Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNya
sehingga penelitian ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami juga
pikirannya.
baik lagi.
yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini, oleh karena itu kami
Pontianak, 2015
Penyusun
i
DAFTAR ISI
BAB I..................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN...................................................................................................... 1
A. Latar Belakang.......................................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah...................................................................................5
C. Perumusan Masalah.................................................................................. 7
D. Tujuan dan Manfaat................................................................................... 8
E. Kerangka Teoritik....................................................................................... 8
F. Metode Penelitian..................................................................................... 13
BAB II.................................................................................................................. 14
ANALISA TERHADAP PELABUHAN.......................................................................14
A. Definisi Pelabuhan...................................................................................14
B. Jenis Pelabuhan...................................................................................... 17
C. Daerah Lingkungan Kerja Pelabuhan dan Daerah Lingkungan Kepentingan
Pelabuhan......................................................................................................... 19
D. Administrator Pelabuhan.........................................................................20
E. Fungsi Pelabuhan.................................................................................... 21
F. Peran Pelabuhan...................................................................................... 24
G. Perencanaan Pelabuhan..........................................................................25
BAB III................................................................................................................. 28
ANALISA TERHADAP PENGELOLAAN PELABUHAN.............................................28
DI DAERAH.......................................................................................................... 28
BAB IV................................................................................................................. 57
ANALISA PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN TERKAIT..................................57
BAB V.................................................................................................................. 81
PENUTUP............................................................................................................. 81
1. Kesimpulan................................................................................................. 81
i
2. Saran.......................................................................................................... 82
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................... 84
i
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
dalam jumlah banyak. Sebagai bagian dari sistem transportasi,
jenis usaha akan tumbuh mulai dari skala kecil sampai dengan
2
menanamkan modal yang bermuara pada tumbuhnya
perkembangan jaman.
3
sumber pertahanan Kerajaan di Indonesia. Seturut
4
Pelabuhan dalam aktivitasnya mempunyai peran penting
5
karantina, syahbandar dan pusat kegiatan lainnya. Atas dasar
B. Identifikasi Masalah
6
Kalimantan Barat juga memiliki banyak wilayah pesisir pantai
2 ibid
7
sektor transportasi sungai juga tidak jauh berbeda, dengan
C. Perumusan Masalah
Kalimantan Barat?
3 idem
8
D. Tujuan dan Manfaat
Kalimantan Barat.
2. mengetahui bagaimana cara meningkatkan fungsi
E. Kerangka Teoritik
9
dimaksud dengan norma dasar (Grundnorm) adalah kaidah-
10
mewujudkan hidup bersama yang tertib itu perlu pedoman-
seharusnya hal itu terjadi pula. Dengan kata lain, jika hukum
11
grundnorm merupakan syarat transedental-logis bagi
12
2. Kaidah pengakuan. Setiap kaidah hukum yang berlaku
(principle of intefrity);
4. Kaidah derivatif (derivative principle). Dalm hal ini aturan
deduksi praktikal;
5. Kaidah sistem (system principal). Dalam hal ini suatu sistem
13
bahwa aturan yang lebih rendah merupakan kekhususan
F. Metode Penelitian
14
Juga bersifat yuridis normatif, yakni menggunakan
objek pengkajian.
usaha pelabuhan.
BAB II
A. Definisi Pelabuhan
15
Pelabuhan adalah salah satu simpul dalam jaringan
16
meliputi dermaga dimana kapal dapat bertambat untuk
daerah tujuan.
antarmoda transportasi.
17
terselenggaranya bongkar muat barang serta turun naiknya
atau sebaliknya.
18
pintu gerbang. Kapal-kapal yang memasuki pelabuhan terkena
tersebut.
B. Jenis Pelabuhan
Di Indonesia terdapat berbagai macam pelabuhan,
19
pantai adalah pelabuhanyang tidak terbuka bagi
kategori, yaitu:
Jenis pelabuhan terdiri atas:
a. Pelabuhan laut;
Pelabuhan Laut adalah pelabuhan yang dapat digunakan
sungai.
b. Pelabuhan sungai dan danau.
