Anda di halaman 1dari 14

BAB II

LANDASAN TEORI

Landasan teori merupakan teori yang relevan yang digunakan untuk


menjelaskan tentang variabel yang akan diteliti dan sebagai dasar untuk
memberikan jawaban sementara terhadap rumusan masalah yang diajukan atau
sering disebut dengan hipotesis, dan penyusunan instrument penelitian. Kajian ini
diperlukan untuk melihat kemungkinan adanya unsur unsur yang dapat
mendukung penelitian yang sedang dilakukan. Teori yang digunakan dapat
bersumber dari pengarang atau pendapat lain yang telah benar benar teruji
kebenarannya dan dapat dipertanggung jawabkan. Dalam penelitian ini adapun
aspen landasan terori yang akan diuraikan meliputi : 1. Tinjauan minat siswa dan
siswi jurusan bangunan, 2. Tinjauan mengenai alumni atau lulusan di SMK
terkait, 3. Tinjauan tentang SMK, 4. Tinjauan mengenai Perguruan Tinggi.

A. Tinjauan Pustaka
1. Tinjauan minat siswa dan siswi jurusan bangunan

a. Hakikat Minat
Minat merupakan salah satu faktor yang sangat menentukan
keberhasilan seseorang dalam berbagai hal pekerjaan, studi, maupun segala
akatifitas. Ada beberapa pendapat para ahli yang mengemukakan pendapatnya
tentang minat yang berbeda beda, yang pada dasarnya merupakan suatu
kesatuan yang hampir sama dan melengkapi.
Menurut H.C. Witherington yag dikutip oleh Suhaisini Arikunto (
1983 : 100 ), Minat adalah kesadaran seseeorang terhadap suatu objek,
suatu masalah atau situasi yang mengandung kaitan dengan dirinya.
Sedangkan pengerian minat berdasarkan Crow dan Crow bahwa individu
mempunyai minat terhadap belajar, maka akan mendorong untuk memberikan
perhatian terhadap belajar tersebut. Menurut tampubolon ( 1991 : 41 )
mengemukakan bahwa minat adalah suatu perpaduan keinginan dan
kemampuan kemampuan yang dapat berkembang jika ada motivasi. Minat
sangat penting menentukan cara pandang seseorang dimulai dari ketertarikan
dan motivasi yang didapat oleh seseorang terhadap suatu objek yang
mengandung keterkaitan terhadap dirinya atau kesesuaian terhadap dirinya
sehingga mendorong seseorang untuk memberikan perhatian belajar lebih lagi
sesuai yang dikemukakan oleh Slameto ( 2003 : 180 ) yang menyatakan
bahwa minat sebagai suatu rasa lebih suka dan rasa keterkaitan pada suatu hal
atau aktivitas, tanpa asa yang menyuruh.
Menurut Sudirman ( 2001 : 76 ) minat seseorang terhadap suatu objek
akan lebih kelihatan apabila objek tersebut sesuai sasaran dan berkaitan
dengan keinginan dan kebutuhan seseorang yang bersangkutan. Dari beberapa
pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa minat merupakan suatu
kecenderungan pada seseorang yang dilakukan secara sadar terhadap suatu
objek, studi, aktifitas, atau permasalahan yang mendorong seseorang untuk
memberikan perhatian belajar lebih lagi yang mengandung keterkaitan dan
kesesuaian terhadap dirinya sehingga meningkatkan motivasi terhadap
sesuatu objek tersebut.

b. Peranan Minat
Minat memegang peranan penting dalam proses belajar, karena bila
bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, siswa tidak
akan belajar dengan sebaik-baiknya. Menurut Ahmad Tafsir (1992: 24)
menyatakan bahwa minat adalah kunci dalam pengajaran. Bila seseorang
telah berminat terhadap kegiatan belajar, maka hampir dapat dipastikan
proses belajar akan berlangsung dengan baik. Dengan demikian, maka tahap-
tahap awal suatu proses belajar hendaknya dimulai dengan usaha
membangkitkan minat. Minat harus senantiasa dijaga selama proses belajar
mengajar berlangsung. Karena minat itu mudah sekali berkurang atau hilang
selama proses belajar.

