Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pembangunan gizi kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya


manusia melalui peningkatan kesadaran, kemauan hidup sehat bagi setiap orang agar
terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya, yang pada gilirannya
dapat mendukung percepatan pembangunan daerah dan nasional.
Masalah gizi adalah masalah kesehatan masyarakat yang penanggulanganya tidak
dapat dilakukan dengan pendekatan medis dan pelayanan kesehatan saja. Masalah gizi
disamping merupakan sindroma kemiskinan yang erat kaitannya dengan masalah
ketahanan pangan di tingkat rumah tangga, juga menyangkut aspek pengetahuan perilaku
yang kurang mendukung pola hidup sehat.
Hasil survey tahun 2011 terhadap indek pembangunan kesehatan
masyarakat(IPKM) menunjukkan bahwa masih terdapat beberapa variabel program
pelayanan kesehatan yang memiliki bobot tinggi untuk ditingkatkan, termasuk upaya
perbaikan gizi masyarakat yang memiliki bobot 5. Variabel gizi didalam IPKM yang
perlu mendapat perhatian diantaranya menurunkan prevalensi status gizi buruk + kurang,
prevalensi status pendek + sangat pendek dan mengurangi angka defisit energi dan
protein. Di dalam tatanan keluarga, upaya pembinaan keluarga sadar gizi (KADARZI)
perlu di tingkatkan, sehingga mampu meningkatkan capaian beberapa indikator seperti
asi eksklusif, penggunaan garam beryodium, D/S pembinaan balita, perbaikan konsumsi,
danl peningkatan cakupan pemberian suplemen gizi.
Untuk menyikapi hal tersebut maka peningkatan pemberdayaan masyarakat
merupakan pilihan yang strategis. Banyak bentuk pemberdayaan masyatakat yang dapat
dibangun, diantaranya adanya keterlibatan lembaga perguruan tinggi. Sekolah tinggi ilmu
kesehatan baiturahim jambi (STIKBA) yang memiliki program studi ilmu gizi,
senantiasa berkonsentrasi terhadap program-program perbaikan gizi di daerah. Hal ini
dilakukan dalam rangka menjalankan tridarma perguruan tinggi, pembelajaran, penelitian
dan pengabdian.
Tahun akademik 2012/2013, program studi ilmu gizi stikba jambi melaksanakan
praktek kerja lapangan (PKL) sebagai bentk aplikasi teori dan peningkatan kompetensi
bidang gizi masyarakat yang diikuti mahasiswa pada semester delapan. Sebagai lahan
kegiatan PKL adalah, dinas kesehatan kabupaten dan puskesmas.

1
Menyadari bahwa jadwal yang bersedia cukup singkat sehingga output kegiatan
PKL kemungknan belum juga dapat diselesaikan secara tuntas. Diharapkan, adanya
bimbingan dan dukungan dari para senior dan para pemangku program akan membuat
kegiatan PKL ini menjadi semakin terarah.

B. TUJUAN
a. Umum :
Terselenggaranya proses praktek kerja lapangan bidang gizi masyarakat di
dinas kesehatan kabupaten dan dipuskesmas dan bagi mahasiswa semester delapan
prodi S1 gizi, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Baiturahim Jambi tahun akademik
2012/2013.
b. Khusus :
Meningkatkan wawasan dan pengalaman lapangan dibidang gizi masyrakat, meliputi :
Tingkat dinas kesehatan kabupaten/kota :
1. Mampu mengenalai struktur organisasi dinas kesehatan kabupaten/kota
2. Mampu mengenali program/kegiatan dibidang gizi di kabupaten/kota, meliputi
nama program sasaran, indikator, sumber pembiayaan
3. Mampu melakukan indentivikasi pencapaian/cakupan program gizi
4. Mampu melakukan indentivikasi masalah dibidang perbaikan gizi masyarakat
5. Mampu mengidentifikasi upaya-upaya penanganan masalah yang dapat
dilakukan dibidang perbaikan gizi masyarakat

