Anda di halaman 1dari 17

ANATOMI FISIOLOGI : GOT, GPT, dan Gamma GT

GOT
Glutamic Oxaloacetic Transaminase (GOT) adalah suatu enzim yang berhubungan
dengan sel parenkim hati. GOT juga disebut aspartateaminotransferase (AST). Pemeriksaan
GOT merupakan pengukuran kadar GOT dalam darah. Pemeriksaan ini kurang spesifik untuk
mendeteksi kerusakan hati, karena enzim GOT juga dihasilkan oleh sel lain seperti sel
jantung dan sel otot skelet.
Pemerikasaan GOT dimaksudkan untuk memantau dan menetapkan terapi bagi
penderita hepatitis atau kanker hati, dengan demikian prosedur pengobatan akan lebih tepat
dan terarah.
Enzim GOT mengkatalisis perpindahan gugus amino dari aspartat kepada 2-
oksoglutarat untuk menjadi L-glutamat dan oksaloasetat.

GPT
GPT adalah singkatan dari Glutamic Piruvic Transaminase. GPT atau juga dinamakan
ALT (alanin aminotransferase) merupakan enzim yang banyak ditemukan pada sel hati serta
efektif untuk mendiagnosis destruksi hepatoseluler.
Enzim ini dalam jumlah yang kecil dijumpai pada otot jantung, ginjal dan otot rangka.
Pada umumnya nilai tes GPT/ALT lebih tinggi daripada GOT/AST pada kerusakan parenkim
hati akut, sedangkan pada proses kronis didapat sebaliknya.
Pada manusia, enzim GPT ini banyak disebabkan oleh indikasi kerusakan hati, dalam
analisis klinik, pemeriksaan GPT dilakukan untuk : Identifikasi penyakit hati, terutama sirosis
dan hepatitis yang disebabkan oleh alkohol, narkoba, atau virus, membantu memeriksa
kerusakan hati, mengetahui apakah penyakit kuning disebabkan oleh darah atau penyakit hati,
melacak dampak kolesterol dampak obat-obatan lainnya yang dapat merusak hati.

Gamma-glutamil transferase (GGT)


Gamma-glutamil transferase (GGT) adalah enzim yang ditemukan terutama di hati
dan ginjal, sementara dalam jumlah yang rendah ditemukan dalam limpa, kelenjar prostat dan
otot jantung. Gamma-GT merupakan uji yang sensitif untuk mendeteksi beragam jenis
penyakit parenkim hati. Kebanyakan dari penyakit hepatoseluler dan hepatobiliar
meningkatkan GGT dalam serum. Kadarnya dalam serum akan meningkat lebih awal dan
tetap akan meningkat selama kerusakan sel tetap berlangsung.
GGT adalah salah satu enzim mikrosomal yang bertambah banyak pada pemakai
alkohol, barbiturat, fenitoin dan beberapa obat lain tertentu. Alkohol bukan saja merangsang
mikrosoma memproduksi lebih banyak enzim, tetapi juga menyebabkan kerusakan hati,
meskipun status gizi peminum itu baik. Kadar GGT yang tinggi terjadi setelah 12-24 jam
bagi orang yang minum alkohol dalam jumlah yang banyak, dan mungkin akan tetap
meningkat selama 2-3 minggu setelah asupan alkohol dihentikan. Tes gamma-GT dipandang
lebih sensitif daripada tes fosfatase alkalis (alkaline phosphatase, ALP).
Metode pemeriksaan untuk tes GGT adalah spektrofotometri atau fotometri, dengan
menggunakan spektrofotometer/fotometer atau alat kimia otomatis. Bahan pemeriksaan yang
digunakan berupa serum atau plasma heparin.
Enzim gamma-glutamil transferase untuk pertama kalinya dikemukakan oleh Hanes
dalam tahun 1950. Enzim ini juga dinamakan gamma-glutamil transpeptidase atau disingkat
GGT. Pada awal tahun 60-an gamma-glutamil transferase telah menarik perhatian klinik dan
hubungan antara penyakit-penyakit tertentu dengan peningkatan kadar enzim tersebut dalam
serum telah diselidiki. Beberapa tahun kemudian pemeriksaan enzim gamma-glutamil
transferase serum merupakan suatu pemeriksaan rutin dalam klinik untuk memperkuat
diagnosis berbagai macam penyakit
Fungsi enzim gamma-glutamil transferase ialah mengkatalisis pemindahan gugus
gamma-glutamil dari suatu peptide yang mengandung gugus tersebut, misalnya glutation,
kepeptida lain atau ke asam amino. sebagai akseptor gugus gamma glutamil airpun dapat
berperan, dan bila ini terjadi maka yang berlangsung adalah proses hidrolisis. Gamma-
glutamil transferase adalah suatu glikoprotein dengan bagian karbohidratnya sebanyak 20%.
Molekul enzim juga mengandung gugus sulfhidril. Di dalam tubuh enzim terutama terikat
pada membran-membran sel epitel dan limfoid. Pada isolasi enzim telah ditemukan bentuk
dengan berat molekul 200.000 yang dinamakan "heavy form". Bentuk ini dapat dipecah
dengan penambahan bromelain dan dihasilkan bentuk dengan berat molekul sekitar 68.000
yang dinamakan "light form". Bentuk yang terakhir ini dapat dipisahkan menjadi 12 isoenzim
yang semuanya aktif dan mempunyai jumlah asam amino, heksosa dan aminoheksosa yang
sama,hanya berbeda dalam jumlah asam sialat