Selain itu juga, minat sangat berpengaruh terhadap belajar, sebab bila
bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat seseorang, maka
belajar tidak akan berlangsung dengan baik dan maksimal. Karena tidak ada
daya tarik baginya (Slameto, 1995: 57). Hal ini senada dengan pendapat Moh.
Uzer Usman (1998: 27):
Kondisi belajar mengajar yang efektif adalah adanya minat dan
perhatian seseorang dalam belajar. Minat merupakan suatu sifat yang relatif
menetap pada diri seseorang. Minat ini besar sekali pengaruhnya terhadap
belajar sebab dengan minat seseorang akan melakukan sesuatu yang
diminatinya. Sebaliknya, tanpa minat seseorang tidak mungkin melakukan
sesuatu.
Dari beberapa pengertian dan pendapat para ahli di atas, maka dapat
diambil kesimpulan bahwa peranan penting minat seseorang yaitu :
1. Sebagai dasar dan landasan seseoran untuk melakukan aktifitas
yang terkait dan kesesuaian dengan dirinya sehingga
menghasilkan sesuatu secara maksimal dan optimal
2. Sebagai sumber motivasi yang mendorong dan memacu
seseoarang untuk mencapai keinginan dan tujuan yang akan
dicapainya.
3. Sebagai acuan seseorang untuk dapat melakukan suatu kegiatan
yang akan dipilih yang sesuai dengan ketertarikan trhadap dirinya.

c. Aspek Aspek Minat


Menurut pendapat Hurlock ( 1999 : 116 ) menyatakan bahwa semua
minat mempunyai dua aspek, yaitu aspek kognitif dan aspek afektif. Dapat
dijelaskan pada uraia di bawah ini yaitu :
1) Aspek Kognitif
Aspek ini didasarkan atas konsep yang dikembangkan
seseorang mengenai bidang yang berkaitan dengan minat. Konsep
yang membangun aspek kognitif didasarkan atas pengalaman yang
pernah dialami seseorang dan apa yang dipelajari dari lingkungan
kesehariannya.
2) Aspek afektif
Aspek afektif ini adalah konsep dasar yang membangun konsep
kognitif dan dinyatakan dalam sikap dan perilaku terhadap kegiatan
atau objek yang menimbulkan minat. Aspek ini mempunyai peranan
yang besar dalam memotivasikan seseorang untuk melakukan
tindakan.
Dari uraian diatas bahwa peneliti dapat dikemukakan bahwa aspek
yang dapat membangun minat seseorang yaitu aspek kognitif dan
aspek afiktif yaitu aspek kognitif mempengaruhi hasil belajar yang
dapat menumbuhkan rasa minat. Sedangkan aspek afektif merupakan
konsep emosional, sikap, dan perilaku terhadap sutu objek yang akan
menimbulkan minat.

d. Bentuk Bentuk Minat


Menurut Witherington, H. C, 1999 minat memiliki beberapa bentuk
yang dibagi menjadi 2 bentuk yaitu dapat di jelaskan sebagi berikut :
1. Minat Primitif atau biologis
Minat yang timbul dari kebutuhan kebutuhan jasmani berkisar pada soal
makanan, kenyamanan, dan aktifitas. Ketiga hal ini meliputi kesadaran
tentang kebutuhan yang terasa akan sesuatu yang dengan langsung dapat
memuaskan dorongan untuk mempertahankan organisme. Minat ini secara
ilmiah dimiliki oleh setiap orang yang berkeinginan untuk memenuhi
kebutuhannya yang secara tidak langsung akan memunculkan minatnya.
2. Minat Kultural atau sosial
Minat yang berasal dari perbuatan belajar yang lebih tinggi tarafnya.
Orang yang benar benar terdidik ditandai dengan adanya minat yang
benar benar luas terhadap hal hal yang bernilai.
Seperti halnya minat seseorang untuk melanjutkan studinya ke skolah
yang lebih tinggi lagi seperti dalam hal ini contohnya Perguruan tinggi.
Minat untuk terus mengembangkan dan menambah pengetahuainnya
dengan melanjutkan studinya, untuk merubah kehidupan, merubah cara
pandang nya apabila studi perguruan tinggi dilakukannya.

