Anda di halaman 1dari 19

.

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Undang-Undang Nomor 24 tahun 2013 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang


Nomor 23 Tahun 2006 Tentang Administrasi Kependudukan merupakan era baru dibidang
administrasi kependudukan. Tujuan utama dari perubahan UU dimaksud adalah untuk
meningkatkan efektivitas pelayanan administrasi kependudukan kepada masyarakat,
menjamin akurasi data kependudukan dan ketunggalan NIK serta ketunggalan dokumen
kependudukan.

Ada 12 perubahan substansi yang mendasar dalam Undang-Undang Nomor 24 tahun


2013 antara lain :

1.Masa Berlaku KTP Elektronik (KTP-el)


a. Masa berlaku KTP-el yang semula 5 (lima) tahun diubah menjadi berlaku seumur
hidup sepanjang tidak ada perubahan elemen data dalam KTP (pasal 64 ayat 7 huruf a
UU No. 24 Tahun 2013).
b. KTP-el yang sudah diterbitkan sebelum berlakunya Undang-Undang No. 24 Tahun
2013 ini, ditetapkan berlaku seumur hidup (pasal 101 point c UU No. 24 Tahun 2013).

2. Penggunaan Data Kependudukan Kementerian Dalam Negeri


Data Kependudukan Kementerian Dalam Negeri yang bersumber dari data
kependudukan kabupaten/kota, merupakan satu-satunya data kependudukan yang
digunakan untuk semua keperluan: alokasi anggaran (termasuk untuk perhitungan DAU),
pelayanan publik, perencanaan pembangunan, pembangunan demokrasi, penegakan
hukum, dan pencegahan kriminal (pasal 58 UU No. 24 Tahun 2013).

3. Pencetakan Dokumen/Personalisasi KTP-el


Pencetakan dokumen/personalisasi KTP-el yang selama ini dilaksanakan terpusat di
Jakarta akan diserahkan kepada Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil
Kabupaten/Kota pada Tahun 2014 (pasal 8 ayat 1 huruf c UU No. 24 Tahun 2013).

4. Penerbitan Akta Kelahiran yang Pelaporannya melebihi Batas Waktu 1 (satu) Tahun
Semula penerbitan tersebut memerlukan penetapan Pengadilan Negeri, diubah cukup
dengan Keputusan Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten. Hal ini
sesuai dengan Putusan Mahkamah Konstitusi tanggal 30 April 2013.

5. Penerbitan Akta Pencatatan Sipil


Semula dilaksanakan di tempat terjadinya Peristiwa Penting, diubah menjadi
penerbitannya di tempat domisili penduduk.

6. Pengakuan dan Pengesahan Anak


Dibatasi hanya untuk anak yang dilahirkan dari perkawinan yang telah sah menurut
hukum agama tetapi belum sah menurut hukum negara (pasal 49 ayat 2). Pengesahan
anak yang selama ini hanya dengan catatan pinggir diubah menjadi Akta Pengesahan
Anak (pasal 49 ayat 3 UU No. 24 Tahun 2013).

7. Pengurusan dan Penerbitan Dokumen Kependudukan Tidak Dipungut Biaya (Gratis)


Larangan untuk tidak dipungut biaya semula hanya untuk penerbitan KTP-el, diubah
menjadi untuk semua dokumen kependudukan seperti KK, KTP-el, Akta Kelahiran, Akta
Perkawinan, Akta Kematian, Akta Perceraian, Akta Pengakuan Anak, dan lain-lain (pasal
79A UU No. 24 Tahun 2013)

