RINGKASAN JURNAL
RECOMENDATIONS ON DISCLOSURE OF NONFINANCIAL
PERFORMANCE MEASURES
MATA KULIAH STANDAR DAN ANALISIS AKUNTANSI KEUANGAN
PERTEMUAN 11
Materi ini tidak/belum pernah disajikan/digunakan sebagai bahan untuk makalah/tugas pada
mata ajaran lain kecuali saya menyatakan dengan jelas bahwa kami menggunakannya.
Saya memahami bahwa tugas yang saya kumpulkan ini dapat diperbanyak dan atau
dikomunikasikan untuk tujuan mendeteksi adanya plagiarisme.
Komite meyakini bahwa ukuran-ukuran kinerja non keuangan seharusnya dinilai dengan
kriteria yang sama dengan ukuran-ukuran kinerja keuangan, yaitu karakteristik relevan
(relevance), keandalan (reliability), dan dapat diperbandingkan (comparability), yang dianut
di dalam Qualitative Characteristic of Accounting Information No. 2. Oleh karena itu,
penulis menyusun diskusi riset akademis mengenai pengukuran kinerja non keuangan terkait
tiga dimensi tersebut.
Relevan
Banyak individu dan grup telah menyerukan agar korporasi-korporasi mengungkapkan
informasi non keuangan dengan lebih banyak (AICPA 1994; Boulton et al. 2000; Eccles et al.
2001; Lev 2001). Individu-individu dan grup-grup ini berargumentasi bahwa ukuran
keuangan tradisional telah berkurang relevansinya yang disebabkan oleh adanya perubahan
pada model-model bisnis yang merefleksikan new economy. Ditambah lagi, banyak kritik
bermunculan terkait sifat melihat-ke-belakang yang dimiliki ukuran-ukuran keuangan dan
kesan bahwa ukuran keuangan memberikan insight yang sedikit terhadap kinerja perusahaan
di masa depan. Permintaan akan ukuran-ukuran pelaporan kinerja non keuangan eksternal
juga muncul dari perusahaan-perusahaan yang mengadopsi kerangka evaluasi kinerja internal
yang memasukkan ukuran-ukuran non keuangan, seperti Balance Scorecard (Kaplan and
Norotn 1996). Investor telah meminta pelaporan eksternal memasukkan metriks evaluasi
kinerja yang digunakan secara internal dan ukuran-ukuran tersebut terintegrasi ke dalam
strategi perusahaan. Kerangka seperti model PricewaterhouseCoopersValueReporting TM
(Eccles et al. 2001) memberikan contoh terkait pendekatan ini.
Ada banyak bukti bahwa beberapa perusahaan mengungkapkan informasi kinerja non
keuangan secara sukarela (Eccles et al. [2001] dan Upton [2001] sebagai contoh). Ditambah
lagi, para analis keuangan profesional merujuk kepada ukuran-ukuran non keuangan di dalam
laporan-laporan mereka (Previts et al. 1994) dan mereka tetap menggunakan ukuran-ukuran
tersebut untuk mengevaluasi kinerja jangka panjang suatu perusahaan (Dempsey etal. 1997).
Walaupun demikian, hasil-hasil ini tidak dapat mendukung bukti adanya hubungan antara
data non keuangan, kinerja keuangan masa depan, dan equity value.
Penelitian mengenai value relevance secara khusus meregresi harga saham atau market-to-
book ratio terhadap ukuran-ukuran non keuangan. Amir dan Lev (1996) menguji dua ukuran
non keuangan yang digunakan di dalam industri ponsel seluler: Total populasi di dalam
sebuah area pelayanan, dimana ini adalah sebuah ukuran dari potensi pertumbuhan, dan rasio
pelanggan terhadap total populasi, dimana ukuran ini mengukur kesuksesan operasi dan
kompetisi. Mereka menemukan bahwa kedua ukuran tersebut secara positif terkait dengan
harga saham. Mereka juga menemukan hubungan antara informasi non keuangan dan
keuangan, dengan relevansi nilai ukuran-ukuran keuangan seperti pendapatan dan nilai buku
muncul hanya saat dikombinasikan dengan informasi non keuangan. Hughes (2000)
mendokumentasikan sebuah relasi antara ukuran emisi sulfur dioksida dan harga pasar
ekuitas perusahaan utilitas listrik. Ia menemukan bahwa hubungan ini bervariasi dari waktu
ke waktu sebagai respon atas perubahan baik pada regulasi lingkungan dan proses produksi
utilitas. Hirschey et al. (2001) menguji apakah informasi non keuangan pada kualitas paten
mempengaruhi hubungan antara biaya R&D dan harga pasar. Mereka mendokumentasikan
sebuah hubungan yang lebih kuat antara biaya R&D dan harga pasar untuk perusahaan-
perusahaan dengan paten-paten yang lebih sukses, yang diindikasikan dengan informasi non
keuangan seperti kutipan paten, usia rata-rata paten baru, dan dekatnya paten kepada
penelitian terbaru. Akhirnya, Ittner dan Larcker (1998) mempelajari relevansi sebuah ukuran
kepuasan pelanggan yang dipublikasikan. Ukuran ini merepresentasikan sebuah agregasi dari
respon-respon pelanggan terhadap 15 pertanyaan terkait keseluruhan kepuasan pelanggan,
konfirmasi ekspektasi pelanggan, dan perbandingan kepada kondisi yang ideal. Ittner dan
Larcker (1998) menemukan ukuran ini berkorelasi positif kepada harga pasar, dan hubungan
ini bervariasi di setiap industri.
