor: KM 14 tahun 2006 tentang Manajemen
Tingkat pelayanan (level of service) dan Rekayasa Lalu Lintas di Jalan, Jakarta.
pada kondisi skenario lebih baik dari tingkat Bina Marga, 1997. Manual Kapasitas Jalan
Indonesia: Jalan Perkotaan, Bina marga,
pelayanan kondisi eksisting. Rata-rata Bandung
derajat kejenuhan terjadi penurun sebesar Departemen perhubungan, 2007. Laporan Monitoring
55 % setelah skenario untuk masing-masing dan Evaluasi Zona Selamat Sekolah, Jakarta.
tipe yangdigunakan. http:
www.hubdat.web.id/webktd/file/zoss2007.pdf,
tanggal 22 april 2008, Evaluasi & monitoring
Saran ZoSS.
Zona Selamat Sekolah Harnen,S, 2007. Keselamatan Transportasi Jalan,
Agar dilakukan studi lebih lanjut Strategi, Kelembagaan dan Program Aksi dalam
dengan analisis perilaku Penyeberang dan dalam Pembentukan Dewan Transportasi Jalan
karakteristik lalulintas, terutama perilaku Universitas Brawijaya. Malang.
anak sekolah dengan membandingkan jam- Perhubungan Darat, 2006. Lampiran
jam 06.00 7.30, jam 12.00 13.30 WIB Peraturan Direktur Jenderal
dengan durasi waktu per 30 (tiga puluh) Perhubungan Darat No: SK 3236/AJ
menit. 403/DRJD/2006 tentang Uji Coba Penerapan

JURNAL REKAYASA SIPIL / Volume 6, No.3 2012 ISSN 1978 - 5658 212
Zona Selamat Sekolah di 11 ( sebelas ) Kota di Effects of Exclusive Lanes in Malaysia. J Crash
Pulau Jawa, Perhubungan Darat, Jakarta. Prevention and Injury Control, vol.2(I), pp. 11-17,
Radin,U et al, 2005 , Multivariate Analysis of Malaysia.
Exclusive Motorcycle Accidents and the Teik Hua LAW and Radin Umar, 2005.
Determination Of Comfortable Safe Width In
An Exclusive Motorcycle Lane,Journal of
EASTS Vol. 6, pp. 3372 - 3385,Malaysia.

JURNAL REKAYASA SIPIL / Volume 6, No.3 2012 ISSN 1978 - 5658 213

Anda mungkin juga menyukai