8. Pencatatan Kematian
Pelaporan pencatatan kematian yang semula menjadi kewajiban penduduk, diubah
menjadi kewajiban RT atau nama lain untuk melaporkan setiap kematian warganya
kepada Instansi Pelaksana (pasal 44 ayat 1 UU No. 24 Tahun 2013). Pelaporan tersebut
dilakukan secara berjenjang melalui RW atau nama lain, Desa/Kelurahan dan
Kecamatan. Dengan kebijakan ini diharapkan cakupan pencatatan kematian akan
meningkat secara signifikan.
9. Stelsel Aktif
Semula stelsel aktif diwajibkan kepada penduduk, diubah menjadi stelsel aktif diwajibkan
kepada pemerintah melalui petugas.
10. Petugas Registrasi
a. Petugas Registrasi membantu Kepala Desa atau Lurah dan Instansi Pelaksana dalam
Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil (pasal 12 ayat 1 UU No. 24 Tahun 2013).
b. Petugas Registrasi diangkat dan diberhentikan oleh Bupati/Walikota, dan
c. Petugas Registrasi harus PNS, diubah diutamakan PNS (pasal 12 ayat 1 UU No. 24
Tahun 2013).
11. Pengangkatan Pejabat Struktural pada Unit Kerja Administrasi Kependudukan
a. Pejabat struktural pada unit kerja yang menangani administrasi kependudukan di
Provinsi, diangkat dan diberhentikan oleh Menteri Dalam Negeri atas usulan
Gubernur (pasal 83A ayat 1 UU No. 24 Tahun 2013).
b. Pejabat struktural pada unit kerja yang menangani administrasi kependudukan di
Kabupaten/Kota diangkat dan diberhentikan oleh Menteri Dalam Negeri atas usulan
Bupati/Walikota melalui Gubernur (pasal 83A ayat 2 UU No. 24 Tahun 2013).
c. Penilaian kinerja Pejabat Struktural tersebut dilakukan secara periodik oleh Menteri
Dalam Negeri (pasal 83A ayat 2 UU No. 24 Tahun 2013).

12. Pendanaan Program dan Kegiatan Adminduk dibebankan pada APBN


Pendanaan untuk penyelenggaraan program dan kegiatan administrasi kependudukan,
baik di provinsi maupun kabupaten/kota dianggarkan dalam APBN (pasal 87A UU No.
24 Tahun 2013) dan dimulai pada APBN-P Tahun Anggaran 2014 (pasal 87B UU No. 24
Tahun 2013), dengan demikian berarti sebelum tersedia APBN-P tahun 2014,
pendanaannya masih tetap menggunakan APBD.

13. Penambahan Sanksi


a. Setiap orang yang memerintahkan dan/atau memfasilitasi dan/atau melakukan
manipulasi data kependudukan dan/atau elemen data penduduk dipidana dengan
pidana penjara paling lama 6 (enam) tahun dan/atau denda paling banyak Rp.
75.000.000 (pasal 94 UU No. 24 Tahun 2013).
b. Setiap pejabat dan petugas pada Desa/Kelurahan, Kecamatan, UPTD, Instansi
Pelaksana yang memerintahkan dan/atau memfasilitasi pungutan biaya kepada
penduduk dalam pengurusan dan penerbitan dokumen kependudukan dipidana dengan
pidana penjara paling lama 6 (enam) tahun dan/atau denda paling banyak Rp.
75.000.000 (pasal 95B UU No. 24 Tahun 2013).
c. Setiap orang atau Badan Hukum yang tanpa hak mencetak, menerbitkan, dan/atau
mendistribusikan dokumen kependudukan dipidana dengan pidana penjara paling
lama 10 (sepuluh) tahun dan/atau denda paling banyak Rp. 1.000.000.000 (pasal 95B
UU No. 24 Tahun 2013).

14. Pemberlakuan Perubahan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2013


1. Perubahan Uundang-Undang ini berlaku sejak diundangkan.
2. Khusus yang berkaitan dengan APBN, baru diberlakukan secara efektif sejak
tersedianya APBN/APBN-P untuk pembiayaan penyelenggaraan program dan
kegiatan adminduk di Provinsi dan Kab/Kota.
Kemudian Otonomi Daerah dalam realisasinya mempunyai hak, wewenang dan
kewajiban mengurus rumah tangganya sendiri, jelas tidak akan dapat berjalan dengan baik,
jika tidak ditunjang oleh penyusunan program kerja yang baik. Untuk program kerja yang
baik diperlukan serangkaian proses pembinaan kinerja penyusunan program secara tepat.
Kebijaksanaan pemerintah dalam upaya mewujudkan sistem pemerintahan yang
baik (good governance) menuntut adanya koordinasi yang baik, integritas, profesionalitas,
etos kerja dan moral yang tinggi dari setiap aparatur negara. Terselenggaranya good
governance ini merupakan prasyarat utama untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dalam
pembangunan. Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No. 24 Tahun 2013
Tentang Administrasi Kependudukan. Dengan meningkatkan kinerja yang lebih optimal
sehingga menjadi acuan para pejabat di lingkungan Dinas Kependudukan dan Pencatatan
Sipil Kabupaten Bengkalis dalam mengembangkan kinerja dan profesionalismenya.

