Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN PENDAHULUAN

BATU BULI

A. ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM PERKEMIHAN


Sistem perkemihan merupakan suatu sistem dimana terjadinya proses penyaringan
darah sehingga darah bebas dari zat-zat yang tidak dipergunakan oleh tubuh dan
menyerap zat-zat yang masih dipergunakan oleh tubuh. Zat-zat yang tidak dipergunakan
oleh tubuh larut dalam air dan dikeluarkan berupa urin (air kemih) (Speakman, 2008).
Susunan sistem perkemihan terdiri dari: a) dua ginjal (ren) yang menghasilkan urin,
b) dua ureter yang membawa urin dari ginjal ke vesika urinaria (kandung kemih), c) satu
vesika urinaria tempat urin dikumpulkan, dan d) satu uretra urin dikeluarkan dari vesika
urinaria (Panahi, 2010).
1. Ginjal (Ren)
Ginjal terletak pada dinding posterior di belakang peritoneum pada kedua sisi vertebra
torakalis ke-12 sampai vertebra lumbalis ke-3. Bentuk ginjal seperti biji kacang. Ginjal
kanan sedikit lebih rendah dari ginjal kiri, karena adanya lobus hepatis dextra yang
besar.
2. Fungsi ginjal
Fungsi ginjal adalah memegang peranan penting dalam pengeluaran zat-zat toksis
atau racun, mempertahankan suasana keseimbangan cairan, mempertahankan
keseimbangan kadar asam dan basa dari cairan tubuh, dan mengeluarkan sisa-sisa
metabolisme akhir dari protein ureum, kreatinin dan amoniak.
3. Fascia renalis
Fascia renalis terdiri dari: a) fascia (fascia renalis), b) jaringan lemak perirenal, dan c)
kapsula yang sebenarnya (kapsula fibrosa), meliputi dan melekat dengan erat pada
permukaan luar ginjal.
4. Stuktur ginjal
Setiap ginjal terbungkus oleh selaput tipis yang disebut kapsula fibrosa, terdapat
korteks renalis di bagian luar, yang berwarna cokelat gelap, medulla renalis di bagian
dalam yang berwarna cokelat lebih terang dibandingkan korteks. Bagian medulla
berbentuk kerucut yang disebut piramides renalis, puncak kerucut tadi menghadap
kaliks yang terdiri dari lubang-lubang kecil yang disebut papilla renalis (Panahi, 2010).
Hilum adalah pinggir medial ginjal berbentuk konkaf sebagai pintu masuknya
pembuluh darah, pembuluh limfe, ureter dan nervus. Pelvis renalis berbentuk corong
yang menerima urin yang diproduksi ginjal. Terbagi menjadi dua atau tiga calices
renalis majores yang masing-masing akan bercabang menjadi dua atau tiga calices
renalis minores. Struktur halus ginjal terdiri dari banyak nefron yang merupakan unit
fungsional ginjal. Diperkirakan ada 1 juta nefron dalam setiap ginjal. Nefron terdiri dari:
glomerulus, tubulus proximal, ansa henle, tubulus distal dan tubulus urinarius (Panahi,
2010).
5. Proses pembentukan urin
Tahap pembentukan urin
Proses filtrasi, di glomerulus. Terjadi penyerapan darah yang tersaring adalah
bagian cairan darah kecuali protein. Cairan yang tersaring ditampung oleh simpai
bowmen yang terdiri dari glukosa, air, sodium, klorida, sulfat, bikarbonat
Proses reabsorbsi Pada proses ini terjadi penyerapan kembali sebagian besar dari
glukosa, sodium, klorida fosfat dan beberapa ion bikarbonat. Prosesnya terjadi
secara pasif (obligator reabsorbsi) di tubulus proximal. Sedangkan pada tubulus
distal terjadi kembali penyerapan sodium dan ion bikarbonat bila diperlukan tubuh.
Penyerapan terjadi secara aktif (reabsorbsi fakultatif) dan sisanya dialirkan pada
papilla renalis.
Proses sekresi Sisa dari penyerapan kembali yang terjadi di tubulus distal dialirkan
ke papilla renalis selanjutnya diteruskan ke luar (Rodrigues, 2008).
6. Pendarahan Ginjal mendapatkan darah dari aorta abdominalis yang mempunyai
percabangan arteri renalis, arteri ini berpasangan kiri dan kanan. Arteri renalis
bercabang menjadi arteri interlobularis kemudian menjadi arteri akuarta. Arteri
interlobularis yang berada di tepi ginjal bercabang manjadi arteriole aferen glomerulus
yang masuk ke gromerulus. Kapiler darah yang meninggalkan gromerulus disebut
arteriole eferen gromerulus yang kemudian menjadi vena renalis masuk ke vena cava
inferior (Barry, 201l).
7. Persarafan ginjal. Ginjal mendapatkan persarafan dari fleksus renalis (vasomotor).
Saraf ini berfungsi untuk mengatur jumlah darah yang masuk ke dalam ginjal, saraf ini
berjalan bersamaan dengan pembuluh darah yang masuk ke ginjal (Barry, 2011).
8. Ureter Terdiri dari 2 saluran pipa masing-masing bersambung dari ginjal ke vesika
urinaria. Panjangnya 25-34 cm, dengan penampang 0,5 cm. Ureter sebagian terletak
pada rongga abdomen dan sebagian lagi terletak pada rongga pelvis. Lapisan dinding
ureter menimbulkan gerakan-gerakan peristaltik yang mendorong urin masuk ke
dalam kandung kemih. Lapisan dinding ureter terdiri dari :
Dinding luar jaringan ikat (jaringan fibrosa)
Lapisan tengah lapisan otot polos
Lapisan sebelah dalam lapisan mukosa
9. Vesika urinaria (kandung kemih)
Vesika urinaria bekerja sebagai penampung urin. Organ ini berbentuk seperti buah pir
(kendi). Letaknya di belakang simfisis pubis di dalam rongga panggul. Vesika urinaria
dapat mengembang dan mengempis seperti balon karet. Bagian vesika urinaria terdiri
dari:
Fundus yaitu, bagian yang menghadap ke arah belakang dan bawah, bagian ini
terpisah dari rektum oleh spatium rectovesikale yang terisi oleh jaringan ikat duktus
deferen, vesika seminalis dan prostat.
Korpus, yaitu bagian antara verteks dan fundus.
Verteks, bagian yang mancung ke arah muka dan berhubungan dengan
ligamentum vesika umbilikalis.
Dinding kandung kemih terdiri dari :
Lapisan terdalam terdiri dari sel yang disebut sel urothelial atau transisi, sehingga
lapisan ini disebut urothelium atau epitel transisional.
Di bawah urothelium adalah lapisan tipis jaringan ikat, pembuluh darah, dan saraf,
yang disebut lamina propria.
Berikutnya adalah lapisan tebal otot yang disebut propria muskularis.
Di luar otot ini, lapisan jaringan ikat lemak memisahkan kandung kemih dari organ
lain di dekatnya.

