Home
Home
PENGERINGAN
Pengeringan merupakan salah satu cara pengawetan pangan yang paling tua dan
paling luas digunakan. Cara ini merupakan suatu proses yang ditiru dari alam.
Pengawetan pangan dengan pengeringan dapat dilakukan pada semua biji-bijian
serelia, dan proses alami tersebut sedemikian efisien sehingga hampir tidak
memerlukan tenaga tambahan dari manusia. Ada periode-periode tertentu dalam
sejarah dengan faktor iklim yang dapat menyebabkan biji-bijian tidak dapat kering
sebagaimana mestinya. Dengan keadaan ini, orang berusaha untuk membantu
kegiatan alami ini dengan menyediakan panas agar biji-bijian tersebut tidak rusak. Biji-
bijian, leguminosa, kacang-kacangan dan buah-buahan tertentu matang di pohon dan
mengering akibat angin dan panas. Buah-buahan lebih banyak yang diawetkan dengan
pengeringan dari pada dengan cara pengawetan pangan yang lain.Pengeringan bahan
pangan dengan matahari dapat menghasilkan bahan dengan kepekatan tinggi dengan
kualitas yang lebih tahan. Namun peradaban yang lebih kompleks tidak demikian saja
bergantung pada unsur-unsur yang tidak diramalkan sebelumnya. Pengeringan dengan
matahari tetap merupakan cara pengawetan pangan yang terbesar.
Ikan hasil pengeringan tanpa bantuan sinar matahari secara langsung justru memiliki
kelebihan dibanding dengan ikan yang dikeringkan secara langsung dengan matahari.
Karena pada ikan-ikan yang dikeringkan secara langsung (dijemur) sangat rawan
terhadap serangan lalat dan kontaminasi kotoran selama penjemuran sehingga hal ini
justru dapat mempengaruhi daya simpan ikan. Bila pengeringan dengan dijemur itu
tidak sempurna justru dapat menyebabkan ikan mudah busuk terutama karena
serangan jamur, belatung dan kutu.
Alat-alat yang dibutuhkan untuk proses pengeringan tidak terlalu rumit. Alat-alat
tersebut berupa kompor berbahan bakar minyak tanah atau batu bara dan rak
pengering dalam berbagai bentuk dan ukuran yang dapat juga dibuat sendiri dengan
ukuran yang dibutuhkan. Selain beberapa alat yang telah disebutkan tadi ada juga alat
yang lebih modern dan canggih yaitu pengering yang dilengkapi dengan sel penangkap
sinar matahari.
c) Kench Salting
Pada dasarnya, teknik penggaraman ini sama dengan pengaraman kering (dry salting)
tetapi tidak mengunakan bak /wadah penyimpanan. Ikan dicampur dengan garam dan
dibiarkan diataslantai atau geladak kapal, larutan air yang terbentuk dibiarkan mengalir
dan terbuang. Kelemahan dari cara ini adalah memerlukanjumlah garam yang lebih
banyak dan proses penggaramanberlangsung sangat lambat.
Ada dua metode pengeringan yang biasa dilakukan yaitu : Pengeringan alami dan
pengeringan mekanis. Keuntungan pengeringan alami antara lain adalah tidak
memerlukan peralatan dan keterampilan khusus tetapi memiliki kelemahan yaitu
membutuhkan tempat yang luas serta waktu pengeringan (suhu) sulit dikendalikan.
Keuntungan pengeringan mekanis antara lain : waktu pengeringan (suhu) dapat
dikendalikan dan tidak memerlukan tempat yang luas. Kelemahanpengeringan mekanis
antara lain membutuhkan sarana dan keterampilan khusus.
Pada metode pengeringan secara mekanis, ikan disusun diatas rak-rak penyimpanan
didalam ruangan tertutup yang dilengkapi dengan beberapa lubang ventilasi. Kedalam
ruangan tersebut, ditiupkan hawa panas yang dihasilkan dari elemen pemanas listrik.
Hawa panas ditiupkan dengan sebuah kipas angin atau blower supaya mengalir ke
arah rak-rak ikan. angin yang membawa uap air dari tubuh ikan akan keluar dari
lubang-lubang ventilasi. Pengeringan mekanis memiliki beberapa keunggulan sebagai
berikut :
2) Penyediaan peralatan
Siapkan wadah bak kedap air yang terbuat dari semen, kayu, fiber atau plastik. Bila
proses penggaraman menggunakan metode kench salting, wadah bak penggaraman
tidak diperlukan- Siapkan penutup bak sesuai ukuran bak dilengkapi dengan pemberat
untuk membantu agar semua ikan terendam dalam larutan garam
Pisai atau golok yang tajam untuk membersihkan dan menyiangi ikan
Timbangan untuk menimbang ikan yang telah dibersihkan serta jumlah garam yang
dibutuhkan
Keranjang plastik atau bambu untuk mengangkut ikan sebelum dan setelah proses
penggaraman
Tempat penjemuran atau para-para yang tingginya kurang lebih 1 meter diatas
permukaan tanah. Sebaiknya para-para dibuat miring 15 derajat ke arah datangnya
angin untuk mempercepat proses pengeringan.