http://blogger-ulin.blogspot.sg/2014/01/anatomi-fisiologi-got-gpt-dan-gamma-gt.html

DUNIA WANITA dan


PRIA
setiap yang hidup selalu punaya pertanayaan mengenai sesuatu, maka dari
itu, untuk mengatasi masalah anda kami menciptakn blog yang mudah untuk
dimengerti anda...........

There was an error in this gadget

Wednesday, May 11, 2011

ENZIM GAMMA GLUTAMYL TRANFERASE


ENZIM GAMMA GLUTAMYL TRANFERASE

Hati adalah sebuah kelenjar terbesar dan kompleks dalam tubuh,

berwarna merah kecoklatan, yang mempunyai berbagai macam fungsi,

termasuk perannya dalam membantu pencernaan makanan dan

metabolisme zat gizi dalam sistem pencernaan.

Hati manusia dewasa normal memiliki massa sekitar 1,4 Kg atau sekitar

2.5% dari massa tubuh. Letaknya berada di bagian teratas rongga

abdominal, disebelah kanan, dibawah diagfragma dan menempati hampir

seluruh bagian dari hypocondrium kanan dan sebagian epigastrium

abdomen. Permukaan atas berbentuk cembung dan berada dibawah

diafragma, permukaan bawah tidak rata dan memperlihatkan lekukan

fisura transverses. Permukaannya dilapisi pembuluh darah yang keluar

masuk hati.

Lobus-lobus dari hati terdiri atas lobulus-lobulus. Sebuah lobulus terdiri

atas sel-sel epitel yang disebut sel-sel hati atau hepatosit. Disusun secara

tak beraturan, bercabang, diantara lapisan-lapisan sel tersebut ada ruang

endothelial-lined yang disebut sinusoid-sinusoid yang diteruskan ke aliran

darah.

Sinusoid-sinusoid juga sebagian terdiri atas sel-sel fagosit dan sel-sel

kupffer yang merombak sel-sel darah merah dan sel darah putih yang

telah rusak, bakteri-bakteri dan senyawa-senyawa beracun. Hati terdiri

atas sinusoid-sinusoid yang bergantung pada tipe pembuluh kapilernya

berlapis-lapis dan dihubungkan langsung ke sebuah vena pusat. Sel-sel ini

mensekresikan cairan empedu.