Lapisan otot vesika urinaria


Lapisan otot vesika urinaria terdiri dari otot polos yang tersusun dan saling berkaitan
dan disebut m. detrusor vesikae. Peredaran darah vesika urinaria berasal dari arteri
vesikalis superior dan inferior yang merupakan cabang dari arteri iliaka interna.
Venanya membentuk pleksus venosus vesikalis yang berhubungan dengan pleksus
prostatikus yang mengalirkan darah ke vena iliaka interna.
Persarafan vesika urinaria
Persarafan vesika urinaria berasal dari pleksus hipogastrika inferior. Serabut ganglion
simpatikus berasal dari ganglion lumbalis ke-1 dan ke-2 yang berjalan turun ke vesika
urinaria melalui pleksus hipogastrikus. Serabut preganglion parasimpatis yang keluar
dari nervus splenikus pelvis yang berasal dari nervus sakralis 2, 3 dan 4 berjalan
melalui hipogastrikus inferior mencapai dinding vesika urinaria.
Sebagian besar serabut aferen sensoris yan g keluar dari vesika urinaria menuju
sistem susunan saraf pusat melalui nervus splanikus pelvikus berjalan bersama saraf
simpatis melalui pleksus hipogastrikus masuk kedalam segmen lumbal ke-1 dan ke-2
medula spinalis
10. Uretra
Merupakan saluran sempit yang berpangkal pada vesika urinaria yang berfungsi
menyalurkan air kemih ke luar. Pada laki-laki panjangnya kira-kira 13,7-16,2 cm, terdiri
dari:
Uretra pars prostatika
Uretra pars membranosa
Uretra pars spongiosa. Uretra pada wanita panjangnya kira-kira 3,7-6,2 cm.
sphincter uretra terletak di sebelah atas vagina (antara clitoris dan vagina) dan
uretra disini hanya sebagai saluran ekskresi (Panahi, 2010).
11. Urin.
Sifat fisis air kemih, terdiri dari:
Jumlah ekskresi dalam 24 jam 1.500 cc tergantung dari pemasukan (intake)
cairan dan faktor lainnya.
Warna bening kuning muda dan bila dibiarkan akan menjadi keruh.
Warna kuning tergantung dari kepekatan, diet, obat-obatan dan sebagainya.
Bau, bau khas air kemih bila dibiarkan lama akan berbau amoniak.
Berat jenis 1,015-1,020.
Reaksi asam, bila lama-lama menjadi alkalis, juga tergantung daripada diet (sayur
menyebabkan reaksi alkalis dan protein member reaksi asam). Komposisi air
kemih, terdiri dari:
- Air kemih terdiri dari kira-kira 95% air.
- Zat-zat sisa nitrogen dari hasil metabolisme protein, asam urea, amoniak dan
kreatinin. c. Elektrolit natrium, kalsium, NH3, bikarbonat, fosfat dan sulfat.
- Pigmen (bilirubin dan urobilin).
- Toksin.
- Hormon (Velho, 2013).
12. Mikturisi
Mikturisi ialah proses pengosongan kandung kemih setelah terisi dengan urin. Mikturisi
melibatkan 2 tahap utama, yaitu:
Kandung kemih terisi secara progesif hingga tegangan pada dindingnya meningkat
melampaui nilai ambang batas, keadaan ini akan mencetuskan tahap ke-2.
Adanya refleks saraf (disebut refleks mikturisi) yang akan mengosongkan kandung
kemih. Pusat saraf miksi berada pada otak dan spinal cord (tulang belakang).
Sebagian besar pengosongan diluar kendali tetapi pengontrolan dapat dipelajari
latih. Sistem saraf simpatis : impuls menghambat vesika urinaria dan gerak
spinchter interna, sehingga otot detrusor relax dan spinchter interna konstriksi.
Sistem saraf parasimpatis : impuls menyebabkan otot detrusor berkontriksi,
sebaliknya spinchter relaksasi terjadi mikturisi (Roehrborn, 2009).
13. Ciri-ciri urin normal.
Rata-rata dalam satu hari l-2 liter tapi berbeda-beda sesuai dengan jumlah cairan
yang masuk.
Warnanya bening tanpa ada endapan.
Baunya tajam.
Reaksinya sedikit asam terhadap lakmus dengan pH rata-rata 6 (Velho, 2013).

B. DEFINISI CA BULI (Bladder Cancer)


Kanker kandung kemih lebih sering terjadi pada individu berusia 50 tahun keatas dan
menyerang lebih banyak pria daripada wanita (3:1). Kanker kandung kemih terjadi ketika
sel-sel di dalam kandung kemih mulai tumbuh di luar kendali. Hampir semua kanker
kandung kemih berkembang dalam sel-sel transisi dari lapisan dalam kandung kemih
yang bersentuhan dengan air kencing. Beberapa dapat tumbuh menjadi lapisan kandung
kemih yang lebih dalam. Kanker yang tumbuh melalui lapisan ini ke dinding kandung
kemih, menjadi sulit untuk diobati. Sel-sel yang melapisi kandung kemih transisi juga
ditemukan di lapisan dalam dari ginjal pelvis, ureter dan uretra. Kanker yang sama dapat
terjadi di daerah-daerah tersebut, meskipun lebih jarang (GE Healthcare, 2008).
Kanker kandung kemih merupakan penyakit ganas yang terutama mengenai pria usia
lanjut. Ada hubungan yang jelas antara tumor jinak dan polip, yang juga disebut adenoma,
dan kanker. Faktor-faktor penyebab jelas memainkan peranan pada terjadinya karsinoma
kandung kemih, seperti merokok misalnya. Selain itu, berbagai zat karsinogen lain
memainkan peran ; zat-zat yang disaring ginjal dari darah, pada mulanya akan
membasahi sel-sel selaput lendir dari kandung kemih untuk waktu singkat sebelum
akhirnya keluar dari tubuh. Amina aromatis, khususnya beta-naftilamina, benzidin, dan
aniline merupakan zat yang terkenal jahat. Zat-zat ini selama tinggal di kandung kemih,
dapat menyebabkan iritasi dari selaput lendir yang bila dalam jangka panjang terjadi
berulangkali akan menjadi ritasi kronis yang merupakan dasar bagi berkembangnya suatu
keganasan (Jong, 2004).