Pelabuhan Sungai dan Danau adalah pelabuhan yang
20
barang,serta angkutan penyeberangan dengan
jangkauan pelayananantarprovinsi.
2. pelabuhan pengumpul;
Pelabuhan Pengumpul adalah pelabuhan yang fungsi
antarprovinsi.
3. pelabuhan pengumpan.
Pelabuhan Pengumpan adalah pelabuhan yang fungsi
Kepentingan Pelabuhan
21
Daerah Lingkungan Kerja Pelabuhan menurut Peraturan
22
dan Adpel Kelas III dan IV. Pengangkatan adpel-adpel
usaha Pelabuhan.
Unit Pelaksana Teknis di bidang perhubungan laut
terdiri dari:
a. Kendaraan, perkapalan dan pelayanan;
b. Jasa maritim, perambuan dan penerangan pantai,
elektronika;
c. dan telekomunikasi pelayaran;
d. Pengamanan pelabuhan dan bandar serta lalu lintas dan
angkutan; dan
e. laut.
E. Fungsi Pelabuhan
Di era globalisasi dewasa ini ternyata tidak ada
23
oleh masing-masing negara. Dengan kebutuhan yang semakin
24
akan menghasilkan perjanjian perdagangan dua Negara
agreement).
Dalam transaksi perdagangan sedikitnya ada unsur
perdagangan.
Untuk terlaksananya proses transaksi perdagangan
25
dan pengepakan, dokumentasi dan pengiriman, transportasi
pasar internasional.
F. Peran Pelabuhan
Setelah beberapa uraian tentang pengertian dan
berada;
26
b. membantu berputarnya roda perdagangan dan
G. Perencanaan Pelabuhan
a. Pengembangan Pelabuhan
27
Pelabuhan merupakan salah satu mata rantai
bersangkutan.
2) Perkembangan industri yang terkait dengan pelabuhan
3) Data arus (cargo flow) sekarang dan perkiraan yang
keluar masuk.
4) Tipe dan ukuran kapal yang diperkirakan akan
memasuki pelabuhan.
5) Jaringan jalan (prasarana dan sarana angkutan dari/ke
daerah penyangga.
6) Alur masuk/keluar menuju laut.
7) Aspek nautis dan hidraulis
8) Dampak keselamatan dan lingkungan hidup
9) Analisa ekonomi dan keuangan
28
10) Koordinasi antara lembaga penyelenggara yang
seimbang.
Dengan demikian dapat dilihat bahwa betapa
b. Perencanaan Pelabuhan
Tinjauan pokok dari perencanaan pelabuhan harus
konstruksi;
2) Pengguna jasa (port user);
3) Perkembangan masyarakat; dan
4) Perkembangan ekonomi.
29
BAB III
ANALISA TERHADAP PENGELOLAAN PELABUHAN
DI KALIMANTAN BARAT
30
akan datang perlu ditingkatkan terutama dalam menunjang
Kalimantan Barat.
Adapun hambatan, tantangan dalam pengembangan
berikut:
1. Musim atau Cuaca
Sebagai salah satu negara dengan iklim cuaca tropis, cuaca di
angkutan sungai.
2. Pembanguan Jalan Darat
Adanya kebijakan daerah, khususnya daerah-daerah hulu
31
jalan lintas provinsi antar kalimantan membuat jalur
32
industri (kayu, karet, samah,minyak bebas), sehingga peran
sebagainya.
Peran pelabuhan dari hanya sebagai tempat berlabuhnya
usaha akan tumbuh mulai dari skala kecil sampai dengan usaha
33
investor dalam dan luar negeri untuk menanamkan modal yang
34
1. Kabupaten Kayong Utara pada tanggal 24 sampai 26 Agustus
2015;
2. Kabupaten Ketapang pada tanggal 27 sampai dengan 28
Agustus 2015;
3. Kabupaten Sambas pada tanggal 9 sampai 11 September 2015;
dan
4. Kabupaten Sintang pada tanggal 12 sampai 14 Oktober 2015.
penelitian berupa:
a. Pelabuhan Utama
c. Pelabuhan Pengumpan
35
Pelabuhan Pengumpul dan Pengumpan Terbagi menjadi 2
36
Secara geografis, Kabupaten Kayong Utara berada pada sisi
Ketapang; dan
- sebelah barat, dengan Selat Karimata.
