Anda di halaman 1dari 2

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

(SOP)
NO. KODE : Ditetapkan Oleh Kepala
UPT PUSKESMAS DTP
TERBITAN : KARANGNUNGGAL
UPT PUSKESMAS
NO. REVISI :
DTP
KARANGNUNGGAL TGL MULAI BERLAKU :

HALAMAN : dr. H.Syarhan ,MM


NIP.196912012002121004
Triase (Triage) adalah Tindakan untuk memilah/mengelompokkan korban
1. PENGERTIAN berdasar beratnya cidera, kemungkinan untuk hidup, dan keberhasilan tindakan
berdasar sumber daya (SDM dan sarana) yang tersedia.
1. Umum : Meningkatkan kualitas pelayanan triase.
2. TUJUAN 2. Khusus : Tujuan triase pada musibah massal adalah bahwa dengan
sumber daya yang minimal dapat menyelamatkan korban sebanyak mungkin.
3. KEBIJAKAN

4. REFERENSI http://bencana-kesehatan.net
5. PROSEDUR / Persiapan Alat Dan Bahan
LANGKAH-LANGKAH 1. Sarana Non Medis ( alat / bahan ) :
a. Ruang Triase memenuhi ketentuan :
1) Ruangan
2) Ada penyekat/kelambu
3) Wastafel dengan air mengalir
4) Ventilasi udara baik
5) Cahaya / penerangan baik
6) Lantai keramik dan bersih
7) Ada stop kontak listrik
8) Pembersih tangan
b. Brancart
c. Meja kursi
d. Alat tulis ( ballpoin, penghapus, penggaris )
e. Rekam Medik
f. Tempat sampah non medis beralas plastik
g. Tempat sampah medik beralas plastik dan tertutup, tutup dapat dibuka
dengan menginjak pembuka tutup di bagian bawah tempat sampah
h. Label / bendera 4 warna ( merah, kuning, hijau dan hitam kasus KLB)
2. Sarana Medis
a. Kit Pemeriksaan Sedarhana minimal berisi :
Tensimeter
Stetoskop
Reflek Hammer
b. Handscon / Sarung tangan

Langkah langkah :
1. Petugas menerima pasien yang datang di UGD.
2. Petugas melakukan anamnese
3. Petugas memriksa pasien singkat dan cepat (selintas) untuk
menentukan derajat kegawatannya.
4. Petugas memeriksa pasiendi luar ruang triase (di depan gedung IGD)
apabila pasien lebih dari 10 orang.
5. Petugas memberikan kode warna menurut kegawatnnya :
a. Segera- Immediate (I) MERAH.
Pasien mengalami cedera mengancam jiwa yang kemungkinan
besar dapat hidup bila ditolong segera. Misalnya : Tension
pneumothorax, distress pernafasan (RR< 30x/mnt), perdarahan
internal vasa besar dsb.
b. Tunda-Delayed (II) KUNING.
Pasien memerlukan tindakan defintif tetapi tidak ada ancaman
jiwa segera. Misalnya : Perdarahan laserasi terkontrol, fraktur
tertutup pada ekstrimitas dengan perdarahan terkontrol, luka bakar
<25%.
c. Minimal (III) HIJAU.
Pasien mendapat cedera minimal, dapat berjalan dan menolong diri
sendiri atau mencari pertolongan. Misalnya : Laserasi minor,
memar dan lecet, luka bakar superfisial.
d. Expextant (IV) HITAM.
Pasien menglami cedera mematikan dan akan meninggal meski
mendapat pertolongan. Misalnya : Luka bakar derajat 3 hampir
diseluruh tubuh, kerusakan organ vital, dsb
6. Petugas memprioritas pelayanan sesuai dengan urutan warna : merah,
kuning, hijau, hitam.
7. Petugas langsung memberikan tindakan di ruang tindakan UGD
apabila triase merah
8. Petugas apabila memerlukan tindakan medis lebih lanjut, pasien
dirujuk ke rumah sakit lain.
9. Petugas memberikan tindakan pada pasien dengan kategori triase
kuning yang memerlukan tindakan medis lebih lanjut dapat
menunggu giliran setelah pasien dengan kategori triase merah selesai
ditangani.
10. Petugas memindahkan pasien dengan kategori triase hijau ke rawat jalan.
11. Petugas memulangkan pasien yang sudah membaik.
12. Petugas memindah pasien kategori triase hitam ke kamar jenazah.

Kebijakan dan Yang Perlu di Perhatikan :


1. Memilah korban berdasar :
a. Beratnya cidera
b. Besarnya kemungkinan untuk hidup
c. Fasilitas yang ada / kemungkinan keberhasilan tindakan
2. Triase tidak disertai tindakan
3. Triase dilakukan tidak lebih dari 60 detik / pasien dan setiap pertolongan
harus dilakukan sesegera mungkin.
6. DIAGRAM ALIR
(BILA DI BUTUHKAN)
7. UNIT TERKAIT Ruang UGD

Anda mungkin juga menyukai