Tingkat puskesmas :
1. Mampu mengenali struktur organisasi di puskesmas
2. Mampu mengenali jenis program gizi di puskesmas
3. Mempu melakukan orientasi pelayanan gizi dipuskesmas baik pelayanan gizi
spesifik ( seperti pojok gizi ) maupun pelayanan secara terpadu (seperti poli
klinik, KIA, dsb)
4. Mampu melakukan orientasi upaya pembinaan dibidang perbaikan gizi di
wilayah kerja puskesmas ( seperti posyandu, UKS, dsb )

C. WAKTU DAN TEMPAT

Waktu PKL dilaksanankan pada tanggal 18 maret s/d 5 april 2013, dengan alokasi
waktu sebagai berikut :
PKL dinas kesehatan kabupaten/kota selama 5 hari kerja (18-22 maret)
PKL dipuskesmas selama 10 hari kerja (25 maret- 5 april)

2
BAB II
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Profil Puskesmas sarolangun


DATA GEOGRAFIS DAN DEMOGRAFIS

Kecamatan sarolangun secara geografis terletak di antara 215 - 237 LS dan


antara 10223 - 10252 BT dengan ketinggian 38 meter dari permukaan laut. Sebagian
besar wilayah kecamatan sarolangun merupakan dataran rendah sebesar 60% dari luas
wilayah dan 40% lahan mempunyai topografi bergelombang dan berbukit. Kecamatan
sarolangun merupakan pusat pemerintah dan perdagangan dengan ibukota sarolangun.

Luas wilayah kecamatan sarolangun adalah 498 km. Batas-batas kecamatan sarolangun
adalah sebagai berikut:
1. Utara, berbatasan dengan kecamatan pauh
2. Selatan, berbatasan dengan kecamatan pelawan dan kecamatan cermin nan
gedang
3. Timur, berbatasan dengan kecamatan pauh
4. Barat, berbatasan dengan kecamatan bathin VII

1. VISI DAN MISI PUSKESMAS SAROLANGUN


VISI
Mewujudkan masyarakat sehat menuju sarolangun emas

3
MISI
Meningkatkan pengetahuan dan menumbuhkan sikap positif untuk
melindugi kesehatan sendiri
Mewujudkan lingkungan yang sehat agar masyarakat terlindungi dari
ancaman bahaya penyakit menular yang berasal dari lingkungan
Mencegah terjadinya dan terjangkitnya penyakit menular serta
menurunkan angka kesakitan, kecacatan, dan kematian dengan
imunisasi
Meningkatkan status kesehatan ibu dan anak sejak dalam kandungan
Meningkatkan status masyarakat melalui penemuan dan perbaikan atau
penanggulangan gizi buruk terutama pada balita dan ibu hamil
MOTTO
Pelayanan BERSINEGRIS ( Bersih, Sehat, Indah, Nyaman, Empati, Giat,
Ramah, Inisiatif, Standar)

2. KEPENDUDUKAN
Wilayah kerja puskesmas sarolangun terdiri dari enam kelurahan dan sembilan desa
dengan rincian jumlah penduduk sebagai berikut:

Tabel 2.1.
Jumlah Penduduk Di Kecamatan Sarolangun

JUMLAH
PERSENTAS
NO DESA/ KELURAHAN PENDUDU
E
K
1 kel Sarkam 3,404 9,21%
2 kel Gn Kembang 2,918 7,90%
3 kel pasar 2,803 7,59%
4 kel Sukasari 4,712 12,75%
5 kel Dusun 2,507 6,78%
6 kel Aur Gading 4,073 11,02%
7 Desa Ld Panjang 3,304 8,94%
8 Desa Lidung 2,022 5,47%
9 Desa Bernai 2,889 7,82%
10 Desa Sei Abang 1,374 3.72%
11 Desa Panti 1,31 3.55%
12 Desa Sei Baung 2,405 6.51%
13 Desa Baru 1,075 2.91%
14 Desa Tinting 1,341 3.63%
15 Desa Ujung Tanjung 816 2.21%

JUMLAH 36,953 100%

*data tahun 2010

4
Puskesmas sarolangun memiliki tiga puskesmas pembantu yang terletak di Desa
Sungai Abang, Desa ladang panjang, dan Desa sungai Baung.

