Anda di halaman 1dari 13

bukan

API SEJARAH KAMMI


Surat Cinta dari KAMMI untuk KAMMI

Bismillah ..

Wahai orang-orang yang beriman ! jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya
Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukamu. (QS. Muhammad 47 : 7)

Dengan nama Allah, yang bersama nama-Nya tidak celaka segala sesuatu yang
ada di Bumi dan di Langit. Dan Dia-lah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.
(HR. Abu Daud dan At-Tirmidzi)

Aku berlindung dengan kalimatullah yang sempurna dari keburukan yang Dia
Ciptakan (HR Ibn Hibban)

Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari rasa gelisah dan sedih, dari kelemahan
dan kemalasan, dari sifat pengecut dan bakhil, dari tekanan hutang, dan
kesewenang-wenangan orang HR Abu Daud)

Kami awali dengan sebuah keyakinan bahwa Ke-Ridha-an Allah lebih baik dari
sekedar penilaian Manusia (dan didalamnya Kader KAMMI). Kami hujamkan baik-
baik niat ini tidak semata-mata ingin membela diri atau mencari kekuasaan,
melainkan atas dasar kecintaan terhadap KAMMI (kebangkitan KAMMI untuk
kemaslahatan Ummat) yang menjadikan kegelisahan ini berbuah tulisan. Kami
pegang erat-erat keyakinan bahwa tidak selamanya dan seluruhnya kami dalam
kebenaran, setiap kami berpotensi salah dan kami siap minta maaf bila memang
ijtihad ini penuh kesalahan, dan bila ada kebenaran di dalamnya kami ingin
berlindung dari secuil pun rasa keangkuhan atau kesombongan dan kami
kembalikan kepada Allah yang segala puji hanyalah milik-Nya, sumber
kebenaran dan segala kebaikan. Semoga Allah melindungi dan senantiasa
menyertai kami (Maiyyatullah). Semoga perjuangan (KAMMI) ini bisa menjadi
salah satu sumber datangnya keridhaan Allah, amin.

Tulisan ini di peruntukan khusus untuk Kader KAMMI Bogor sebagai wujud
Apresiasi kami atas kedewasaannya menyikapi perbedaan sikap dan pendapat
dengan keterbatasan Informasi yang bertanggungjawab, semoga semakin
matang . Kami sadar bahwa cukup sulit untuk AB1 memahami fase demi fase
perjalanan Organisasi ini terlebih statemen-statemen yang masing-masing
menjadi cermin kepribadiannya, oleh karena nya semoga menjadi lecutan untuk
terus intensif pada Madrasah demi Madrasah KAMMI nya sehingga bisa
memahami dengan tetap menjaga Jati Diri KAMMI.

Assalamualaikum Wr.Wb

Inilah Nyata ku dan bukan Maya ku, inilah pertanggungjawaban dan wujud
tindakan ku manakala orang-orang dan termasuk raga ku bertanya pada jiwa ini,
Mengapa Aku Mencintai KAMMI. Semoga tulisan ini bisa membawa sedikit
pencerahan dan dapat dipertanggungjawabkan. Kami hanya anggota KAMMI
yang tergabung dengan cara yang sangat tidak disengaja, seorang demisioner
pengurus Lembaga Dakwah Kampus yang mengikuti mendampingi adik kelasnya
dalam training Kepemimpinan KAMMI sampai usai di detik-detik menjelang
Wisuda nya. Bilangan waktu (keterlambatan bergabung) yang terkadang diri ini
mengatakan, kita bukan siapa-siapa di Organisasi ini dan perlu mempelajarinya
dengan cepat dan banyak.

Bekerja tanpa Prasangka


Tahun 2008 akhir kami baru bergabung dan dipastikan tidak mengalami
peristiwa sejarah MLB beberapa waktu sebelumnya. Termasuk kami tidak
menemukan catatan sejarah yang menjelaskan validitas dasar terjadinya dan
proses tabayun-bayanat secara terbuka. Tetapi energi KAMMI disudut kampus
yang baru bangkit kembali Komisariatnya (Akademi Kimia Analisis) terlalu besar
sehingga menutupi prasangka demi prasangka yang dibiarkan bebas oleh
pemimpin disaatnya. Sampai saat Muktamar Aceh (2011) yang memperkenalkan
kami pada tautan megah Ukhuwah lintas daerah. Termasuk ketika seorang yang
tidak terlalu dikenal mengajak berbincang secara intensif dengan intonasi yang
cukup persuasif dan mengarahkan untuk mengambil alih hak suara kamda kami
pada sidang Ahwa kala itu. Ia selalu mengatakan buat saya tidak penting siapa
yang terpilih, yang penting jangan Fikri, fikri ini begini dan begitu. Nama yang
saat itu sangat asing buat kami. Sampai pada sebuah kesempatan kami
diperkenalkan sepintas oleh senior kepada sosok yang bernama fikri dan hingga
Muktamar berakhir masih menjadi angin lalu buat kami.
Pada tahun 2011, Hasil Muktamar kala itu terasa sebagai Energi
terbarukan yang kami asumsikan sebagai titik balik islah dan kebangkitan
organisasi ini. Catatan demi catatan masa lalu yang mulai terbuka kami simpan
baik-baik demi aura kebangkitan yang menggelora saat itu. Pelanggaran
Konstitusi pun sempat terabaikan karena euforia demi euforia setiap kamda yang
ingin dilantik langsung oleh Pimpinan tertinggi. Perjalanan demi perjalanan
mengantarkan banyak agenda-agenda nasional yang berujung pada aktivitas
seremonial. Agenda kedaerahan cukup banyak mengambil peran Internalisasi ke-
KAMMI an yang menjadikan Ruh-ruh itu berkolaborasi dengan sisi organisasi,
Kredo-kredo yang menghujam dan nilai-nilai idealis yang cukup membentengi
semangat kritis yang kontributif. Organisasi ini mengajarkan kami untuk
bermental pejuang mengkritisi segala sesuatu tanpa taklid. Terbuka untuk
belajar dan membangun secara objektif. Mengkritisi LKPJ-LKPJ Walikota dan
Bupati tahun demi tahunnya. Mengkoreksi kinerja demi kinerja pembangunan
daerahnya dengan asumsi bahwa semua anggota KAMMI di Indonesia melakukan
hal yang serupa membangun daerahnya. Dan tentunya manakala analisa kritis
itu kita persembahkan untuk daerah, mengapa tidak untuk Organisasi ini,
tentunya sudah menjadi keharusan dan harus lebih kritis untuk perbaikan
bersama.

