dari satu atom karbon dan empat atom hidrogen. Jutaan tahun lalu, sisa-sisa
tanaman dan binatang (diatom) membusuk dan tertutup dalam lapisan tebal. Sisa
tanaman dan hewan yang disebut bahan organik itu kemudian membusuk.
Seiring waktu, pasir dan lumpur berubah menjadi batu, menutupi bahan organik
yang terjebak di bawah bebatuan. Tekanan dan panas mengubah sebagian
bahan organik menjadi batubara, sebagian menjadi minyak (petroleum), dan
sebagian menjadi gas alam - gelembung kecil gas tidak berbau.
Dewasa ini, alat ahli geologis termasuk diantaranya adalah survei seismik yang
digunakan untuk menemukan tempat yang tepat untuk mengebor sumur. Survei
seismik menggunakan gema dari sumber getaran di permukaan bumi (biasanya
pad yang bergetar dibawah mobil yang dibuat untuk tujuan ini) untuk
mengumpulkan informasi tentang bebatuan di bawahnya. Kadang-kadang
diperlulukan sejumlah kecil dinamit untuk memberikan getaran yang diinginkan.
Para ilmuwan dan insinyur mengeksplorasi area yang dipilih dengan mempelajari
sampel bebatuan dari bumi dan melakukan pengukuran. Jika situs tersebut
tampak menjanjikan, pengeboran dimulai. Beberapa daerah ini terdapat di darat,
tetapi banyak juga yang berada di lepas pantai, jauh di dalam laut. Setelah gas
ditemukan, maka gas dialirkan ke atas melalui sumur ke permukaan tanah dan
masuk ke pipa besar.
Beberapa jenis gas juga didapatkan bersamaan dengan metana, seperti butana
dan propana (juga dikenal sebagai "produk antara"), dipisahkan dan dibersihkan
di pabrik pengolahan gas. Produk-antaranya, setelah dipisahkan, digunakan
dalam berbagai cara. Sebagai contoh, propana dapat digunakan untuk memasak
di atas panggangan gas.
Gas alam yang dihasilkan dari sumur mungkin berisi hidrokarbon cair dan gas
non-hidrokarbon. Gas ini disebut gas alam "basah". Gas alam dipisahkan dari
komponen ini di lokasi dekat sumur atau di pabrik pengolahan gas alam.
Hasilnya adalah gas yang kemudian dianggap "kering" dan dikirim melalui
jaringan pipa ke perusahaan distribusi lokal, dan, selanjutnya, kepada konsumen.
Kita juga dapat menggunakan alat yang disebut "digester" yang dapat mengubah
bahan organik saat ini (tanaman, limbah hewan, dll yang baru mati) menjadi gas
alam. Proses ini menggantikan lama menunggu jutaan tahun untuk gas yang
terbentuk secara alami.
Pabrik pengolahan gas alam memurnikan gas alam mentah yang diproduksi dari
ladang gas bawah tanah. Sebuah pabrik mensuplai gas alam lewat pipa-pipa
yang dapat digunakan sebagai bahan bakar oleh perumahan, komersial dan
industri konsumen. Pada proses pengolahan, kontaminan akan dihilangkan dan
hidrokarbon yg lebih berat akan diolah lagi untuk keperluan komersial lainnya.
Gas alam yang keluar dari sumur gas dan sumur kondensat, di mana ada sedikit
atau bahkan tidak ada kandungan minyak mentah disebut non-associated gas.
Sumur gas biasanya hanya memproduksi gas alam mentah, sedangkan sumur
kondensat menghasilkan gas alam mentah bersama dengan hidrokarbon berat
molekul rendah. Gas ini pada fase cair pada kondisi ambien contoh;
pentana disebut sebagai gas alam kondensat (kadang-kadang juga disebut
bensin alami atau hanya kondensat).
Gas alam bisa disebut sweet gas ketika relatif bebas dari hidrogen sulfida,
namun, gas yang mengandung hidrogen sulfida disebut sour gas.
Gas alam mentah juga dapat berasal dari cadangan metana dalam pori-pori
lapisan batubara, dan terutama teradsorpsi ke permukaan batubara itu sendiri.
Gas tersebut disebut sebagai coalbed gas atau coalbed methane. Coalbed
gas telah menjadi sumber energi penting di akhir akhir ini.
Gas hidrokarbon yang lebih berat : etana (C2H6), propana (C3H8), butana
normal (n-C4H10), isobutana (i-C4H10), pentana dan bahkan hidrokarbon
dengan berat molekul yang lebih tinggi. Ketika diproses dan dimurnikan
menjadi produk jadi, semua ini secara kolektif disebut sebagai NGL (Cairan Gas
Alam).