Secara fisiologis, fungsi utama dari hati adalah:

1. Membantu dalam metabolisme karbohidrat

2. Membantu metabolisme lemak

3. Membantu metabolisme Protein

4. Menetralisir obat-obatan dan hormon

5. Menetralisir obat-obatan dan hormon

6. Mensintesis garam-garam empedu

7. Sebagai tempat penyimpanan

8. Sebagai fagosit

Enzim-enzim yang berkaitan untuk mengetahui adanya kerusakan sel Hati

adalah :

a. SGOT ATAU SERUM GLUTAMIC OKSALOACETAT TRASAMINASE

SGOT atau juga dinamakan AST (Aspartat aminotransferase) merupakan

enzim yang dijumpai dalam otot jantung dan hati, sementara dalam

konsentrasi sedang dijumpai pada otot rangka, ginjal dan pankreas.

Konsentrasi rendah dijumpai dalam darah

b. SGPT ATAU SERUM GLUTAMIL PIRUVAT TRANSAMINASE

SGPT atau juga dinamakan ALT (alanin aminotransferase) merupakan

enzim yang banyak ditemukan pada sel hati serta efektif untuk

mendiagnosis destruksi hepatoseluler. Enzim ini dalam jumlah yang kecil

dijumpai pada otot jantung, ginjal dan otot rangka

c. ALKALI FHOSFATASE

Fosfatase alkali (alkaline phosphatase, ALP) merupakan enzim yang

diproduksi terutama oleh epitel hati dan osteoblast (sel-sel pembentuk

tulang baru); enzim ini juga berasal dari usus, tubulus proksimalis ginjal,
plasenta dan kelenjar susu yang sedang membuat air susu. Fosfatase

alkali disekresi melalui saluran empedu

d. CHOLINESTRASE (CHE)

Cholinesterase ditemukan pada sel hati, syaraf, dan eritrosit dll

e. GAMMA GLUTAMYL TRANSFERASE (-GT)

Gamma-glutamil transferase (gamma-glutamyl transferase, GGT) adalah

enzim yang ditemukan terutama di hati dan ginjal, sementara dalam

jumlah yang rendah ditemukan dalam limpa, kelenjar prostat dan otot

jantung. Gamma-GT merupakan uji yang sensitif untuk mendeteksi

beragam jenis penyakit parenkim hati. Kebanyakan dari penyakit

hepatoseluler dan hepatobiliar meningkatkan GGT dalam serum. Kadarnya

dalam serum akan meningkat lebih awal dan tetap akan meningkat

selama kerusakan sel tetap berlangsung.

GGT adalah salah satu enzim mikrosomal yang bertambah banyak pada

pemakai alkohol, barbiturat, fenitoin dan beberapa obat lain tertentu.

Alkohol bukan saja merangsang mikrosoma memproduksi lebih banyak

enzim, tetapi juga menyebabkan kerusakan hati, meskipun status gizi

peminum itu baik. Kadar GGT yang tinggi terjadi setelah 12-24 jam bagi

orang yang minum alkohol dalam jumlah yang banyak, dan mungkin akan

tetap meningkat selama 2-3 minggu setelah asupan alkohol dihentikan.

Tes gamma-GT dipandang lebih sensitif daripada tes fosfatase alkalis

(alkaline phosphatase, ALP).

Metode pemeriksaan untuk tes GGT adalah spektrofotometri atau

fotometri, dengan menggunakan spektrofotometer/fotometer atau alat

kimia otomatis. Bahan pemeriksaan yang digunakan berupa serum atau


plasma heparin.