3. SUMBER DAYA MANUSIA


Puskesmas sarolangun memiliki 124 staf yang terdiri dari:
Tabel 2.2.
Jabatan/Tugas di Puskesmas Sarolangun

NO JABATAN/ TUGAS JUMLAH

1 kepala puskesmas 1
2 kasubag tata usaha 1
3 dokter umum 3
4 dokter gigi 1
5 penyuluh kesehatan masyarakat 5
6 Ners 4
7 Bidan 28
8 Perawat 22
9 Perawat Gigi 5
10 Sanitarian 5
11 Nutrisionis 2
12 Analis/ Laboran 4
13 Asisten Apoteker 3
14 Petugas Rontgen 2
15 Perawat kesehatan (SPK) 19
16 Prakarya kesehatan (SMA) 7
17 Bidan PTT 3
18 Tenaga kontrak 3
19 Tenaga kerja sukarela 6
124 or
JUMLAH
ang

5
B. PELAYANAN PUSKESMAS

6
Gedung puskesmas Sarolangun memiliki fasilitas/ pelayanan sebagai berikut:
1. Instalasi Gawat Darurat (IGD)
2. Rawat Inap
3. Rawat Jalan
4. Rontgen
5. Poliklinik Umum
6. Poli Gigi
7. Klinik Lansia
8. Klinik Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)
9. Klinik Kebidanan
10. Pelayanan Imuniasasi
11. Promosi Kesehatan
12. Klinik Konsultasi Gizi
13. Klinik Konsultasi Kesehatan Lingkungan
14. Pemeriksaan Laboratorium Sederhana

C. CAPAIAN PELAYANAN PUSKESMAS


Berikut adalah capaian pelayanan kesehatan di Puskesmas Sarolangun sesuai Standar
Pelayanan Minimal (lihat Tabel 2.3.)

Tabel 2.3.
Capaian Pelayanan Kesehatan di Puskesmas Sarolangun Sesuai Standar Pelayanan
Minimal

No Kegiatan/Program capaian
1 Pelayanan Kesehatan Ibu dan Bayi 77,03%
2 Pelayanan Imunisasi (UCI) 91,47%
3 Perbaikan Gizi Masyarakat 92,37%
4 Penyelenggaraan Kesehatan Lingkungan 70,44%
5 Penyelenggaraan Promosi Kesehatan 77,26%
Upaya Pencegahan & Pemberantasan Penyakit
6 79,43%
Menular
7 Upaya Pengobatan 59,52%
8 Upaya Kesehatan Pengembangan 50,37%

7
D. PROGRAM GIZI DI PUSKESMAS
Monitoring ASI Eksklusif
Pemberian MP ASI
Lomba balita sehat
Survailens gizi buruk
Pemberian kapsul vitamin A (bayi dan balita)
Pemberian tablet Fe pada ibu hamil
Melakukan pengukuran LILA pada ibu hamil
Melakukan pengukuran LILA pada WUS
Pengawasan penggunaan garam beryodium
Pembinaan jadwal posyandu secara rutin
Melakukan penyuluhan pada PUS

E. PELAKSANAAN KEGIATAN PUSKESMAS SAROLANGUN

Kegiatan puskesmas Sarolangun meliputi Upaya Kesehatan Ibu dan Anak


termasuk Keluarga Berencana. Upaya perbaikan Gizi Masyarakat, Upaya Kesehatan
Lingkungan, Upaya Promosi Kesehatan, Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit
Menular, Upaya Pengobatan dan Upaya Kesehatan Pengembangan. Adapun masing-
masing upaya meliputi kegiatan sebagai berikut :

1. UPAYA KESEHATAN WAJIB


A. Kesehatan Ibu dan Anak
Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak merupakan program puskesmas yang
memberikan pelayanan kesehatan bagi bumil sesuai standar, drop out K4-K1,

8
pelayanan persalinan oleh tenaga kesehatan termasuk pendampingan persalinan
dukun oleh tenaga kesehatn sesuai standar, pelayanan nifas lengkap serta
pelayanan atau rujukan ibu hamil resiko tinggi//komplikasi

B. Program Keluarga Berencana


Meliputi kegiatan pelayanan KB aktif di puskesmas, akseptor aktif MKET
dengan komplikasi dan akseptor MKET mengalami kegagalan.

C. Program Promosi Kesehatan


Meliputi kegiatan Penyuluhan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat, mendorong
terbentuknya Upaya Kesehatan Bersumber Masyarakat.