C. ETIOLOGI
Tidak jelas apa penyebab kanker kandung kemih, namun kanker kandung kemih
biasanya dikaitkan dengan kebiasaan merokok, infeksi parasit, radiasi dan paparan bahan
kimia. Kanker kandung kemih muncul ketika sel pada kandung kemih mulai berkembang
secara abnormal dan tidak terkontrol serta tidak mati yang pada akhirnya membentuk
tumor. Meskipun penyebabnya belum jelas, tetapi ada beberapa faktor resiko yang dapat
memicu timbulnya kanker kandung kemih yaitu :
Merokok
Merokok merupakan faktor resiko terpenting kanker kandung kemih. Ketika merokok,
zat-zat karsinogenik dalam rokok akan terhisap menuju paru-paru dan masuk ke
darah. Melalui darah, zat-zat tersebut akan difilter oleh ginjal dan dikonsentrasi dalam
sistem perkemihan. Zat karsinogenik ini akan membahayakan sel-sel di dalam lapisan
dinding kandung kemih yang dapat meningkatkan resiko terjadinya kanker.
Paparan bahan kimia di tempat kerja
Beberapa bahan kimia industry berhubungan dengan terjadinya kanker kandung
kemih. Bahan kimia seperti amina aromatic seperti benzidine dan beta-naphthylamine,
yang terkadang digunakan di industry pewarna dapat menyebabkan kanker kandung
kemih. Pekerja di industri lain yang menggunakan bahan kimia organik tertentu juga
mungkin berisiko untuk kanker kandung kemih jika paparan tidak dibatasi oleh praktik
keselamatan kerja yang baik. Industri membawa risiko tertinggi termasuk pembuat
karet, kulit, tekstil, dan produk cat serta perusahaan percetakan. Pekerja lain dengan
peningkatan risiko mengembangkan kanker kandung kemih meliputi pelukis, teknisi,
printer, penata rambut (mungkin karena paparan berat untuk pewarna rambut), dan
pengemudi truk (mungkin karena paparan asap diesel).
Usia
Resiko terjadinya kanker kandung kemih semakin meningkat seiring bertambahnya
usia. Sebanyak 9 dari 10 orang dengan kanker kandung kemih adalah berusia lebih
dari 55 tahun.
Jenis kelamin
Kanker kandung kemih lebih banyak mengenai laki-laki daripada perempuan.
Iritasi kandung kemih kronis dan infeksi
Infeksi saluran kencing, ginjal dan batu kandung kemih, kateter kandung kemih yang
tersisa di tempat lama, dan penyebab lain dari iritasi kandung kemih kronis telah
dikaitkan dengan kanker kandung kemih (terutama karsinoma sel skuamosa kandung
kemih), tetapi tidak jelas apakah mereka benar-benar menyebabkan kanker kandung
kemih.
Schistosomiasis (juga dikenal sebagai bilharziasis), infeksi dengan cacing parasit yang
disebut Schistosoma hematobium yang dapat masuk ke dalam kandung kemih, juga
merupakan faktor risiko untuk kanker kandung kemih. Di negara-negara di mana
parasit ini adalah umum (terutama di Afrika dan Timur Tengah), kanker sel skuamosa
kandung kemih terlihat jauh lebih sering.
Riwayat kanker sistem urinaria
Karsinoma urothelial dapat terbentuk di banyak daerah di saluran kemih serta pada
lapisan ginjal, ureter, dan uretra. Memiliki riwayat kanker pada lapisan setiap bagian
dari saluran kemih menempatkan seseorang pada risiko lebih tinggi mengalami tumor
lain. Tumor dapat terbentuk di daerah yang sama dengan sebelumnya atau di bagian
lain dari urothelium. Hal ini berlaku bahkan ketika tumor pertama dihapus sepenuhnya,
sehingga orang-orang yang memiliki riwayat kanker kandung kemih perlu rutin kontrol
medis.
Kelainan kandung kemih bawaan
Sebelum lahir, ada hubungan antara pusar dan kandung kemih. Koneksi ini, disebut
urachus, biasanya hilang sebelum kelahiran. Jika bagian dari hubungan ini tetap
setelah lahir, bisa menjadi kanker. Kanker yang mulai di urachus biasanya
adenocarcinoma, yang terdiri dari sel-sel kelenjar ganas. Sekitar sepertiga dari
adenokarsinoma kandung kemih mulai di sini. Namun, hal ini masih jarang, terhitung
kurang dari setengah dari 1% dari semua kanker kandung kemih. Cacat lahir langka
lain yang disebut ekstrofi sangat meningkatkan risiko seseorang terkena kanker
kandung kemih. Di kandung kemih ekstrofi, baik kandung kemih dan dinding perut di
depan kandung kemih gagal menutup sepenuhnya selama pengembangan dan
menyatu bersama. Hal ini membuat lapisan dalam kandung kemih terkena luar tubuh.
Bedah segera setelah lahir dapat menutup kandung kemih dan dinding perut (dan
memperbaiki cacat terkait lainnya), tetapi orang-orang yang memiliki ini masih memiliki
risiko lebih tinggi untuk infeksi kemih dan kanker kandung kemih.
Radiasi dan kemoterapi
Pengobatan kemoterapi jangka panjang dapat mengiritasi kandung kemih dan
meningkatkan resiko kanker kandung kemih. Orang-orang yang menjalani terapi ini
dianjurkan untuk sering minum untuk melindungi kandung kemih.
Obat-obat herbal
Menurut US Food and Drug Administration (FDA), penggunaan obat diabetes
pioglitazone (Actos) selama lebih dari satu tahun, dapat berisiko terkena kanker
kandung kemih. Suplemen makanan yang mengandung asam aristolochic (terutama
dalam rempah-rempah dari Aristolochia) telah dikaitkan dengan peningkatan risiko
kanker urothelial, termasuk kanker kandung kemih
Kurang mengkonsumsi air
Tidak minum cukup cairan dapat meningkatkan risiko kanker kandung kemih. Orang
yang minum banyak cairan setiap hari memiliki tingkat yang lebih rendah terkena
kanker kandung kemih. Hal ini diduga karena mereka mengosongkan
kandung kemih mereka lebih sering. Dengan melakukan ini, mereka terhindar dari
bahan kimia yang tetap berlama-lama di dalam tubuh mereka (American Cancer
Society, 2014).

