Anda di halaman 1dari 3

PENENTUAN STATUS MUTU AIR SUNGAI PROGO DENGAN METODE IKA-NSF

UNTUK PENGELOLAAN SUNGAI

Syafrudin, Winardi Dwi Nugraha, Hernawa Suryatmaja,


Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Universitas Diponegoro
Jl. Prof. H. Sudarto, SH Tembalang, Semarang, Indonesia 50275
Email: udin_syaf@yahoo.com

PENDAHULUAN
Sungai Progo adalah salah satu sungai yang mengalir di Provinsi
Yogyakartamerupakan sungai utama yang berhulu di Kecamatan Jumprit dan berhilir di
Kecamatan Galur. Berdasarkan tata guna lahan Provinsi Yogyakarta, Sungai Progo melewati
jenis penggunaan lahan yang bervariasi berupa pertanian, permukiman dan hutan. Kondisi
seperti ini berpotensi terjadinya pencemaran sungai akibat dampak dari aktivitas penggunaan
lahan yang pada akhirnya dapat mempengaruhi tingkat kualitas air Sungai Progo. Untuk
mengetahui seberapa besar kualitas air di Sungai Progo, penelitian ini dilakukan
menggunakan metode National Sanitation Foundations Indeks Kualitas Air (IKA-NSF).
Diharapkan dapat memberikan informasi dan pengetahuan tentang kualitas dan status mutu
air Sungai Progo sehingga dapat ditentukan strategi pengelolaan kualitas air Sungai Progo.

METODE PENELITIAN
1. Pengukuran Data Primer terkait dengan parameter kualitas air sungai yaitu Temperature,
Kekeruhan, Total Solid, pH, BOD, DO, Nitrat, Fosfat, dan Fecal Coliform.
2. Pengukuran debit sungai, data morfologi, topografi serta mendata jumlah Penduduk, dan
lain-lain.
3. Metode Analisis Data, melakukan analisis observasi lapangan terhadap titik pantau yang
dilengkapi dengan wawancara penduduk setempat yang memanfaatkan Sungai Progo .
4. Melakukan Analisis dengan menggunakan metode National Sanitation Foundations
Indeks Kualitas Air (IKA-NSF).

HASIL DAN PEMBAHASAN


Dengan menggunakan Metode IKA-NSF di dapatkan hasil kualitas air tiap segmen
sebagai berikut. Hasil di dapat dengan menggunakan kalkulator Water Quality Index
Calculator dari Brian Oram, (2014).
Segmen 1 sampai Segmen 4 memiliki konsentrasi Kekeruhan antara 10,6 NTU
181,34 NTU, konsentrasi Total Solid antara 7,56 mg/l 283,48 mg/l, temperatur antara 26 oC
29oC, konsentrasi pH antara 7,83 8,05, konsentrasi DO antara 4,25 mg/l 5,01 mg/l,
konsentrasi BOD antara 1 mg/l 2 mg/l, konsentrasi nitrat antara 0,52 mg/l 1,5 mg/l,
konsentrasi Fosfat antara 0,03 mg/l 0,11 mg/l, dan yang terakhir konsentrasi Fecal
Coliformantara 1100 Jml/100 mg/l 2200 jml/100 mg/l. Untuk Segmen 1 sampai Segmen 4
masuk kelas I-III dan tidak memenuhi baku mutu air sungai sesuai Peraturan Pemerintah
Nomor 82 Tahun 2001. Nilai IKA-NSF berkisar antara 56-65 masuk dalam kategori sedang
warna kuning.
Segmen 5 sampai Segmen 7 memiliki konsentrasi Kekeruhan antara 26,7 NTU 307
NTU, konsentrasi Total Solid antara 39,15 mg/l 551,76 mg/l, temperatur antara 28 oC
28,5oC, konsentrasi pH antara 7,28 7,83, konsentrasi DO antara 3,9 mg/l 5,42 mg/l,
konsentrasi BOD antara 1 mg/l 3,5 mg/l, konsentrasi Nitrat antara 1,2 mg/l 1,54 mg/l,
konsentrasi Fosfat antara 0,08 mg/l 0,15 mg/l, dan yang terakhir konsentrasi Fecal
Coliformantara 400 Jml/100 mg/l 1100 jml/100 mg/l. Untuk Segmen 5 sampai Segmen 7
masuk kelas I-III dan tidak memenuhi baku mutu air sungai sesuai Peraturan Pemerintah
Nomor 82 Tahun 2001. Nilai IKA-NSF berkisar antara 51-69 masuk dalam kategori sedang
warna kuning.