D. Program Kesehatan lingkungan


Meliputi penyehatan air yaitu melakukan inspeksi sanitasi kerumah-rumah
masyarakat, inspeksi sanitasi tempat pengolahan makanan, pembinaan tempat
pengelolaan makanan, penyehatan tempat pembuangan sampah dan limbah,
penyehatan lingkungan pemukiman jamban keluarga dan pengawasan sanitasi
tempat-tempat umum.

E. Program Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat


Program ini meliputi kegiatan pemberian kapsul vitamin A pada Balita 2
kali/tahun, pemberian tablet besi pada ibu hamil, pemberian PMT pemulihan
balita gizi buruk pada gakin serta mengadakan penuluhan di posyandu.

F. Program Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular


Program ini pengobatan penderita TB Paru (DOTS) BTA positif,
pemeriksaan sediaan darah (SD) pada penderita malaria klinis, pelayanan
imunisasi dan penemuan kasus diare, penemuan kasus pneumonia dan
pencegahan dan penanggulangan rabies.
2. Upaya Pengobatan
Meliputi kegiatan pengobatan kunjungan rawat jalan gigi

3. Upaya Kesehatan Pengembangan


A. Puskesmas dengan Rawat Inap
Yaitu menghitung BOR Puskesmas tempat tidur hari rawat rata-rata (ALOS) di
puskesmas tempat tidur.

B. Upaya Kesehatan Usia Lanjut


Meliputi kegiatan pembinaan kelompok Usia Lanjut sesuai standar, pemantauan
kesehatan pada anggota kelompok Usia Lanjut yang dibina

9
C. Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Gigi
Meliputi kegiatan pencabutan gigi tetap.

Tabel 2.4.
Rekapitulasi Perhitungan Cakupan Komponen Kegiatan Kinerja Puskesmas

Hasil Cakupan Keteranga


NO Komponen Kegiatan (%) n
I Upaya Kesehatan Ibu dan Anak termasuk Keluarga 77,30% sedang
II Upaya Kesehatan Lingkungan 70,40% sedang
III Upaya Promosi Kesehatan 77,00% sedang
IV Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat 92,40% baik
Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit
V Menular 79,40% sedang
VI Upaya Pengobatan 59,50% sedang
VII Upaya Kesehatan Pengembangan 50,40% kurang
VIII Manajemen Puskesmas 9,50% baik
IX Mutu Pelayanan Puskesmas 8,88% baik

Tabel 2.5.
Nama-Nama Posyandu di Kecamatan Puskesmas Sarolangun
No Nama Nama Posyandu No Nama Desa/ Nama Posyandu
Desa/Kelurahan Kelurahan

10
1 Sarkam Anggrek 8 Ld. Panjang Anyelir I
Mawar Anyelir II
Melati Bunga mawar
Ros
2 Sukasari Melati Kamboja
Seruni Kenanga
Kemuning
Flamboyan
3 Pasar 9 Bernai
Melati I Kenanga
Melati II Melati
Melati III Kamboja
Melati IV 1 Sei Abang
4 Aur Gading 0 Kamboja
Bougenville Melati
Melati Sei Baung
Teratai 11 Flamboyan
Mawar Pelangi
Kemala Panti
Seroja 1 Kenanga
5 Dusun SH 2 Lembayung
Mawar Desa Baru
Dahliar Anggrek
1 Tinting
Amelia 3
Hebras Kasih Bunda I
Aster Kasih Bunda II
1 Ujung tanjung
6 Gn Kembang Anggrek Jingga 4
Melati III
Arwana
7 Lidung Mahkota 1
5
Anyelir
Mawar

BAB III

EVALUASI DAN ANALISIS

A. Pencegahan Kekurangan Vitamin A

11
Untuk mencegah kekurangan vitamin A pada balita yang dapat mengakibatkan
rabun senja sampai kebutaan, maka upaya yang dilakukan oleh Puskesmas
Sarolangun melalui Poli Gizi adalah
1. Menyediakan kapsul vitamin A yang cukup
2. Meningkatkan konsumsi makanan sumber vitamin A melalui penyuluhan
3. Melaksanakan pemberian kapsul vitamin A secara gratis kepada bayi dan
balita setiap bulan Februari dan Agustus.
4. Pemberian vitamin A pada ibu nifas untuk mencegah kekurangan vitamin A
pada bayi.
Cakupan pemberian kapsul vitamin A Puskesmas Sarolangun untuk bayi dan
balita bulan februari tahun 2013 dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 3.1
Cakupan Vitamin A
Puskesmas Sarolangun bulan Februari tahun 2013