Muktamar KAMMI dan Pergolakan Jiwa kami


Hentakan demi hentakan itu mulai meregang. Ini bukan tentang
Megapolitan atau perebutan Pimpinan. Tetapi penyadaran demi
penyadaran bahwa kita memang belum matang dan masih jauh dari
definisi teruji. Bahwa kita masih ditopang oleh nama besar abang-abang
kita yang menjadikan Muktamar di Tanggerang itu cukup membuat diri ini
terhenyak. Sekali lagi ini bukan tentang Megapolitan atau sekedar
perebutan Pimpinan. Ini yang menyebabkan kami memilih sikap berbeda
dalam menyikapi Muktamar, termasuk sedikit ada beberapa perbedaan
dengan Megapolitan yang terakhir menyebabkan keramaian antara
Pimpinan Baru dengan PD KAMMI Bogor, ya kami lupa memperkenalkan
bahwa kami dari Bogor yang mengambil sikap untuk dilantik oleh PW
Megapolitan. Ada beberapa hal yang akan coba kami sampaikan alasan
dan kritik konstruktif untuk KAMMI yang jujur kami tidak terlalu menyukai
mendiskusikan tanpa arah dan penyelesaian dimedia-media yang bukan
pada pihak-pihak berwenang atau harus bertanggungjawab.
A. Pertama kami ingin sampaikan bahwa kami bukan yang paling atau
selalu benar, tetapi kami berupaya untuk kritis mencari dan
menegakkan yang menurut kami benar.
B. Kami memandang Muktamar adalah forum terbesar dalam tubuh
Organisasi sehingga seharusnya ini menjadi momentum yang serius
membenahi organisasi secara Profesional.
C. Mendudukan hal-hal ke Organisasian sesuai dengan kedudukannya
tanpa ada yang ditutup-tutupi dengan tetap menjaga nama baik
anggota dan Organisasi.
D. Kami berusaha untuk jujur menilai dan oleh karena nya kami siap di
koreksi

Dengan dasar sudut pandang tersebut kami menilai dan bersikap :

1. Tentang LPJ
a. Terkait LPJ ini bagi kami yang akan memberikan pembelajaran
positif pada organisasi bukan terletak pada diterima atau
ditolaknya LPJ tetapi bagaimana LPJ menjadi sebuah
momentum menyampaikan nilai dan hasil perjuangan atas
Mandat dan kepercayaan kader. Sehingga yang kami
harapkan bukan batasan waktu yang mempersempit
eksplorasi amanah tetapi penyampaian secara utuh tentang
hal-hal yang berkaitan dengan Organisasi selama masa
amanah secara Transparan dan tetap dalam menjaga nama
baik saudara. Hal ini penting dalam proses pembelajaran,
penyadaran dan perbaikan organisasi kedepan.
b. Kami tetap menjaga khusnudzon terhadap pengurus, tetapi
hal-hal yang sangat sensitif seharusnya bisa disampaikan
dengan jelas agar tidak ada prasangka-prasangka yang
berkembang.
c. Terkait LPJ anggaran yang disampaikan menurut kami tidak
rasional dan belum transparan (Bila dibandingan dengan Arus
Keuangan Standar Daerah dan dibandingkan dengan Trend
Total Pemasukan Anggaran Pengurus Pusat Tiga Tahun
belakangan, bisa lihat dan cek di LPJ Keuangan PP 2006, 2008
dan 2011 dan dibandingkan 2013. Kami sempat berharap ada
penjelasan lanjutan. Kami pahami mungkin ada kebijakan-
kebijakan yang sifatnya strategis bersifat internal seperti
bantuan terhadap kamwil,kamda atau bahkan personal kader
dan itu sangat bisa kami maklumi dengan kerangka
tanggungjawab pemimpin , tetapi se-amniyah apapun itu kami
berharap tetap dapat didudukan dalam ranah kedudukannya
(organisasi profesional) sehingga dapat menjadi pelajaran
bersama baik kendala internal maupun eksternal. Permintaan-
permintaan seperti ini diharapkan tidak dianggap sebagai
serangan politik internal, melainkan kewajiban yang sudah
selayaknya di sampaikan. Sungguh tidak ada itikad
menyudutkan, semata-mata agar ini menjadi referensi
organisasi dan patokan dalam hal profesionalisme organisasi
bagi pengurus wilayah, daerah dan komisariat.
d. Terkait PROJEK, kami memandang sudah seharusnya
Pemegang mandat (Pimpinan) menyampaikan transparansi
pihak, bidang atau departemen atau personal mana di tubuh
KAMMI yang mendapatkan bantuan atau Proyek-proyek
pemerintah. Bentuk, Besaran dan peruntukannya untuk apa.
Karena kami memandang salah satu permasalahan serius ti
tubuh organisasi ini adalah Kepercayaan. Bila budaya
transparansi dan tanya jawab ini dihindari maka akan sulit
membangun organisasi dan menumbuhkan ketaatan pada
pemimpin serta loyalitas pada Organisasi. Kami khawatir
proyek atau bantuan-bantuan yang sangat sensitif itu bila
tidak ada transparansinya bisa menimbulkan potensi friksi-
friksi dan perbedaan pendapat yang tak kunjung selesai.
Minimal perwakilan setiap wilayah atau daerah diberitahu
apabila memang terdapat unsur strategi atas kerahasiaannya.
Mengapa hal ini penting disampaikan, karena potensi seperti
ini sudah menjadi informasi yang di konsumsi umum, bahkan
dengan status pernah AB1 saja bisa membantu kelulusan
pada seleksi menjadi guru SD IT.
e. Kami menganggap semua transparansi itu diharapkan agar
muncul kepercayaan dan kebanggaan terhadap Organisasi.