B. Maksud dan Tujuan

Dalam rangka memenuhi tuntutan masyarakat adanya reformasi birokrasi dan


peningkatan kualitas pelayanan serta menghadapi perkembangan sistem informasi global,
Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Bengkalis memegang peranan
penting dalam mendukung laju berkembangnya sistem birokrasi modern. Data peristiwa
vital/penting yang masuk di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil yang telah diolah
dalam bentuk statistik vital/penting sangat dibutuhkan oleh Pemerintah atau Pemerintah
Daerah dalam menyusun program kerjanya
Untuk itu perlu adanya perencanaan yang berkesinambungan dalam rangka
mengoptimalkan peran dan fungsi Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil dalam
perencanaan pembangunan Kabupaten Bengkalis baik dalam bentuk Rencana Pembangunan
Jangka Panjang, Rencana Pembangunan Jangka Menengah maupun Rencana Kerja
Tahunan.
Dengan disusunnya Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Kependudukan dan
Pencatatan Sipil Kabupaten Bengkalis, maka dapat diketahui indikator masukan maupun
keluaran yang akan menjadi bahan evaluasi antara target dengan realisasi yang akan dicapai.

BAB II
PERENCANAAN KINERJA
Untuk menjamin terlaksana Perencanaan Kinerja dengan baik dalam mencapai
sasaran kinerja, maka perlu disusun suatu kebijakan operasional sebagai pedoman
atau acuan sebagai penjabaran Perencanaan Kinerja Kebijakan operasional
dijabarkan dalam program, sedangkan program dijabarkan kedalam kegiatan yang
akan dilakukan dalam mencapai sasaran kinerja yang telah ditetapkan.

Untuk penjabaran lebih lanjut terkait dengan tujuan dan sasaran yang telah
ditentukan, maka langkah berikutnya adalah menentukan kebijakan dan program dan
selanjutnya dijabarkan dalam bentuk kegiatan yang akan dilaksanakan, sebagaimana
tertuang dalam tabel berikut :

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015


DINAS KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL
KABUPATEN BENGKALIS

NO SASARAN INDIKATOR KINERJA TARGET


STRATEGIS
1.Jumlah pemohon Adminduk
Meningkatnya 2.Jumlah aparatur pelayanan
masyarakat yang adminduk :
terlayani adminduk - Tingkat Kabupaten
dan kompetensi - Kecamatan (18)
aparatur - Desa / Kelurahan (227)
Output :
1. Ketepatan waktu pelaporan
pelayanan adminduk
2. Kelengkapan persyaratan
adminduk
3.Keakuratan persyaratan
pelaporan
4.Tersusunnya regulasi/ SOP

Outcome :
1. Jumlah anak baru lahir yang
memperoleh Akta Kelahiran
tepat waktu.
2. Jumlah penduduk yang
memiliki Akta Kelahiran
3. Jumlah pelaporan peristiwa
kematian penduduk
4. Jumlah peristiwa
perkawinan dan perceraian
yang dilaporkan
5. Jumlah arsip akta catatan
sipil yang tertata sesuai
standar kearsipan
6. Jumlah keluarga yang
memiliki kartu keluarga
7. Jumlah penduduk wajib
KTP yang belum
mendapatkan KTP
8. Jumlah penduduk rentan
terdata dan terlayani
adminduk
9. Waktu penyelesaian KTP
10. Jumlah pencatatan pelaporan
mutasi kependudukan
11. Jumlah wilayah terjangkau
jaringan SIAK Online.
12. Jumlah kecamatan yang
menerapkan e- KTP
13. Jumlah aparatur yang
mengikuti BINTEK
adminduk
14. Jumlah penyebaran
informasi administrasi
kependudukan
15. Jumlah penyediaan 52 jenis
blanko/ formulir dan 21
jenis buku register
adminduk
16. Jumlah ketersediaan
/maintenance peralatan
SIAK
17. Jumlah kebijakan
perkembangan penduduk
18. Jumlah penduduk yang
mengikuti sosialisasi
adminduk
Untuk menjamin strategi terlaksana dengan baik dalam mencapai
sasaran kinerja, maka perlu disusun suatu kebijakan operasional sebagai
pedoman atau acuan sebagai penjabaran dari strategi. Kebijakan operasional
dijabarkan dalam program, sedangkan program dijabarkan kedalam kegiatan
yang akan dilakukan dalam mencapai sasaran kinerja yang telah ditetapkan.

