air permukaan (surface water) dari sungai Konaweeha sebagai sumber airnya, dengan luas
daerah tangkapan (catchmant area) 3.545 km2 dan debit andalan minimum 30,2 m3/detik.
Bangunan utama bendung terletak di Kec. Unaaha. Secara geografis derah irigasi
kiri dan 16.500 ha disisi kanan dari Sungai Konaweha. Akan tetapi, studi menunjukkan
bahwa setelah perubahan dalam penggunaan lahan sejak konstruksi pada tahun 1980-an,
khususnya pembangunan kota besar dari Unaaha, area potensial harus di revisi menjadi
dengan lebar bendung 99 m dan mercu tipe ogee setinggi 3 m. Jaringan irigasi utama
Bendung Wawotobi terdiri 2 intake atau pintu pengambilan air yaitu intake kiri dan intake
kanan. Intake kanan terdiri dari 1 saluran induk dan 2 saluran sekunder dengan intake
sepanjang 17.437,44 m. Intake kiri terdiri dari 2 saluran induk dan 14 saluran sekunder
bagi/sadap yang berjumlah 127 buah, dan bangunan pelengkap yang berjumlah 221 buah.
Sarana pelengkap bendung Wawotobi berupa saluran pembuang sepanjang 130 km dan
55
Gambar 4.1 Peta Jaringan Irigasi Wawotobi
56
4.2 Tingkat Kembalian Kuisioner
Penelitian ini menggunakan data primer yaitu kuisioner sebagai sumber data.
Kuisioner disebarkan kepada 7 (tujuh) GP3A dan instansi pemerintahan yaitu Balai
Wilayah Sungai Sulawesi IV (BWSS) Prov. Sulawesi Tenggara Bagian O&P serta pada
Inolonggadue, GP3A Sumber Makmur, GP3A Tame Sandi, GP3A Makmur Jaya, GP3A
Tolu Wonua, GP3A Wawonua, GP3A Sanggoleombae diberikan kepada 142 responden.
Sedangkan untuk instansi pemerintahan Balai Wilayah Sungai Sulawesi IV (BWSS) Prov.
Sulawesi Tenggara Bagian O&P diberikan kepada 10 responden dan pada Dinas Pekerjaan
Banyaknya kuisioner yang diberikan berdasarkan banyaknya P3A dalam satu lingkup
GP3A.
Dari total 162 kuisioner yang disebar, kuisioner yang kembali sebanyak 91
kuisioner dari total 13 kuisioer, dari GP3A Tame Sandi pengembalian kuisioner sebanyak
13 kuisoner dari total 20 kuisioner, pada GP3A Makmur Jaya pengembalian kuisioner
sebanyak 10 kuisoner dari total 20 kuisioner, dari GP3A Tolu Wonua pengembalian
kuisioner sebanyak 7 dari total 17 kuisioner, pada GP3A Wawonua pengembalian kuisioner
Persntase
Kuisioner yang Kuisioner
No. GP3A atau Intansi Pengebalian
dibagikan yang kembali
(%)
57
1 BWSS VI Prov. Sulawesi 10 10 100
Tenggara Bag. O&P
2 Din. PU Bag. Keairan Prov. 10 10 100
Sulawesi Tenggara
3 GP3A Inolonggadue 18 7 38,89
4 GP3A Sumber Makmur 13 7 53,85
5 GP3A Tame Sandi 20 13 65
6 GP3A Makmur Jaya 20 10 50
7 GP3A Tolu Wonua 17 7 41,18
8 GP3A Wawonua 20 13 65
9 GP3A Sanggoleombae 34 14 41,18
Total 162 91 56,17
Sumber: Data diolah, 2014
Jumlah kuisioer yang dikembalikan dalam penelitian ini dan dapat diolah telah memenuhi
syarat karena menurut Arikunto (2010), apabila populasi penelitian berjumlah kurang dari
100 maka sampel yang diambil adalah semuanya, namun apabila populasi penelitian
berjumlah lebih dari 100 maka sampel dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau
lebih. Kuisioner yang tidak dikembalikan dikarenakan pada P3A tersebut sedang pasif.
4.3 Karakteristik Responden
Sebelum disajikan data dari hasil setiap variabel yang dikaji dalam penelitian ini,
tersebut meliputi kelompok umur, pendidikan, jabatan, dan lama bekerja. Karakteristik
Persentase
No. Dasar Klasifikasi Sub Klasifikasi Frekuensi
(%)
20 24 4 4,4
25 29 8 8,8
Kelompok Umur 30 34 4 4,4
1.