Penelitian lainnya menginvestigasi apakah sifat-sifat ukuran kinerja non keuangan menambah
kemampuan individu untuk meramalkan ukuran keuangan masa depan. Luft dan Shields
(2002) berargumentasi bahwa ukuran-ukuran non keuangan sering menciptakan sebuah fokus
pada masa depan, sebagai kebalikan dari fokus masa lampau yang dimiliki ukuran keuangan.
Lebih lanjut lagi, mereka menjaga bahwa ukuran-ukuran non keuangan menyebabkan
individu untuk memperhatikan lebih dekat kepada hubungan melibatkan ukuran keuangan
masa depan dan peningkatan keakuratan prediksi mereka terhadap ukuran-ukuran tersebut.
Dalam mendukung kepercayaan mereka, Luft dan Shields (2002) menemukan bahwa ramalan
seseorang terhadap keuntungan masa depan lebih akurat saat seseorang mendasarkan
ramalannya pada persentase kecacatan pada suatu proses produksi pada saat ini (ukuran non
keuangan) dibandingkan dengan biaya rework dan spoilage (ukuran keuangan).
Secara keseluruhan, studi-studi yang menguji relevansi ukuran kinerja non keuangan
memberikan beberapa dukungan bahwa ukuran-ukuran ini dapat memprediksi variabel
keuangan di masa depan dan bahwa para analis dan partisipan pasar lainnya menggunakan
ukuran-ukuran non keuangan untuk menilai saham. Literatur ini memberikan bukti baik
hubungan tambahan maupun pelengkap antara ukuran-ukuran keuangan dan non keuangan
dalam memprediksi kinerja keuangan masa depan dan menunjukkan bahwa pasar mengambil
pelengkap-pelengkap tersebut dalam menilai saham. Penelitian juga mengindikasikan bahwa
pasar menginterpretasikan informasi non keuangan sesuai kondisinya, seperti pertimbangan
faktor karakteristik perusahaan, industri, lingkungan, dan regulasi. Satu kesimpulan
penafsiran hasil-hasil penelitian ini adalah bahwa nilai ukuran-ukuran non keuangan itu
bersifat berbeda satu perusahaan dengan perusahaan lainnya dan yang terbaik adalah yang
dapat disampaikan di dalam konteks strategi perusahaan.
Reliability
Tiga pertanyaan yang berhubungan dengan keandalan dari ukuran-ukuran kinerja non
keuangan:
Actual Reliability
Hasil dari studi terkait value relevance mendukung gagasan bahwa para investor menganggap
ukuran kinerja non keuangan setidaknya minimal terpercaya karena harga-harga saham
terlihat merefleksikan ukuran-ukuran tersebut. Dengan asumsi adanya efisiensi pasar,
investor rasional memasukkan ukuran non keuangan ke dalam penilaian ekuitas mereka
hanya jika ukuran-ukuran tersebut relevan dan dapat diandalkan sebagai alat yang dapat
memprediksi kinerja masa depan.
Isu terkait efisiensi pasar menggiring kita untuk menguji apakah para investor dapat menilai
keandalan ukuran-ukuran non keuangan. Sejauh pengetahuan penulis, tidak ada bukti
langsung atas isu tersebut, bagaimanapun, penelitian mengindikasikan para investor
mempertimbangkan keandalan sumber informasi saat akan menggunakan informasi tersebut.
Lebih spesifik lagi, para investor akan menyesuaikan kepercayaan mereka atas informasi
untuk insentif (Hirst et al. 1995) dan akurasi sebelumnya (Maines 1996; Williams 1996; Hirst
et al. 1999) dari sumber informasi. Jadi, penggunaan ukuran kinerja non keuangan oleh para
investor tergantung pada persepsi mereka pada keandalan sumber informasi tersebut.