Untuk penjabaran lebih lanjut terkait dengan tujuan dan sasaran yang
telah ditentukan, maka langkah berikutnya adalah menentukan kebijakan dan
program dan selanjutnya dijabarkan dalam bentuk kegiatan yang akan
dilaksanakan, sebagaimana tertuang dalam tabel berikut :
PERENCANAAN KINERJA
Keterangan
TUJUAN SASARAN Cara Mencapai Tujuan dan Sasaran

Uraian Uraian Indikator Kebijakan Program


1 2 3 4 5 6
Input :
Meningkatkan Meningkatnya 1. Jumlah pemohon Adminduk 1.Pengembangan 1.Penataan Administrasi
kualitas pelayanan masyarakat yang 2.Jumlah aparatur pelayanan adminduk : sistem pelayanan Kependudukan
administrasi terlayani adminduk - TingkatKabupaten adminsitrasi
kependudukan dan kompetensi - Kecamatan (8) kependudukan
aparatur - Desa / Kelurahan (155)

Output :
1.Ketepatan waktu pelaporan adminduk 2.Pengembangan
2.Kelengkapan persyaratan adminduk kapasitas aparatur
3.keakuratan persyaratan pelaporan pelayanan
4.Tersusunnya regulasi /SOP

Outcome :
1.Jumlah anak baru lahir yang memperoleh Akta Kelahiran
tepat waktu.

2.Jumlah penduduk yang memiliki Akta Kelahiran

3.Jumlah pelaporan peristiwa kematian penduduk

4.Jumlah peristiwa perkawinan dan perceraian yang


dilaporkan

5.Jumlah arsip akta catatan sipil yang tertata sesuai standar


kearsipan

6.Jumlah keluarga yang memiliki kartu keluarga

7.Jumlah penduduk wajib KTP yang belum mendapatkan


KTP
PERENCANAAN KINERJA
TUJUAN SASARAN Cara Mencapai Tujuan Dan Sasaran Keterangan

Uraian Uraian Indikator Kebijakan Program


1 2 3 4 5 6
8. Jumlah penduduk rentan terdata
dan terlayani adminduk

9. Waktu penyelesaian KTP

10. Jumlah pencatatan pelaporan mutasi


kependudukan

11.Jumlah wilayah terjangkau


jaringan SIAK Online

12.Jumlah kecamatan yang


menerapkan e- KTP

13.Jumlah aparatur yang mengikuti BINTEK


adminduk

14.Jumlah penyebaran informasi administrasi


kependudukan

15.Jumlah penyediaan jenis blanko/ formulir


dan jenis buku register adminduk

16.Jumlah ketersediaan /maintenance peralatan


SIAK

17.Jumlah kebijakan perkembangan penduduk

18.Jumlah penduduk yang mengikuti


sosialisasi adminduk
PERENCANAAN KINERJA

Tujuan Sasaran Strategi Kebijakan Program Kegiatan

Meningkatkan Meningkatnya Adanya regulasi tentang Pengembangan Penataan 1.Sosialisasi kebijakan kependudukan
kualitas pelayanan masyarakat yang Administrasi Kependudukan sistem pelayanan Administrasi
administrasi terlayani adminduk dan dan regulasi Instansi vertikal administrasi Kependudukan 2.Pembentukan dan penataan sistem koneksi (inter-
kependudukan kompetensi aparatur untuk peningkatan pelayanan kependudukan Phase tahap awal) NIK.
administrasi kependudukan berkualitas
berkualitas 3.Pengolahan dalam penyusunan laporan informasi
kependudukan

4.Peningkatan pelayanan publik dalam bidang


kependudukan.

5.Penyelenggaraan administrasi dokumen pencatatan


sipil wilayah UPTD Kec.

6. Penyelenggaraan administrasi dokumen pencatatan


sipil wilayah UPTD Kec..