Enzim gamma-glutamil transferase untuk pertama kalinya dikemukakan

oleh Hanes dalam tahun 1950. Enzim ini juga dinamakan gamma-glutamil

transpeptidase (E.C. 2.3.2.2.) atau disingkat GGT. Pada awal tahun 60-an

gamma-glutamil transferase telah menarik perhatian klinik dan hubungan

antara penyakit-penyakit tertentu dengan peningkatan kadar enzim

tersebut dalam serum telah diselidiki. Beberapa tahun

kemudian pemeriksaan enzim gamma-glutamil transferase serum

merupakan suatu pemeriksaan rutin dalam klinik untuk memperkuat

diagnosis berbagai macam penyakit Fungsi enzim gamma-glutamil

transferase ialah mengkatalisis pemindahan gugus gamma-glutamil dari

suatu peptide yang mengandung gugus tersebut, misalnya glutation,

kepeptida lain atau ke asam amino. sebagai akseptor gugus gamma

glutamil airpun dapat berperan, dan bila ini terjadi maka yang

berlangsung adalah proses hidrolisis. Gamma-glutamil transferase adalah

suatu glikoprotein dengan bagian karbohidratnya sebanyak 20%. Molekul

enzim juga mengandung gugus sulfhidril. Di dalam tubuh enzim terutama

terikat pada membran-membran sel epitel dan limfoid. Pada isolasi enzim

telah ditemukan bentuk dengan berat molekul 200.000 yang dinamakan

"heavy form". Bentuk ini dapat dipecah dengan penambahan bromelain

dan dihasilkan bentuk dengan berat molekul sekitar 68.000 yang

dinamakan "light form". Bentuk yang terakhir ini dapat dipisahkan

menjadi 12 isoenzim yang semuanya aktif dan mempunyai jumlah asam

amino, heksosa dan aminoheksosa yang sama,hanya berbeda dalam

jumlah asam sialat. Ada penyelidik- penyelidik yang mengemukakan


bahwa enzim GGT ini berperan dalam transport. Pendapat ini mungkin

berdasarkan terikatnya enzim tersebut pada membran sel-sel epitel

tertentu (misalnya, villi yeyunum, tubuli ginjal proksimal, plexus

chorioideus, epitel retina). Waktu paro (half life) GGT dalam darah adalah

kira-kira 3 hari . Enzim dapat disimpan lama dalam bentuk terisolasi atau

dalam serum. Dalam suhu yang berkisar dari -20 sampai +25 C enzim

dapat tahan paling sedikit 10 hari.

In vitro letak pH optimum gamma-glutamil transferase adalah 8.8 - 9.0.

Aktivitas GGT in vitro dapat dirangsang oleh aktivator-aktivator khusus. Di

dalam tubuh enzim juga dapat dirangsang oleh berbagai zat, antana lain

oleh estrogen, narkotika, sedativa, zat-zat karsinogen dan etilalkohol.

Aktivitas GGT yang tertinggi adalah pada ginjal. Di dalam jaringan ikat

tidak terlihat adanya aktivitas enzim tersebut. Selain di jaringan-jaringan,

aktivitas enzim juga terlihat dalam cairan-cairantubuh seperti plasma

darah, liquor atau cairan amnion dan dalam cairan ekskresi seperti

empedu, cairan usus halus, urin, sputum atau feses. Gamma-glutamil

transferase tidak ditemukan dalam eritrosit, sehingga pada hemolisis

pemeriksaan serum dan plasma tidak memberikan hasil-hasil yang

berbeda.

