Anda di halaman 1dari 11

8.

Cara pemasangan model pada artikulator adalah:

a. Model rahang atas dan rahang bawah difiksasi menggunakan karet gelang atau
batang korek api yang diberi sticky wax

b. Model rahang atas dan rahang bawah yang terfiksasi diletakkan di artikulator
dengan bantuan malam mainan untuk mengganjal bagian bawah dasar model
rahang bawah dengan mounting table.

c. Base plate dan bite rim (oklusal bite rim) bersama dengan model rahang atas
dan diletakkan pada mounting table dengan pedoman:

1) Garis tengah model rahang atas terhimpit dengan garis tengah dari
mounting table.

2) Bidang oklusal galangan gigit terletak dalam satu bidang dengan letak
bidang oklusal artikulator atau tepat ditengah-tengah jarak antara lengan
atas dan bawah artikulator.

3) Bidang oklusal artikulator ditentukan dengan memasang karet gelang


sekililing artikulator secara horizontal setinggi incisal guide pin dan tanda
bidang oklusal pada artikulator

4) Jarum horizontal incisal guide pin ujungnya menyentuh tepi luar anterior
dari midline rahang atas.

d. Membuat adonan gips yang tidak encer

e. Upper member digerakan keatas dan adonan gips dituang keatas model kerja
rahang atas. Adonan gips diletakan pada tengah-tengah model sehingga gips dapat
mengalir kearah lateral. Upper member digerakan kebawah sehingga menekan gips
yang berada pada model. Gips dirapihkan dan dihaluskan.

f. Setelah gips mengeras artikulator dibalik, dan malam pengganjal diambil

g. Buat adonan gips lagi

h. Lower member diangkat keatas dan adonan gips dituang pada model kerja
rahang bawah, kemudian lower member digerakan ke bawah sehingga menutup
dan menekan adonan gips dan lengan insisal menyentuh meja insisal (incisal table).

i. Lengan artikulator atas dan bawah difikasi dengan karet gelang sampai gips
benar-benar mengeras.

3.

Klasifikasi kennedy

Syarat :

1) Klasifikasi hendaknya dibuat setelah semua pencabutan gigi selesai


dilaksanakan atau gigi yang diindikasikan untuk dicabut selesai dicabut.
2) Bila gigi M3 hilang dan tidak akan diganti, gigi ini tidak termasuk dalam
klasifikasi.

3) Bila gigi M3 masih ada dan akan digunakan sebagai pengganti, gigi ini
dimasukkan klasifikasi

4) M2 hilang tidak akan diganti jika antagonisnya sudah hilang.

5) Bagian tidak bergigi paling posterior menentukan Klas utama dalam


klasifikasi.

6) Daerah tidak bergigi lain daripada yang sudah ditetapkan dalam klasifikasi
masuk dalam modifikasi dan disebut sesuai dengan jumlah daerah atau
ruangannya.

7) Banyaknya modifikasi ditentukan oleh banyaknya ruangan yang tidak bergigi.

8) Tidak ada modifikasi pada klasifikasi Kennedy Klas IV.

Kelas I
Daerah tidak bergigi terletak dibagian posterior dari gigi yang masih ada dan berada pada
kedua sisi rahang / Bilateral Free End

Kelas II
Daerah yang tidak bergigi terletak dibagian posterior gigi yg ada, pada 1 sisi rahang /
unilateral free end.
Kelas III
Daerah yang tidak bergigi terletak diantara gigi yang masih ada dibagian posterior.

Kelas IV
Daerah yang tidak bergigi terletak dibagian anterior dan melewati garis tengah
rahang/median line. Untuk kelas ini tidak ada modifikasi
Klasifikasi applegate kennedy
Kelas I
Daerah yang tidak bergigi sama dengan klasifikasi Kennedy.

Keadaan ini sering dijumpai pada rahang bawah dan biasanya telah beberapa tahun
kehilangan gigi.
Secara klinis dijumpai :

Derajat resorbsi residual ridge bervariasi.