N Pemberian Vit.A
Desa Jumlah Bayi
o Feb %
Sarkam 370 370 100%
Gn. Kembang 289 289 100
Pasar 265 265 100
Suka sari 751 751 100
Dusun 317 317 100
Aur Gading 828 828 100
Ld. Panjang 145 145 100
Lidung 201 201 100
Bernai 234 234 100
Bernai dalam 75 75 100
Sei. Abang 125 125 100
Panti 133 133 100
Sei. Baung 260 260 100
Desa Baru 65 65 100
Tinting 106 106 100
Ujung
Tanjung 102 102 100
Jumlah 4266 4266 100

Dari tabel di atas bahwa cakupan pemberian vitamin A bayi pada bulan februari
tahun 2013 pada setiap desa di kecamatan sarolangun sudah maksimal mencapai
100%. Pencapian tersebut telah melebihi target yang telah ditetapkan.

B. Penanggulangan Anemia Gizi Besi

12
Pemberian tablet tambah darah ( tablet Fe) pada ibu hamil dilakukan untuk
mencegah ibu hamil dari anemia atau kekurangan zat besi yang dapat menimbulkan
kematian. Karena ibu hamil yang kekurangan zat besi sangat beresiko terhadap
perkembangan dirinya dan kandungan janinnya. Oleh karena itu, Puskesmas
Sarolangun melalui poli gizi melakukan kegiatan pemberian tablet Fe dari Fe I sampai
Fe 3 dan juga ibu hamil mendapatkan Kegiatan pemeriksaan rutin dilakukan setiap
bulannya guna menurunkan angka kematian ibu. Hasil pemberian tablet Fe dapat
dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 3.2
Cakupan Fe 1 dan Fe 3 Ibu Hamil
Puskesmas Sarolangun Tahun 2013
BUMI
FE 1 FE 3
No Desa L
S N % N %
1 Sarkam 119 36 30.2 22 18.4
2 Gn. Kembang 104 22 21.1 8 7.6
3 Pasar 90 10 11.1 9 10
4 Suka sari 161 34 21.1 26 16.1
5 Dusun 63 12 19.0 5 7.9
6 Aur Gading 179 32 17.8 25 3.9
7 Ld. Panjang 77 2 2.5 11 14.2
8 Lidung 56 11 19.6 8 14.2
9 Bernai 0 23 0 8 0
10 Bernai dalam 0 2 0 2 0
11 Sei. Abang 38 22 57.8 1 2.6
12 Panti 36 10 27.7 9 25
13 Sei. Baung 57 10 17.5 6 10.5
14 Desa Baru 24 0 0 0 0
15 Tinting 33 6 18.1 6 18.1
16 Ujung Tanjung 22 3 13.6 2 9.1
Jumlah 1059 235 22.1 148 13.9

Angka Cakupan Fe 1 sebanyak (22,1%) dan Fe3 ( 13,9%) pada Fe ibu hamil
belum Memenuhi target pada tahun 2013.
C. Pengembangan Sistem Informasi Gizi
a. Pemantauan Status Gizi
Pemantauan Status Gizi Balita yang dilaksanakan untuk menyediakan
informasi Status Gizi Balita di Puskesmas Sarolangun Tahun 2013 dapat
dilihat pada tabel dibawah ini :