e. Indikator Minat
Dalam kamus besar Bahasa Indonesia indikator adalah Alat
pemantau (sesuatu) yang dapat memberikan petunjuk/keterangan
(Depdikbud, 1991). Kaitannya dengan minat siswa maka indikator adalah
sebagai alat pemantau yang dapat memberikan petunjuk ke arah minat. Ada
beberapa indikator siswa yang memiliki minat belajar yang tinggi hal ini
dapat dikenali melalui proses belajar dikelas maupun dirumah.
1. Perasaan Senang
Seorang siswa yang memiliki perasaan senang atau suka terhadap
pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam misalnya, maka ia harus terus
mempelajari ilmu yang berhubungan dengan Sejarah Kebudayaan Islam.
Sama sekali tidak ada perasaan terpaksa untuk mempelajari bidang
tersebut.
2. Perhatian dalam Belajar
Adanya perhatian juga menjadi salah satu indikator minat. Perhatian
merupakan konsentrasi atau aktifitas jiwa kita terhadap pengamatan,
pengertian, dan sebagainya dengan mengesampingkan yang lain dari pada
itu. Seseorang yang memiliki minat pada objek tertentu maka dengan
sendirinya dia akan memperhatikan objek tersebut.

f. Faktor Faktor yang Mempengaruhi Minat


Faktor faktor yang mempengaruhi minat yaitu segalan sesuatu
dorongan, pengaruh dari dalam maupun dari luar diri seseorang yang menbuat
seseorang untuk menimbulnya rasa minat pada seseorang.
Tiga faktor yang mendasari timbulnya minat adalah:
1. Faktor dorongan dalam; dorongan dari individu itu sendiri, sehingga timbul
minat untuk melakukan aktivitas atau tindakan tertentu untuk
memenuhinya. Misalnya untuk dorongan makan, menimbulkan minat
untuk mencari makanan.
2. Faktor motif sosial; faktor ini merupakan faktor untuk melakukan suatu
aktivitas agar dapat diterima dan diakui oleh lingkungannya. Minat ini
merupakan semacam kompromi pihak individu dengan lingkungan
sosialnya. Misalnya minat pada studi karena ingin mendapatkan
penghargaan dari orang tuanya.
3. Faktor emosional; minat erat hubungannya dengan emosi karena faktor ini
selalu menyertai seseorang dalam berhubungan dengan obyek minatnya.
Kesuksesan seseorang pada suatu aktivitas disebabkan karena aktivitas
tersebut menimbulkan perasaan suka atau puas, sedangkan kegagalan akan
menimbulkan perasaan tidak senang dan mengurangi minat seseorang
terhadap kegiatan yang bersangkutan.

g. Minat dalam Pemilihan Studi lanjut


Minat seseorang siswa dalam pemilihan studi lanjut dipengaruhi oleh
beberapa faktor terutama pada siswa SMK. Menurut Josef Ilmoe ( 1984 : 4 ),
minat terhadap studi lanjut dipengaruhi oleh 2 faktor, yaitu :
1. Faktor internal
a. Keinginan memperdalam ilmu pengetahuan
b. Keinginan mencapai status sosial
c. Keinginan mengejar karir
d. Kemampuan belajar lebih lanjut
2. Faktor Ekxternal
a. Pengaruh lingkungan
b. Tersedianya sarana dan kesempatan belajar
c. Dukungan ekonomi keluarga
d. Keberhasilan studi

Dewasa ini minat remaja sangat besar terhadap pendidikan, itu


dipengaruhi terhadap minat terhadapa pekerjaan yang diinginkannya.
Pekerjaan yang elit atau mumpuni tentu saja dapat dicapai apabila pendidikan
yang telah ditempuh oleh seseorang tersebut juga mumpuni atau meyakinkan
dan berpendidikan tinggi. Hal tersebut akan mempengaruhi pola pikir sisa
sehingga berusaha sekeras mungkin untuk dapat melanjutkan studi ke
perguruan tinggi.