D. KLASIFIKASI
Klasifikasi DUKE-MASINA, JEWTT dengan modifikasi STRONG-MARSHAL
untuk menentukan operasi atau observasi :
T : pembesaran local tumor primer
N : pembesaran kelenjar limfa
M : metastase jauh termasuk pembesaran kelenjar limfe yang jauh
No Kode Keterangan
1 Mx Kebutuhan cara pemeriksaan minimal
untuk menetapkan adanya metastase
jauh
2 M1 Adanya metastase jauh
3 M1a Adanya metastase jauh yang tersembunyi
pada test-test biokimia
4 M1b Metastase tunggal dalam satu organ yang
tunggal
5 M1c Metastase multiple dalam satu terdapat
organ yang multiple
6 M1d Metastase dalam organ yang multiple
type dan lokasi.

Stage kanker kandung kemih menurut American Joint Committee on Cancer (JCC)adalah
sebagai berikut :
No Kode Keterangan
1 Stage 0a Kanker adalah karsinoma papiler non-invasif (Ta).
(Ta,N0, Kanker telah berkembang menuju pusat berongga
M0) kandung kemih tetapi belum tumbuh ke dalam jaringan
ikat atau otot dinding kandung kemih. Belum menyebar
ke kelenjar getah bening (N0) atau tempat yang jauh
(M0).
2 Stage 0is Kanker adalah karsinoma non invasive (Tis), juga
(Tis, N0, dikenal sebagai karsinoma insitu datar (CIS). Kanker
M0) tumbuh di lapisan lapisan dalam kandung kemih saja.
Ini tidak tumbuh ke dalam menuju bagian berongga
dari kandung kemih juga tak menginvasi jaringan ikat
atau otot dinding kandung kemih. Ini belum menyebar
ke kelenjar getah bening (N0) atau tempat yang jauh
(M0).
3 Stage I Kanker telah tumbuh ke dalam lapisan jaringan ikat di
(T1,N0,M0 bawah lapisan lapisan kandung kemih tetapi belum
) mencapai lapisan otot di dinding kandung kemih (T1).
Kanker belum menyebar ke kelenjar getah bening (N0)
atau ke tempat yang jauh (M0).
4 Stage II Kanker telah tumbuh ke dalam lapisan otot tebal
(T2a atau dinding kandung kemih, tetapi belum lulus sepenuhnya
T2b, melalui otot untuk mencapai lapisan jaringan lemak
N0,M0) yang mengelilingi kandung kemih (T2). Kanker belum
menyebar ke kelenjar getah bening (N0) atau ke
tempat yang jauh (M0)
5 Stage III Kanker telah tumbuh ke dalam lapisan jaringan lemak
(T3a, T3b, yang mengelilingi kandung kemih (T3a atau T3b).
atau T4a, Mungkin telah menyebar ke prostat, uterus, atau
N0, M0) vagina, tetapi tidak tumbuh ke dalam panggul atau
dinding perut (T4a). Kanker belum menyebar ke
kelenjar getah bening (N0) atau ke tempat yang jauh
(M0).
6 Stage IV T4b, N0, M0: Kanker telah tumbuh melalui dinding
kandung kemih dan ke dinding panggul atau perut
(T4b). Kanker belum menyebar ke kelenjar getah
bening (N0) atau ke tempat yang jauh (M0).
Atau
Setiap T, N1 untuk N3, M0: Kanker telah menyebar ke
kelenjar getah bening terdekat (N1-N3) tetapi tidak ke
tempat yang jauh (M0).
Atay
Setiap T, setiap N, M1: Kanker telah menyebar ke
kelenjar getah bening jauh atau ke situs seperti
tulang, hati, atau paru-paru (M1).

Tipe Kanker Kandung Kemih:


Kanker kandung kemih dibedakan menjadi beberapa tipe berdasarkan bagaimana sel
mereka terlihat dibawah mikroskop.
Transitional cell (urothelial) carcinoma
Ini adalah jenis kanker kandung kemih paling umum. Lebih dari 9 dari 10 kanker kandung
kemih adalah jenis ini. Sel-sel dari karsinoma sel transisional (TCCS) terlihat seperti sel-
sel urothelial yang melapisi bagian dalam kandung kemih. Sel urothelial juga melapisi
bagian lain dari saluran kemih, seperti lapisan ginjal (disebut pelvis ginjal), ureter, dan
uretra, sehingga TCCS juga bisa terjadi pada tempat-tempat ini. Bahkan, pasien dengan
kanker kandung kemih kadang-kadang memiliki tumor lain di lapisan ginjal, ureter, atau
uretra. Jika seseorang memiliki kanker di salah satu bagian dari sistem urin mereka,
seluruh saluran kemih perlu diperiksa untuk tumor.
Kanker kandung kemih sering dijelaskan berdasarkan seberapa jauh mereka telah
menyerang ke dinding kandung kemih:
Kanker kandung kemih non-invasif masih di lapisan dalam sel (yang
transisionalepitel) tetapi belum tumbuh ke dalam lapisan yang lebih dalam.
Kanker invasif tumbuh menjadi lamina propria atau bahkan lebih dalam ke dalam
lapisan otot. Kanker invasif lebih mungkin untuk menyebar dan sulit untuk diobati.
Kanker kandung kemih juga dapat digambarkan sebagai superficial atau non-muscle
invasive. Istilah-istilah ini mencakup baik tumor non-invasif serta setiap tumor invasif yang
belum tumbuh ke dalam lapisan otot utama kandung kemih. Karsinoma sel transisional
juga dibagi menjadi 2 subtipe, papiler dan datar, berdasarkan bagaimana mereka tumbuh:
Papillary carcinoma : sel tumbuh ramping, seperti jari-jari proyeksi dari permukaan
dalam dari kandung kemih menuju pusat berongga. Tumor papiler sering tumbuh
menuju pusat kandung kemih tanpa tumbuh menjadi lapisan kandung kemih yang
lebih dalam. Tumor ini disebut kanker papiler noninvasif. Sangat ringan, kanker papiler
non-invasif kadang-kadang disebut neoplasma papiler yang berpotensi menjadi ganas
yang rendah.
Flat carcinoma : tidak tumbuh ke arah bagian berongga dari kandung kemih sama
sekali. Jika tumor datar hanya di lapisan dalam sel kandung kemih, diketahui sebagai
karsinoma datar non-invasif atau karsinoma in situ datar (CIS).
Jika baik papiler atau tumor datar tumbuh menjadi lapisan yang lebih dalam dari kandung
kemih, maka itulah yang disebut sel transisional invasif (atau urothelial) karsinoma.

E. TANDA DAN GEJALA


Tanda dan gejala Ca Buli buli yaitu :
1. Kencing campur darah yang intermitten
2. Merasa panas waktu kencing
3. Merasa ingin kencing
4. Sering kencing terutama malam hari dan pada fase selanjutnya sukar kencing
5. Nyeri suprapubik yang konstan
6. Panas badan dan merasa lemah
7. Nyeri pinggang karena tekanan saraf
8. Nyeri pada satu sisi karena hydronephrosis
Gejala dari kanker kandung kemih menyerupai gejala infeksi kandung kemih (sistitis) dan
kedua penyakit ini bisa terjadi secara bersamaan. Patut dicurigai suatu kanker jika
dengan pengobatan standar untuk infeksi, gejalanya tidak menghilang.

F. PATOFISIOLOGI (terlampir)

G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tes Laboratorium
- Urin Sitologi : sample urine diperiksa dibawah mikroskop untuk melihat apakah
urine mengandung sel kanker atau sel pre-kanker. Tetapi test ini belum
sepenuhnya bisa menegakkan diagnosis.
- Kelainan lain yang ditemukan biasanya hanya ditemukannya darah dalam air
kemih. Tanda adanya anemia dapat dijumpai bila terjadi perdarahan yang
umumnya terjadi pada tumor yang sudah lanjut atau dapat pula ditemukan tanda
adanya gangguan fungsi ginjal berupa peningkatan kadar ureum dan kreatinin
dalam darah yang terjadi bila tumor tersebut menyumbat kedua muara ureter
(saluran kemih).
- Leukositosis bila terjadi infeksi sekunder dan terdapat pus atau bakteri dalam
urine.
- Acid phospatase meningkat : kanker prostat metastase
- ACTH meningkat : kanker paru
- Alkaline phosphatase meningkat : metastase ke tulang, kanker hati, lymphoma,
dan leukemia.
- Calsium meningkat : metastase tulang, mamae, leukemia, lymphoma, multiple
myeloma, kanker paru, ginjal, hati, paratiroid, bladder.
- Testosteron meningkat : kanker adrenal, ovarium.
Radiologi
- Intravenous pyelogram (IVP) : adalah pemeriksaan x-ray dari sistem perkemihan.
Sebelum pemeriksaan, diinjeksikan pewarna special melalui intravena. Pewarna ini
dihapus dari aliran darah oleh ginjal dan kemudian masuk ke dalam ureter dan
kandung kemih. Pewarna menguraikan organ-organ ini pada sinar-x dan
membantu menunjukkan tumor saluran kemih.
- Retrograde pyelogram : Untuk tes ini, kateter (tabung tipis) ditempatkan melalui
uretra dan naik ke kandung kemih atau ke ureter. Kemudian pewarna disuntikkan
melalui kateter untuk membuat lapisan kandung kemih, ureter, dan ginjal lebih
mudah untuk dilihat pada sinar-x.Tes ini tidak digunakan sesering IVP, namun tes
ini dapat dilakukan (bersama dengan USG ginjal) untuk mencari tumor di saluran
kemih pada orang yang tidak dapat dilakukan IVP karena mereka alergi terhadap
pewarna x-ray.
- CT-scan : CT scan ginjal, ureter, dan kandung kemih dikenal sebagai CT urogram.
Hal ini dapat memberikan informasi rinci tentang ukuran, bentuk, dan posisi setiap
tumor di saluran kemih, termasuk kandung kemih. Pemeriksaan ini juga dapat
membantu menunjukkan pembesaran kelenjar getah bening yang mungkin berisi
kanker, serta organ-organ lain di perut dan panggul. Sebelum tes, pasien mungkin
diminta untuk minum 1 sampai 2 liter cairan yang disebut kontras oral. Hal ini
membantu menjelaskan usus sehingga daerah-daerah tertentu yang tidak salah
untuk tumor. Pasien juga mungkin menerima infus melalui berbagai jenis pewarna
kontras (kontras IV) disuntikkan. Hal ini membantu struktur garis yang lebih baik
seperti pembuluh darah dalam tubuh pasien. Injeksi dapat menyebabkan beberapa
pembilasan (kemerahan dan demam). Beberapa orang yang alergi terhadap
pewarna bisa gatal-gatal atau memiliki reaksi yang lebih serius seperti kesulitan
bernapas dan tekanan darah rendah.
- Magnetic Resonance Imaging scan (MRI) : Gambar MRI sangat berguna dalam
menemukan tanda-tanda bahwa kanker telah menyebar di luar kandung kemih ke
dalam jaringan atau kelenjar getah bening di dekatnya. Sebuah MRI khusus dari
ginjal, ureter, dan kandung kemih, yang dikenal sebagai urogram MRI, dapat
digunakan sebagai pengganti dari IVP untuk melihat bagian atas dari sistem urin.
- Ultrasound : Hal ini dapat berguna dalam menentukan ukuran kanker kandung
kemih dan apakah telah menyebar ke luar kandung kemih ke organ atau jaringan
di dekatnya. Hal ini juga dapat digunakan untuk melihat ginjal. USG juga dapat
digunakan untuk memandu jarum biopsy mengambil specimen biopsy.
- Chest X-ray : digunakan untuk melihat ada tidaknya penyebaran kanker ke paru-
paru.
- Bone scan : scan tulang dapat membantu mencari kanker yang telah menyebar ke
tulang. Dokter biasanya tidak menganjurkan tes ini kecuali pasien memiliki gejala
seperti nyeri tulang, atau jika tes darah menunjukkan kanker mungkin telah
menyebar ke tulang. Untuk tes ini, sejumlah kecil bahan radioaktif tingkat rendah
disuntikkan ke pembuluh darah (intravena, atau IV). Zat mengendap di daerah
tulang yang rusak di seluruh kerangka selama beberapa jam. Pasien kemudian
berbaring di meja selama sekitar 30 menit sementara kamera khusus mendeteksi
radioaktivitas dan menciptakan gambaran kerangka.
Cystoscopy dan biopsy
- Cystoscopy adalah pemeriksaan dengan memasukkan selang dengan lampu dan
lensa kecil ke saluran kemih pasien. Air garam steril dapat diinjeksikan untuk
memperlebar pembukaan kandung kemih, sehingga letak tumor dapat terlihat lebih
jelas.
- Biopsy adalah pengambilan sampel kecil jaringan bladder yang biasanya dilakukan
bersamaan dengan proses dilakukannya cystoscopy. Spesimen hasil biopsy ini
kemudian diperiksa di laboratorium untuk mengetahui dua hal penting yaitu :
Invasiveness : yaitu hasil biopsy bisa menunjukkan seberapa dalam sel kanker
sudah menyebar atau berkembang ke dalam dinding kandung kemih. Grade :
kanker kandung kemih juga dikelompokkan berdasarkan bagaimana selnya terlihat
dibawah mikroskop : a). Low-grade cancers : sel terlihat normal, pasien dengan
kanker jenis ini biasanya memiliki prognosis yang baik. b). High-grade cancers : sel
tidak terlihat normal. Sel kanker jenis inilah yang lebih mudah untuk berkembang
ke lapisan dinding kandung kemih yang lebih dalam dan menyebar keluar kandung
kemih yang berarti lebih sulit untuk ditangani (American Cancer Society, 2014).