13
Tabel 3.3
Keadaan Status Gizi Balita
Puakesmas Sarolangun Tahun 2013
Balita Status Gizi Balita Berdasarkan BB/U
Jumla
N Di
Desa h Gizi Gizi
o timban Gizi Lebih Gizi Baik
Balita Kurang Buruk
g
T T T % T % T % T %
1 Sarkam 417 417 0 0 417 100 0 0 0 0
Gn.
2 Kembang 384 417 5 1,5 325 97,8 0 0 2 0,6
3 Pasar 213 213 2 0,7 258 98,8 1 0,3 0 0
4 Suka sari 855 855 0 0 806 100 0 0 0 0
5 Dusun 193 193 8 4,1 170 88 15 7,7 0 0
6 Aur Gading 718 718 0 0 718 100 0 0 0 0
7 Ld. Panjang 395 395 4 7,2 49 89 1 1,8 1 5,8
8 Lidung 196 196 0 0 196 100 0 0 0 0
9 Bernai 273 273 0 0 250 92 13 0 8 2,9
Bernai
10 dalam 80 80 8 10 71 88,7 1 4,7 0 0
1,2
11 Sei. Abang 136 136 0 0 125 100 0 5 0 0
12 Panti 151 151 1 0,6 145 96 0 0 5 3,3
13 Sei. Baung 258 258 1 0,7 257 99,6 0 0 0 0
14 Desa Baru 88 88 0 0 85 100 0 0 0 0
15 Tinting 65 65 1 2 47 97,9 0 0 0 0
Ujung
16 Tanjung 72 72 3 4,1 65 90,2 4 0 0 0
0,3
Total 4494 4494 33 0,8 3565 87,6 32 5,5 16 9

Pada tabel diatas adalah keadaan status gizi balita dari 0-59 bulan berdasarkan
(BB/U) yaitu keadaan berat badan baik mencapai (87,6%), Berat badan kurang
(5,5%) , Berat badan sangat kurang atau gizi buruk hanya (0,39%), dan berat badan
lebih (0,8%) dari total 4494 balita yang ditimbang.

b. Pengukuran Lingkar Lengan Atas (LILA)


Pengukuran LILA adalah suatu cara untuk mengetahui resiko
Kekurangan Energi Kronis (KEK) pada Wanita Usia Subur (WUS) dan Ibu
Hamil. Puskesmas Sarolangun melalui poli Gizi melakukan kegiatan ini yang
dilaksanakan oleh Bidan Desa pada Tingkat Desa dan oleh bidan puskesmas

14
pada saat kunjungan ke Puskesmas. Kegiatan ini rutin dilakukan setiap
bulannya. Hasil pengukuran LILA dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 3.4
Cakupan Pengukuran LILA WUS
Puskesmas Sarolangun Tahun 2013
WUS 15-45 TH
N
Desa <23.5
o S N
CM
1 Sarkam 1429 150 0
Gn.
2 Kembang 1235 180 0
3 Pasar 1091 200 0
4 Suka sari 1906 125 0
5 Dusun 791 100 0
6 Aur Gading 2164 170 0
7 Ld. Panjang 944 220 0
8 Lidung 686 110 0
9 Bernai 0 101 0
Bernai
10 dalam 0 85 0
11 Sei. Abang 463 135 0
12 Panti 445 110 0
13 Sei. Baung 687 112 0
14 Desa Baru 289 95 0
15 Tinting 425 112 0
Ujung
16 Tanjung 280 75 0
1283 208
Jumlah 5 0 0

Pada tabel pengukuran LILA WUS dari 2080 yang diukur dari jumlah WUS
keseluruhan yaitu 12835, tidak ada WUS yang <23,5 cm.

c. Monitoring ASI Eksklusif


Asi Susu Ibu (ASI) adalah makanan terbaik untuk bayi. Tidak ada satu
pun makanan lain yang dapat menggantikan ASI, karena ASI mempunyai
kelebihan yang meliputi 3 (tiga) aspek, yaitu Aspek Gizi, Aspek Kekebalan
dan Aspek Kejiwaan, berupa jalinan kasih sayang yang penting untuk
perkembangan mental dan kecerdasan anak. Sedangkan ASI Eksklusif adalah
perilaku dimana ibu hanya memberikan ASI saja, tanpa makanan dan
minuman lain kecuali sirup obat, kepada bayi sampai dengan umur 6 (enam)