h. Kendala alam Menempuh Pendidikan Perguran Tinggi


Pendidikan merupakan suatu proses yang dilakukan seseorang sedini
mungkin yaitu dalam prosesnya mengalami pendewasaan, perubahan pola
pikir, sikap dan perilaku oerubahan baik secara rokhaniah maupun sosial.
Dalam memperoleh pendidikan banyak sekali kendala yang sullit untuk dapat
dipecahkan.
Menurut Soemardi Hartoyo ( 1996 ; 58 ), ada beberapa faktor faktor
yang menjadi kendala dalam pendidikan anak adalah ;
1) Faktor Ekonomi
Indikator dari faktor ekonomi dapat dilihat dari rendahnya tingkat
kehidupan masyarakat dan berbagai perilaku yang bermuara pada faktor
masalah ekonomisehingga menjadikan alasan untuk tidak berfokus terhadap
kebutuhan akan belajar.
2) Faktor sosial budaya
Sempitnya wawasan akan cakrawala pandang tentang pendidikan dan
sosial kebudayaan kehidupan masyarakat tradisional memberikan corak
kehidupan.
3) Lingkungan sosial
Faktor lingkungan sosial dapat ditunjukan dari keberhasilan dan
keteladanan dari golongan petani atau orang yang bergolongan kurang
berpendidikan dapat berhasila dalan pendidikan dan berpengaruh trhadap
kehidupannya.
Dari pendapat ahli di atas peneliti menyimpulkan bahwa faktor yang
menjadi kendala siswwa dalam menenpuh pendidikan adalah keadaan
ekonomi, lindkungan sosial dan pilitik di negara tersebut.

2. Tinjauan mengenai Alumni atau Lulusan di SMK


a. Pengertian Alumni
Alumni menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Daring adalah
orang-orang yang telah mengikuti atau tamat dari suatu sekolah atau
perguruan tinggi.
b. Organisasi Alumni
Organisai alumni adalah suatu paguyuban atau wadah yang
mempertemukan lulusan lulusan yang terdahulu, organisasi sering
dibentuk di sekolah sekolah. Tujuan dari dibentuknya paguyuban atau
organisai alumni ini diharapkan dapat membantu pihak sekolah dari segi
materi ataupun pengetahuan.
Alumni berperan penting dalam penyaluran tenaga kerja yang ada
di sekolah tersebut, alumni dapat membantu pihak sekolah untuk dapat
berkonstribusi dalam keberlangsungan sekolah tersebut. dengan adanya
alumni diharapkan dapat terbentuknya organisasi yang mampu membentuk
bursa kerja yang dapat menyalurkan pekerjaan pekerjaan untuk para
siswa yang telah lulus dan mencari pekerjaan.

3. Tinjauan tentang SMK


a. Pengertian SMK
Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 1990, pendidikan
Menengah Kejuruan adalah pendidikan pada jenjang pendidikan
menengah yang mengutamakan pengembangan kemampuan siswa untuk
melaksanakan jenis pekerjaan tertentu. Pendidikan Menengah Kejuruan
mengutamakan penyiapan siswa untuk memasuki lapangan kerja serta
mengembangkan sikap profesional. Sesuai dengan bentuknya, Sekolah
Menengah Kejuruan menyelenggarakan program-program pendidikan yang
disesuaikan dengan jenis-jenis lapangan kerja.
SMK memiliki banyak program keahlian. Program keahlian yang
dilaksanakan di SMK menyesuaikan dengan kebutuhan dunia kerja yang ada.
Program keahlian pada jenjang SMK juga menyesuaikan pada
permintaan masyarakat dan pasar. Pendidikan kejuruan adalah pendidikan
menengah yang mempersiapkan peserta didik untuk siap bekerja dalam
bidang tertentu.
Peserta didik dapat memilih bidang keahlian yang diminati di
SMK. Kurikulum SMK dibuat agar peserta didik siap untuk langsung
bekerja di dunia kerja. Muatan kurikulum yang ada di SMK disusun
sedemikian rupa sesuai dengan kebutuhan dunia kerja yang ada. Hal ini
dilakukan agar peserta didik tidak mengalami kesulitan yang berarti
ketika masuk di dunia kerja. Dengan masa studi sekitar tiga atau empat
tahun, lulusan SMK diharapkan mampu untuk bekerja sesuai dengan
keahlian yang telah ditekuni.

b. Kerakteristik SMK
Pendidikan kejuruan memiliki karakteristik yang berbeda dengan
pendidikan umum, dapat ditinjau dari substansi pelajaran, kriteria pendidikan,
dan lulusannya.
Salah satu kebijakan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
dalam pengembangan Sumber Daya Manusia SMK yang diperkenalkan pada
tahun 1993/1994 adalah pendidikan Link and Match, yaitu pendidikan SMK
harus bersifat link and match dengan kebutuhan baik itu kebutuhan
peserta didik maupun kebutuhan masyarakat dengan harapan akan
tercipta kesesuaian antara program pendidikan dengan kebutuhan
masyarakat dan dapat memenuhi kebutuhan masyarakat tersebut. Inti dari
konsep link and match yaitu: (a) adanya keterkaitan antara program
pendidikan yang diberikan di sekolah dengan kebutuhan masyarakat
secara luas, dan (b) adanya kesesuaian atau kecocokan antara program
dan produk pendidikan di sekolah dengan kebutuhan masyarakat
(Djojonegoro, 1998, di dalam fajar hendro). Sehingga lulusan sekolah
menengah kejuruan benar- benar dibutuhkan oleh dunia industri. Oleh karena
itu pengembangan kurikulumnya harus memperhatikan perkembangan dunia
industri.
Dari rumusan diatas peneliti dapat simpulkan bahwa orientasi lulusan
SMK harus berkesuaian dengan keebutuhan yang ada di dunia kerja sehingga
terpenuhinya kebutuhan akan tenaga kerja yang kompeten yang dibutuhkan
dalam dunia kerja.

