Anda di halaman 1dari 14

Struktur dan Fungsi Hewan

A. STRUKTUR DAN FUNGSI JARINGAN


1. Mesenkim
2. Epitelium
3. Ikat
4. Penyokong
5. Otot
I. Pengertian
Otot adalah sebuah jaringan dalam tubuh dengan kontraksi sebagai tugas utama.
Otot diklasifikasikan menjadi tiga jenis yaitu otot lurik, otot polos dan otot jantung.
Jaringan otot bertanggungjawab untuk pergerakan tubuh, terdiri atas sel-sel otot yang
terspesialisasi untuk melaksanakan konstraksi dan berkonduksi (menghantarkan impuls).
Di dalam sitoplasmanya ditandai dengan adanya sejumlah besar elemen-elemen
kontraktil yang disebut miofibril yang bejalan menurut panjang serabut otot. Pada
beberapa jenis otot, miofibril terdiri atas lempeng-lempeng terang dan gelap secara
bergantian. Semua segmen gelap letaknya bersesuaian, demikian pula dengan segmen
terangnya. Miofibril tersusun atas protein-protein kontraktil yaitu aktin dan miosin
(Anonimous, 2011).

II. Jenis Jaringan Otot


III. Mekanisme Kerja Otot
Dalam sistem mekanisme kerja otot, komponen yang berperan dalam
kontraksi otot adalah duat set filamen, yaitu filamen aktin yan tipis dan filamen
miosin yang tebal. Kedua jenis filamen tersebut menyusun sebuah srabut otot.
Setiap serabut otot diatur sebagai ikatan unit kontraktil yang disebut sarkomer.
Sarkomer ini yang membuat penampakan bergaris atau lurik pada otot rangka atau
otot jantung. Sarkomer terdiri dari beberapa daerah. Ujung tiap sarkomer disebut
garis Z; terdapat daerah gelap yang disebut daerah A yang hanya terdiri dari
filamen miosin, berselang seling dengan daerah terang yang disebut daerah I yang
hanya terdiri dari aktin; ditepi daerah A filamin aktin dan miosin saling tumpang
tindih; sedangkan daerah tengah hanya terdiri dari miosin yang terdiri dari zona
H; filamen aktin terikat; filamen miosin terikat pada garis M di bagian tengah
sarkomer.
Saat kontraksi filamen aktin bergeser di antara miosin kedalam zona H,
Sehingga serabut otot memendek. Panjang pita A tetap, sedangkan pita I dan zona
H menjadi lebih pendek. Filamen tebal otot terdiri dari beberapa ribu miosin yang
tersusun secara pararel. Ujung miosin mengikat ATP kemudian mengubahnya
menjadi ADP, melepaskan beberapa energi ke miosin yang kemudian berubah
bentuk menjadi konfigurasi energi tinggi. Miosin berenergi tinggi tersebut
berikatan dengan aktin dengan kedudukan tertentu yang akan membentuk
jembatan silau. Lalu energi yang terdapat pada miosin dilepaskan, dari ujung
miosin beristirahat dengan energi rendah. Keadaan inilah yang dinamakan
relaksasi. Relaksasi tersebut, mengubah sudut perlekatan yang sebelumnya ada di
ujung miosin menjadi di ekor miosin. Ikatan antara miosin energi rendah dan
aktin akan terpecah saat molekul ATP baru bergabung dengan ujung miosin.
Kemudian proses kontraksi akan terjadi lagi berulang membentuk siklus.