37
Kabupaten Kayong Utara memiliki kondisi alam dengan
38
dan 33 (tiga puluh tiga) Dusun. Kecamatan Simpang Hilir
10 (sepuluh) Dusun.
39
penduduknya sebesar 1,94%. Jika dilihat menurut kecamatan
2013-2018 adalah:
40
Sebagai Kabupaten Unggulan dengan Sumberdaya Manusia
41
masyarakat secara berkelanjutan menjadi perhatian
serius pemerintah.
- SDM yang Sehat: Mengandung makna bahwa pemerintah
42
sejahtera adalah masyarakat yang dapat mengunakan
Kalimantan Barat.
- Misi Kedua, Membangun Sumber Daya Manusia
43
1. Pada Kabupaten Kayong Utara terdapat 4 (empat)
Pusat
tersebut.
belum jelas
44
sehingga memberikan manfaat secara langsung
Kabupaten Ketapang
45
Lokasi pengembangan perikanan tangkap di Kabupaten
Udang Galah, Ikan Mas dan Nila Merah, Pabrik Es, Cold
Storage dan Dok Kapal Ikan. Potensi Sumber Daya Hutan yang
46
memiliki beberapa potensi wisata di antaranya Kepulauan
kepulauan ini.
47
Pada Kabupaten Ketapang terdapat 2 (dua) Pelabuhan yang
Pelabuhan Pengumpul;
b. Pelabuhan Kendawangan dan Suka Bangun dengan
Terminal/Demaga
Ketapang.
Kementerian Perhubungan.
48
4. Tim Penelitian Hukum memperoleh informasi bahwa
Regional).
Kabupaten Sambas
berikut:
49
Selatan : Kota Singkawang;
50
adanya peningkatan mutu sumber daya manusianya yang
pertumbuhan ekonomi.
Kalimantan Barat.
51
2. Pada pelabuhan Sintete telah ada BUP yaitu PT
Kepentingan Sendiri.
di kabupaten Sambas
52
8. Dinas Perhubungan, Komunikasai dan Informatika
urusan kepelabuhan.
merawat pelabuhan.
Kabupaten Sintang
53
ini terletak di Kota Sintang. Kabupaten ini memiliki luas
54
Tim Penelitian Hukum Kantor Wilayah Kementerian Hukum
proses pembangunannya;
- Pelabuhan Sintang;
55
pengerjaan sudah 78%, sedangkan landasan pacu
bagus.
56
Kecamatan Sungai Tebelian dan juga rumah sakit
yang baru.
57
pelabuhannasional, internasional dan hub port (pengumpul)
diantaranya:
1. Penerbitan izin usaha angkutan laut bagi badan usaha
kabupaten/kota.
2. Penerbitan izin usaha angkutan laut pelayaran rakyat
58
terletak pada jaringan jalan kabupaten/kota dan atau
perbaikan kapal.
8. Penetapan tarif angkutan penyebrangan penumpang
pengumpan lokal.
10. Penetapan rencana induk dan DLKR/DLKP untuk
59
17. Penerbitan izin pengelolaan Terminal untuk kepentingan
pengumpan lokal.
lainya;
2. Mengawasi terjaminnya kelestarian lingkungan hidup di
pelabuhan;
3. Ikut menjamin keselamatan dan keamanan pelabuhan;
4. Menyediakan dan memelihara infrastruktur yang
perekonomian lainnya.
Kemudian dalam Pasal 24 UU Nomor 17 tahun 2008 tentang
60
1. Pemberian rekomendasi oleh Gubernur, Bupati/Walikota
dengan kewenangannya;
3. Pengelolaan terminal khusus (Pasal 113 PP Nomor 61
Tahun 2009);
4. Penyelenggaraan pelabuhan laut serta pelabuhan sungai
BAB IV
ANALISA PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN TERKAIT
Tahun 1945
Dalam pembukaan Undang Undang Dasar 1945
seluruh masyarakat.