7. Penyelenggaraan administrasi dokumen pencatatan


sipil wilayah UPTD zona pesisir dan tengah

8. Pemetaan tingkat sosial penduduk

9.Bintek prosedur pengadministrasian kependudukan


di Kecamatan, Desa dan Kelurahan

10. Koordinasi pelaksanaan kebijakan kependudukan

11.Penataan arsip data kependudukan dan pencatatan


sipil

12. Kompensasi pelaporan atas peristiwa kematian


PERENCANAAN KINERJA

Tujuan Sasaran Strategi Kebijakan Program Kegiatan

Meningkatkan Meningkatnya Adanya regulasi tentang Pengembangan Penataan 13. Kompensasi pelaporan atas peristiwa kelahiran
kualitas pelayanan masyarakat yang Administrasi Kependudukan sistem pelayanan Administrasi
administrasi terlayani adminduk dan dan regulasi Instansi vertikal administrasi Kependudukan 14. Peningkatan kapasitas kelembagaan kependudukan
kependudukan kompetensi aparatur untuk peningkatan pelayanan kependudukan
administrasi kependudukan berkualitas 15. Implementasi sistem administrasi kependudukan
berkualitas (membangun,updating dan pemeliharaan)

16. Pembangunan dan pengoperasian SIAK secara


terpadu.

17. Penyusunan kebijakan kependudukan

18. Penyediaan informasi yang dapat diakses


masyarakat.

19. Pengembangan database kependudukan

20.Pelatihan tenaga pengelola SIAK

21.Peningkatan kapasitas aparat kependudukan dan


pencatatan sipil

22. Pengadaan dan pemeliharaan perangkat keras


dan lunak jaringan komunikasi data Kabupaten,
kecamatan, desa dan kelurahan;

PERENCANAAN KINERJA
Tujuan Sasaran Strategi Kebijakan Program Kegiatan

Meningkatkan Meningkatnya Adanya regulasi tentang Pengembangan Penataan 23.Bintek tentang prosedur pengadministrasian
kualitas pelayanan masyarakat yang Administrasi Kependudukan sistem pelayanan Administrasi kependudukan di Kecamatan,Desa/Kelurahan
administrasi terlayani adminduk dan dan regulasi Instansi vertikal administrasi Kependudukan
kependudukan kompetensi aparatur untuk peningkatan pelayanan kependudukan 24. Bintek pengoperasian dan pemeliharaan
administrasi kependudukan berkualitas perangkat SIAK
berkualitas
25. Pembuatan papan wajib lapor RT 2 x 24 jam

26.Seminar pelaksanaan kebijakan


kependudukan

27. Analisa dampak perkembangan penduduk

28.Workshop Perencanaan mobilitas/ penataan


persebaran penduduk

29. Pengadaan peralatan dan mobilisasi


penduduk dalam rangka penerapan e-KTP

30.Pendataan anak Indonesia

31. Monitoring ,evaluasi dan pelaporan


Agar pelaksanaan kegiatan yang telah dijadwalkan dapat berjalan dengan
lancar, maka setiap saat kita harus perlu mengkaji kemungkinan adanya hambatan,
ancaman, dan peluang yang timbul untuk dijadikan pemecahannya.

Bahkan bila terdapat perubahan yang dapat menghambat pelaksanaan bagi


pencapaian tujuan, masih dimungkinkan untuk dilakukan perubahan dan penjadwalan
ulang sesuai dengan situasi dan kondisi organisasi. Untuk itu diperlukan kegiatan
pemantauan dan evaluasi yang berkesinambungan.

Adapun jadwal monitoring, evaluasi dan pelaporan setiap tahun per triwulan
tertuang dalam tabel 10 berikut :

BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil


A. Capaian Kinerja Organisasi

Administrasi Kependudukan adalah rangkaian kegiatan penataan dan penerbitan dalam


penerbitan dokumen dan data kependudukan melalui Pendaftaran Penduduk, Pencatatan Sipil,
Pengelolaan Informasi Administrasi Kependudukan serta pendayagunaan hasil untuk
pelayanan publik dan pembangunan sektor lain. Dalam penyelenggaraan Administrasi
Kependudukan, dilaksanakan melalui Pemantapan Empat Pilar Pengelolaan Administrasi
Kependudukan.

Pilar Pertama Pembangunan Data Base Kependudukan


Data Kependudukan adalah data perseorangan dan atau data agregat yang terstruktur
sebagai hasil dari kegiatan Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil.
Motto : Setiap penduduk tercatat dalam Data Base Kependudukan

Pilar Kedua Pendaftaran Penduduk


Pendaftaran penduduk adalah pencatatan biodata penduduk, pencatatan atas pelaporan
peristiwa kependudukan dan pendataan penduduk rentan administrasi kependudukan serta
penerbitan dokumen kependudukan.
Motto : Setiap keluarga memiliki Kartu Keluarga dan Setiap Wajib KTP memiliki KTP.

