Anda di halaman 1dari 4

KREDENSIALING STAF KESEHATAN LAINNYA

NO. DOKUMEN : NO. REVISI : HALAMAN :


A 1/2
DITETAPKAN OLEH :
RUMAH SAKIT
AKADEMIS JAURY JUSUF DIREKTUR,
PUTERA
MAKASSAR TANGGAL TERBIT :

STANDAR PROSEDUR Prof.dr. John. MF Adam,Sp.PD-KEMD


OPERASIONAL
(SPO)

PENGERTIAN : Kredensial adalahproses evaluasi terhadap staf medis untuk


menentukan kelayakan diberikankewenangan klinis (clinical
privilege).Kewenanganklinis(clinicalprivilege)adalah hak khusus
seorang staf medis untuk melakukan sekelompok pelayanan medis
tertentu dalam lingkungan rumah sakit untuk suatu periode tertentu
yang dilaksanakan berdasarkan penugasan klinis (clinical
appointment).
Rekredensial adalah proses reevaluasi terhadap staf medis yang
telah memiliki kewenangan klinis (clinical privilege)

untuk menentukan kelayakan pemberiankewenangan klinis tersebut.

TUJUAN : 1. Memenuhisyaratuntukmemberikanpelayananmedis

2. Memeliharamutuprofesistafmedis;
3. Menjagadisiplin, etika, dan perilaku profesi staf medis

KEBIJAKAN : Surat Keputusan DirekturRumahSakit AJP Nomor


Tanggal November 2014 tentang Kebijakan Kredensial Tenaga

Medis, Keperawatan dan Kesehatan lainnya.


KUNJUNGAN PRA ANASTESI

NO. DOKUMEN : NO. REVISI : HALAMAN :


A 2/2

RUMAH SAKIT
DITETAPKAN OLEH :
AKADEMIS JAURY JUSUF
PUTERA TANGGAL TERBIT : DIREKTUR,
MAKASSAR

STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL Prof.dr. John. MF Adam,Sp.PD-KEMD
(SPO)

PROSEDUR :

1. 1. Staf Tenaga
kesehatan mengajukan permohonan
2. untuk memperoleh
kewenangan klinis kepada Ketua Komite Keteknisian
medis.
3. 2.Rincian kewenangan
klinis sementara dapat diberikan apabila staf tenaga
kesehatan lainnya
4. sedang dalam
pengurusan STR/SIP profesi.
5. 3.KetuaKomiteKeteknisian
medis menugaskan Sub komite Kredensial untuk
melakukan proses kredensial
(dapatdilakukansecaraindividuataukelompok).
6. 4.Sub komite Kredensial
melakukan review, verifikasi dan evaluasi dengan
berbagai metode:
7. porto folio, asesmen
kompetensi.
5.Sub komite melakukan rapat untuk menentukan seorang
tenaga kesehatan kompeten atau tidak
sesuai dengan level yang diusulkan.
6.Bagi tenaga kesehatan yang kompeten sesuai
dengan levelnya akan direkomendasikan oleh
Ketua Komite keteknisian medis untuk
mendapatkan kewenangan klinis dalam bentuk
surat penugasan oleh Direktur Rumah Sakit AJP.
7.Bagi tenaga kesehatan yang tidak kompeten ditindak
lanjuti dengan program pembinaan.

UNIT TERKAIT : -- Para Kepala Instalasi Rumah Sakit AJP


- Penanggung Jawab Rekam Medik
- Seluruh Tenaga Kesehatan yang bertugas di Instalasi
Unit Gawat Darurat,Rawat Jalan,Rawat Inap,
Farmasi,Penunjang Diagnosti Rumah Sakit AJP
2. Menentukan status fisik pasien sesuai klasifikasi ASA.
3. Menentukan teknik anastesi pilihan dan alternatif yang akan
dilakukan.
4. Menentukan obat-obat atau medikasi pra-anastesi yang diperlukan
untuk tindakan anastesi.
5. Menentukan pengelolaan jenis dan jumlah cairan termasuk
estimasi kehilangan darah,
6. Menentukan pengelolaan obat-obat lain yang dikonsumsi oleh
pasien.
7. Menentukan jenis pemantauan yang akan dilakukan.
8. Menentukan tindakan invasif tambahan termasuk pemasangan
CVC dan kanulasi intra arterial bila diperlukan
9. Menentukan persiapan puasa sebelum anastesi dan sedasi.
10. Menentukan transportasi ke tempat tindakan sesuai dengan
kondisi pasien.
11. Menentukan pengelolaan pasca anastesi, termasuk manajemen
nyeri pasca tindakan.
12. Bila diperlukan menentukan kebutuhan ruang rawat khusus pasca
anastesi dan sedasi.
13. Menentukan usulan jumlah dan jenis persiapan darah yang
dibutuhkan.
14. Penjelasan yang adekuat tentang keadaan pasien kepada
keluarga atau pasien (dewasa) sendiri, meliputi diagnosis kerja,
rencana tindakan anastesi dan alternatifnya, risiko dan faktor
penyulit anastesi, kemungkinan komplikasi intra maupun pasca
anastesi, pengelolaan pasca anastesi, termasuk manajemen nyeri
pasca tindakan, kebutuhan ruang rawat khusus pasca anastesi
dan sedasi, serta kemungkinan transfusi termasuk risiko
15. Mendapatkan persetujuan ataupun penolakan tindakan medis dari
pasien maupun keluarga pasien.
16. DPJP anastesiologi yang bertanggung jawab memeriksa kembali
bahwa hal-hal tersebut di atas sudah dilakukan secara benar dan
dicatat dalam rekam medis pasien. ( Formulir praanestesi)
17. Kunjungan pra-anestesi dapat dilakukan di ruang rawat, polo pre-
operatif dan tempat lain bila kondisi mengharuskan.
Setiap hasil kunjungan pra-anestesi yang dilakukan oleh
residen/peserta didik PPDS harus dilaporkan kepada konsulen
dengan sepengetahuan residen senior atau Chief Residen.
KUNJUNGAN PRA ANASTESI

NO. DOKUMEN : NO. REVISI : HALAMAN :


A 1/1
DITETAPKAN OLEH :
RUMAH SAKIT
AKADEMIS JAURY JUSUF PUTERA DIREKTUR,
MAKASSAR TANGGAL TERBIT :

STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL Prof.dr. John. MF Adam,Sp.PD-KEMD
(SPO)

UNIT TERKAIT : 1. Bagian/SMF terkait


2. IBS
3. IGD
4. Perawatan Intensif
5. Ruang rawat inap
6. Poliklinik

Anda mungkin juga menyukai