(Tahun) 35 39 13 14,3
40 44 26 28,6
> 45 36 39,6
58
SD/ sederajat 10 11,0
SMP/sederajat 16 17,6
SMA/sederajat 43 47,3
2. Pendidikan Diploma III/sederajat 3 3,3
Sarjana (S1) 16 17,6
Magister (S2) 2 2,2
Doktoral (S3) 1 1,1
Pejabat eselon III 1 1,1
Pejabat eselon IV 0 0,0
3. Jabatan
Pelaksana Teknis 20 22,0
Pengurus P3A 70 76,9
< 1 tahun 3 3,3
4. Lama Bekerja
1 - 5 tahun 23 25,3
6 - 10 tahun 23 25,3
> 10 tahun 42 46,2
Sumber: Data diolah, 2014
responden (4,4%) berumur kurang dari 25 tahun, 8,8% responden berumur 25-29
tahun, 4,4% responden berumur 30-34 tahun, 14,3% respoden berumur 35-39 tahun,
28,6% responden berumur 40-44 tahun, dan 39,6 % responden berumur lebih dari 45
tahun.
4.3.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan
Berdasarkan data kelompok pendidikan, dari 91 orang responden, 11%
(S1), 2,2% responden berlatar pendidikan pendidikan Magister (S2), 1,1% responden
responden diantaranya pejabat eselon III, tidak ada diantara responden yang berlatar
pejabat eselon IV, 22% responden diantaranya adalah pelaksana teknis, dan 76,9%
59
4.3.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Bekerja
Berdasarkan data kelompok jabatan, dari 91 orang responden, 3,3%
responden yang bekerja selama kurang dari 1 tahun, 25,3% responden telah bekerja
selama 1-5 tahun, 25,3% responden telah bekerja selama 6-10 tahun, dan 46,2%
penelitian ini layak atau valid dan reliabel sehingga dapat dianalisis lebih lanjut. Sebelum
menyebarkan kuisioner kepada 162 responden, penulis terlebih dahulu menguji validitas
terhadap instrumen penelitian atau kuisioner yang digunakan dalam penelitian, untuk
memastikan bahwa seluruh item pertanyaan yang digunakan dalam penelitian ini
mengkorelasikan antar skor item instrumen dengan skor total seluruh item pertanyaan,
dengan menggunakan rumus korelasi product moment dari person dengan bantuan
program SPSS versi 16.0 For Windows dan Microsoft Excel 2007 dengan derajat
syarat validitas, maka butir pertanyaan atau pernyataan dalam penelitian harus
memiliki koefisien korelasi > 0,312. Hasil perhitungan dapat dilihat pada tabel di
bawah:
Tabel. 4.3 Hasil Uji Validitas Instrumen
Corrected Item
No. Butir Keterngan
Total Correlation
1 X1.1 0,426 VALID
2 X1.2 0,61 VALID
3 X1.3 0,714 VALID
4 X1.4 0,481 VALID
60
5 X1.5 0,586 VALID
6 X2.1 0,642 VALID
7 X2.2 0,346 VALID
8 X2.3 0,445 VALID
9 X2.4 0,445 VALID
10 X3.1 0,806 VALID
11 X3.2 0,711 VALID
12 X3.3 0,786 VALID
13 X3.4 0,564 VALID
14 X3.5 0,725 VALID
15 X3.6 0,575 VALID
16 X4.1 0,504 VALID
17 X4.2 0,602 VALID
18 X4.3 0,787 VALID
19 X4.4 0,78 VALID
20 X4.5 0,773 VALID
21 X4.6 0,708 VALID
22 X5.1 0,349 VALID
23 X5.2 0,397 VALID
24 X5.3 0,522 VALID
25 X5.4 0,562 VALID
26 X5.5 0,518 VALID
27 Y1 0,585 VALID
28 Y2 0,747 VALID
29 Y3 0,747 VALID
30 Y4 0,449 VALID
31 Y5 0,57 VALID
Sumber: Data diolah, 2014
Berdasarkan hasil uji validitas pada tabel 4.2 diatas, diperoleh rhitung > 0,312,
maka dari 31 item pertanyaan dalam kuisioner dinyatakan valid atau shahih sehingga
masing item dalam suatu variabel. Instrumen yang dipakai dalam variabel dikatakan
handal atau reliabel apabila memiliki cronbachs alpha lebih dari 0,60 (Ghozali,
2005).