c. Tujuan SMK
Tujuan pendidikan menengah kejuruan menurut Undang-Undang
Nomor 20 Tahun 2003, terbagi menjadi tujuan umum dan tujuan khusus.
Tujuan umum pendidikan menengah kejuruan adalah : (a) meningkatkan
keimanan dan ketakwaan peserta didik kepada Tuhan Yang Maha Esa; (b)
mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi warga Negara yang
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, demokratis dan
bertanggung jawab; (c) mengembangkan potensi peserta didik agar
memiliki wawasan kebangsaan, memahami dan menghargai
keanekaragaman budaya bangsa Indonesia; dan (d) mengembangkan
potensi peserta didik agar memiliki kepedulian terhadap lingkungan hidup
dengan secara aktif turut memelihara dan melestarikan lingkungan hidup,
serta memanfaatkan sumber daya alam dengan efektif dan efisien.
Tujuan khusus pendidikan menengah kejuruan adalah sebagai
berikut: (a) menyiapkan peserta didik agar menjadi manusia produktif,
mampu bekerja mandiri, mengisi lowongan pekerjaan yang ada sebagai
tenaga kerja tingkat menengah sesuai dengan kompetensi dalam program
keahlian yang dipilihnya; (b) menyiapkan peserta didik agar mampu
memilih karir, ulet dan gigih dalam berkompetensi, beradaptasi di
lingkungan kerja dan mengembangkan sikap profesional dalam bidang
keahlian yang diminatinya; (c) membekali peserta didik dengan ilmu
pengetahuan, teknologi dan seni agar mampu mengembangkan diri di
kemudian hari baik secara mandiri maupun melalui jenjang pendidikan
yang lebih tinggi; dan (d) membekali peserta didik dengan kompetensi-
kompetensi yang sesuai dengan program keahlian yang dipilih.

4. Tinjauan mengenai Perguruan Tinggi


a. Pengertian Perguruan Tinggi
Pengertian Pendidikan Tinggi tertulis dalam UU No. 12 Tahun 2012
tentang Pendidikan Tinggi pada pasal 1 ayat (1) disebutkan bahwa:
"Pendidikan Tinggi adalah jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah
yang mencakup program diploma, program sarjana, program magister,
program doktor, dan program profesi, serta program spesialis, yang
diselenggarakan oleh perguruan tinggi berdasarkan kebudayaan bangsa
Indonesia."
Menurut PP No. 60 tahun 1999 tentang pendidikan Tinggi pasal 1 ayat 2
dinyatakan bahwa : Perguruan Tinggi adalah satuan pendiikan yang
menyelenggarakan pendidikan tinggi.
Dari uraian diatas peneliti dapat menyimpulkan bahwa pendidkan tinggi
adalah jenjang pendidikan stelah pendidikan menengah baik kejuran maupun
umum yang terdiri atas beberapa program pendidikan diploma, sarjana,
magister, spesialis, doktor, ataupun satuan pendidikan yang
menyelenggarakan pendidikan tinggi yaitu perguruan tinggi.