Taburkan garam ke dasar bak setebal 1 5 cm tergantung jumlah ikan yang diolah.
Lapisan ini berfungsi sebagai alas ikan pada saatproses penggaraman
Susunlah ikan dengan rapi diatas lapisan garam tadi. Usahakan bagian perut ikan
menghadap kebawah. Diatas lapisan ikan yang sudah tersusun, taburkan kembali
garam secukupnya. Lakukan itusampai semua ikan tertampung didalam wadah, setiap
lapisan ikan selalu diselingi oleh lapisan garam. Pada lapisan atas ditebarkan
Garam setebal 5 cm agar tidak dihinggapi lalat.
Tutuplah bak atau wadah dengan papan yang telah diberi pemberat agar proses
penggaraman dapat berlangsung dengan baik. Ikan dengan tingkat keasinan tertentu
dapat diperoleh sebagai hasil akhir proses penggaraman.
Selesainya proses penggaraman ditandai dengan adanya perubahan tekstur, daging
ikan menjadi kencang dan padat. Lamanya penggaraman tergantung jenis, ukuran dan
tingkat kesegaran ikan. Walau demikian, umumnya proses penggaraman dapat
berlangsung 1 3 hari untuk ikan ukuran besar, 12 24 jam untuk ikan ukuran sedang
dan 6 12 jam untuk ikan ukuran kecil
Langkah selanjutnya, ikan diangkat dari tempat penggaraman. Ikan dicuci dan
dibersihkan dari kotoran yang menempel.
Umumnya abon ikan dibuat dari daging ikan cakalang, tongkol, tuna, lele, patin dan ikan cucut,
akan tetapi di dalam pembahasan ini kita menggunakan bahan daging IKAN PATIN (sumber
artikel ini menggunakan jenis ikan patin, jadi kita ikuti saja agar tidak salah dalam penyampaian
materinya)
Pemilihan Ikan.
Ikan patin yang baik dibuat abon ikan patin adalah yang berusia +- 8 bulan keatas dengan berat
lebih kurang 7 ons. Kondisi ini juga berlaku bila dalam pembuatan abon ikan ini Anda
menggunakan ikan jenis lain.
Bumbu bumbu
Untuk tiap 100 kg ikan patin (bisa juga daging ikan lainnya tergantung daerah Anda banyak
tersedia ikan jenis apa) adalah sebagai berikut :
Garam 1,5 kg
Gula 15 kg
Ketumbar 0,3 kg
Bawang merah 2 kg
Bawang putih 1,6 kg
Minyak goreng 20 kg (boleh ditiadakan)
Asam 0,9 kg
Jahe 0,1 kg
Serai / kamijara secukupnya
Daun salam secukupnya
Laos 0,1 kg
Selain bumbu diatas, dalam pembuatan abon ikan kadang kadang digunakan pula santan kelapa
yang kental, tetapi abon tidak akan bertahan lama dan bila disimpan biasanya mudah menjadi
tengik.
Penyiangan
Ikan disiangi dengan dibuang isi dalam perut dan dipotong potong melintang untuk
memudahkan pengukusan, kemudian cuci sampai bersih
Pengukusan
Ikan dikukus sampai matang (untuk memudahkan pengambilan daging dan memisahkan dari
tulang). selanjutnya Daging ikan dicabik cabik cabik, kemudian ditumbuk hingga menjadi
serpihan serpihan yang halus
Pemberian Bumbu
Bumbu bumbu dihaluskan lebih dahulu, kemudian dicampurkan dengan daging yang telah
berbentuk serpihan hingga merata
Penggorengan.
Daging ikan yang telah dicampur dengan bumbu kemudian digoreng dengan minyak atau tanpa
minyak sampai diaduk aduk supaya supaya tidak hangus. Apabila menggunakan minyak,
daging ikan harus seluruhnya terendam agar diperoleh abon yang kering dan renyah.
Penggorengan dihentikan ketika abon telah berwarna kuning kecoklatan
Pengepresan.
Setelah diangkat dari wajan, abon dimasukkanke dalam alat pres dan ditekan tekan sampai
minyak nya habis keluar. Kemudian abon dikeluarkan dengan menggunakan garpu. Untuk
menghasilkan aroma (bau) dan rasa yang lezat dapat ditambahkan bawang gireng pada abon
yang telah matang
Pengemasan.
Setelah dingin, abon dikemas di dalam kantung plastik atau kertas minyak. Peningkatan daya
simpan akan diperoleh bila digunakan pembungkus hampa udara.
Sekian postingan tentang Proses Pembuatan Abon Ikan semoga bermanfaat dan membuka
wawasan kita bagi yang ingin berwirausaha mandiri.
Postingan yang saya jabarkan mungkin saja secara detail kurang lengkap, saran saya bagi yang
ingin serius berusaha ada baiknya bertanya kepada penyuluh TTG yang ada didaerah saudara
atau membeli buku Membuat Abon Ikan yang dilengkapi gambar sehingga pada prakteknya tidak
salah dan merugikan baik untuk pribadi (modal dan waktu) maupun bagi lingkungan