H. PENATALAKSANAAN MEDIS
Operasi
- TURBT (Transurethral Resection of a Bladder Tumor) : adalah operasi minim insisi
yang biasanya dilakukan di rumah sakit sebagai prosedur rawat jalan. Ini adalah
perawatan bedah lini pertama untuk tumor kandung kemih. Seperti cystoscope
atau resectoscope instrumen yang digunakan untuk menghilangkan tumor
dimasukkan melalui uretra ke dalam kandung kemih. Melihat daerah sistem
perkemihan berukuran kecil, digunakan lingkaran kawat listrik yang bergerak
bolak-balik melalui tumor untuk memotong dan menghapus jaringan. Listrik juga
digunakan untuk menutup perdarahan. Hal ini kadang-kadang disebut
electrocauterization atau fulguration. Salah satu keuntungan dari prosedur ini
adalah bahwa prosedur ini dapat dilakukan berulang kali dengan risiko minimal
untuk pasien dan dengan hasil yang sangat baik. Ada kurang dari risiko 10% dari
infeksi atau cedera kandung kemih, dan keduanya mudah diperbaiki. Risiko yang
paling umum dari TURBT adalah perdarahan, nyeri, dan rasa terbakar ketika
buang air kecil dan ketiganya bersifat sementara. Jika tumor kandung kemih besar,
ahli urologi dapat memilih untuk meninggalkan kateter di kandung kemih pasien
untuk satu atau dua hari untuk meminimalkan masalah yang terjadi dari
pendarahan, pembentukan gumpalan dalam kandung kemih atau perluasan
kandung kemih karena ada kemungkinan penyimpanan kelebihan urine atau
darah. Bahkan jika tumor kecil, kateter dapat dimasukkan untuk membilas kandung
kemih jika perdarahan berlanjut.
- Kanker yang tumbuh lebih dalam atau telah menembus dinding kandung kemih,
tidak dapat diangkat seluruhnya dengan metode TURBT atau sistoskopi sehingga
biasanya dilakukan pengangkatan sebagian atau seluruh kandung kemih
(sistektomi). Kelenjar getah bening biasanya juga diangkat untuk mengetahui
apakah kanker telah menyebar atau belum. Dengan diangkatnya kandung kemih,
maka dibutuhkan operasi rekonstruksi untuk membentuk saluran kencing alternatif.
Biasanya air kemih dialirkan ke suatu lubang di dinding perut (stoma) melalui suatu
saluran yang terbuat dari :
o Ileal Conduit : adalah yang paling mudah dan paling umum dilakukan.
Sebagian kecil dari ileum atau usus kecil dipotong. Satu sisi potongan ileum
melekat pembukaan kulit di sisi kanan dan stoma kecil atau mulut dibuat.
Sebuah alat plastik atau tas ostomy ditempatkan di atas stoma untuk
mengumpulkan urin. Ureter dijahit atau ditanamkan di dekat ujung ileum.
Karena saraf dan suplai darah yang diawetkan, saluran ini mampu mendorong
urin ke dalam alat.
o Orthotopic neobladder dan continent cutaneous diversion : pada kedua cara
ini, suatu penampung internal dibuat dari usus, pada orthotopic neobladder,
penampung ini dihubungkan dengan uretra. Penderita diajarkan untuk
mengosongkan penampung ini dengan cara mengendurkan otot dasar panggul
dan meningkatkan tekanan dalam perut sehingga air kemuh mengalir melalui
uretra. Pada continent cutaneous urinary diversion, penampung ini
dihubungkan dengan sebuah lubang di dinding perut. Diperlukan kantong luar,
karena air kemih tetap berada dalam penampung sebelum dikosongkan oleh
penderita dengan cara memasang selang melalui lubang di dinding perut ke
dalam penampung. Penderita melakukan pengosongan ini secara teratur.
Kanker yang sudah menyebar diobati dengan kemoterapi.
Radioterapy
- Diberikan pada tumor yang radiosensitive seperti undifferentiated pada grade III-IV
dan stage B2-C.
- Radiasi diberikan sebelum operasi selama 3-4 minggu, dosis 3000-4000 Rads.
Penderita dievaluasi selama 2-4 minggu dengan interval sistoskopi, foto thoraks
dan IVP, kemudian 6 minggu setelah radiasi direncanakan operasi. Post operasi
radiasi tambahan 2000-3000 Rads selama 2-3 minggu.
Chemoterapy
- Citral, 5 fluoro urasil
- Topical chemotherapy yaitu Thic-TEPA, Chemotherapy merupakan paliatif. 5-
Fluorouracil (5-FU) dan doxorubicin (adriamycin) merupakan bahan yang paling
sering dipakai. Thic-TEPA dapat dimasukkan ke dalam buli-buli sebagai
pengobatan topical. Klien dibiarkan menderita dehidrasi 8 sampai 12 jam sebelum
pengobatan dengan theotipa dan obat dibiarkan dalam buli-buli selama 2 jam.
(Bladder Cancer Advocacy Network, 2008 ; Steinberg, 2013).