15
bulan. Puskesmas Sarolangun melakukan kegiatan ini rutin setiap bulannya di
Posyandu.
Hasil monitoring ASI Eksklusif dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 3.5
Cakupan ASI Ekslusif Puskesmas Sarolangun Tahun 2013
ASI EKSLUSIF
TDK TDK
S ASI
ASI DTG
No Desa
0-6 %
EKSLU EKSLU
BL POSY
SIF SIF
N DU
1 Sarkam 47 32 15 0 1600
2 Gn. Kembang 46 36 10 0 1100
3 Pasar 13 8 5 0 600
4 Suka sari 35 25 10 0 1100
5 Dusun 11 8 3 0 400
6 Aur Gading 90 60 30 0 3100
7 Ld. Panjang 31 23 8 0 900
8 Lidung 15 15 0 0 100
9 Bernai 37 32 5 0 600
10 Bernai dalam 8 5 3 0 400
11 Sei. Abang 29 20 9 0 1000
12 Panti 18 18 0 0 100
13 Sei. Baung 35 20 15 0 1600
14 Desa Baru 9 9 0 0 1000
15 Tinting 18 13 5 0 600
16 Ujung Tanjung 8 8 0 0 100
1190
Jumlah 450 332 118 0 0

Dari tabel diatas cakupan Asi eksklusif yaitu 332 dari 450 bayi dari umur 0-6
bulan mencapai 11900 belum memenuhi target pada tahun 2013, Keadaan ini di
karenakan masih banyak ibu yang tak mencukupi asi kepada bayi tersebut.

d. Pemeriksaan Garam Beryodium


Garam beryodium adalah garam yang telah diperkaya atau telah
mengalami fortifikasi dengan KIO3 (KaliumIodat) sebanyak 30 80 ppm. Dan
penambahan ini dikarenakan masih tingginya kejadian Gangguan Akibat
Kekurangan Yodium (GAKY) di Indonesia.

Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY) merupakan masalah


yang serius seperti gondok, kretin atau kerdil dll. Perlu kita ketahui

16
kekurangan unsur yodium dalam makanan sehari-hari, dapat pula menurunkan
tingkat kecerdasan seseorang.

Akibat jangka panjang jika kekurangan yodium mengakibatkan


rendahnya kemampuan berpikir anak. Selain itu rendahnya konsumsi yodium
berdampak langsung terhadap menurunnya kualitas kesehatan masyarakat
yaitu menyebabkan kelahiran mati atau cacat bawaan pada bayi, anak dengan
IQ rendah, serta mempercepat penurunan fungsi tubuh seperti cepat pikun, tuli
atau buta sebelum usia tua.

Hasil Monitoring pemeriksaan garam beryodium tingkat rumah tangga


wilayah kerja puskesmas Sarolangun dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 3.6
Cakupan Pemeriksaan Garam Yodium Tingkat rumah tangga
Wilayah Kerja Puskesmas Sarolangun tahun 2013

N Desa KONSUMSI GARAM BERYODIUM


o HASIL PEMERIKSAAN
JUMLAH PUT UNG UNG % RT
RT

17
YANG DI U MENGKONSUMSI
IH U PEK GARAM
PERIKSA
AT BERYODIUM
1 Sarkam 26 0 0 26 100
Gn.
2 Kembang 26 10 0 25 96.1
3 Pasar 26 0 0 26 100
4 Suka sari 26 0 1 25 100
5 Dusun 26 0 0 26 100
6 Aur Gading 26 0 0 26 100
7 Ld. Panjang 26 0 0 26 100
8 Lidung 26 0 0 26 100
9 Bernai 26 0 0 26 100
1
0 Bernai dalam 26 0 0 26 100
1
1 Sei. Abang 26 0 3 23 100
1
2 Panti 26 0 0 26 100
1
3 Sei. Baung 26 0 0 26 100
1
4 Desa Baru 26 0 0 26 100
1
5 Tinting 26 0 1 25 100
1 Ujung
6 Tanjung 26 0 0 26 100
Jumlah 416 1 5 410 98.5

Dilihat dari tabel cakupan pemeriksaan yodium diatas dari setiap desa sudah
memenuhi dan memakai garam beryodium. Hanya saja pada desa Gn. Kembang yang
belum sepenuhnya maksimal yaitu mencapai (96,1%), sedangkan pada desa lainnya
sudah mencapai (100%)