1. GGT dalam klinik

Menurut distribusi kwantitatif ginjal adalah alat tubuh yang paling banyak

mengandung enzim GGT. Namun pemeriksaan GGT serum tidak

menunjukkan peninggian pada penyakit-penyakit ginjal. Dalam klinik

pemeriksaan GGT dalam serum terutama dipakai untuk menentukan


penyakit-penyakit hati dan saluran empedu. Dari angka-angka yang

meninggi pada berbagai macam penyakit hati dapat diambil kesimpulan

bahwa derajat peninggian aktivitas GGT dalam serum atau plasma darah

dapat dijadikan parameter untuk diagnosis diferensial penyakit-penyakit

hati. Pada ikterus obstruksi, GGT lebih dini meninggi daripada enzim

fosfatase alkali dan kenaikan kadarnya juga lebih tinggi. Pada hepatitis

virus GGT pun lebih cepat meninggi daripada enzim-enzim lainnya dan

selama stadium penyembuhan kadar GGT masih terus tinggi. Bahkan

bilan aktivitas enzim-enzim lain, misalnya transaminase, sudah kembali ke

normal, GGT masih lebih tinggi daripada normal. Maka dari itu,

pemeriksaan GGT serum lebih tepat untuk mengetahui proses

penyembuhan hepatitis virus. Bila selama proses hepatitis aktivitas GGT

dalam serum terus meningkat, maka harus dipikirkan adanya

penyumbatan aliran empedu. Pada hepatitis yang kronis dapat jelas

dibedakan peninggian aktivitas GGT serum pada hepatitis yang kronis-

agresif dan yang kronis-persistens. Pada hepatitis yang kronis-persistens

kadar GGT serum hanya meninggi sedikit. Pada penilaian tingginya

aktivitas GGT dalam serum pada sirosis hati harus dipikirkan pula

kemungkinan bahwa sintesis protein enzim sudah berkurang yang

disebabkan oleh perubahan sirotis dari jaringan hati dan karena itu

aktivitas GGT serum menjadi lebih kecil daripada semestinya. Pada sirosis

post hepatitis peninggian GGT serum mungkin dua-sampai empat kali

lebih tinggi daripada normal. Bila dibandingkan peninggian aktivitas GGT

serum pada sirosis hati karena intoksikasi alkohol, maka pada intoksikasi

alkohol GGT serum tiga-sampai empat kali lebih tinggi daripada sirosis
post hepatitis. Lebih tinggi lagi adalah aktivitas GGT pada sirosis biliaris

primer yang jarang terjadi. Bila aktivitas GGT pada sirosis hati meninggi

20 kali daripada normal, maka harus dipikirkan adanya karsinoma primer

atau metastase pada hati. Biasanya pada proses-proses maligna dalam

hati ditemukan angka-angka GGT serum yang tertinggi. lni disebabkan

karena jaringan hati di sekitan proses maligna banyak membentuk GGT.

Juga jenis perlemakan hati dapat dibedakan dari peninggian aktivitas GGT.