I. KOMPLIKASI
a. Infeksi sekunder bila tumor mengalami ulserasi
b. Retensi urine bila tumor mengadakan invasi ke bladder neck
c. Hydronephrosis oleh karena ureter mengalami oklusi
d. Dampak emosional, orang dengan kanker kandung kemih akan mengalami apa yang
disebut efek rollercoaster dimana seseorang akan merasa sangat down ketika
mendapat diagnosa kanker dan bisa merasa sangat lega ketika jaringan kanker
diangkat dan merasa down lagi setelah mengetahui efek dari pengobatannya.
e. Disfungsi ereksi pada laki-laki bisa saja dialami karena efek dari kanker kandung
kemih ini.
f. Komplikasi pembedahan meliputi peredaran dan infeksi, efek samping dari radiasi
dapat menimbulkan striktur pada ureter, uretra, atau kolon. Komplikasi lain dikaitkan
dengan daerah metastase penyakit.
J. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
1. Identitas
Kanker kandung kemih lebih banyak mengenai laki-laki daripada perempuan.
2. Riwayat Keperawatan
a) Keluhan utama : Pasien nyeri saat BAK dan agak mengedan, ada benjolan pada
abdomen sebelah bawah, sulit BAB, dan nyeri diseluruh tubuh terutama
dipinggang.
b) Riwayat Penyakit Sekarang(riwayat penyakit yang diderita pasien saat masuk
rumah sakit). Darah keluar sedikit-sedikit saat BAK dan terasa nyeri sera sulit BAB.
c) Riwayat Penyakit Dahulu (riwayat penyakit yang sama atau penyakit lain yang
pernah diderita oleh pasien).
d) Riwayat Kesehatan Keluarga, penyakit yang pernah diderita anggota keluarga
yang menjadi faktor resiko.
e) Riwayat psikososial dan spiritual.
f) Kondisi lingkungan rumah.
g) Kebiasaan sehari-hari (pola eliminasi BAK, pola aktivitas latihan, pola kebiasaan
yang mempengaruhi kesehatan (rokok, ketergantungan obat, minuman keras).
3. Pemeriksaan Fisik
Khusus pada pemeriksaan sistem urinaria :
a) Inspeksi, tampak warna kencing campur darah, pembesaran suprapubic bila tumor
sudah besar
b) Palpasi, teraba tumor massa suprapubic, pemeriksaan bimanual teraba tumor
pada dasar buli-buli dengan bantuan general anastesi baik waktu VT atau RT.
4. Aktivitas /Istirahat : merasa lemah dan letih, terjadi perubahan kesadaran
5. Sirkulasi : perubahan tekanan dara normal (hipertensi), takikardia, bradikardia,
disritmia
6. Integritas Ego : perubahan tingkah laku atau kepribadian, cemas, mudah tersinggung.
7. Eliminasi : perubahan gejala BAK, nyeri saat BAK, urine berwarna merah.
8. Makanan & cairan : mual, muntah, penurunan nafsu makan
9. Neurosensori : kehilangan kesadaran sementara, perubahan mental
10. Nyeri/Kenyamanan : sakit pada daerah abdomen, wajah menyeringai, respon menarik
pada rangsangan nyeri.
11. Interaksi Sosial : perubahan interaksi dengan orang lain, rasa tak berdaya, menolak
jika diajak berkomunikasi.
12. Keamanan : trauma baru, terjadi kekambuhan lagi.
13. Seksualisasi : tidak ada sedikitnya tiga siklus mentruasi berturut-turut, atrofi payudara,
amenorea

K. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri berhubungan dengan proses penyakit (penekanan/kerusakan jaringan syaraf,

infiltrasi system suplai syaraf, obtruksi jalur syaraf, inflamasi).


2. Gangguan eliminasi urin berhubungan dengan obstruksi / iritasi kandung kemih.
3. Gangguan nutrisi (kurang dari kebutuhan tubuh) berhubungan dengan hipermetabolik

yang berhubungan dengan kanker.