Gas asam : karbon dioksida (CO2), hidrogen sulfida (H2S), methanethiol
(CH3SH) dan ethanethiol (C2H5SH).
Gas lain : nitrogen (N2) dan helium (He).
Uap air. Juga sebagai larutan garam dan gas terlarut (asam).
Gas alam mentah harus dimurnikan untuk memenuhi standar kualitas yang
ditetapkan oleh perusahaan pipa transmisi utama dan distribusi . Standar kualitas
bervariasi dari pipa ke pipa dan biasanya tergantung dari desain sistem pipa dan
pangsa pasar yang dilayaninya. Secara umum, penetapan standar gas alam
antara alain adalah:
Nilai heating value (nilai kalori) harus berada dalam kisaran tertentu.
Sebagai contoh, di Amerika Serikat, harus sekitar 1.035 +/- 5% BTU per kaki
kubik gas pada 1 atmosfer dan 60 derajat Fahrenheit (41 MJ +/- 5% per meter
kubik gas pada 1 atmosfer dan 15,6 derajat Celsius).
Penyesuaian dew-point untuk mengurangi kandungan air dan hidrokarbon
berat di gas alam sehingga tidak terjadi kondensasi selama proses transportasi
dalam pipa.
Kandungan hidrogen sulfida 0.25 grain H2S per 100 cubic feet gas atau
sekitar 4 ppm. Spesifikasi untuk CO2 biasanya tidak lebih dari dua atau tiga
persen per 100 cubic feet gas.
Diagram Alur dari Sebuah Proses Pengolahan Gas Alam
Aliran blok diagram di atas adalah konfigurasi umum untuk pengolahan gas alam
mentah dari non-associatedgas well dan bagaimana gas alam mentah diolah
menjadi gas jual kepada end user atau pasar. Hasil pengolahan gas alam
mentah dapat berupa :
Gas alam
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Produksi gas alam dunia, warna coklat adalah produksi terbesar, diikuti warna merah
Gas alam sering juga disebut sebagai gas Bumi atau gas rawa, adalah bahan bakar
fosil berbentuk gas yang terutama terdiri darimetana CH4). Ia dapat ditemukan di ladang
minyak, ladang gas Bumi dan juga tambang batu bara. Ketika gas yang kaya dengan metana
diproduksi melalui pembusukan oleh bakteri anaerobik dari bahan-bahan organik selain dari
fosil, maka ia disebut biogas. Sumber biogas dapat ditemukan di rawa-rawa, tempat
pembuangan akhir sampah, serta penampungan kotoran manusia danhewan.
Daftar isi
[tampilkan]
Komponen %
Metana (CH4) 80-95
Etana (C2H6) 5-15
Propana (C3H8) and Butana (C4H10) <5
Nitrogen, helium, karbon dioksida (CO2), hidrogen sulfida (H2S), dan air dapat juga terkandung di
dalam gas alam. Merkuri dapat juga terkandung dalam jumlah kecil. Komposisi gas alam
bervariasi sesuai dengan sumber ladang gasnya.
Campuran organosulfur dan hidrogen sulfida adalah kontaminan (pengotor) utama dari gas yang
harus dipisahkan . Gas dengan jumlah pengotor sulfur yang signifikan dinamakan sour gas dan
sering disebut juga sebagai "acid gas (gas asam)". Gas alam yang telah diproses dan akan dijual
bersifat tidak berasa dan tidak berbau. Akan tetapi, sebelum gas tersebut didistribusikan ke
pengguna akhir, biasanya gas tersebut diberi bau dengan menambahkan thiol, agar dapat
terdeteksi bila terjadi kebocoran gas. Gas alam yang telah diproses itu sendiri sebenarnya tidak
berbahaya, akan tetapi gas alam tanpa proses dapat menyebabkan tercekiknya pernapasan
karena ia dapat mengurangi kandungan oksigen di udara pada level yang dapat
membahayakan.
Gas alam dapat berbahaya karena sifatnya yang sangat mudah terbakar dan menimbulkan
ledakan. Gas alam lebih ringan dari udara, sehingga cenderung mudah tersebar di atmosfer.
Akan tetapi bila ia berada dalam ruang tertutup, seperti dalam rumah, konsentrasi gas dapat
mencapai titik campuran yang mudah meledak, yang jika tersulut api, dapat menyebabkan
ledakan yang dapat menghancurkan bangunan. Kandungan metana yang berbahaya di udara
adalah antara 5% hingga 15%.