Tenggang waktu pasien tidak bergigi akan mempengaruhi stabilitas gigi tiruan yang akan
dipasang.
Jarak antar lengkung rahang bagian posterior biasanya sudah mengecil.
Gigi asli yang masih tinggal sudah migrasi ke dalam berbagai posisi.
Gigi antagonis sudah ekstrusi dalam berbagai derajat
Jumlah gigi yang masih tertinggal bagian anterior umumnya sekitar 6-10 gigi.
Ada kemungkinan dijumpai kelainan sendi temporomandibula.
Kelas II
Daerah tidak bergigi sama dengan kelas II

Secara klinis dijumpai keadaan :

Resorbsi tulang alveolar terlibat lebih banyak


Gigi antagonis relatif lebih ekstrusi dan tidak teratur.
Ekstrusi menyebabkan rumitnya pembuatan restorasi pada gigi antagonis.
Pada kasus ekstrim karena tertundanya pembuatan gigi tiruan untuk jangka waktu tertntu
karena perlu pencabutan satu atau lebih gigi antagonis.
Karena pengunyahan satu sisi, sering dijumpai kelainan sendi temporomandibula.

Kelas III
Keadaan tidak bergigi paradental dengan kedua gigi tetangga, tidak lagi mampu memberi
dukungan kepada gigi tiruan secara keseluruhan.
Secara klinis dijumpai keadaan :

Daerah tidak bergigi sudah panjang.


Bentuk dan panjang akar gigi kurang memadai
Tulang pendukung mengalami resorbsi cervikal dan atau disertai goyangnya
gigi secara berlebihan.
Beban oklusal berlebihan

Kelas IV
Daerah tidak bergigi sama dengan klas Kennedy.

Pada umumnya untuk klas ini dapat dibuat gigi tiruan sebagian lepasan bila :

Tulang alveolar sudah banyak hilang, seperti pada kasus akibat trauma
Gigi harus disusun dengan "overjet" besar, sehingga dibutuhkan banyak gigi pendukung.
Dibutuhkan distribusi merata melalui lebih banyak gigi penahan, pada pasien dengan
daya kunyah besar.
Diperlukan dukungan dan retensi tambahan dari gigi penahan
Mulut pasien depresif, sehingga perlu penebalan sayap untuk memenuhi faktor estetik
Indikasi pelayanan prosthodontic :
Geligi tiruan cekat, bila gigi-gigi tetangga masih kuat

Geligi tiruan sebagian lepasan dengan desain bilateral dan dukungan gigi atau jaringan
atau kombinasi.
Pada kasus meragukan sebaiknya dibuat GTSL
Kelas V
Daerah tak bergigi paradental, dimana gigi asli anterior tidak dapat dipakai sebagai gigi
penahan atau tak mampu menahan daya kunyah
Kasus seperti ini banyak dijumpai pada rahang atas karena gigi caninus yang dicabut
karena malposisi atau terjadinya kecelakaan
Gigi bagian anterior kurang disukai sebagai gigi penahan, biasanya karena salah satu
alasan berikut ini :
Daerah tak bergigi sangat panjang
Daya kunyah pasien berlebihan
Bentuk atau panjang akar gigi penahan kurang memadai
Tulang pendukung lemah
Penguatan dengan splin tidak diharapkan, dan sekalipun dilakukan tetap tidak
memberikan dukungan yang memadai, tetapi tetap dirasakan perlunya mempertahankan
geligi yang masih tinggal ini
Kelas VI
Daerah tak bergigi paradental dengan ke dua gigi tetangga gigi asli dapat dipakai sebagai
gigi penahan. Kasus seperti ini sering kali merupakan daerah tak bergigi yang terjadi
pertama kalinya dalam mulut
Biasanya dijumpai keadaan klinis :

Daerah tak bergigi yang pendek


Bentuk atau panjang akar gigi tetangga memadai sebagai pendukung penuh
Sisa processus alveolaris memadai
Daya kunyah pasien tidak besar
Klasifikasi Austin dan lidge
Lebih sederhana karena pengklasifikasiannya berdasarkan wilayah daerah gigi yang
hilang.
Daerah gigi yang hilang anterior : A
Daerah gigi yang hilang posterior : P
Pada masing-masing derah tersebut dibagi 2 lagi, dengan batas median line.

Klas a klas b
Klasifikasi Swenson
Pada dasarnya sama dengan klasifikasi Kennedy
Kelas I : Unilateral free end

Kelas II : Ujung bebas bilateral/ Bilateral free end


Kelas III : Bounded sadle

Kelas IV : Anterior tooth supported

Anda mungkin juga menyukai