IV. Sifat
a. Sifat Antagonis
Sifat antagonis pada otot ini adalah beberapa otot yang memiliki tujuan
kerja yang berlawanan. Maksudnya adalah dalam otot kita ini terdapat dua sistem
kerja otot yaitu kontraksi dan relaksasi, dan dalam sifat kerja otot antagonis ini
otot akan bekerja dengan sistem yang berlawanan. Misalnya adalah jika otot yang
pertama berkontraksi dan otot yang kedua berelaksasi maka akan menyebabkan
tulang menjadi tertarik dan terangkat. Begitupun sebaliknya, jika otot yang
pertama dan berelaksasi dan otot yang kedua berkontraksi maka akan
menyebabkan tulang kembali ke posisi yang semula. Contoh otot yang memiliki
sifat antagonis adalah bisep dan juga otot trisep. Sesuai dengan namanya, otot
bisep (bi-sep) adalah otot yang memiliki dua ujung atau dua tendon. Yang mana
dua tendon ini masing-masing melekat pada tulang. Otot bisep ini terletak di
bagian depan pada lengan atas. Sedangkan otot trisep (tri-sep) juga sesuai dengan
namanya, memiliki tiga ujung atau tiga tendon yang juga melekat pada tulang.
Letak otot ini berseberangan dengan otot bisep yaitu di bagian belakang lengan
atas. Sifat kerja otot antagonis ini juga dapat menimbulkan efek gerak yang
berlawanan, contohnya adalah Ekstensor, fleksor, abductor, adductor, depressor,
supinator dan juga pronator.
b. Sinergis
Sifat kerja otot sinergis ini adalah sifat otot yang berkontraksi dan
menimbulkan gerak yang searah. Dalam artian otot-otot sinergis merupakan dua
otot atau lebih yang saling bekerja sama dan memiliki tujuan yang sama. Jadi
kedua otot tersebut berkontraksi dan berelaksasi dalam waktuyang sama. Contoh
dari kerja otot yang searah adalah pronatorteres dan pronator kuadratus. Dimana
kedua otot tersebut bersinergi dan saling mendukung satu sama lain untuk
menghasilkan suatu gerak. Misalnya adalah gerakan tangan menengadah dan
menelungkup.

V. Gangguan (Penyakit)
1. Tetanus
Tetanus merupakan suatu keadaan dimana otot berkontraksi terus-menerus
sehingga otot menjadi kejang. Tetanus disebabkan oleh racun bakteri
Clostridium tetani yang masuk ke dalam tubuh melalui luka. Biasanya tetanus
terjadi pada luka yang dalam, misalnya bila seseorang tertusuk paku.
2. Atrofit Otot
Atrofit otot merupakan keadaan dimana otot menjadi kecil. AKibatnya
fungsi otot menurun karena kehilangan kemampuan untuk berkontraksi.
Atrofit umumnya disebabkan oleh penyakit poliomyelitis. Penyakit ini
merusak saraf yang mengkoordinasi otot. Penyakit poliomyelitis yang
disebabkan oleh virus dapat dicegah dengan imunisasi polio pada saat bayi.
3. Kaku Leher
Kaku leher terjadi karena kesalahan gerak sehingga otot trapesius leher
meradang.
4. Kram
Kram atau kekejangan terjadi karena otot terus-menerus melakukan
aktivitas sehingga otot menjadi kejang dan tidak mampu berkontraksi.
5. Hipokalsemia tetani
Hipokalsemia tetani yaitu otot rangka menjadi mudah kejang atau kram
karena kekurangan ion kalsium
6. Miastenia gravis
Miastenia gravis yaitu otot rangka tidak mampu berkontraksi karena tidak
memiliki reseptor asetilkolin. Akibatnya asetilkolin dari ujung saraf dapat
diterima oleh otot rangka. Akibat miastenia gravis yaitu kelumpuhan yang
ditandai dengan mengecilnya alat gerak (tangan dan kaki)
7. Hernia abdominal
Hernia abdominal terjadi apabila dinding otot perut sobek sehingga usus
menjadi merosot ke bawah masuk ke dalam rongga perut.