Nilai cronbachs alpha instrument penelitian ini adalah sebesar 0,756 untuk
variabel bangunan irigasi (X1), 0,755 untuk variabel saluran irigasi (X2), 0,879 untuk
61
variabel kelembagaan (X3), 0,881 untuk variabel pembiayaan (X4), 0,71 untuk
variabel operasional dan pemeliharaan (X5), dan 0,769 untuk variabel efektifitas
penelitian dengan menggunakan bantuan program SPSS versi 16.0 For Windows dan
ini memiliki nilai > 0,60, maka dapat disimpulkan bahwa instrumen yang digunakan
menunjukkan besarnya pengaruh variabel bebas yang terdiri dari bangunan irigasi,
terhadap variabel terikat yaitu faktor yang mempengaruhi efektifitas kinerja jaringan
irigasi.
Berdasarkan hasil analisa regresi linear berganda dengan bantuan program
SPSS versi 16.0 For Windows dan Microsoft Excel 2007, maka diperoleh hasil sebagai
berikut:
62
Tabel 4.5 Hasil Analisis Regresi Linear Berganda
Coefficientsa
95%
Unstandardized Standardized Collinearity
Confidence Correlations
Coefficients Coefficients Statistics
Interval for B
Model t Sig.
Upper
Std. Lower Zero- Part Tolera
B Beta Boun Part VIF
Error Bound order ial nce
d
1 (Constant) -
-3.082 1.042 -2.958 .004 -5.153
1.010
Bangunan irigasi .511 .078 .471 6.521 .000 .355 .667 .885 .577 .247 .275 3.637
Saluran irigasi .199 .090 .141 2.206 .030 .020 .378 .781 .233 .084 .352 2.841
Kelembagaan .133 .043 .173 3.084 .003 .047 .218 .733 .317 .117 .455 2.198
Pembiayaan .053 .024 .111 2.156 .034 .004 .101 .643 .228 .082 .539 1.854
Operasioanal dan
.199 .054 .201 3.681 .000 .092 .307 .761 .371 .139 .481 2.078
pemeliharaan
a. Dependent Variable: Efektifitas kinerja jaringan irigasi
Sumber: Data diolah, 2014
Berdasarkan table 4.5 diatas, maka diperoleh persamaan regresi berganda
sebaigai berikut:
Y = (-3,082) + 0,511 X1 + 0,199 X2 + 0,133 X3 + 0,053 X4 + 0,199 X5
Persamaan diatas adalah persamaan regresi linear berganda dari hasil
bangunan irigasi satu satuan, maka variabel efektifitas kinerja jaringan irigasi
63
akan naik sebesar 0,511 poin dengan asumsi bahwa variabel bebas yang lain dari
saluran irigasi satu satuan, maka variabel efektifitas kinerja jaringan irigasi akan
naik sebesar 0,199 poin dengan asumsi bahwa variabel bebas yang lain dari model
kelmbagaan satu satuan, maka variabel efektifitas kinerja jaringan irigasi akan
naik sebesar 0,133 poin dengan asumsi bahwa variabel bebas yang lain dari model
pembiayaan satu satuan, maka variabel efektifitas kinerja jaringan irigasi akan
naik sebesar 0,053 poin dengan asumsi bahwa variabel bebas yang lain dari model
opersional dan pemeliharaan (0&P) satu satuan, maka variabel efektifitas kinerja
jaringan irigasi akan naik sebesar 0,199 poin dengan asumsi bahwa variabel bebas
64
0,80 - 1,000 = sangat kuat
Change Statistics
Adjusted R Std. Error of Durbin-
Model R R Square R Square F Sig. F
Square the Estimate df1 df2 Watson
Change Change Change
122.43
1 .937a .878 .871 1.15358 .878 5 85 .000 1.830
5
a. Predictors: (Constant), Operasioanal dan pemeliharaan, Pembiayaan, Saluran irigasi, Kelembagaan,
Bangunan irigasi
b. Dependent Variable: Efektifitas kinerja jaringan irigasi
Sumber: Data diolah, 2014
Tabel 4.6 diatas, memperlihatkan bahwa nilai koefisien korelasi (R) =
0,937. Nilai ini menunjukkan bahwa hubungan antara semua variabel bebas dengan
variabel terikat adalah bernilai positif dan sangat kuat. Selain itu dapat diketahui
bahwa nilai koefisien determinasi (R2) adalah sebesar 87,1%. Nilai ini menunjukkan
bahwa kontribusi semua variabel bebas yang terdiri dari bangunan irigasi, saluran
terhadap variabel terikat yaitu efektifitas kinerja jaringan irigasi secara simultan atau
secara bersama-sama adalah sebesar 87,1%. Sementara itu 12,9% sisanya merupakan
kontribusi dari faktor-faktor lain selain faktor yang diwakili oleh variabel bebas yang
tidak diteliti.