2. Tentang Pemilihan Ketua


a. Ada fitnah yang dibiarkan beredar. Seperti yang kami alami
di aceh, di Muktamar tanggerang ini terulang kembali dengan
sosok yang sama. Sosok itu mendatangi junior kami ketua
KAMMI Bogor terpilih dan melakukan upaya persuasif yang
sama agar mengambil alih hak suara Ahwa dan mengatakan
yang penting bukan Fikri. Sosok itu mengatakan kepada dua
Orang kader kami bahwa ia akan membuat Muktamar ini
seperti Muktamar di Aceh.
b. Sehingga kami melihat kala itu kerangka kita tidak sedang
mencari sosok terbaik untuk organisasi ini tetapi karakter
kepribadian dan cara yang kami anggap kurang tepat ini yang
justru mendominasi
c. Tentang Jual beli Suara dan tentang pihak-pihak yang mencari
uang di Muktamar. Sekali lagi ini Iklim Organisasi yang tidak
baik yang oleh Pimpinan tertinggi menjadi Kewajiban baginya
untuk di klarifikasi. Karena kami dan beberapa teman kami
tidak pernah merasa menjual atau dibeli hak suaranya, dan
tentunya tidak pernah pula ada proses tawar menawar berapa
harga suara kami. Bahkan kawan kami rela kehilangan tiket
pesawat karena Muktamar yang diundur mendadak. Dan ada
yang menggunakan uang pinjaman, lalu pada saat muktamar
mereka merasa disudutkan mendapat tiket dengan menjual
hak suaranya. Fitnah-fitnah seperti ini yang terbiarkan
menyebar dengan sepengetahuan Pengurus saat itu sehingga
proses pemilihan kami anggap tidak baik dan tidak sehat.
d. Karena yang menggunakan tiket dan kehilangan tiket itu
sebagian dari rekan-rekan Indonesia Timur, lalu sebagian
mereka mendapat persepsi suaranya di beli, maka kami
melihat adanya kejadian peristiwa pemukulan pada saat
muktamar itu efek dari akumulasi fitnah yang disebarkan
sosok tersebut. Dan fitnah ini sejatinya telah memukul hati-
hati kami jauh sebelum pemilihan terjadi. Fitnah-fitnah ini
yang terkadang membuat ukhuwah diantara kita
merenggang. Walaupun harus kami akui tindakan pemukulan
itu tidak tepat, tapi kami sangat memahami bahwa saat itu
tidak ada yang mampu berbuat sesuatu membela kader-kader
yang terdzalimi ini, menegakan hak mereka. Pemukulan yang
dimaksud terjadi adalah di lobi hotel dekat Lift manakala
sebagian rekan-rekan Indonesia Timur mendapat info sosok
yang bersangkutan akan keluar dari area Muktamar sehingga
sebagian kami inisiatif mengejar dan bermaksud menahan,
namun yang terjadi sebagian rekan-rekan tersulut emosi
dengan perilaku sosok tersebut dan terpancing, menurut
informasi yang kami dengar terdapat satu kali pemukulan.
Kami menjadi saksi saat diruangan kamar hotel dan proses
pertemuan sosok tersebut mengelak melakukan fitnah dan
kegiatan persuasif yang jelas-jelas mayoritas dari rekan-rekan
kami merasakan atau mengalami langsung pembicaraan
fitnah tersebut. Sehingga kami menjadi saksi hal itu yang
menjadi sumber kekesalan rekan-rekan Indonesia Timur dan
Megapolitan yang ada diruangan saat itu. Kami pun menjadi
saksi bahwa di dalam ruangan tidak terjadi pemukulan,
bahkan kami sempat memasukan dan mengunci kader dari
Indonesia Timur yang sangat begitu kesal kedalam kamar
mandi untuk berwudhu dan mengendalikan dirinya.
e. Tentang proses pemilihan, alokasi waktu yang kita luangkan
untuk memilih sosok yang tepat sangat terbatas dan terkejar-
kejar waktu dengan dalih waktu terbatas. Karena Muktamar
kala itu disesaki Seminar-seminar dan penampilan tokoh yang
entah kemana transparansinya. Kami berharap kedepan
agenda pemilihan ketua menjadi Prioritas sehingga tidak ada
keterburu-buruan dalam pemilihan
f. Tentang pengumpulan atau forum di dalam forum yang
berdasarkan beberapa rekan yang di ajak mereka merasa di
arahkan kepada salah satu calon oleh Pengurus Demisioner.
Kami melihat adanya upaya penggunaan atas nama arahan-
arahan internal yang justru wacana ini dalam media sosial di
alamatkan pada manuver kader megapolitan. Sesuatu yang
kami anggap kontradiksi. Dan kami tetap pada sikap untuk
diam karena mengasumsikan itu fitnah. Kami menjadi saksi
bahwa selama pertemuan di megapolitan dan silaturahim
dengan rekan Indonesia Timur, tidak pernah Kader
Megapolitan menjual suara-suara Internal. Dari awal kami
yakini perjuangan mengusung wakil kami adalah karena kami
melihat kapasitas yang kami yakini momentumnya tepat
untuk kembali mengangkat KAMMI.

