Anda di halaman 1dari 9

EFFECT OF NANOFILLER TECHNOLOGY ON SURFACE

PROPERTIES OF NANOFILED AND NANOHYBRID


COMPOSITES

PENDAHULUAN

Ukuran partikel dan morfologi filler sangat penting bagi sifat fisik dan kinerja
klinis komposit. Komposit microfilled adalah bahan pertama yang memiliki sifat
tahan aus dan kualitas permukaan yang bagus karena partikelnya kecil dan kandungan
filler yang rendah. Namun, komposit mikrofilled memiliki dua kelemahan utama
yaitu penyusutan saat polimerisasi yang tinggi dan kurang lentur. Sebaliknya,
komposit hybrid memiliki filler dengan ukuran berbeda sehingga kandungan filler-
nya tinggi dan kekuatan fisik yang lebih tinggi dan penyusutan polimerisasi yang
rendah. Namun komposit hybrid memiliki permukaan yang tidak tahan gesekan

Baru-baru ini, nanokomposit diperkenalkan untuk memenuhi kebutuhan


fungsional ini melalui penerapan nanoteknologi. Nanokomposit telah memperbaiki
sifat-sifat mekanisnya yakni lebih tahan terhadap daya tekan, diametrical tensile
strength, tidak mudah retak, tidak mudah aus, penyusutan saat polimerisasi yang
rendah, translusensi tinggi , permukaan dan estetika yang lebih bagus . Karena
memiliki sifat-sifat yang sangat bagus maka nanokomposit lebih murah, hemat waktu
dan mudah diperbaiki serta dapat menjadi pengganti keramik sebagai bahan laminasi.

Nanoteknologi telah digunakan dalam komposit dalam bentuk komposit


nanofilled dan nanohybrid yang memiliki morfologi filler, ukuran partikel dan
distribusi filler yang berbeda. Penelitian ini dilaksanakan untuk menilai dampak dari
perbedaan tersebut terhadap dua sifat permukaan utama yakni kekasaran permukaan
dan ketahanan abrasi dari komposit nanofilled dan nanohybrid (Tetric N Ceram,
Ivoclar Vivadent).
MATERIAL DAN METODE

Persiapan Sampel

Sebuah cetakan berbahan dasar kuningan yang dibuat khusus terdiri dari
lubang dengan diameter 8 mm dan kedalaman 0,8 mm. Cetakan ini digunakan untuk
membuat 15 piringan sampel yang masing-masing sampel akan terdiri dari Filtek
Z350 (3M ESPE) dan Tetric N Ceram (Ivoclar Vivadent). Pada penelitian ini, sampel
dibagi menjadi 2 kelompok sesuai dengan material komposit penyusunnya, dimana
kelompok 1 materi penyusunnya adalah Filtek Z350 dan kelompok 2 terdiri dari
Tetric N Ceram.

Tabel 1 : Rincian masing-masing komposit yang digunakan

Material komposit ini dikeluarkan dari syringe dan dikemas dalam cetakan
yang diletakkan diatas plat kaca dan ditutupi dengan potongan Mylar. Kelebihan
material telah dibuang dan sampel dipolimerisasi dengan menggunakan LED Light
Curing ( Type Optilight LD Max, Gnatus, Voltasi: 93 V-260 V, Frekuensi: 50/60 Hz,
Power: 15 VA, Panjang gelombang: 440 nm-460 nm) selama 40 detik. Cetakan logam
khusus dibuat dengan dimensi diameter dan tinggi sebesar 10 mm, yang digunakan
untuk fabrikasi autopolimerisasi blok resin akrilik (DPI-RR- merah muda,India,
working time 4 menit dan setting time 14 menit). Kemudian sampel di polishing
dengan bahan poles yaitu Astropol polishing kit untuk Tetric N Ceram dan Sof-lex
polishing kit untuk Filtek Z350.

Uji Kekasaran Permukaan

Semua spesimen/sampel akan diuji kekasaran permukaan menggunakan


Surface Roughness Tester-Mahr Perthometer M2. Alat tersebut mengukur jarak
hingga 150 in/6000 in, dan melintasi panjang 1,75 mm, 5,6 mm, 17,5 mm (0,07 di,
0,22 di, .7in) sesuai Standar ISO. Nilai-nilai yang diperoleh dengan instrumen stylus
dengan ujung 2 m dan sudut kerucut 90 (per DIN EN ISO 3274) yang
memungkinkan sebuah tracing dua dimensi dari permukaan. Lima pengukuran
berturut-turut dalam arah yang berbeda dicatat untuk setiap spesimen dan kekasaran
permukaan rata-rata (Ra,m, sesuai per DIN EN ISO 4287) dihitung. Sampel
perwakilan dari masing-masing kelompok diperiksa di bawah mikroskop elektron
scanning (FEI Quanta 200 Mark 2) dan photomicrographs (Gambar 3a dan3b).
Abrasi oleh Sikat Gigi Pasta Gigi