Yang menimbulkan peninggian GGT yang terbesar dari jenis jenis

perlemakan hati adalah yang disebabkan oleh intoksikasi alkohol, yaitu

sampai 10 kali dari normal. Aktivitas GGT dalam serum juga dapat

meningkat oleh zat-zat yang dapat merusak jaringan hati seperti

karbontetraklorida, etanol, streptokinase dan chlorpromazin. Azathioprin

dan Ifosfamid juga dapat menyebabkan peninggian GGT dalam serum. Hal

yang sama berlaku pula untuk preparat-preparat estrogen. Penyakit-

penyakit lain yang dapat menyebabkan peninggian aktivitas GGT dalam

serum adalah penyakit-penyakit pancreas dan jantung. Pada pankreatitis

akut GGT serum dapat meninggi sampai 10 kali dari normal, namun

peninggian alfa-amilase dan lipase dalam serum masih mempunyai nilai

diagnostik yang lebih besar. Pada karsinoma pankreas nilai GGT serum

dapat mencapai 30 kali dari normal tanpa gejala-gejala yang

menunjukkan kelainan pada hati. Penyakit jantung juga disertai oleh

peninggian aktivitas GGT dalam serum. Dalam klinik dapat dipakai untuk

memperkuat diagnosis infark jantung. Peninggian GGT serum juga dapat

dipakai untuk mengetahui kebiasaan minum alkohol pada kaum remaja di

Amerika Serikat. Aktivitas enzim-enzim lainnya seperti SGPT, SGOT dan


fosfatase alkali dalam serum tidak meninggi. Penyakit ginjal tidak disertai

perubahan aktivitas GGT dalam serum. Oleh karena gamina-glutamil

transferase dari sel-sel tubuh ginjal dikeluarkan ke dalam kandung air

seni, maka terlihat suatu korelasi antara derajat pengeluaran GGT dan

keutuhan perenkim ginjal. Pada penyakit-penyakit destruksi yang kronis

atau degenerative dari jaringan ginjal seringkali ditemukan ekskresi GGT

dalam kandung air seni yang menurun. Aktivitas GGT dalam kandung air

seni tidak mempunyai hubungan dengan aktivitas dalam serum.

Peninggian aktivitas GGT dalam serum akan mempunyai nilai diagnostik

yang lebih besar bila dihubungkan dengan aktivitas enzim-enzim lainnya.

Misalnya pada karsinoma pankreas aktivitas GGT meninggi tanpa

peninggian enzim-enzim transaminase (GOT dan GPT). Bila transaminase

juga meninggi, yang harus dipikirkan adalah adanya penyakit hati yang

akut.

2. METODA PEMERIKSAAN GGT DALAM SERUM

Terdapat Dua Pemeriksaan GGT dalam Serum, antara lain:

1. Pemeriksaan Kwantitatif

Pemeriksaan kwantitatif aktivitas gamma-glutamil transferase

berdasarkan atas menghilangnya substrat atau dibentuknya produk-

produk oleh enzim tersebut. Substrat yang dipakai dalam pemeriksaan

GGT merupakan substrat yang sintetik yang mengandung gugus glutamil

yang dapat dipindahkan oleh enzim ke suatu akseptor, yaitu suatu asam

amino atau dipeptida. Sebelum ditemukan substrat sintetik, glutation

sering dipakai sebagai substrat. Kemudian berbagai macam substrat


sintetik digunakan dalam pemeriksaan GGT, antara lain N (DL gamma-

glutamil) anilin, alfa-(N-gamma-DL glutamil)aminonitril,gamma-L-glutamil-

alfa-naphthylamide,NDL-gamma-glutamilanilide dan gamma-L-glutamil-p-

nitroanilide. Sebagai akseptor gugus glutamil dipakai suatu dipeptide,

yaitu glisilglisin. Pada pemecahan substrat terbentuk p-nitroanilin yang

dapat mengabsorpsi gelombang cahaya spektrofotometer. Yang banyak

dipakai sampai sekarang adalah metoda Szasz yang dikemukakan dalam

tahun1969.

Prinsip :

Metoda Szasz menggunakan asam L-glutamat-5- (4-nitroamilide) sebagai

substrat. Gamma-glutamil transferase akan memindahkan gugus gamma-

glutamil ke suatu akseptor, yaitu glisilglisin. 4-Nitroanilin yang terbentuk

dari pemecahan substrat dapat mengabsorpsi gelombang 405 nm .

Perubahan pada pembacaan kolorimeter per waktu unit adalah sebanding

dengan laju pemecahan substrat dan dengan demikian sebanding pula

dengan aktivitas enzim. Reagensia terdiri dari larutan buffer/glisilglisin,

substrat dan substrat/pelarut dan merupakan suatu kit reagensia yang

lengkap yang dapat dipesan dari Merck. Semuanya dapat tahan sampai

tanggal daluwarsa bila disimpan tertutup rapat dalam lemari es.

1. Larutan buffer/glisilglisin dapat langsung dipakai.

2. Larutan substrat. Satu botol substrat harus dilarutkan dalam 2,2 ml


substrat/pelarut dengan dikocok sedikit. Substrat/pelarut dapat tahan 8

jam pada suhu kamar dan 24 jam dalam lemari es.

3. Larutan reagensia untuk pemeriksaan secara berturut-turut (sari).Ini

harus dibuat hanya untuk keperluan satu hari. Tambahkan 1 bagian

volume larutan substrat yang dibuat atas (2) kepada 10 bagian volume

larutan buffer/glisilglisin (l) dan aduk. Larutan ini stabil untuk 8 jam pada

suhu kamar.