variabel terikat yaitu efektifitas kinerja jaringan irigasi. Hasil uji koefisien detrminasi
65
menggunakan bantuan program SPSS versi 16.0 For Windows terdapat dalam tabel
berikut:
jaringan irigasi.
Ha : artinya variabel bangunan irigasi, saluran irigasi, kelembagaan, pembiayaan,
jaringan irigasi.
F hitung (122,435) > F tabel (2,32), sehingga keputusannya adalah menerima hipotesis
alternatife bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara bangunan irigasi, saluran
66
Berdasarkan hasil perhitungan seperti pada tabel 4.7 diatas terlihat bahwa
nilai signifikan uji F adalah 0,000 atau lebih kecil dari 0,05 sehingga H0 ditolak dan
Ha diterima.
Jadi kesimpulan untuk uji F diatas baik berdasarkan nilai F maupun nilai
signifikan adalah variabel bebas yang terdiri dari bangunan irigasi, saluran irigasi,
sama berpengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat yaitu efektifitas kinerja
jaringan irigasi.
4.5.4 Uji T (Uji Parsial)
Uji T pada dasarnya merupakan bentuk pengujian untuk mengetahui ada
tidaknya pegaruh masing-masing (uji parsial) variabel bebas (bangunan irigasi, saluran
perhitungan untuk Uji T menggunakan bantuan program SPSS versi 16.0 For Windows
Coefficientsa
67
Ha : Artinya variabel bangunan irigasi, saluran irigasi, kelembagaan, pembiayaan,
X4 = 2,156, X5 = 3,681.
Hal ini menunjukkan bahwa nilai T untuk kelima variabel bebas > T tabel
nilai signifikan pada uji statistik T dari variabel bebas secara berurutan adalah: X1 =
0,000, X2 = 0,030, X3 = 0,003, X4 = 0,034, dan X5 = 0,000. Hal ini berati bahwa
kelima variabel memiliki nilai signifikan yang lebih kecil dari 0,05 sehingga H0
ditolak dan Ha diterima. Hasil ini menunjukkan bahwa persamaan sesuai dalam model
signifikan adalah variabel bebas yang terdiri dari faktor bangunan irigasi (X1), faktor
saluran irigasi (X2), faktor kelembagaan (X3), faktor pembiayaan (X4), serta faktor
individual atau parsial terhadap variabel terikat yaitu efektifitas kinerja jaringan
irigasi.
Berdasarkan hasil uji T diatas, dapat disimpulkan pula bahwa faktor
bangunan irigasi dan faktor operasional dan pemeliharaan (O&P) merupakan faktor
yang paling berpengaruh terharap efektifitas kinerja jaringan irigasi, kemudian faktor
68
yang paling berpengaruh masing-masing berurut yaitu faktor kelembagaan, faktor
antara variabel terikat yaitu efektifitas kinerja jaringan irigasi dengan variabel bebas yaitu
(O&P). Langkah pengujian baik untuk uji F maupun uji T memperlihatkan bahwa
(O&P) baik secara simultan maupun parsial memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
Wawotobi
Berdasarkan hasil perhitungan dari uji T, faktor bangunan irigasi merupakan
faktor yang paling bepengaruh terhadap efektifitas kinerja jaringan irigasi dengan nilai
signifikan 0,000 dimana nilai yang diporelah ini berada dibawah dari nilai signifikan
yang telah ditetapkan yaitu 0,005 (5%). Nilai yang dihasilkan ini memiliki arti bahwa
faktor bangunan irigasi mempunyai nilai yang positif terhadap efektifitas kinerja
kinerja jaringan irigasi. Hal ini dikarenakan, ketersediaan air dibendung sangat
diperlukan untuk pemenuhan kebutuhan air irigasi persawahan yang akan menunjang
kegiatan pertanian dan lain-lainnya yang termasuk dalam wilayah kerja daerah irigasi.