Pilar Ketiga Pencatatan Sipil


Pencatatan Sipil adalah pencatatan peristiwa penting yang dialami oleh seseorang dalam
Register Pencatatan Sipil pada Instansi Pelaksana.
Motto : Setiap Anak Tercatat Kelahirannya

Pilar Keempat Pengembangan Sistem Informasi Administrasi Kependudukan


Sistem Informasi Administrasi Kependudukan selanjutnya disebut SIAK adalah sistem
informasi yang memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk memfasilitasi
pengelolaan informasi administrasi kependudukan di tingkat penyelenggara dan Instansi
Pelaksana sebagai satu kesatuan.
Motto : Sistem Informasi Administasi Kependudukan menjaga akurasi data.

Dalam penyelenggaraan administrasi kependudukan untuk selama 5 (lima) tahun


yang akan datang sebagai berikut :
1. Meningkatkan cakupan dan akurasi data kependudukan sebagai bahan analisa dan
penyusunan kebijakan pembangunan di daerah.
2. Mengembangkan sistem pengolahan data dan informasi kependudukan dengan
memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi yang terbangun dalam Sistem
Administrasi Kependudukan.
3. Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia pengelola administrasi kependudukan.
4. Menata administrasi pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil secara menyeluruh.

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil


5. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan administrasi
kependudukan.
6. Meningkatkan penataan dokumen kependudukan secara menyeluruh sesuai kaidah
kearsipan.

Penyelenggaraan Administrasi Kependudukan untuk lima tahun mendatang terjabarkan


dalam Program Penataan Administrasi Kependudukan serta beberapa kegiatan sebagai
berikut :
1. Pembangunan Data Base Kependudukan

Data base merupakan kumpulan berbagai jenis data kependudukan yang tersimpan
secara sistematik, terstruktur dan saling berhubungan dengan menggunakan
perangkat lunak, perangkat keras dan jaringan komunikasi data.
Pembangunan Data base kependudukan merupakan kegiatan strategis dalam
menciptakan kepemilikan data penduduk yang lengkap, benar dan mutakhir sebagai
bahan penyusunan kebijakan pembangunan administrasi kependudukan dan
pembangunan sektor lain.
Sasaran dari pembangunan data base kependudukan adalah terwujudnya data
kependudukan yang dimutakhirkan secara periodik sehingga tingkat akurasinya
dapat dipertanggungjawabkan.

2. Peningkatan Pelayanan Publik Bidang Pendaftaran Penduduk

Pelayanan pendaftaran penduduk adalah pelayanan publik yang difokuskan kepada


pencatatan biodata penduduk dan penerbitan dokumen kependudukan berupa Kartu
Keluarga dan Kartu Tanda Penduduk.
Penerbitan Kartu Keluarga dan Kartu Tanda Penduduk untuk memberikan kepastian
hukum tentang status kependudukan serta berdomisilinya seseorang.

Sasaran kegiatan Peningkatan Pelayanan Publik Bidang Pendaftaran Penduduk


adalah agar setiap penduduk memiliki dokumen kependudukan dengan kategori
sebagai berikut :
a. Setiap keluarga memiliki Kartu Keluarga.
b. Setiap penduduk wajib KTP memiliki KTP.

3. Peningkatan Pelayanan Publik Dalam Bidang Pencatatan Sipil

Pelayanan Pencatatan Sipil adalah pelayanan atas pelaporan peristiwa penting yang
dialami oleh seseorang serta penerbitan dokumen catatan sipil berupa Akta
Kelahiran, Akta Kematian, Akta Perkawinan, Akta Perceraian dan Akta Pengakuan
Anak. Khususnya pencatatan perkawinan dan perceraian, diperuntukkan bagi
penduduk non muslim.

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil


Yang dimaksud dengan peristiwa penting adalah kejadian yang dialami oleh
seseorang meliputi kelahiran, kematian, lahir mati, perkawinan, perceraian,
pengakuan anak, pengesahan anak, pengangkatan anak, perubahan nama dan
perubahan status kewarganegaraan.