Konsentrasi dalam campuran reaksi (termasuk sampel)

185 mmol/ltris buffer pH 8,2 4 mmol/l asam L-glutamat 5-(4-nitroanilide)

50 mmol/l glisilglisin

Kestabilan sampel.

Enzim dalam serum tahan untuk 1 minggu pada suhu kamar atau dalam

lemari es.

Prosedur pemeriksaan secara berturut-turut (seri)

Semua larutan harus mempunyai suhu kamar. Masukkan kedalam tabung

reaksi dengan pipet 2,0 ml larutan reagensia (3) dan 0,2 ml serum.

Sebuah arloji stopwatch harus sudah siap. Setelah serum dan larutan

reagensia bercampur kira-kira 1 menit, absorbens diukur pada suhu

kamar dan sekaligus stopwatchmulai dijalankan. Pengukuran absorbens

harus diulang setiap menit untuk 3, 4 atau 5 menit. Pengukuran dilakukan

dengan spektrofotometer pada gelombang405 nm. Bila perbedaan

absorbens permenit (A/menit ) pada permulaan pengukuran adalah lebih

besar dari 0,11, maka pengukuran harus diulang dengan serum yang

diencerkan 1 : 4 dengan larutan garam isotonik dan kalikan hasilnya


dengan angka 5.

Cara menghitung :

Masukkan nilai rata-rata perbedaan absorbens permenit (A/menit ) ke

dalam rumus berikut ini :

Aktivitas volume = A/menit x 1111 U/l

Prosedur pemeriksaan untuk satu pemeriksaan

Masukkan ke dalam tabung reaksi dengan pipet :

1. 2,0 ml larutan buffer/glisilglisin (l)

2. 0,2 ml larutan substrat (2)

3. 0,2 ml serum

Biarkan larutan-larutan tersebut bercampur dan setelah 1 menit ukurlah

absorbens pada suhu kamar dengan spektrofotometer pada gelombang

405 nm, serta sekaligus stopwatch dijalankan. Pengukuran diulang setiap

menit untuk 3, 4 atau 5 menit.

Perbedaan absorbens per menit (A/menii) tunggal dimasukkan ke dalam

rumus berikut ini :

Aktivitas volume = A/menit x 1212 U/l

Nilai-nilai normal untuk pria adalah 6 - 28 U/l dan untuk wanita 4 - 18 U/l

Faktor yang dapat mempengaruhi temuan laboratorium :

Obat fenitoin dan barbiturat dapat menyebabkan tes gamma-GT positif

palsu.

Asupan alkohol berlebih dan dalam jangka waktu lama dapat

menyebabkan
peningkatan kadar gamma-GT.

2. Pemeriksaan Mmetode Kinetic Kolorimetric

Gamma-glutamil transferase (gamma-glutamyl transferase, GGT) adalah

enzim yang ditemukan terutama di hati dan ginjal, sementara dalam

jumlah yang rendah ditemukan dalam limpa, kelenjar prostat dan otot

jantung. Gamma-GT merupakan uji yang sensitif untuk mendeteksi

beragam jenis penyakit parenkim hati. Kebanyakan dari penyakit

hepatoseluler dan hepatobiliar meningkatkan GGT dalam serum. Kadarnya

dalam serum akan meningkat lebih awal dan tetap akan meningkat

selama kerusakan sel tetap berlangsung.

GGT adalah salah satu enzim mikrosomal yang bertambah banyak pada

pemakai alkohol, barbiturat, fenitoin dan beberapa obat lain tertentu.

Alkohol bukan saja merangsang mikrosoma memproduksi lebih banyak

enzim, tetapi juga menyebabkan kerusakan hati, meskipun status gizi

peminum itu baik. Kadar GGT yang tinggi terjadi setelah 12-24 jam bagi

orang yang minum alkohol dalam jumlah yang banyak, dan mungkin akan

tetap meningkat selama 2-3 minggu setelah asupan alkohol dihentikan.