Bendung yang kurang terurus akan mengakibatkan endapan lumpur yang akan
mengurangi daya tampung air irigasi pada bendung itu sendiri, sehingga pemeliharaan
yang berfungsi mengukur dan mengatur jumlah debit air yang akan disalurkan
69
kepetak-petak sawah sesuai dengan kebutuhan air irigasi yang direncanakan dan
diperlukan.
Wawotobi
Berdasarkan hasil perhitungan dari uji T, faktor bangunan irigasi merupakan
faktor yang bepengaruh kedua terhadap efektifitas kinerja jaringan irigasi dengan nilai
signifikan 0,030, dimana nilai yang diporelah ini berada dibawah dari nilai signifikan
yang telah ditetapkan yaitu 0,005 (5%). Nilai yang dihasilkan ini memiliki arti bahwa
faktor saluran irigasi mempunyai nilai yang positif terhadap efektifitas kinerja jaringan
irigasi Wawotobi.
Saluran irigasi atau yang biasa juga disebut bangunan pembawa berpotensi
menyebabkan kehilangan air yang banyak terjadi disepanjang saluran irigasi. Hal ini
dikarenakan adanya kerusakan atau kebocoran yang terjadi di saluran yang yang, baik
khususnya yaitu adanya endapan lumpur sehingga dapat mengurangi kecepatan aliran
yang air irigasi yang dialirkan kepetak-petak sawah, sehingga kegiatan O&P memang
faktor yang bepengaruh kedua terhadap efektifitas kinerja jaringan irigasi dengan nilai
signifikan 0,003, dimana nilai yang diporelah ini berada dibawah dari nilai signifikan
yang telah ditetapkan yaitu 0,005 (5%). Nilai yang dihasilkan ini memiliki arti bahwa
faktor kelembagaan mempunyai nilai yang positif terhadap efektifitas kinerja jaringan
irigasi Wawotobi.
70
Kelembagaan irigasi harus dikelola sebaik mungkin karena merupakan
wadah bagi para petani pemakai air untuk menyampaikan hal-hal yang berkaitan
langsung dengan pengelolaan irigasi. Dengan kelembagaan yang lebih terarah, dapat
meningkatkan partisipasi dan peran serta P3A agar rasa tanggung jawab serta
efisiensi, efektifitas, dan keberlanjutan sistem irigasi. Adanya peran aktif petani dan
P3A dalam kegiatan O&P dapat menjamin keberlangsungan dan terjaganya kondisi
penyuluhan terhadap para petani pemakai air. Oleh BWSS IV Sulawesi Tenggara hal
itu disertakan pada pelaksanaan Rehabilitas DI Wawotobi (DISIMP I dan II) dengan
penerapan:
a. peningkatan dan penguatan kelembagaan P3A/GP3A,
b. mengoptimalkan peran serta P3A melalui pendekatan partisipatif dan pelatihan-
pelatihan formal.
c. Menghidupkan kembali pengumpulan IPAIR (oleh-dari-untuk petani) untuk
Wawotobi
Berdasarkan hasil perhitungan dari uji T, faktor bangunan irigasi merupakan
faktor yang bepengaruh kedua terhadap efektifitas kinerja jaringan irigasi dengan nilai
signifikan 0,034, dimana nilai yang diporelah ini berada dibawah dari nilai signifikan
yang telah ditetapkan yaitu 0,005 (5%). Nilai yang dihasilkan ini memiliki arti bahwa
faktor pembiayaan mempunyai nilai yang positif terhadap efektifitas kinerja jaringan
irigasi Wawotobi.
Ketersediaan dana sangat diperlukan untuk kegiatan pengelolaan
pemeliharaan fungsi jaringan irigasi serta kegiatan pendukung lainnya yang dapat
71
meningkatkan kinejra jaringan irigasi Wawotobi. Namun ketersediaan dana untuk
fasilitas dan petugas O&P oleh pemerintah jika tidak didukung oleh masyarakat petani
merupakan hal paling utama dalam pengelolaan irigasi, juga untuk pengolaan irigasi
diatur sebaik mungkin. Pembangunan atau rehabilitasi jaringan irgasi akan berkurang
manfaat dan usia fungsionalnya jika tidak dilakukan pengelolaan operasional yang
baik dan pemeliharaan jaringan irigasi, berkesinambungan dan tepat dari semua pihak
72
73