61
Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu
rakyat Indonesia.6
Kemudian daripada itu, salah satu hal yang dapat
62
dimana pelabuhan bagi masyarakatIndonesia memiliki
63
keberadaan pelabuhan harus dimulai dengan pengelolaan
Pemerintahan Daerah
Sesuai amanat Undang-Undang Dasar Negara Republik
64
khusus dalam wilayah provinsi dan atau
65
ilmu pengetahuan dan teknologi. Agar mampu
66
kekhasan daerah. Dengan demikian isi dan jenis otonomi
masyarakat.
Selain itu penyelenggaraan otonomi daerah juga harus
67
Daerah dengan Pemerintah, artinya harus mampu
68
kewenanganPemerintah. Urusan pemerintahan tersebut
69
sebagainya; moneter misalnya mencetak uang
70
daerah. Dengan demikian setiap urusan yang bersifat
71
manfaat yang dirasakan oleh masyarakat dan besar
72
sebagaikota metropolitan berbasis industri, perdagangan
73
yang kita kehendaki, supayadapat menunjang
74
perhubungan laut, bangunan kelautan, dan jasa
75
merupakan pengganti Undang-Undang Nomor 21 Tahun
76
adalahurusan dalam bidang politik luar negeri,
77
mempertimbangkan keserasian dan keadilan hubungan
78
pemerintahandaerah kabupaten/kota. Untuk
dansusunan pemerintahan.
79
dan mendorong pencapaiantujuan nasional, dan
kepentingan umum.
80
Dengan lahirnya aturan tentang pelayaran,
81
Kegiatan kenavigasian mempunyai peranan penting
tepat guna.
Dalam upaya untuk mewujudkan tujuan tersebut
82
seluruh perairan Indonesia, Pemerintah membentuk
distrik navigasi.
Distrik navigasi disamping berfungsi melaksanakan
83
SaranaBantu Navigasi-Pelayaran dan Telekomunikasi-
84
sekaligus juga dapat mengancam kepentingan Indonesia,
Negara.
Keadaan tersebut sangat berpotensi mengancam dan
85
kepentingan Indonesia atas wilayah lautnya. Padahal laut
86
Indonesia sebagai suatu negara kepulauan yang utuh dan
dipelihara dan
dilindungi. Secara kongkrit, untuk dapat melindungi
tambahan.
BAB V
PENUTUP
87
pegangan bagi kebijakan selanjutnya. Kesimpulan
2. Saran
Rancangan Peraturan Daerah tentang Kepelabuhanan
Daerah
88
1. Agara Rancangan Peraturan Daerah tentang
kebijakan.
89
DAFTAR PUSTAKA
A. Daftar Literatur ;
Didik Heru Purnomo, Pengamanan Wilayah Laut
Ditjen Perhubungan
L aut Departemen Perhubungan Republik Indonesia
Eric Barend, An Introduction to Constitutional Law, New
York : Oxford
University Press, 1998
Emil Salim, Pembangunan Berwawasan Lingkungan,
Lembaga Penelitian,
Pendidikan dan Penerangan Ekonomi dan Sosial,
Jakarta, 1980
Hasyim Djalal, Preventive Diplomacy in Southeast Asia:
Lesson Learned,
wikipedia ensiklopedi bebas, 2003
90
Indische Scheepyaartswet 1936 (Kebijakan pokok yang
pada
17-09-1992, Staatbald 1936 No 700
Mawhood Dikutip Boy Yedra Tamin, Memahami produk
hukum dalam
perspektif pembentukan peraturan perundang undangan
(peraturan daerah), artikel dunia hukum dan sistem
hukum,
2012
Pangaribuan, Badan Pembinaan Hukum Nasional,
Kementerian Hukum
dan HAM RI, 1984
Pokok-pokok Pikiran Tentang Keamanan Laut TNI
Prenada Media
Group, Jakarta, 2005
B. Daftar Perundang-Undangan ;
Undang Undang Dasar 1945
Undang Undang 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah
Undang Undang 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan
Keuangan Antara
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah
Undang Undang 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan
dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup
91
Undang Undang 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran
Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang
Pembagian Urusan
Pemerintah Antara Pemerintah, Pemerintah Daerah
Kepelabuhan
Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2010 tentang
Kenavigasian
Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2010 tentang
Angkutan di
Perairan
92