b. Bentuk bentuk perguruan Tinggi


Seperti tercantum dalam UU No.1 2 tahun 2012 tentang perguruan
tinggi menyebutkan bahwa bentuk Perguruan tinggi trdiri atas : universitas,
institut, sekolah tinggi, politeknik, akademik, dan akademik komunitas.
1. Universitas
Universitas merupakan perguruan tinggi yang menyelenggarakan
pendidikan akademik dan dapat menyelenggarakan pendidikan
vokasi dalam bebrbagai rumpun Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
dan jika memenuhi syarat universitas dapat menyelenggarakan
pendidikan profesi seperti telah tercantum dalam UUNo. 12 tahun
2012 pasal 59 ayat 2
2. Institut
Institut merupakan Perguruan Tinggi yang menyelenggarakan
pendidikan akademik dan dapat menyelenggakan pendidikan vokasi
dalam sejumlah rumpun ilmu Pengetahuan dan atau Teknologi
tertentu dan jika memenuhi syarat, istitut dapat menyelenggarakan
pendidikan profesi seperti telah tercantum dalam UUNo. 12 tahun
2012 pasal 59 ayat 3
3. Sekolah Tinggi
Sekolah Tinggi merupakan Perguruan Tinggi yang
menyelenggarakan pendidikan akademik dan dapat
menyelenggakan pendidikan vokasi dalam sejumlah rumpun ilmu
Pengetahuan dan atau Teknologi tertentu dan jika memenuhi syarat,
Sekolah tinggi dapat menyelenggarakan pendidikan profesi seperti
telah tercantum dalam UUNo. 12 tahun 2012 pasal 59 ayat 4
4. Politeknik
Politeknik merupakan Perguruan Tinggi yang menyelenggarakan
pendidikan vokasi dalam sejumlah rumpun ilmu Pengetahuan dan
atau Teknologi tertentu dan jika memenuhi syarat, politeknik dapat
menyelenggarakan pendidikan profesi seperti telah tercantum dalam
UUNo. 12 tahun 2012 pasal 59 ayat 5
5. Akademik
Akademik merupakan Perguruan Tinggi yang menyelenggarakan
pendidikan vokasi dalam satu atau beberapa cabang Ilmu
pengetahuan dan atau Teknologi tertentu seperti telah tercantum
dalam UUNo. 12 tahun 2012 pasal 59 ayat 6
6. Akademik Komunitas
Akademik Komunitas merupakan Perguruan Tinggi yang
menyelenggarakan pendidikan vokasi setingkat diploma satu dan
atau diploma dua atau beberapa cabang Ilmu Pengetahuan dan atau
Teknologi tertentu yang berbasis keungguan lokal atau untuk
memenuhi kebutuhan khusus seperti telah tercantum dalam UUNo.
12 tahun 2012 pasal 59 ayat 7

Dengan demikian siswa dan siswi SMK dapat melanjutkan pendidikannya


dengan memilih Perguruan Tinggi yang sesuai dengan minat mereka.
c. Srtuktur Program Pendidikan di Perguruan Tinggi
Menurut tokoh Basir Barthos ( 1992 : 6 ) Program pendidikan pada
perguruan tinggia meliputi program keilmuan dan program kejuruan.
Progam keilmuan bertujuan memberikan pengalaman menuju suatu keahlian
akademik dalam suatu bidng ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.
Sedangkan program kejuruan bertujuan memberikan pengalaman profesional
menuju suatu keahlian akademikdalam suatu bidang ilmu pengetahuan,
teknologi, dan seni. Untuk lebih lanjutnya akan dijabarkan sebagai berikut :
a. Program Keilmuan
Program ini dalam perguruan tinggi memiliki tiga jenjang pendidikan
yaitu S1, S2, dan S3
1. S1 ( Strata 1 ) yaitu merupakan jenjang pertama memiliki beban studi
komulatif minimal 144 sks dan maksimal 160 sks dengan lama studi 8
hingga 14 semester.
2. S2 ( Strata 2 ) program pasca sarjana dengan program megister yang
memiliki beban studi komulatif minimal 180 sks dan maksimal 194 sks
dengan lama studi 12 18 semester di atas SMA
3. S3 ( Strata 3 ) yaitu merupakan jenjang ke tiga program doktor yang
memiliki beban studi 228 sks dan maksimal 233 sks dengan lama studi
antara 16 sampai 22 semester dia atas SMA.
b. Program Kejuruan
Program ini non gelar terdiri atas 22 golongan yaitu program diploma
dan program Akta.
1. Program Diploma
Diploma 1 ( D1) minimal 40 sks 50 sks,
Diploma 2 (D2) minimal 80 sks 90 sks,
Diploma 3 (D3) minimal 110 sks 120 sks,
Diploma 4 (D4) minimal 144 sks 160 sks,
Spesialis I (Sp I) minimal 40 sks 50 sks,
Spesialis II (Sp II) minimal 40 sks 50 sks,
2. Program Akta
Program kejuruan yang memberikan kebebasan atau wewnang
unntuk mengajar bagi luluasannya (profesionalisasi guru). Saat ini
telah diselenggarakan 5 progrma akta yaitu Akta I ( AI), Akta II
(Atl), Akta III (AIII), Akta IV (A IV), Akta V (AV).
d. Penyelenggaraan Perguruan Tinggi
Prinsip penyelenggaran Pendidikan Tinggi tercantum dalam UU 12, 2012
pasal 6 50 mengenai Pendidikan Tinggi yang isi nya adalah :
Pendidikan Tinggi diselenggarakan dengan prinsip:
a) Pencarian kebenaran ilmiah oleh Sivitas Akademika;
b) Demokratis dan berkeadilan serta tidak diskriminatif dengan
menjunjung tinggi hak asasi manusia, nilai agama, nilai
budaya, kemajemukan, persatuan, dan kesatuan bangsa;
c) pengembangan budaya akademik dan pembudayaan kegiatan
baca tulis bagi Sivitas Akademika
d) pembudayaan dan pemberdayaan bangsa yang berlangsung
sepanjang hayat;
e) keteladanan, kemauan, dan pengembangan kreativitas Mahasiswa
dalam pembelajaran;
f) pembelajaran yang berpusat pada Mahasiswa dengan
memperhatikan lingkungan secara selaras dan seimbang;
g) kebebasan dalam memilih Program Studi berdasarkan minat,
bakat, dan kemampuan Mahasiswa;
h) satu kesatuan yang sistemik dengan sistem terbuka dan
multimakna;
i) keberpihakan pada kelompok Masyarakat kurang mampu secara
ekonomi; dan
j) pemberdayaan semua komponen Masyarakat melalui peran
serta dalam penyelenggaraan dan pengendalian mutu layanan
Pendidikan Tinggi.