6. Saraf
I. Pengertian
Jaringan saraf terdiri dari neuron dan neuroglia. Neuron adalah perantara
komunikasi antara otak dan tubuh, sedang neuroglia adalah sel pendukung bagi
neuron- sel neuroglia melindungi dan memelihara neuron. Rangsang adalah
stimulus yang mengakibatkan perubahan dalam tubuh atau bagiannya. Kecepatan
lintasan serabut mengirimkan pesan dari satu tempat ketempat lain berkisar 300
kilometer perjam. Neurohumor adalah ujung serabut saraf pelepas zat kimia,
yang bila salah satu sel mengeluarkan sinyal sel saraf yang lain sekitar 25000
akan siap beraksi. Jaringan saraf memiliki fungsi, yaitu: Mengetahui kejadian dan
perubahan di sekitar, yang dilakukan oleh sistem indera, Mengendalikan
tanggapan atau reaksi terhadap keadaan sekitar, Mengendalikan kerja organ
organ tubuh supaya dapat bekerja secara teratur sesuai dengan fungsinya.

II. Struktur Sel Saraf


1. Badan Sel (Perikarion)
Badan sel menyimpan inti sel (nukleus) dan anak dari inti sel (nukleolus),
Badan sel berjumlah satu atau lebih yang dikelilingi oleh sitoplasma granuler.
Di dalam sitoplasma badan sel juga terdapat dalam badan Nissl yang
merupakan modifikasi dari retikulum endoplasma kasar (REK). Badan Nissl
mengandung protein yang digunakan sebagai pengganti protein yang habis.
Selama metabolisme, protein ini juga bermanfaat bagi pertumbuhan neuron.
Jika badan sel mengalami kerusakan maka serabut-serabut dari neuron akan
mati. Fungsi Badan Sel adalah untuk menerima impuls (ransangan)) dari
dendrit dan meneruskan ke Akson (neurit).
2. Dendrit
Dendrit adalah tonjolan dari sitoplasma pada bagian dari badan sel. Di
bandingkan dengan akson, dendrit ini jauh lebih halus, lebih pendek, dan juga
memiliki percabangan yang lebih banyak. Fungsi dendrit adalah untuk
meneruskan ransang dari organ penerima rangsang (reseptor) menuju ke
badan sel)

3. Akson
Akson sering disebut juga dengan neurit. Akson adalah tonjolan
sitoplasma yang panjang. Fungsi Akson adalah untuk meneruskan impuls
saraf yang berupa informasi berita dari badan sel. Akson memiliki bagian-
bagian spesifik. Bagian-bagian akson adalah sebagai berikut:
Neurofibril
Neurofibril adalah bagian terdalam dari akson, berupa serabut-
serabut halus. Bagian-bagian pada akson inilah yang mempunya tugas
pokok. Tugas atau Fungsi Neurofibril adalah untuk meneruskan impuls
Selubung Mielin

Selubung mielin merupakan bagian yang tersusun atas sel-sel pipih


yang juga disebut dengan sel Schwann. Selubung Mielin adalah bagian
paling luar dari akson. Fungsi Selubung Mielin adalah untuk
melindungi akson. Selain dari itu, selubung mielin memberikan nutrisi
dan bahan-bahan yang diperlukan untuk mempertahankan kegiatan
dari akson

Nodus Ranvier

Nodus ranvier adalah adalah bagian akson yang menyempit dan


tidak dilapisi oleh selubung mielin. Bagian dari Akson ini tersusun dari
sel-sel pipih. Dengan adanya bagian-bagian ini, Nodus ranvier terlihat
seperti berbuku-buku. Fungsi Nodus Ranvier adalah sebagai loncatan
untuk mempercepat impuls saraf ke otak atau sebaliknya.

Sel-sel saraf tersebut membentuk jaringan saraf. Antara sel satu dengan yang lain
terjalin saraf dan saling berhubungan. Ujung dendrit berhubungan langsung
dengan penerima ransang (reseptor). Selain itu, ujung dendrit ada pula yang
berhubungan dengan ujung akson dari neuron lain. Ujung akson pada sel-sel lain
ada juga yang berhubungan dengan efektor, yaitu struktur yang memberikan
jawaban terhadap impuls yang diterima reseptor, misalnya otot dan kelenjar.