Tes gamma-GT dipandang lebih sensitif daripada tes fosfatase alkalis

(alkaline phosphatase, ALP).

Metode pemeriksaan untuk tes GGT adalah spektrofotometri atau

fotometri, dengan menggunakan spektrofotometer/fotometer atau alat

kimia otomatis. Bahan pemeriksaan yang digunakan berupa serum atau

plasma heparin.
Prinsip

L glutamil 3- carboxy ---- L- - glycylglycine + 5 amino- 2-

4- Nitroanilide + Glycylglycine Nitrobenzoat

Alat dan Bahan

a. Alat : - Tabung + Rak

- Dispenser + Tip

- Pipet Ukur

- Spektrofotometer

- Tisue

b. Bahan: Serum atau Plasma heparin atau EDTA

c. Pipet 2,0 ml substrate masukkan ke dalam satu botol Buffer (8,0 ml),

Reagen ini stabil selama 6 minggu pada suhu 28 C dan 5 hari pada

15.25 C.

d. Persiapan Pasien

- Pasien dianjurkan puasa minimal 3 jam.

- Hindari obat atau zat yang dapat mempengaruhi kadar GGT misalnya

Aminophenazone, dll.

Cara Kerja

Prosedur dengan substart start

Pipet ke dalam Cuvet 25o c, 30o c, 37o c

Sample 100 l

Buffer 1000 l

Campur inkubasi 1 menit pada suhu 25oc, 30oc/ 37oc

Substrat 250 l
- Campur, baca Absorben setelah 1 menit bersamaan dengan

dihidupkannya stopwatch. Baca Absorben lagi tepat setelah 1 menit, 2

menit dan 3 menit pada panjan gelombang 405 nm terhadap blanko

udara.

Prosedur Dengan sample start

Pipet ke dalam cuvet 25oc, 30oc, 37oc

Sample 100 l

Reagen Kerja 1000 l

- Campur, baca absorben setelah 1 menit bersamaan dengan

dihidupkannya stopwatch. Baca absorben lagi tepat setelah 1 menit , 2

menit, dan 3 menit pada panjang gelombang 405 nm terhadap blanko

udara.

Nilai Rujukan

DEWASA : Pria : 15 - 90 U/L, Wanita : 10 - 80 U/L, Lansia : sedikit lebih

tinggi

ANAK-ANAK : Bayi baru lahir : 5 x lebih tinggi daripada dewasa, Prematur

: 10 x lebih tinggi dari dewasa, Anak : sama dengan dewasa.

(Nilai normal bisa berbeda untuk tiap lab, tergantung metode yang

digunakan)

Masalah Klinis

PENINGKATAN KADAR : sirosis hati, nekrosis hati akut dan subakut,

alkoholisme, hepatitis akut dan kronis, kanker (hati, pankreas, prostat,


payudara, ginjal, paru-paru, otak), kolestasis akut, mononukleosis

infeksiosa, hemokromatosis (deposit zat besi dalam hati), DM, steatosis

hati / hiperlipoproteinemia tipe IV, infark miokard akut (hari keempat),

CHF, pankreatitis akut, epilepsi, sindrom nefrotik. Pengaruh obat : Fenitoin

(Dilantin), fenobarbital, aminoglikosida, warfarin (Coumadin).

Faktor yang dapat mempengaruhi temuan laboratorium :

Obat fenitoin dan barbiturat dapat menyebabkan tes gamma-GT positif

palsu.

Asupan alkohol berlebih dan dalam jangka waktu lama dapat

menyebabkan peningkatan kadar gamma-GT.

http://hengki-the-pretet.blogspot.sg/2011/05/enzim-gamma-glutamyl-tranferase.html
Akses 12 juni 2016

Anda mungkin juga menyukai