3. Tentang Sidang Ahwa


a. Pertama yang harus dijelaskan adalah mati nya lampu aula
seketika saat sidang ahwa, dan ketika rekan kami
menanyakan kepada operator petugas teknis, mereka
mengatakan jangan salahkan kami, kami hanya menjalankan
permintaan dari panitia yang namanya kami kenal (anggap
saja bulan). Sehingga proses sidang ahwa mengulur lebih
dari satu jam dan harus berpindah tempat. Bila benar ini
rekayasa, apa maksud dantujuannya ?
b. Kedua yang harus dijelaskan adalah alternatif pemilihan
tempat pengganti yang akhirnya di Mesjid di ujung gerbang
Kampus. Kami tidak sedikit pun membenci masjid, bahkan
sebagian rekan kami pun menjadi sempat untuk sholat. Tetapi
tampak seolah ada pengkodisian, padahal ruang yang
dijadikan tempat penutupanMuktamar atau ruang-ruang
dadadakan untuk sidang komisi bisa digunakan.
c. Kami cukup sedih dan tidak bersemangat ketika pada sidang
ahwa banyak kata-kata yang kami anggap tidak
bertanggungjawab dan sangat mendeskreditkan tanpa bayan-
bayan yang jelas. Terlebih ungkapan-ungkapan yang kami
anggap provokatif menyerang secara jelas itu muncul di
sidang ahwa, seperti tendensi tentang menjual Organisasi
dan Kader yang mengenai Bab ini (Kapitalisasi) belum sedikit
pun ada pembahasan resmi tentang definisi atau batasan dan
regulasi nya. Organisasi kita belum memiliki Manhaj tentang
Gerakan nya sehingga kami anggap penyudutan itu tidak
tepat terutama tanpa ada bayan dan klarifikasi yang jelas.
Tendensi dan cara deskredit ini memang wajar dalam dunia
politik tetapi kami melihat ini bukan ruh KAMMI sehingga kami
mengganggap Proses ini tidak sehat.
d. Setelah sidang Ahwa selesai kami ditanya oleh Eks.ketua
Megapolitan, dan kami masih sangat menghormati
kesepakatan di Ahwa bahwa menjaga amniyah sampai forum
resmi Muktamar. Tetapi tidak lama kemudian masih dalam
hitungan menit, kami mendapat sms (dari 085770581xxx)
tentang selamat atas kemenangan salah satu calon dan
lengkap dengan perhitungan hasil polingnya. Dititik itu kami
sangat meyakini bahwa rangkaian demi rangkaian Muktamar
ini tidak sehat dan menurut kami tidak konsisten.
e. Kami sangat memahami dan menghormati mekanisme syuro
(AHWA), tetapi yang kami permasalahkan adalah bahwa
Muktamar kali ini tidak sehat secara rangkaian nya dan ini
bukan untuk dimaafkan melainkan untuk dibenarkan, dibenahi
dengan jujur apa adanya. Itulah yang menjadi titik point
landasan sikap politis internal kami khususnya PD Bogor
menyikapi kepemimpinan KAMMI. Ini upaya kami menolak
lupa agar kelak tidak dijadikan pembenaran dan landasan
historis untuk KAMMI kedepannya.