Spesimen diuji tingkat abrasi oleh sikat gigi dan pata gigi. Digunakan sikat
gigi Oral B Cross Action dengan ujung bulat, bulu sedang dan dengan kecepatan
7200 rpm serta pasta gigi Pepsodent, Hindustan Unilever Ltd, mengandung kalium
karbonat. Dilakukan rangkaian penyikatan specimen sebanyak 36.000 kali disertai
pemberian beban yang konstan ( 500 gr beban yang diapikasikan pada kepala sikat)
selama 5 menit. Prosedure penyikatan dilakukan pada konsistensi cukup kental
dengan perbandingan air dan pasta gigi 1 : 1. Nilai rata-rata tingkat kekasaran
permukan (Ra, m) setiap specimen kembali diukur setelah prosedur penyikatan
dengan sikat gigi dan pasta gigi ini. pengukuran juga diikuti dengan pemeriksaan di
bawah mikroskop electron scanning dan diakukan pengambilan gambar micrograph.

Analisis Statistika

Nilai rata-rata tingkat kekasaran permukaan diukur sebelum dan sesudah


prosedur abrasi oleh sikat gigi-pasta gigi pada kedua kelompok, serta diikuti oleh
penghitungan standar deviasi. Digunakan paired t-test untuk membandingkan nilai
kekasaran permukaan pda kedua kelompok.
HASIL

Seperti yang terlihat pada tabel 2 dan 4 kekasaran permukaan dari Kelompok-
1 adalah 0.367 0.037 m dan Kelompok-2 adalah 0.210 0.015 m sebelum uji
abarasi oleh sikat gigi - pasta gigi. Hal ini menunjukkan bahwa kekasaran permukaan
Tetric N Ceram lebih rendah dari Filtek Z350 dan perbedaan secara statistik
signifikan. Nilai kekasaran permukaan meningkat setelah uji abarasi oleh sikat gigi -
pasta gigi. Kekasaran permukaan Kelompok 1 dan 2 masing-masing adalah 0.544
0.029 m dan 0.430 0.028 m. Oleh karena itu, kekasaran permukaan Tetric N
Ceram masih lebih rendah dari Filtek Z350 dan perbedaan secara statistic adalah
signifikan. Hasil Paired t test (Tabel 3 dan 5) menunjukkan bahwa perbedaan
dalam nilai statistik signifikan untuk Filtek Z350 dan Tetric N Ceram pada tingkat
signifikansi 0,05. Perbandingan perbedaan nilai rata-rata dari kedua kelompok
sebelum dan sesudah uji abarasi oleh sikat gigi - pasta gigi seperti yang terlihat pada
Tabel 6, menunjukkan bahwa perbedaannya lebih banyak untuk Tetric N Ceram
dibandingkan dengan Filtek Z350.
Evaluasi pemeriksaan mikroskop elekron mengenai kekerasan permukaan
antara dua kelompok tersebut telah sesuai dengan yang diperoleh menggunakan
Perthometer. Pemeriksaan photomicrographs electron dari Filtek Z350 (gambar 3a
dan 3b) memperlihatkan nanocluster dan nanoparticles pada matrik resin. Setelah uji
abarasi oleh sikat gigi - pasta gigi hanya partikel nanofiller yang terlepas namun
nanocluster tetap utuh. Pemeriksaan photomicrographs electron pada Tetric N Ceram
(gambar 4a dan 4b) memperlihatkan partikel filler didistribusikan diseluruh matriks.
Setelah uji abarasi oleh sikat gigi - pasta gigi partikel berukuran lebih besar terlepas
meninggalkan partikel berukuran lebih kecil.

DISKUSI

Polish permukaan yang baik penting untuk estetik dari restorasi komposit karena
permukaan yang kasar dapat menyebabkan akumulasi plak dan diskolorisasi.
Meskipun untuk jangka panjang kinerja klinis dari restorasi sangat penting untuk
menjaga permukaan bahkan setelah mengalami siklus abrasi teratur di rongga mulut.
Sakaguchi RL tahun 1989 melaporkan bahwa abrasi dari sikat gigi menyebabkan
perubahan kondisi permukaan yang dapat digunakan untuk memprediksi tingkah laku
klinis. Sebab itu, sampel yang dipilih adalah dengan abrasi akibat sikat gigi dan pasta
gigi untuk mensimulasi pemakaian progresif intraoral dan untuk mengevaluasi umur
klinis.

Spesimen dari abrasi sikat gigi bisa dievaluasi untuk resisten abrasi menggunakan
berbagai metode. Hal ini dapat diperhitungkan dengan menghitung perbedaan
ketebalan spesimen dari ketebalan asal menggunakan caliper atau dengan
menentukan penurunan berat spesimen setelah mengalami abrasi. Dalam penelitian
ini, Perthometer digunakan untuk mengevaluasi resisten pemakaian spesimen yang
tidak hanya mengukur waktu pemakaiannya saja tetapi juga kekasaran permukaan di
waktu yang sama.