Ada sebuah isu terkait yaitu pengaruh audit eksternal atas kinerja non keuangan kepada
persepsi investor atas keandalan informasi tersebut. Penelitian-penelitian mengindikasikan
bahwa para pengguna laporan secara umum mempertimbangkan bahwa informasi yang telah
diaudit dapat lebih dipercaya daripada nformasi yang tidak diaudit (Libby 1979; Pany and
Smith 1982; Johnson et al. 1983). Jadi, jika suatu penyajian ukuran kinerja non keuangan
telah diaudit, persepsi keandalan dan kepercayaan investor terhadap informasi tersebut akan
meningkat. Sebuah studi mewaspadai tentang praktek meng-hyperlink informasi unaudited
dengan informasi audited di website. Hodge (2001) menemukan bahwa praktek tersebut
membuat seseorang salah mengklasifikasikan informasi unaudited sebagai informasi audited,
oleh karena itu, orang tersebut memberikan kepercayaan yang lebih besar kepada informasi
unaudited tersebut daripada orang-orang yang menerima informasi tersebut tidak dalam
format hyperlink. Pelabelan secara jelas audited dan not audited dapat mengurangi
kesalahan pengklasifikasian yang dilakukan oleh individu-individu tersebut. Temuan-temuan
ini mengindikasikan bahwa sinyal yang jelas terkait keandalan dibutuhkan di dalam
pelaporan berbasis web jika perusahaan meng-hyperlink informasi keuangan audited dan
informasi non keuangan unaudited.
Kesimpulannya, terdapat sedikit bukti langsung di dalam literatur akademik yang berkenaan
dengan keandalan ukuran kinerja non keuangan. Temuan-temuan bahwa beberapa ukuran
adalah value relevant dan membantu dalam memprediksi ukuran keuangan masa depan
mengindikasikan ukuran-ukuran non keuangan memiliki keandalan yang minimum; tapi
apakah jasa atestasi atau bentuk lain dari peningkatan keandalan dapat mempengaruhi
kualitas pelaporan ukuran kinerja non keuangan masih belum banyak diteliti.
Penelitian menemukan bahwa, saat mengevaluasi kinerja, seseorang akan memberikan porsi
lebih berat pada ukuran-ukuran yang biasa dipakai di berbagai macam bisnis daripada
ukuran-ukuran non keuangan yang unik. Lipe dan Salterio (2000) menguji penialaian
seseorang terhadap pengukuran evaluasi kinerja divisi berdasarkan Balance Scorecard.
Ukuran keuangan lazim dipakai di seluruh divisi, sementara ukuran-ukuran terkait pelanggan,
internal business process, dan learning/growth berbeda-beda di antara divisi-divisi. Penilaian
seseorang akan kinerja suatu divisi terefleksi secara kuat berdasarkan ukuran-ukuran
keuangan daripada ukuran-ukuran non keuangan yang bervariasi. Temuan ini mungkin
berawal karena para pengguna kekurangan kerangka dalam memahami implikasi ukuran-
ukuran non keuangan terhadap kinerja, jadi mereka kembali ke ukuran-ukuran keuangan
dimana mereka memiliki sebuah kerangka untuk penilaiannya dan dapat langsung
membandingkannya di antara divisi-divisi.
Format Pelaporan
Penelitian juga mengindikasikan bahwa perbedaan format laporan kinerja keuangan dapat
mempengaruhi penggunaan informasi oleh investor profesional dan tidak profesional dengan
mempengaruhi transparansi informasi dan kegamblangan hubungan antara ukuran-ukuran
kinerja. Hirst et al. (2002) mendokumentasikan bahwa transparansi laporan keuangan dimana
ukuran-ukuran keuangan disajikan mempengaruhi penggunaan informasi oleh para analis.
Mereka menemukan bahwa para analis membuat perbedaan yang besar saat suatu pernyataan
kinerja menyajikan informasi nilai wajar, dibandingkan dengan penyajian informasi tersebut
di footnote. Mirip dengan penelitian tersebut, Maines dan McDaniel (2000) menemukan
bahwa investor non profesional memberikan pembebanan lebih pada unrealized gain and
loss pada marketable securities saat mereka secara eksplisit dihubungkan dengan laporan
kinerja dibandingkan dengan saat disajikan dalam footnote atau dalam sebuah laporan non
kinerja. Studi ini mendukung ide bahwa transparansi atas hubungan-hubungan di antara
ukuran-ukuran kinerja keuangan dapat mempengaruhi para investor dan bahwa transparansi
laporan kinerja non keuangan juga sama pentingnya.
Dari kesimpulan-kesimpulan di atas, Komite percaya dengan memberikan sebuah set standar
pengungkapan terkait ukuran-ukuran non keuangan, seperti kepuasan pelanggan, kualitas,
dan sebagainya tidak akan, melayani investor dengan baik.Sebaliknya, Komite percaya
bahwa perusahaan-perusahaan harus didorong agar memberikan pengungkapan tersebut
secara sukarela. Pengungkapan secara sukarela tersebut lebih cocok berada di bidang SEC
daripada FASB. Salah satu jalannya bagi SEC adalah dengan memberikan pendekatan untuk
pengungkapan ukuran-ukuran keuangan yang mirip dengan pendekatan safe harbor (aturan
yang ditetapkan sepanjang tidak melanggar aturan yang lainnya) yang diberikan oleh
pengungkapan forward-looking infromation. Perusahaan juga harus didorong untuk
mengungkapkan ukuran-ukuran non keuangan terintegrasi dengan ukuran-ukuran keuangan.