4. Tentang Pasca Sidang Ahwa


a. Perlu kami sampaikan sesuai informasi yang kami pegang
bahwa sampai H-1 hari selesai administrasi biaya Muktamar
belum diselesaikan sedangkan penanggungjawab OC adalah
pengurus kamda.
b. Kami dari Bogor, bekasi dan depok pun pernah di minta
bantuan oleh OC untuk membuat MOU kepada SC Muktamar
dalam hal jaminan pelunasan administrasi, hal ini dilakukan
karena panitia tidak mendapat kejelasan sumber dan
pencapaian dana Muktamar dengan kondisi agenda sudah
akan selesai.
c. Ketidakpastian tersebut yang menjadikan panitia mendapat
permintaan dari managemen Hotel untuk segera
mengosongkan ruangan. Awalnya pada malam hari dan
berhasil dinego sampai pagi.
d. Terkait kehadiran Polisi di area Muktamar, berdasarkan
informasi yang kami dapat dari pihak polisi yang betugas
mereka diminta managemen hotel dan terkait pembiayaan
yang belum selesai, ini informasi yang kami pegang walaupun
beredar informasi yang lainnya.
e. Sehingga, karena ketidakjelasan pembayaran dan jaminan
pelunasan itu, kami melihat sebagian panitia mengambil
keputusan meninggalkan tempat Muktamar dan mengerahkan
kadernya.
f. Dan alasan untuk Bogor meninggalkan tempat Muktamar
pada pagi hari itu adalah karena kami merasa dijanjikan oleh
dua orang pimpinan KAMMI saat itu untuk dilakukan Klarifikasi
tentang fitnah-fitnah yang beredar dan akan dihubungi
kembali untuk dilaksanakan Pemilihan Ulang.
g. Saat itu kami merasa sekalipun pemilihan ulang, hasil tidak
akan berbeda. Tetapi yang kami inginkan adalah proses yang
sehat yang menyebabkan Pemimpin terpilih di akui dan
mendapat kepercayaan.
h. Tetapi informasi atau jarkom atau telepon maupun sms itu tak
pernah ada, yang terjadi ternyata Muktamar dilanjutkan tanpa
sepengetahuan kami yang sudah pulang dan bogor beserta
megapolitan tidak hadir sehingga munculah isu Pemboikotan.

5. Tentang Orang Suruhan atau Bayaran atau Preman yang hadir di


Area atau sekitar Muktamar (apapun istilahnya yang pasti itu bukan
Kader ataupun anggota KAMMI)
a. Jujur kami tidak tahu persis, tetapi ini disaksikan langsung
oleh kader kami yang saat itu berinisiatif kembali ke Kampus
UT. Dan hal ini di akui oleh beberapa kader Indonesia Timur
yang mengalami langsung peristiwanya
b. Sekarang kami ingin bertanya, bagaimana pendapat anda bila
melihat ada kader terbaik KAMMI yang harus keluar dari area
Muktamar dengan mencari-cari jalan belakang gedung,
melompati tembok dan terdapat banyak sampah disana.
c. Sekarang kami ingin bertanya, bagaimana pendapat anda bila
terdapat kader terbaik KAMMI dari utusan daerah yang
terpaksa menyatakan sebuah pendapat yang tidak ia
kehendaki dalam forum penutupan Muktamar karena ia
merasa di ancam (ia sempat melihat orang bayaran tersebut
seperti membawa senjata tajam di tubuhnya) dan tidak
mendapatkan pembelaan dari kader lainnya. Karena ia pikir
urusannya masih banyak, sehingga ia memilih mengalah.
d. Jujur kami sedih bila teringat masa-masa dimana kami
melaksanakan APEL KAMMI di Bogor dan berulang-ulang
dengan lantang kami membacakan Kredo, Prinsip dan lagu-lgu
perjuangan. Indonesia Memanggil, memanggil siapa .. KAMMI.
e. Otak intelektual itu pun, pasca muktamar sempat menebar
ancaman via sms kepada kader Indonesia Timur dan mencari-
cari alamat rumah kader Megapolitan. Pada saat beberapa
kader Indonesia timur hendak pulang secara mendadak ke
kampung halamannya, lalu kami mendatangi ke tempat
mereka singgah di jakarta daerah selatan, kami mendengar
pengakuan mereka secara langsung tentang ancaman demi
ancaman yang terus ada setelah Muktamar usai, kami
mendengarkan informasi itu sampai pukul 03.00 pagi
f. Pertanyaan kami saat itu, dimana kader-kader yang
bertarbiyah dan Ukhuwah ini.
g. Kami merasa tidak habis pikir bahwa organisasi sebesar ini
membiarkan kader-kader utusan terbaiknya yang datang
dengan tiket hangus serta pulang dengan uang pinjaman, lalu
di tempat muktamar mendapat perlakuan yang tidak
sepantasnya sampai-sampai masih merasa di ancam saat
hendak ke Bandara.