III. Gangguan dan Penyakit


1. PENCERNAAN
2. PERNAFASAN
3. EKSRESI
4. SIRKULASI
Dalam sistem sirkulasi darah, terdapat tiga komponen dasar yaitu
Jantung merupakan satu organ sebesar kepalan tangan manusia yang mekanisme
kerjanya mirip dengan pompa untuk memberikan tekanan pada pembuluh darah
agar darah dapat senantiasa mengalir di dalam tubuh. Mengapa tekanan ini
penting? Karena sifat cairan selalu mengalir dari tempat yang bertekanan tinggi
ke tempat yang bertekanan lebih rendah. Jantung yang memompa darah akan
membuat tekanan dalam pembuluh darah akan lebih tinggi dibandingkan dengan
tekanan di jaringan sehingga darah akan mengalir ke jaringan. Namun, tekanan ini
mempunyai nilai keseimbangan yang mana bila terlalu tinggi akan
membahayakan tubuh.
Pembuluh darah yang merupakan saluran berbentuk pipa untuk mengalirkan dan
mengarahkan darah ke seluruh bagian tubuh.
Darah adalah sekumpulan sel berbentuk cairan yang membawa elektrolit, nutrisi,
serta oksigen ke seluruh tubuh dan mengembalikan karbon dioksida ke paru-paru
serta sisa metabolisme ke organ ekskresi.

1. JANTUNG
Jantung adalah organ berongga dan berotot berukuran sekepalan tangan. Jantung
terletak di rongga dada antara tulang dada dan tulang belakang. Posisi jantung agak
sedikit ke kiri di tengah dada, sehingga kita bisa merasakan denyutannya dengan cara
meletakkan tangan di dada agak ke kiri. Lapisan jantung terdiri dari:
Perikardium, merupakan selaput pembungkus jantung;
Miokardium, adalah otot yang berkontraksi;
Endokardium, adalah selaput yang membatasi ruangan jantung.

Jantung mempunyai dua mekanisme pompa yang terpisah yang dibagi menjadi bagian
kanan dan kiri, serta memiliki empat rongga, satu rongga atas dan satu rongga bawah di
setiap bagiannya.

Rongga atas (atrium) menerima darah yang kembali ke jantung kemudian


mengalurkannya ke rongga bawah.
Rongga bawah (ventrikel), adalah rongga yang bertugas untuk memompa darah
ke luar dari jantung.

Kedua bagian jantung dipisahkan oleh sebuah sekat pemisah yang disebut septum untuk
mencegah darah bercampur dari kedua sisi jantung.

Anatomi jantung

Antara rongga jantung terdapat katup yang menjaga agar aliran darah jantung tetap
searah:
Valvula trikuspidalis adalah katup yang terletak antara serambi (atrium) kanan
dengan bilik (ventrikel) kanan jantung.
Valvula bikuspidalis adalah katup yang terletak antara serambi (atrium) kiri dan
bilik (ventrikel) kiri jantung.
Valvula semilunaris adalah katup yang terdapat pada pangkal aorta dan arteri
pulmonalis.

2. PEMBULUH DARAH

a. Pembuluh nadi/arteri

Pembuluh darah arteri adalah pembuluh darah yang keluar dari jantung. Pembuluh ini
tidak mempunyai katup di sepanjang alirannya dan karena pembuluh ini mengalirkan
darah dari jantung maka tekanannya lebih besar dibandingkan vena. Pembuluh ini
terdiri dari empat jenis.

1) Pembuluh Aorta

Aorta berhubungan langsung dengan ventrikel kiri jantung untuk


membawa darah kaya oksigen ke seluruh bagian tubuh.