Ledakan untuk gas alam terkompresi di kendaraan, umumnya tidak mengkhawatirkan karena
sifatnya yang lebih ringan, dan konsentrasi yang di luar rentang 5 - 15% yang dapat
menimbulkan ledakan.
Kandungan energi[sunting | sunting sumber]
Pembakaran satu meter kubik gas alam komersial menghasilkan 38 MJ (10.6 kWh).
Metode penyimpanan gas alam dilakukan dengan "Natural Gas Underground Storage", yakni
suatu ruangan raksasa di bawah tanah yang lazim disebut sebagai "salt dome" yakni kubah-
kubah di bawah tanah yang terjadi dari reservoir sumber-sumber gas alam yang telah depleted.
Hal ini sangat tepat untuk negeri 4 musim. Pada musim panas saat pemakaian gas untuk
pemanas jauh berkurang (low demand), gas alam diinjeksikan melalui kompresor-kompresor gas
kedalam kubah di dalam tanah tersebut. Pada musim dingin, di mana terjadi kebutuhan yang
sangat signifikan, gas alam yang disimpan di dalam kubah bawah tanah dikeluarkan untuk
disalurkan kepada konsumen yang membutuhkan. Bagi perusahaan (operator) penyedia gas
alam, cara ini sangat membantu untuk menjaga stabilitas operasional pasokan gas alam melalui
jaringan pipa gas alam.
Pada dasarnya sistem transportasi gas alam meliputi :
Transportasi dalam bentuk Liquefied Natural Gas (LNG) dengan kapal tanker LNG untuk
pengangkutan jarak jauh.
Transportasi dalam bentuk Compressed Natural Gas (CNG), baik di daratan dengan road
tanker maupun dengan kapal tanker CNG di laut, untuk jarak dekat dan menengah (antar
pulau).
Di Indonesia, Badan Pengatur Hilir Migas (BPH Hilir Migas) telah menyusun Master Plan "Sistem
Jaringan Induk Transmisi Gas Nasional Terpadu". Dalam waktu yang tidak lama lagi sistem
jaringan pipa gas alam akan membentang sambung menyambung dari Aceh-Sumatera Utara-
Sumatera Tengah-Sumatera Selatan-Jawa-Sulawesi dan Kalimantan. Saat ini jaringan pipa gas
di Indonesia dimiliki oleh PERTAMINA dan PGN dan masih terlokalisir terpisah-pisah pada
daerah-daerah tertentu, misalnya di Sumatera Utara, Sumatera Tengah, Sumatera Selatan,
Jawa Barat, Jawa Timur dan Kalimantan Timur.
Carrier LNG dapat digunakan untuk mentransportasi gas alam cair (liquefied natural gas, LNG)
menyebrangi samudra, sedangkan truk tangki dapat membawa gasa alam cair atau gas alam
terkompresi (compressed natural gas, CNG) dalam jarak dekat. Mereka dapat mentransportasi
gas alam secara langsung ke pengguna-akhir atau ke titik distribusi, seperti jalur pipa untuk
transportasi lebih lanjut. Hal ini masih membutuhkan biaya yang besar untuk fasilitas tambahan
untuk pencairan gas atau kompresi di titik produksi, dan penggasan atau dekompresi di titik
pengguna-akhir atau ke jalur pipa.
Pemanfaatan[sunting | sunting sumber]
Secara garis besar pemanfaatan gas alam dibagi atas 3 kelompok yaitu :
Gas alam sebagai bahan bakar, antara lain sebagai bahan bakar Pembangkit Listrik
Tenaga Gas/Uap, bahan bakar industri ringan, menengah dan berat, bahan bakar kendaraan
bermotor (BBG/NGV), sebagai gas kota untuk kebutuhan rumah tangga hotel, restoran dan
sebagainya.
Gas alam sebagai bahan baku, antara lain bahan baku pabrik pupuk, petrokimia,
metanol, bahan baku plastik (LDPE = low density polyethylene, LLDPE = linear low density
polyethylene, HDPE = high density polyethylen, PE= poly ethylene, PVC=poly vinyl chloride,
C3 dan C4-nya untuk LPG, CO2-nya untuk soft drink, dry ice pengawet makanan, hujan
buatan, industri besi tuang, pengelasan dan bahan pemadam api ringan.
Gas alam sebagai komoditas energi untuk ekspor, yakni Liquefied Natural Gas (LNG.
Teknologi mutakhir juga telah dapat memanfaatkan gas alam untuk air conditioner (AC=penyejuk
udara), seperti yang digunakan di bandara Bangkok, Thailand dan beberapa bangunan gedung
perguruan tinggi di Australia.