Kedua nanokomposit yaitu nanofilled dan nanohybrid memiliki komposisi


matriks resin yang sama tetapi berbeda dalam jenis partikel filler, ukuran dan
distribusi. Nanofilled komposit berisi partikel ukuran nanometer diseluruh matriks
resin sedangkan nanohybrid memiliki partikel ukuran nanometer dengan teknologi
pengisi (filler) yang lebih konvensional. Nanopartikel tersedia dalam dua bentuk :
partikel tunggal nanometer dan nanoclusters. Partikel nanometer adalah partikel
tunggal utama dalam bentuk bulat. Nanocluster di aglomerasikan bebas berdasarkan
nanopartikel tersebut.

Menurut produsen, Filtek Z350 terdiri dari partikel nanometer yang mengisi
ruang luas, nanocluster yang teraglomerasi memberikan sruktur yang padat dan tahan
terhadap komposi pada komposit. Pada waktu abrasi partikel utama nano terputus
dari matriks resin namun karena luas permukaan yang lebih besar sulit untuk
menghilangkan nanoclusters. Ini memungkinkan untuk mempertahankan permukaan
halus dalam waktu yang lebih lama. Selanjutnya ketika partikel nanomer kecil lepas
mereka meninggalkan lubang kecil yang tidak mempengaruhi karateristik permukaan.

Sesuai dengan produsen Tetric N Ceram terdiri dari prepolymerized dan milled
microfillers, partikel ytterbium fluoride dan nanofillers. Meskipun filler
prepolymerized mengimbangi penyusutan, namun terjadi kehilangan partikel filler
yang berukuran lebih besar ini selama abrasi meninggalkan cekungan yang besar di
permukaan komposit.

Dalam sebuah studi yang dilakukan oleh Senawongse P dan Pongprueksa P


ditemukan bahwa Filtek Z350 (nanohybrid komposit) menunjukkan kekasaran
permukaan yang lebih rendah serta ketahanan abrasi yang lebih tinggi dibandingkan
denganTetric N Ceram (nanofilled komposit).

Suzuki et al. membandingkan kekasaran permukaan komposit nanofilled dan


nonohybrid sebelum dan sesudah abrasi sikat gigi-pasta gigi dengan cairan kalsium
karbonat dan menemukan bahwa Tetric EvoCeram ( komposit nanohybrid )
menunjukan kekasaran permukaan terendah pada semua waktu tetapi ketahanan
terhadap abrasinya lebih rendah daripada Filtek Supreme XT (komposit nanofilled).
RR De Moraes et al. membandingkan sifat sifat dari komposit nanofilled dan
nanohybrid dan menemukan bahwa komposit nanofilled menunjukan abrasi akibat
sikat gigi pasta gigi lebih rendah daripada komposit nanohybrid. Dalam sebuah
penelitian yang dilakukan oleh Han et al. menemukan bahwa nanofillers secara
signifikan tidak mempengaruhi resin komposit

Terdapat keterbatasan dalam penelitian ini yaitu lingkungan intraoral yang


kompleks sehingga tidak dapat ditiru secara keseluruhan. Faktor faktor seperti
saliva, mikroorganisme , faktor diet, pH dan perubahan temperatur tidak
diperhitungkan, yang mana berpengaruh besar terhadap sifat sifat permukaan.
Pemahaman yang lebih baik terhadap sifat sifat permukaan bahan bahan tersebut
dapat diperoleh dengan meningkatkan ukuran sampel, in vivo clinical trials, dan
evaluasi hasil jangka panjang.
KESIMPULAN

Dengan keterbatasan penelitian dapat disimpulkan bahwa perbedaan sifat


berdasarkan tipe filler antara Tetric N Seram (nanohybrid komposit) dan Filtek Z350
(nanofilled komposit) memiliki pengaruh yang signifikan pada sifat permukaan dan
ketahanan terhadap abrasi. Tetric N Ceram memiliki sifat kekasaran permukaan awal
lebih baik dari Filtek Z350, namun Filtek Z350 memiliki ketahanan abrasi yang lebih
baik dan permukaan retensi polish dibandingkan dengan sebelum uji abrasi oleh sikat
gigi dan pasta gigi. Hasil uji klinis ini perlu dilakukan autentikasi dalam kondisi
intraoral.

KEY MESSAGE
Nanoclusters yang ada dalam nanofilled komposit membuat nanofilled
komposit lebih tahan abrasi dibandingkan dengan nanohybrid komposit yang terdiri
dari kombinasi nanofillers dan microfillers meninggalkan adanya rongga/porositas
dan membuat permukaan kasar setelah abrasi.

Anda mungkin juga menyukai