BAB IV
PENUTUP

18
A. Kesimpulan
Masalah dibidang perbaikan gizi, seperti : belum tercapainya ASI ekslusif sesuai
target, dan untuk penggunaan garam beryodium masih terdapat beryodium masih
terdapat rumah tangga yang masih menggunakan garam tidak beryodium yaitu
kelurahan Gunung kembang.
Cakupan vitamin A pada bayi bulan februari tahun 2013 pada setiap desa di
kecamatan sarolangun sudah maksimal mencapai 100%. Pencapian tersebut telah
melebihi target yang telah ditetapkan.
Angka Cakupan Fe 1 sebanyak (22,1%) dan Fe3 ( 13,9%) pada Fe ibu hamil belum
Memenuhi target pada tahun 2013.
keadaan status gizi balita dari 0-59 bulan berdasarkan (BB/U) yaitu keadaan berat
badan baik mencapai (87,6%), Berat badan kurang (5,5%) , Berat badan sangat kurang
atau gizi buruk hanya (0,39%), dan berat badan lebih (0,8%) dari total 4494 balita
yang ditimbang.
pengukuran LILA WUS dari 2080 yang diukur dari jumlah WUS keseluruhan yaitu
12835, tidak ada WUS yang <23,5 cm
cakupan Asi eksklusif yaitu 332 dari 450 bayi dari umur 0-6 bulan mencapai 11900
belum memenuhi target pada tahun 2013, Keadaan ini di karenakan masih banyak ibu
yang tak mencukupi asi kepada bayi tersebut.
Cakupan program penimbangan D/S mengalami peningkatan tahun 2011 (79,2%)
sedangkan tahun 2012 (97,4%)

B. Saran
Berdasarkan hasil yang kami dapatkan selama PKL maka kami ingin memberikan
sedikit saran dan masukkan kepada puskesmas Sarolangun khususnya bidang gizi
1. Untuk meningkatkan pencapaian program D/S dengan memberikan upaya sosialisasi
penanekaragaman pemberian makanan tambahan (PMT) kepada kader posyandu
berupa PMT yang ekonomis, enak dan bergizi.
2. Upaya penanganan masalah gizi
Bimbingan secara intensif kepada penderita gizi sangat kurang dan keluarga
tentang konsumsi gizi untuk perbaikan asupan gizi penderita gizi buruk.
Memberikan demonstrasi cara pengolahan bahan pangan pengganti dari sumber
karbohidrat untuk mengatasi pencegahan permasalahan kurang energi kronis
(KEK)

19
Memberikan inovasi baru kepada masyarakat dalam mengolah sumber
karbohidrat agar menjadi bentuk makanan yang baru, enak dan bergizi

3. Cakupan dan Pencegahan kekurangan Vitamin A


a. Meningkatkan pendistribusian Vitamin A.
b. Meningkatkan penyuluhan kepada ibu tentang pentingnya makanan beragam
sumber Vitamin A dalam menu sehari-hari.

4. Penanggulangan Anemia Gizi Besi


a. Penyuluhan tentang pentingnya Fe dan makanan sumber Fe.

5. Pengukuran LILA (Lingkar Lengan Atas)


a. Meningkatkan pengukuran dan pencatatan LILA pada Bumil dan WUS (Wanita
Usia Subur).
b. Meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang resiko yang dapat ditimbulkan
dari KEK (Kurang Energi Kronik).
6. Cakupan dan Monitoring ASI Eksklusif
a. Meningkatkan pengetahuan para ibu dan kerja sama keluarga tentang
pentingnya ASI Eksklusif hingga 6 bulan.

7. Pemantauan Status Gizi


a. Menyediakan tenaga gizi untuk membantu bidan desa dalam melakukan
pemantauan status gizi masyarakat ditiap-tiap desa.
b. Meningkatkan pengawasan terhadap keakuratan data Antropometri.
c. Meningkatkan pelatihan tenaga kesehatan dan kader secara lebih intensif.
d. Penyuluhan KADARZI dan pemberian reward kepada keluarga yang
memenuhi syarat KADARZI agar dapat memotivasi masyarakat dan dijadikan
contoh oleh keluarga lain.

8. Penimbangan Balita di Posyandu


a. Meningkatkan partisipasi ibu untuk membawa Balita datang ke Posyandu
melalui kegiatan-kegiatan yang menarik.
b. Melakukan pengawasan terhadap keaktifan dan kecakapan tentang kesehatan
dan Kader Posyandu.

20

Anda mungkin juga menyukai