6. Tentang sedikit perbedaan sikap PD Bogor dan PW Megapolitan


a. PD Bogor memegang perkataan pimpinan KAMMI saat
bertemu dengan Pimpinan PD se Megapolitan dan beberapa
PD Indonesia Timur tentang dua opsi menyikapi fitnah-fitnah
yang terbiarkan selama muktamar. Opsi pertama PP akan
melakukan klarifikasi kepada rekan KAMMI yang lain dan
mengadakan pertemuan lanjutan terkait muktamar ini yang
dipimpin oleh Presidium atau opsi yang kedua PP tetap
dengan hasil muktamar tanpa melakukan klarifikasi atas
fitnah-fitnah yang dibiarkan tersebar. Dan saat itu pengurus
PP memilih opsi pertama untuk melakukan klarifikasi atas
fitnah-fitnah tersebut dan akan menjarkom kembali untuk
melakukan pertemuan lanjutan. Tetapi pasca PD Bogor pulang,
tanpa ada pemberitahuan dalam bentuk apapun dan
Penutupan di laksanakan bahkan dengan klarifikasi terbalik
dimana terdapat pernyataan perwakilan kader Indonesia
Timur yang menurut pengakuannya ia dalam kondisi terancam
saat membuat pernyataan tersebut.
b. Sehingga kami menganggap pengurus PP secara sepihak
memilih opsi ke dua dan kami berada di luar struktur sampai
Pengurus Pusat melakukan klarifikasi kembali.
c. Sekali lagi kami sampaikan ini bukan semata-mata tentang
siapa yg terpilih, tetapi tentang bagaimana terlaksananya
Muktamar.
d. Sikap ini kami ambil karena kami mencoba mendudukan
sesuai kedudukannya. Menurut kami ini bukan sekedar sebuah
kesalahan yang wajib bagi kami memaafkan, melainkan
sesuatu yang kami anggap tidak benar dan wajib diluruskan.
Hal ini tidak bisa diselesaikan dengan maaf karena kami tidak
merasa dirugikan, tetapi kami menilai sistem dan iklim
organisasi ini yang telah dicederai dan harus dibenarkan.
e. Terkait pelantikan kami yang dianggap inkonstitusional ketika
kami dilantik oleh PW Megapolitan kami berharap ada kajian
mendalam tentang konstitusi KAMMI dan apabila terbukti kami
menyalahi, kami siap mendapat sanksi atau dilantik ulang.
Tetapi bagaimana nasib PD KAMMI Bekasi yang dilantik oleh
Pengurus Pusat, dimana pelantikan tersebut dilantik oleh
pihak yang belum dilantik. Maka letak konstitusinya dimana ?
f. Dan kami berterimakasih atas hujatan serta vonis-vonis yang
menyatakan sesat dan meyesatkan nya, karena nya kami
dapat belajar lebih banyak.
g. Terkait ijtihad rekan-rekan Megapolitan yang mengusung
saudara Fikri menjadi Sekjend, kami rasa itu salah satu bentuk
kelapangan rekan-rekan megapolitan dibandingkan dengan PD
Bogor yang tetap pada sikap awal dengan harapan kendala ini
dapat diselesaikan dengan tuntas (bukan dijadikan Api
Sejarah). Dan kami rasa tataran posisi Pimpinan layak
dipertimbangkan melihat yang bersangkutan punya suara
yang cukup besar dari pendukungnya. Sehingga diharapkan
banyak hal yang bisa diakomodir dari hampir sebagian besar
kader KAMMI yang mendukung saudar Fikri. Justru kami
melihat faktor Kepemimpinan adalah faktor Pengaruh dan
kemampuan mempengaruhi oleh karenanya tidak selayaknya
seorang pimpinan dipengaruhi atau dikendalikan arus. Tapi
apapun ijtihad itu, PD Bogor hanya berharap ada klarifikasi
sesuai yang dimaksud. Dan saat ini kami tidak sedikit pun
punya kemauan dan kapasitas melakukan MLB seperti
pembangunan opini politik gaya SBY yang sempat menyeruak.

KAMMI dan Inkonstitusinya


Kami memandang bahwa kebiasaan inkonstitusional atas dasar politik
substansial harus dihentikan, hal ini bisa menjadi pembenaran demi
pembenaran dikemudian hari sehingga menghasilkan budaya afwan dan
maaf yang tidak pada tempatnya, atau tidak sesuai kedudukannya. Kalau
lah konstitusi yang kita buat lalu kita sendiri yang melanggarnya, apa
artinya diskusi-diskusi dan perdebatan panjang saat dahulu menuyusunya,
dimana kekuatan setiap keputusan yang diambilnya, dimana posisi
integritas dan profesionalisme Organisasi. Mari kita lebih profesional dan
menghargai upaya kritis setiap kader demi menjaga nilai-nilai dan mental
perjuangan yang telah dibangun dalam ranah Kaderisasi. Lagi-lagi Ini
bukan tentang MLB, bahkan cinta ini lebih sederhana dari sekedar
rekayasa cinta karena kami anggap ini hal yang mendasar dan cukup
fundamental dalam hal Organisasi formal.
1. Kami awali dari pelanggaran terbaru, dimana Pengurus Pusat belum
terbentuk dan belum dilantik setelah melebihi batas waktu sejak
terpilihnya.
2. Proses dilantiknya PD KAMMI Bekasi yang dilantik oleh Pimpinan
yang belum dinyatakan sah menjabat (dilantik).
3. Kebiasaan Proses Pelantikan Pengurus Daerah yang dilantik oleh
pengurus Pusat, padahal ketika disaat penyusunan peran dan fungsi
Pengurus Wilayah, Pengurus Wilayah bertugas melantik Pengurus
Daerah dengan semangat pemberdayaan, pembagian tugas,
peringanan beban Pengurus Pusat termasuk pertimbangan Efisiensi
Anggaran bagi Pengurus Pusat.
4. Proses Pemilihan MPP yang harus sesuai Konstitusi apalagi Pimpinan
MPP, semuanya harus sesuai syarat yang telah tercantum dalam
konstitusi KAMMI. Karena melihat peran MPP yang sangat strategis
dan bisa berdampak secara politis maka berpegang teguh pada
konstitusi merupakan bagian dari menjaga Organisasi agar semua
konsekuensi yang bisa terjadi tetap terbingkai memiliki legitimasi
yang jelas.
Mari kita fahami kembali konstitusi organisasi ini, karena kalau bukan oleh
kita maka siapa lagi. Dan ingatkan kami bila ternyata kami salah dalam
meng-interpretasikannya.