2) Pembuluh Arteri Pulmonalis

Arteri pulmonalis berhubungan langsung dengan ventrikel kanan yang


bertugas mengalirkan darah kaya karbon dioksida (CO2) ke paru-paru supaya
terjadi pergantian udara yang kemudian dialirkan kembali ke jantung melalui vena
pulmonalis.

3) Pembuluh Arteri

Adalah cabang dari aorta yang mempunyai ukuran lebih kecil dari aorta.

4) Arteriola

Adalah cabang arteri yang kemudian akan berhubungan dengan pembuluh


kapiler. Di pembuluh kapiler terjadi pertukaran gas dan nutrisi dengan jaringan.

b. Pembuluh balik/vena

Nama lain pembuluh balik adalah vena yang merupakan pembuluh pengangkut darah
dari seluruh tubuh kembali ke serambi (atrium) kanan jantung. Ciri khas dari
pembuluh vena adalah memiliki katup di sepanjang salurannya. Pembuluh ini
dibedakan menjadi 4 pula:

1) Vena Cava
Vena cava dibedakan menjadi dua, yaitu vena cava superior yang
membawa aliran darah dari bagian atas (kepala) dan vena cava inferior yang
membawa aliran darah dari bagian tubuh bawah. Vena inilah yang
berhubungan langsung dengan atrium kanan jantung.
2) Vena Pulmonalis
Vena pulmonalis adalah pembuluh yang mengalirkan darah kaya oksigen
dari paru-paru menuju atrium kiri jantung.
3) Vena
Adalah pembuluh darah yang berhubungan dengan venula
4) Venula
Adalah pembuluh yang berhubungan langsung dengan kapiler dan
kemudian mengalirkan darah menuju vena.

3. DARAH
Darah merupakan alat transportasi utama dalam sistem sirkulasi. Darah berfungsi :
mengangkut oksigen dan karbondioksida ke dan dari jaringan-jaringan dan paru-
paru.
mengangkut bahan lainnya ke seluruh tubuh yaitu molekul-molekul makanan
(seperti gula, asam amino) limbah metabolisme (seperti urea), ion-ion dari macam-
macam garam (seperti Na+, Ca++,Cl, HCO3), dan hormon-hormon.
mengedarkan panas dalam tubuh.
berperan aktif dalam memerangi bibit penyakit.
Darah yang terdapat di dalam tubuh kira-kira 8% dari bobot tubuh. Jadi, seorang
laki-laki dengan bobot badan 70 kg mempunyai volume darah kira-kira 5,4 liter, 55
% plasma darah dan 45% sel-sel darah.
Darah manusia terdiri atas dua komponen, yaitu sel-sel darah yang berbentuk
padatan dan plasma darah yang berbentuk cairan.
Jika darah disentrifugasi, maka darah akan terbagi menjadi beberapa bagian.
Bagian paling bawah adalah sel-sel darah merah, lapisan di atasnya adalah lapisan
berwarna kuning yang berisi sel-sel darah putih. Sedangkan, lapisan paling atas
adalah plasma darah.

SEL DARAH

1. sel darah merah (eritrosit)