Peningkatan Pelayanan Publik Bidang Pencatatan Sipil, terbagi ke dalam dua


kelompok kegiatan yaitu :
a. Peningkatan Pencatatan Kelahiran, Kematian, Pengakuan dan Pengangkatan
Anak.
b. Peningkatan Pencatatan Perkawinan, Perceraian, Perubahan dan Pengelolaan
Dokumen.

Sasaran dari kegiatan Peningkatan Pelayanan Publik Bidang Pencatatan Sipil adalah
setiap peristiwa penting yang dialami oleh seseorang tercatat pada Dinas
Kependudukan dan Pencatatan Sipil.

4. Pendataan Penduduk Rentan Administrasi Kependudukan

Penduduk rentan administrasi kependudukan adalah penduduk yang mengalami


hambatan dalam memperoleh dokumen kependudukan yang disebabkan oleh
bencana alam dan kerusuhan sosial.

Tergolong ke dalam penduduk rentan administrasi kependudukan adalah :


a. Penduduk korban bencana alam
b. Penduduk korban bencana/kerusuhan sosial
c. Orang terlantar, dengan ciri-ciri :
- Tidak dipenuhinya kebutuhan dasar hidup, khususnya sandang, pangan dan
papan.
- Tempat tinggal tidak tetap/gelandangan.
- Tidak mempunyai pekerjaan/kegiatan yang tetap.
- Miskin.

5. Implementasi Sistem Administrasi Kependudukan

Dalam penyelenggaraan Administrasi Kependudukan, dibangun Sistem Informasi


Administrasi Kependudukan yang disebut SIAK yang merupakan sistem informasi
yang memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk memfasilitasi
pengelolaan informasi administrasi kependudukan.
Pembangunan dan pengembangan Sistem Informasi Administrasi Kependudukan
bertujuan membangun komitmen nasional dalam rangka menciptakan sistem
pengenal tunggal berupa Nomor Induk Kependudukan (NIK) bagi seluruh

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil


penduduk. Dengan demikian data penduduk dapat diintegrasikan dengan hasil
rekaman pelayanan Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil.

6. Penataan Mobilitas Penduduk

Penataan mobilitas penduduk merupakan kegiatan pencatatan atas pelaporan


peristiwa kependudukan yang dialami penduduk yang membawa akibat terhadap
penerbitan atau perubahan Kartu Keluarga dan Kartu Tanda Penduduk dan atau
surat keterangan kependudukan lainnya yang meliputi pindah datang, perubahan
alamat serta status tinggal terbatas menjadi tinggal tetap.

Perubahan alamat diklasifikasikan kepada :


a. Dalam desa/kelurahan
b. Antar desa/kelurahan dalam satu kecamatan
c. Antar kecamatan dalam satu kabupaten
d. Antar kabupaten
e. Pindah ke luar negeri
f. Datang dari luar negeri
g. Perpindahan warga negara asing

Sasaran kegiatan penataan mobilitas penduduk adalah tercatatnya setiap terjadinya


perubahan alamat yang dialami penduduk.

7. Penataan Dokumen kependudukan

Dokumen kependudukan adalah dokumen resmi yang diterbitkan oleh Instansi


Pelaksana yang mempunyai kekuatan hukum sebagai alat bukti autentik yang
dihasilkan dari pelayanan pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil.
Dokumen kependudukan meliputi :
a. Biodata penduduk
b. Kartu Keluarga
c. Kartu Tanda Penduduk
d. Surat Keterangan Kependudukan
e. Akta Pencatatan Sipil

Sedangkan Surat Keterangan Kependudukan meliputi :


a. Surat Keterangan Pindah
b. Surat Keterangan Pindah Datang
c. Surat Keterangan Pindah ke Luar Negeri
d. Surat Keterangan Datang dari Luar Negeri
e. Surat Keterangan Tempat Tinggal

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil


f. Surat Keterangan Kelahiran
g. Surat Keterangan Kematian
h. Surat Keterangan Lahir Mati
i. Surat Keterangan Pembatalan Perkawinan
j. Surat Keterangan Pembatalan Perceraian
k. Surat Keterangan Pengangkatan Anak
l. Surat Keterangan Pelepasan Kewarganegaraan Indonesia
m. Surat Keterangan Pengganti Tanda Identitas dan
n. Surat Keterangan Pencatatan Sipil

Akta Pencatatan Sipil terdiri dari :


a. Akta Kelahiran
b. Akta Kematian
c. Akta Perkawinan
d. Akta Perceraian
e. Akta Pengakuan Anak

Sasaran kegiatan penataan dokumen kependudukan adalah terciptanya tata kelola


dokumen kependudukan sesuai kaidah kearsipan dengan memperhatikan klasifikasi,
jenis, kode dan waktu penerbitan sehingga mudah ditemukan. Terutama berupa
dokumen kependudukan dan atau arsip penunjang yang tersimpan pada instansi
pelaksana.

