Anda di halaman 1dari 8

09/08/2010

 Menghitung besarnya kerja nyata kompresor

 Menghitung besarnya kerja isentropik kompresor

 Menghitung efisiensi kompresi kompresor

 Menghitung besarnya kebutuhan daya kompresor

 Menghitung koefisien prestasi (COP)

1
09/08/2010

2
09/08/2010

Grafik kapasitas pendinginan fungsi laju aliran massa


refrigeran dengan menggunakan ekspansi pipa kapiler

 Kapasitas pendinginan meningkat seiring dengan semakin


meningkatnya laju aliran massa refrigeran.
 Kapasitas pendinginan untuk R-134a lebih tinggi dari pada R-12
untuk laju aliran massa refrigeran yang sama.

Grafik daya input kompresor fungsi laju aliran massa


refrigeran dengan menggunakan ekspansi pipa kapiler

 Semakin besar laju aliran massa refrigeran maka semakin besar


pula daya kompresor yang dibutuhkan.
 daya kompresor untuk R-134a lebih besar dari pada R-12 untuk
setiap heater yang sama.

3
09/08/2010

Grafik COP fungsi laju aliran massa refrigeran dengan


menggunakan ekspansi pipa kapiler

 COP meningkat seiring dengan semakin meningkatnya laju aliran


massa refrigeran.
 COP untuk R-134a lebih tinggi dari pada R-12 untuk beban heater
yang sama.

Grafik kapasitas pendinginan fungsi laju aliran massa


refrigeran dengan menggunakan ekspansi TXV

 Kapasitas pendinginan meningkat seiring dengan semakin


meningkatnya laju aliran massa refrigeran.
 Kapasitas pendinginan untuk R-134a lebih tinggi dari pada R-12
untuk laju aliran massa refrigeran yang sama.

4
09/08/2010

Grafik daya input kompresor fungsi laju aliran massa


refrigeran dengan menggunakan ekspansi TXV

 Daya kompresor meningkat seiring dengan semakin meningkatnya


laju aliran massa refrigeran.
 Daya kompresor untuk R-134a lebih tinggi dari pada R-12 untuk
Beban heater yang sama.

Grafik COP fungsi laju aliran massa refrigeran dengan


menggunakan ekspansi TXV

 COP meningkat seiring dengan semakin meningkatnya laju aliran


massa refrigeran.
 COP untuk R-134a lebih tinggi dari pada R-12 untuk beban heater
yang sama.

5
09/08/2010

Grafik efek pendinginan fungsi heater

 Efek pendinginan cenderung konstan meskipun beban heater


semakin besar untuk ekspansi TXV.
Efek pendinginan semakin besar seiring peningkatan beban heater
untuk ekspansi pipa kapiler.

Grafik rasio pelepasan kalor fungsi heater

6
09/08/2010

 Nilai kapasitas pendinginan, daya input kompresor dan coeffisien of Performance (COP) naik
seiring dengan semakin besar nilai laju aliran massa refrigeran.
 Sistem pendingin yang menggunakan refrigeran R-134a mempunyai kapasitas pendinginan
yang lebih besar dibandingkan dengan sistem pendinginan yang menggunakan refrigeran R-
12.
 Nilai kapasitas pendinginan naik seiring dengan bertambahnya beban pendinginan yang
dihasilkan oleh heater.
 Kebutuhan daya kompresor semakin besar seiring dengan bertambahnya jumlah beban
pendinginan yang dihasilkan oleh heater.
 Sistem pendingin yang menggunakan refrigeran R-134a membutuhkan daya kompresor lebih
besar dibanding dengan sistem pendingin yang menggunakan refrigeran R-12
 Coeffisien of Performance (COP) semakin besar seiring dengan bertambahnya beban
pendinginan yang dihasilkan oleah heater.
 Sistem pendingin udara yang menggunakan refrigeran R-134a mempunyai coeffisien of
Performance (COP) lebih baik dibandingkan dengan sistem pendingin udara yang
menggunakan refrigeran R-12.
 Efek pendinginan semakin besar seiring dengan bertambahnya jumlah heater yang digunakan
sebagai beban pendinginan.
 Efek pendinginan untuk sistem pendingin yang menggunakan refrigeran R-134a lebih besar
dibandingkan dengan sistem pendingin yang menggunakan refrigeran R-12.
 Rasio pelepasan kalor semakin besar seiring dengan bertambahnya jumlah heater yang
digunakan sebagai beban pendinginan.
 Sistem pendingin yang menggunakan refrigeran R-134a mempunyai rasio pelepasan kalor
lebih besar dibandingkan dengan sistem pendingin yang menggunakan refrigeran R-12.

 Pada alat uji ditambah dengan alat ukur aliran (flow meter) untuk lebih memperoleh laju
aliran massa refrigeran yang lebih aktual.

7
09/08/2010

Sekian

Anda mungkin juga menyukai