4. Ansietas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang penyakit.

L. RENCANA KEPERAWATAN
1. Nyeri Akut
Tujuan :
Setelah dilakukan asuhan keperawatan 1x24 jam diharapkan nyeri pasien terkontrol.
Dengan kriteria hasil:
Skala nyeri berkurang sampai hilang.
Pasien mengungkapkan perasaan nyaman berkurangnya nyeri.
Intervensi :
Tentukan riwayat nyeri, lokasi, durasi dan intensitas
Evaluasi therapi: pembedahan, radiasi, khemotherapi, biotherapi, ajarkan klien dan
keluarga tentang cara menghadapinya.
Berikan pengalihan seperti reposisi dan aktivitas menyenangkan seperti
mendengarkan musik atau nonton TV
Menganjurkan tehnik penanganan stress (tehnik relaksasi, visualisasi, bimbingan),
gembira, dan berikan sentuhan therapeutic
Evaluasi nyeri, berikan pengobatan bila perlu

2. Gangguan Eliminasi Urin


Tujuan :
Setelah dilakukan asuhan keperawatan 1x24 jam diharapkan pola eliminasi urine
kembali normal.
Dengan kriteria hasil :
Tidak ada nyeri saat BAK.
Intervensi :
Observasi output dan intake cairan selama 24 jam.
Anjurkan pasien mempertahankan intake cairan yang adekuat.
Jelaskan pada pasien dan keluarga bahwa kanker kandung kemih menyebabkan
iritasi kandung kemih sehingga terjadi urgensi.
Kolaborasi pemberian analgesik atau antipasmodik

3. Nutrisi : Kurang Dari Kebutuhan Tubuh


Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 7x24 jam diharapkan kebutuhan
nutrisi pasien adekuat dengan kriteria hasil :
Porsi makan klien habis
Klien menunjukkan berat badan stabil, hasil lab normal dan tidak ada tanda-tanda
malnutrisi.
Intervensi :
Monitor intake makanan setiap hari, apakah klien makan sesuai dengan
kebutuhannya.
Timbang dan ukur berat badan, ukuran triceps serta amati penurunan berat badan.
Anjurkan klien untuk mengkonsumsi makanan tinggi kalori dengan intake cairan
yang adekuat.
Kontrol faktor lingkungan seperti bau busuk atau bising. Hindarkan dengan
makanan yang terlalu manis, berlemak dan pedas.
Ciptakan suasana makan yang menyenangkan misalnya makan bersama teman
atau keluarga
Berikan pengobatan sesuai indikasi

4. Ansietas
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam klien dapat mengatasi
kecemasan dengan kriteria hasil :
Klien dapat mengurangi rasa cemasnya
Rileks dan dapat melihat dirinya secara objektif
Menunjukkan koping yang efektif serta mampu berpartisipasi dalam pengobatan
Intervensi :
Berikan informasi tentang prognosis secara akurat
Beri kesempatan pada klien untuk mengekspresikan rasa marah, takut,
konfrontasi. Beri informasi dengan emosi wajar dan ekspresi yang sesuai
Jelaskan pengobatan, tujuan dan efek samping. Bantu klien mempersiapkan diri
dalam pengobatan
Berikan lingkungan yang tenang dan nyaman
Pertahankan kontak dengan klien, bicara dan sentuhlah dengan wajar.
DAFTAR PUSTAKA

1. American Cancer Society. 2014. Bladder Cancer. www.cancer.org : Diakses tanggal


13 /9/15
2. Bladder Cancer Advocacy Network. Bladder Cancer Basics for the Newly
Diagnosed. www.bcan.org : Diakses tanggal 13/9/15.
3. National Cancer Institute. What You Need to Know About Bladder Cancer. U.S.
Department Of Health and Human Services : National Institutes of Health.
4. Black, Joyce M & Esther Matassarin-Jacobs. 1997. Medical Surgical Nursing :
Clinical Management for Continuity of Care, Edisi 5, W.B. Saunders Company,
Philadelphia
5. Carpenito, Lynda Juall. 2001. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. EGC. Jakarta
6. Steinberg GD. Bladder Cancer. http://emedicine.medscape.com/article/438262-
overview#aw2aab6b2b7 : Diakses tanggal 13/9/15.
1. Deskripsi Patofisiologi - Faktor gen
Buli buli (vesika urinaria) - Pekerjaan
- Usia
- ISK
- Kopi,
pemanis
buatan
- Konsumsi
obat sering
dan
konsisten
Tumor Buli - Buli

Ulserasi Metastase Oklusi ureter/pelvic renal


immobilisasi
Karena penyakit

Invasi pada bladder Refluks


kelemahan fisik
Infeksi
sekunder :
Sirkulasi darah
- Panas saat Retensio urine: sulit kencing Hidronefrosis :
menurun
- kencing
- Merasa panas
dan tubuh 1.Nyeri
suprapubik
lemas Hipoksia

2.Nyeri
pinggang jaringan

perifer

Ginjal membesar resiko


Nyeri perubahan
AKut
Nye
ri
Aku
Penatalaksanaan
struktur
Kulit akibat
penekanan

Daerah menonjol
Penatalaksanaan
Lesi kulit dan

Diversi urin dengan Perubahan status kesehatan Kemoterapi


perubahan

Teknik vesicostomi Kurang paparan informasi akurat Efek kemoterapi


pigmentasi kulit

Seputar prosedur pembedahan Iritasi GI


Luka insisi ulkus
dekubitus Ansiet
Takut, gelisah
Rangsang vomiting center
Terputusnya kontinuitas jaringan Rangsang ujung syaraf
Kerusaka
Bebas di hipotalamus Nausea,
Port the entry mo Vomitus n
Pengeluaran zat = zat vasoaktif Integritas
Akumulasi mikroorganisme (prostaglandin, serotonin) Anoreksia
di area luka Rangsang cortex serebri untuk
persepsikan nyeri asupan makanan tidak
adekuat
Perawatan area insisi yang
kurang steril Nye BB menurun
ri
Aku
Resti Ketidakseimb
Infeksi angan
nutrisis:
Luka akibat pembedahan dan adanya vesicostomy
kurang dari
Hiperalbumin akibat
Kehilangan cairan tubuh melalui luka, lumen buatan, kerusakan
filtrasi glomerulus
ataupun selang drainage renal
Asupan nutrisi dan cairan tidak adekuat tekanan koloid osmotik
terganggu
Malnutrisi dehidrasi gangguan shift
cairan (CES dan CIS)
Perpindahan shift cairan
intravaskuler Respon tubuh berupa konjungtiva anemis, pucat ke
interstitial
Volume cairan menurun Akumulasi cairan
Edema

Resiko Kelebihan
Ketidakseimb Volume

Steinberg
cancer. GD. Bladder
29april 2013
com/article/438262-
overview#aw2aab6b2b7 angan Volume
Cairan
Cairan

Anda mungkin juga menyukai