8. Penyusunan Kebijakan Kependudukan

Terbitnya Undang-Undang Nomor 24 Tahun 20013 tentang Administrasi


Kependudukan, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 37 Tahun 2007
tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi
Kependudukan, Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2008
tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran Pendaftaran Penduduk dan
Pencatatan Sipil dan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2009
tentang Penerapan Kartu Tanda Penduduk Berbasis Nomor Induk Kependudukan
secara Nasional, diperlukan adanya penyesuaian Peraturan Daerah yang mengarut
Penyelenggaraan Administrasi Kependudukan di tingkat kabupaten.

Sasaran Kegiatan Koordinasi Pelaksanaan Kebijakan Kependudukan adalah


terwujudnya Peraturan Daerah tentang Penyelenggaraan Administrasi
Kependudukan yang mengacu kepada peraturan baru.

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil


9. Sosialisasi Kebijakan Kependudukan

Sosialisasi Kebijakan Kependudukan merupakan proses penyampaian informasi


tentang kebijakan kependudukan kepada para pengelola penyelenggaraan
administrasi kependudukan mulai di tingkat kabupaten sampai tingkat desa serta
kepada masyarakat.

Sasaran kegiatan Sosialisasi Kebijakan Kependudukan adalah adanya komitmen


bersama terhadap kebijakan penyelenggaraan administrasi kependudukan yang
tertuang dalam berbagai peraturan, mulai dari Undang-Undang, Peraturan
Pemerintah, Peraturan Presiden dan Peraturan Daerah, sehingga berdampak
terhadap lancarnya pelayanan administrasi kependudukan.
10. Penyuluhan Kependudukan dan Pencatatan Sipil

Penyuluhan Kependudukan dan Pencatatan Sipil merupakan proses penyampaian


informasi kepada masyarakat tentang kependudukan dan pencatatan sipil baik
secara langsung maupun melalui media cetak, elektronik dan media lainnya.

Sasaran kegiatan Penyuluhan Kependudukan dan Pencatatan Sipil adalah


meningkatnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat dalam memiliki dokumen
kependudukan.

11. Penyusunan Analisa Perkembangan Kependudukan

Penyusunan Analisa Perkembangan Kependudukan merupakan bagian dari


pengolahan data kependudukan. Secara kuantitatif, data perkembangan
kependudukan perlu dilakukan analisa untuk mengetahui kondisi pada saat tertentu
dan menentukan berbagai proyeksi asumsi tentang perkembangan kependudukan di
masa yang akan datang.

Sasaran kegiatan penyusunan analisa perkembangan kependudukan tersedianya data


perkembangan kependudukan sebagai bahan interpensi dan penentuan kebijakan
penyelenggaraan administrasi kependudukan dan berbagai sektor pembangunan.

12. Penyediaan Informasi Kependudukan dan Pencatatan Sipil

Penyediaan Informasi Kependudukan dan Pencatatan Sipil merupakan bentuk


sosialisasi dan publitasi berbagai data kependudukan dan informasi lain yang
diketahui masyarakat.

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil


Sasaran kegiatan Penyediaan Informasi Kependudukan dan Pencatatan Sipil adalah
untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, lembaga, Dinas/ Instansi tentang informasi
data kependudukan dan pencatatan sipil.

13. Peningkatan Kapasitas Aparat Kependudukan dan Catatan Sipil

Sumber daya manusia merupakan faktor penting dalam penyelenggaraan


administrasi kependudukan. Sumber daya manusia yang profesional akan
mempengaruhi kelancaran pelayanan kepada masyarakat.

Sasaran kegiatan Peningkatan Kapasitas Aparat Kependudukan dan Catatan Sipil


adalah terpenuhinya kebutuhan sumber daya manusia yang memiliki pengetahuan
dan keterampilan sehingga dapat memberikan pelayanan kepada masyarakat secara
cepat, tepat dengan tetap berpedoman kepada ketentuan peraturan perundangan
yang berlaku.

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil

Anda mungkin juga menyukai