sel darah merah mempunyai jumlah terbanyak.
Pada wanita normal mempunyai kira-kira 4,5 juta sel darah merah dalam setiap
mm darah.
pada laki-laki normal sekitar 5 juta sel darah merah setiap mm.
jumlah sel darah merah juga dipengaruhi oleh ketinggian tempat seseorang
hidup dan kesehatan seseorang.
Sel-sel darah merah mempunyai bentuk cakram bikonkaf dengan diameter 7,5
m, ketebalan 2 m, dan tidak berinti sel.
Bentuk bikonkaf ini mempercepat pertukaran gas-gas antara sel-sel dan plasma
darah.
Sel darah merah dibentuk dalam tulang-tulang rusuk, tulang dada, dan tulang
belakang.
Eritrosit memiliki pigmen respirasi, yaitu hemoglobin yang berperan mengikat
oksigen sehingga membentuk oksihemoglobin (HbO2).
Jangka hidup sel-sel darah merah kira-kira 120 hari.
Sel-sel darah merah yang telah tua akan ditelan oleh sel-sel fagostik dalam hati.
Sebagian besar besi dari hemoglobin digunakan kembali.
Sedangkan, sisa dari molekul hemoglobin yang dipecah menjadi pigmen empedu
yang diekskresikan oleh hati ke dalam empedu.
2. Sel darah putih (leukosit)
Sel darah putih mempunyai satu inti sel dan berbentuk tidak tetap.
Fungsi umum dari sel darah putih adalah melindungi tubuh dari infeksi.
Umur leukosit dalam sistem peredaran darah adalah 12 - 13 hari.
Jumlah sel darah putih di dalam tubuh kira-kira 5.000 - 10.000 sel setiap mm darah.
Berdasarkan granula yang dikandung sitoplasma, sel darah putih dapat dibedakan
menjadi sel darah putih bergranula (granulosit) dan sel darah putih yang tidak bergranula
(agranulosit).
o Leukosit yang bergranula, contohnya eusinofil (2 - 4 %), basofil (0,5 - 1 %), dan
neutrofil (60 - 70 %).
Neutrofil bersifat fagosit dengan cara masuk ke jaringan yang terinfeksi.
sebuah sel netrofil mampu memfagosit 5-20 bakteri, dan neutrofil aktif
sekitar 6-10 jam, setelah itu mati
Basofil bersifat fagosit serta melepaskan heparin dan histamin ke dalam
darah. Heparin merupakan senyawa mukopolisakarida yang banyak
terdapat di hati dan paru, yang berfungsi untuk mencegah pembekuan
darah.Sedangkan histamin merupakan senyawa yang dilepaskan sebagai
reaksi terhadap antigen yang sesuai. Basofil berperan dalam reaksi alergi
dengan membentuk sel mast.
Eosinofil bersifat fagosit dengan daya fagisotosis yang lemah, tetapi dapat
mendetoksifikasi toksin penyebab radang.Jumlah eusinofil akan
meningkat jika tubuh mengidap cacing-cacing parasit.

o Sedangkan, leukosit yang tidak bergranula, contohnya limfosit (20 - 25 %) dan


monosit (3 - 8 %).
Monosit, sel ini dapat membesar dan bersifat fagosit menjadi makrofag,
yang menjadi fagosit utama, paling efektif dan berumur panjang
Limposit berperan dalam pembentukan antibodi.

3. Keping-keping darah (trombosit)


o Keping-keping darah adalah fragmen sel-sel yang dihasilkan oleh sel-sel besar
(megakariosit) dalam sum-sum tulang.
o Trombosit berbentuk seperti cakeram atau lonjong dan berukuran 2 m. Keping-
keping darah mempunyai umur hanya 8 - 10 hari.
o Secara normal dalam setiap mm darah terdapat 150.000 - 400.000 keping-keping
darah.
o Trombosit memiliki peranan dalam pembekuan darah. Perhatikan skema pembekuan
darah di bawah ini

PLASMA DARAH

o Plasma darah ialah cairan berwarna kekuning-kuningan dan terdapat sel-sel darah.
o Komponen terbesar dari plasma darah adalah air.
o Dalam plasma darah terlarut molekul-molekul dan ion-ion yang beraneka ragam. molekul
ini meliputi glukosa, asam amino, sisa metabolisme sel, vitamin-vitamin, hormon , dan
ion-ion, misalnya Na+ dan Cl .
o Kira-kira 7 % plasma terdiri atas molekul-molekul protein, seperti serum albumin, serum
globulin dan fibrinogen yang esensial untuk proses pembekuan darah.
5. ENDOKRIN
6. INTEGUMEN

Anda mungkin juga menyukai