KESIMPULAN
Pemantauan kualitas air Sungai Progo dilakukan dengan membagi Sungai Progo
menjadi 7 segmentasi dan 11 titik sampling. Hasil perhitungan kualitas air Sungai Progo
menggunakan metode IKA-NSF menunjukan kualitas air di setiap segmen Sungai Progo
berstatus sedang berkisar 50-70. Nilai indeks kualitas air tertinggi berada di Segmen Enam
terbentang antara 7o5048,50LS dan 110o2015,94BT yang berada pada Kecamatan
Kasihan, Kabupaten Bantul dengan nilai indeks sebesar 69 dan nilai indeks kualitas air
terendah berada di Segmen Lima terbentang antara 7o5123,03 LS 110o1433,55BT berada
pada Kecamatan Sentolo, Kabupaten Kulonprogo dan 7o5437,50LS 110o1628,91BT
berada pada Kecamatan Pandak, Kabupaten Bantul dengan nilai indeks sebesar 51. Tingkat
kualitas air Sungai Progo dipengaruhi oleh kondisi tata guna lahan yang terdapat pada
segmen terutama pertanian dan pemukiman. Daerah segmen terpengaruh oleh kegiatan
manusia / pemanfaatan tertentu yang didominasi oleh lahan pertanian dan permukiman
menunjukan kualitas air mengalami penurunan dengan parameter pencemar yang dominan
berupa total solid dan fecal coliform.

Pengelolaan Kualitas Air Sungai Progo yang dapat diusulkan adalah dengan
pendekatan teknis pembuatan sarana sanitasi komunal untuk penduduk setempat yang
menggunakan sungai untuk buang air limbahnya yang harus didahului dengan pendekatan
sosial penyuluhan sanitasi berbasis masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas
Air dan Pengendalian Pencemaran Air
Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 115 Tahun 2003 tentang Pedoman
Penetapan Status Mutu Air.
Undang-Undang Nomor 07 Tahun 2004 Tentang Sumber Daya Air.
SNI 03-7016-2004 tentang Tata Cara Pengambilan Contoh Dalam Rangka Pemantauan
Kualitas Air Pada Suatu Daerah Pengaliran Sungai. Badan Standarisasi Nasional.
Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 1 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis
Menetapkan Kelas Air,
SNI 6989.57:2008 tentang Metoda Pengambilan Contoh Air Permukaan. Badan Standarisasi
Nasional.
Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 01 Tahun 2010 tentang Tata Laksana
Pengendalian Pencemaran Air.

Tabel 4.26 Rekapitulasi Hasil Analisa Sungai Progo


Total
Kekeruhan Suhu Fecal
Segmen Titik Sampling Landuse Solid O
pH DO BOD Nitrat Fosfat
(NTU) ( C) Coliform
(mg/l)
Gambar

1 Pertanian 10,6 7,56 26 7,93 4,8 1 0,52 0,03 1100

2 Pertanian 163,35 283,48 26,3 8,03 4,25 1 1,19 0,08 2200

3 Pertanian 181,34 194,27 29 7,83 4,56 2 0,93 0,07 1600

4 Hutan 112 128,9 26 8,05 5,01 1 1,5 0,11 2100

5 Pemukiman 258 551,76 28,5 7,66 3,9 3,5 1,2 0,08 1100

6 Pertanian 26,7 39,15 28 7,28 5,42 1 1,52 0,15 400

7 Pemukiman 307 445,78 28,5 7,83 5,15 1 1,54 0,11 1050

Anda mungkin juga menyukai