KAMMI dan Perbaikan

Kami menilai ada tiga hal mendasar yang menjadi permasalahan


mendasar ditubuh organisasi ini yang bila tidak ada konsep pembenahan
yang jelas dan keseriusan dalam pembenahannya, maka friksi-friksi
turunan dan blok-blok masa lalu akan senantiasa terjadi dan
menggerogoti nilai Kesatuan dalam ruh nama KAMMI, Kesatuan Aksi
Mahasiswa Muslim Indonesia. Mungkin sebagian besar kader KAMMI tidak
merasakannya karena mungkin tidak memahami perjalanan sejarah
organisasinya, dan itu efek possitif dari kekurangan yang harus dirawat.
Harus disadari bahwa mayoritas saat ini merupakan kader-kader yang
tidak mengalami pertempuran-pertempuran Konsep atau gagasan yang
beraroma Muktamar Luar Biasa. Kita harus memahami bahwa sebagian
besar kader tidak memahami sejarahnya dan harus ada internalisasi
mengenai sejarah itu dengan kejujuran dan semangat konstruktif. Tetapi
disaat yang sama semua elemen KAMMI harus sangat benar-benar sadar
bahwa upaya-upaya pelemahan atas kebangkitan KAMMI dan upaya-
upaya destruktif, fitnah dan pemecah belahan selalu ada. Sehingga kami
menilai tiga hal mendasar ini perlu menjadi berbaikan serius.
1. Masalah internal Kader
Ini masalah yang sangat fundamental melihat kondisi
kemantapan Jiwa Kader yang masih jauh dari kematangan. Hal ini
dapat dilihat dari bagaimana setiap kader disemua level AB1, AB2
dan AB3 yang menyikapi permasalahan demi permasalahan tidak
mengedepankan Indeks Jati Diri Kader nya. Hujatan dan cacian
yang sangat mudah terlempar tanpa budaya menghormati status
ke-Anggota-an sesama kader (tabayun). Oleh karenanya kami
melihat beberapa point utama nya
a. Proses Tarbiyah Kader yang macet atau terhenti
b. Proses Madrasah KAMMI kader yang macet atau terhenti
c. Proses Internalisasi ke-KAMMI-an Kader yang macet atau
tidak terjadi
d. Proses pemantauan dan sanksi atas implementasi
(Syaksiyah) Kepribadian Kader.
Apa jadinya KAMMI bila kadernya tidak terbina secara
tarbiyah, tidak pernah mengikuti madrasah KAMMI, tidak
memahami organisasi nya termasuk sejarah dan arah visi
konstruksinya, tidak terjaga Kepribadiannya (Syaksiyah Islamiyah,
Daiyah Muharrikah, Qiyadiyah siyasiyah), tidak memahami profile
Muslim Negarawan dan arah pemenuhan kapasitas diri nya.

2. Masalah hubungan antar sesama Kader


Masalah utama ialah kepercayaan (TRUST) terhadap Sesama
Kader yang terjadi akibat masalah Internal Kader dan Leadership
Organisasi serta Iklim Organisasi yang tidak mampu dikendalikan
Pimpinan.