Menurut uraian diatas maka peneliti menyimpulkan bahwa :

a. Pemerintah bertanggung jawab atas penyelenggaraan pendidikan


tinggi; regulator, fasilitator , pengawas
b. Memberikan otonomi kepada perguruan tinggi
c. Meningkatkan secara luas partisipasi masyarakat
B. Kerangka Berfikir

Sekolah Menengah Kejuruan ditujuan untuk dapat mempersiapkan


siswa nya untuk dapat bekerja dalam bidang tertentu. Hal ini tidak
menuntut kemungkinan untuk menutup kemugkinan kepada siswa nya
untuk dapat melanjutkan studi ke perguruan tinggi. Selain memberikan
bekal kepada siswa nya untuk dapat bekerja langsung di lapangan, siswa
SMk juga diberikan ilmu untuk bekal pengetahuan melanjutkan
pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi lagi.
Minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi dipengaruhi oleh
beberapa hal, yaitu dari faktor internal, eksternal dan faktor adanya relasi
dari sekolah tersebut seperti yang telah dijelaskan diatas.
Masing masing faktor tersebut saling berhubungan yang akan
mempengaruhi minat siswa untuk dapat melanjutkan ke perguruan tinggi,
sehingga perlu adanya pengarahan kepada setiap siswa untuk dapat
memilih pilihan yang tepat dalam melanjutkan ke pergutuan tinggi ataupun
untuk melajutkan kerja.
Penelitian ini di fokuskan kepada aktivitas siswa yang berhubungan
dengan minat untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi. Aktivitas
tersebut mencakup antara interksi siswa dengan siswa, siswa dengan
keluarga, sisw adengan sekoalah, siswa dengan lingkungan dan siswa
dengan dunia kerja maupun dengan alumni.
Dalam penyusunan penelitian ini maka peneliti menggambarkan
skema kerangka berfikir sebagai berikut guna mempermudah proses
penelitian yang berhubungan dengan minat siswa dalam melanjutkan studi
ke Pergurua Tinggi.

FAKTOR EKSTERNAL

- SOASIAL EKONOMI
- LINGKUNGAN

FAKTOR INTERNAL

- KEMAMPUAN MINAT SISWA


MAELANJUTKAN
- KEBERHASILAN
STUDI KE
SISWA AKADEMIK PERGURUAN
SMK PRASARANA
- TINGGI

DAN
FAKTOR RELASI
KESEMPATAN
- HUBUNGAN
DENGAN ALUMNI

Anda mungkin juga menyukai