3. Masalah hubungan antar kader dengan Oganisasinya


Masalah utama ini adalah Manhaj Organisasi yang belum
lengkap. Kita memiliki filosofi Harokatut tajnid dan Harokatul Amal.
Organisasi Kader dan Organisasi Gerakan. Kita telah memiliki
Manhaj Kaderisasi yang PR terbesarnya adalah Implementasi.
Tetapi kita belum memiliki Manhaj Gerakan yang efeknya setiap
kader yang memiliki kapasitas eksternal menafsirkan sepihak
definisi benar dan salah dalam ranah gerakan khususnya eksternal.
Konsekuensi nya muncul justifikasi dan penghukuman terhadap
kader-kader yang ber-Ijtihad secara gerakan. Ada yang merasa
benar dan menyalahkan pihak lain tanpa budaya tabayun
berbingkai Ukhuwah, sehingga secara jujur kami amati bahwa tidak
bisa dinafikan bahwa munculnya kedengkian demi kedengkian
yang fatalnya penyakit hati ini dijadikan landasan dalam kita
berorganisasi dan menentukan penilaian, (semoga kami salam
dalam mengamati). Tidak ada yang selama nya benar dan tidak
ada pula yang selamanya salah, ini hanya tentang kematangan
yang di Organisasi ini kita terus di asah.
Kami ingin sedikit membahas tentang hal yang sering disebut
kapitalisasi Gerakan yang sebagian kader menilai ini adalah tabu
dan cenderung Haram. Kami ingin melihat ini sebagai Sumberdaya
yang selama ini dikuasai oleh organisasi lain yang kami yakin
ketulusan kader KAMMI jauh lebih baik. Kami mengumpamakan
Potensi-potensi anggaran tersebut ibarat sumur-sumur yang perlu
kita kuasai seperti pada perang-perang zaman Rosul. Kami tidak
melihat penguasaan sumur itu untuk penghidupan pasukan, tetapi
selain menjaga stamina perang, penguasaan sumur-sumur ini
menjadi serangan psikologis yang sangat telak bagi perang-perang
Idealisme kita. Namun Jelas permasalahan ditubuh organisasi kita
adalah KEPERCAYAAN. Mungkin hal ini timbul manakala ada
beberapa pihak yang menguasai sumur untuk kepentingan Pribadi
atau sebenarnya untuk kepentingan pasukan tetapi tidak ada
Transparansi atau kesempatan Klarifikasi. Kami memandang
kesalahan-kesalahan yang pernah dibuat tidak dijadikan alasan
meng-Haram kan gerakan pengelolaan potensi Sumberdaya karena
ini bagian dari strategi perjuangan. Kami faham benar
kekhawatiran akan goyang nya orientasi, oleh karenanya hal dan
manhaj atau aturan nya harus segera kita rancang seperti Islam
mengatur tentang Ghanimah dan Fai dalam ranah perang dan
pertempuran. Kami khawatir bila Manhaj ini tidak ada, maka
kesempatan dan kecenderungan beberapa kader terhadapnya
menjadi masalah yang terus muncul. Kita tidak bisa menutupi
bahwa Organisasi Eskternal ini mayoritas pendanaannya dari
bantuan dan hibah serta komunikasi eksternal. Bahkan ini sudah
difahami sampai pengurus di beberapa daerah. Kita perlu
mengatur Regulasi itu agar tidak ada kader yang mencari
pendanaan Organisasi secara sembunyi-sembunyi tanpa
transparansi dan menimbulkan banyak prasangka. Benang merah
regulasi ini adalah Transparansi dan Koordinasi, karena sangat
tidak layak ada kapitalisasi dibelakang dan tanpa sepengetahuan
Pimpinan.
Pembahasan ini tidak dengan maksud menghilangkan nilai-
nilai sundukuna Juyubuna dan Izzah Organisasi, ini hanya tentang
bagaimana kita mengatur dan membatasinya agar nilai dan Ruh
Organisasi tetap terjaga. Sama seperti ketika akan membunuh
dalam berperang (dalam bab Sejarah Pertempuran), ada aturan
demi aturan yang menjaga nilai kepribadian Islam. Kami melihat
beban anggaran Organisasi apalagi sampai tingkat pusat tidak bisa
lagi dibebankan sepenuhnya pada Kas-kas Kader. Kader AB1 punya
banyak alokasi penggunaan kas nya pada agenda Komisariat, dan
AB2 punya banyak kebutuhan penggunaan kas nya pada level
agenda daerah. Sehingga sudah fitrahnya bahwa perjalanan
organisasi ini membutuhkan anggaran yang terencana. Kami
teringat pernyataan Andi Rahmat dalam video dokumenter. Pada
pidatonya yang intisarinya beliau menyatakan bagaimana
Mungkin KAMMI Organisasi yang besar ini tidak mampu membiayai
Kebutuhan Organisasinya. Seperti kami ingin juga mengatakan,
mana mungkin KAMMI organisasi sebesar ini tidak transparan
dalam anggarannya. Ke-Tsiqohan dalam tataran organisasi formal
dan profesional dibangun dari Rasionalitas dan Kapasitas yang
difahami dan didukung Totalitas serta Loyalitas.

Pada akhirnya kami ingin sampaikan bahwa 15 tahun adalah usia


yang masih cukup belia dan tentunya ada fase-fase yang tentu harus
dilalui dalam kerangka menuju kematangan, sehingga kita perlu
menyikapinya dengan sebuah kedewasaan. Sejarah mengajarkan peran-
peran usia Muda dan Belia tatkala penaklukan Konstantinopel, sehingga
kami melihat potensi kerapuhan ini tidak boleh di tutup dengan euphoria
dan kebanggaan Sejarah. Kami memandang semangat kebangkitan itu
harus digalakan khususnya dengan pondasi yang kuat. Melihat potensi
nya yang sangat besar dan bisa menggelegar, sedari awal kami
menyadari bahwa Organisasi ini pasti pernah atau telah menjadi Target
Operasi Penghancuran-Pelemahannya. Kita belajar bahwa Partai-Partai
Islami saja banyak yang menyusupi bahkan sampai tingkat Pimpinan,
bukan tidak mungkin Organisasi belia ini bersih dari padanya. Dititik inilah
kami merasa telah ada upaya halus melalui pihak-pihak yang belum
tersadari perannya dalam melemahkan Organisasi ini secara fundamental.
Kami meminta maaf bila dalam tulisan ini terdapat kalimat yang
kurang berkenan, sungguh sejatinya ini adalah upaya kami mengurai
kegelisahan dan menyampaikan apa yang kami yakini kebenarannya.
Dengan segala potensi kesalahan dan kelemahan pada diri kami, Semoga
Allah menganugerahkan (kami) kita Bashirah yang tajam untuk
membedakan mana penyusup dan mana proyektil. Kami yakin KAMMI
mampu melewati proses ini dan membenahi sesuatu pada tempatnya.
Semoga kita bisa berfikir Jernih dan jujur, karena segala Kebenaran
kembali Hanya milik Allah SWT. Seperti kata Iqbal, Biarkan bintang tetap
bersama malam, seperti KAMMI yang akan tetap bersamaku.
Wallahualam.

Maulana Syawal
Syawal 1434 H

Anda mungkin juga menyukai