Anda di halaman 1dari 7

BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN KEPRIBADIAN GURU

Istilah kepribadian merupakan terjemahan dari Bahasa Inggirs personality. Sedangkan istilah
personality secara etimologis berasal dari Bahasa latin person (kedok) dan personare
(menembus). Personal biasanya dipakai oleh para pemain sandiwara pada zaman kuno untuk
memerankan suatu bentuk tingkah laku dan karakter pribadi tertentu. Sedangkan yang dimaksud
dengan personare adalah bahwa para pemain sandiwara itu dengan melalui kedoknya berusaha
menembus keluar untuk mengekspresikan suatu bentuk gambaran manusia tertentu. Misalnya:
seorang pendiam, pemurung, periang, peramah, pemarah dan sebagainya. Jadi, persona itu bukan
pribadi pemain itu sendiri, tetapi gambaran pribadi dari tipe manusia tertentu dengan melalui
kedok yang dipakainya.

Secara sedehananya dapat dikatakan bahwa perkembangan kepribadian adalah belajar


mempergunakan cara-cara baru dalam mereduksikan (pengurangan) tegangan, yang timbul
karena individu menghadapi berbagai hal yang dapat menjadi sumber tegangan (tension).
Adapun sumber tegangan yang pokok adalah proses pertumbuhan fisiologis, frustasi, konflik dan
ancaman.

Guru merupakan sumber pengetahuan utama bagi murid-muridnya, namun pada umumnya orang
tidak memandang guru sebagai orang yang pandai yang mempunyai intelegensi (mempunyai
tingkat kecerdasan yang tinggi). Orang yang ber-iQ tinggi akan menjadi dokter atau insinyur dan
tidak menjadi guru, walaupun dalam kenyataan terbukti bahwa guru yang beralih jabatannya
dapat melakukan tugasnya dengan baik sebagai usahawan, seniman, pengarang dan sebagainya.

Misalnya guru wanita, bila dibandingkan dengan gadis atau wanita lain yang bekerja di kantor,
bersifat lebih serius, berpakaian lebih konservatif (kolot/tidak mengikuti trend) karena enggan
mengikuti mode terbaru, bahkan tak malu mengguanakan pakaian yang sama berulang-ulang.
Guru lebih kritis terhadap kelakuan orang lain, mungkin karena ia terbiasa mengecam kelakuan
murid. Guru wanita tidak mudah bergaul dengan sembarang orang. Dalam hiburan seperti
menonton bioskop ia membatasi diri dan tak suka berjumpa dengan murid di tempat serupa.

Pofil guru adalah sebuah tujuan sekaligus alat untuk mencapai tujuan pendidikan, baik tujuan
pendidikan secara nasional, institusional (kelembagaan) , kurikuler maupun proses
pembelajarannya. Profil guru yang diinginkan sesuai dengan system pendidikan tenaga
kependidikan abad 21 adalah seorang guru yang memiliki kualitas berikut ini:

(a) Memiliki kepribadian,

(b) Memiliki pengetahuan dan pemahaman profesi kependidikan,

(c) Memiliki pengetahuan dan pemahaman tentang bidang spesialis,

(d) Memilki kemampuan ketrampilan profesi.

Dikatakan guru yang mahir adalah guru yang mampu untuk menundukkan hati murid-muridnya
dan mempengaruhi mereka dengan baik sehingga ia dapat memerintah mereka dan berbicara
dengan mereka. Maka dengan Kepribadian itu bisa membangkitkan semangat, tekun dalam
menjalankan tugas

Suksesnya seorang guru tergantung dari kepribadian, luasnya ilmu tentang materi pelajaran serta
banyaknya pengalaman. Tugas seorang guru itu sangat berat, tidak mampu dilaksanakan kecuali
apabila kuat kepribadiannya, cinta dengan tugas, ikhlas dalam mengerjakan, memelihara waktu
murid, cinta kebenaran, adil dalam pergaulan. Ada yang mengatakan bahwa masa depan anak-
anak di tangan guru, maka di tangan gurulah terbentuknya individu yg kompeten. Kepribadian
itu memungkinkan untuk mengarahkan mereka pada jalan yang lurus.

B. PERAN PENDIDIK DALAM DUNIA PENDIDIKAN

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 Bab I Pasal 1 ayat 5 bahwa
tenaga kependidikan adalah anggota masyarakat yang mengabdikan diri dan diangkat untuk
menunjang penyelenggaraan pendidikan. Sedangkan menurut ayat 6 Pendidik adalah tenaga
kependidikan yang berkualifikasi (pemenuhan peryaratan) sebagai guru, dosen, konselor,
pamong belajar (pendamping) , widyaiswara ( jabatan fungsional contohya guru PNS), tutor
( ebagai pengajar), instruktur (pengajar/ pelatih), fasilitator , dan sebutan lain yang sesuai dengan
kekhususannya, serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan

Peran seorang pengajar atau pendidik selain mentransformasikan ilmu pengetahuan yang
dimilikinya kepada anak didik juga bertugas melakukan pembimbingan dan pelatihan serta
melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada
perguruan tinggi. Hal ini sesuai dengan UU Republik Indonesia No. 20 Pasal 39 ayat 2. Di
samping itu merupakan suatu keharusan bagi setiap pendidik yang bertanggung jawab, bahwa di
dalam melaksanakan tugasnya harus berbuat dalam cara yang sesuai dengan keadaan peserta
didik Di mana selain peran yang telah disebutkan di atas, hal yang perlu dan penting dimiliki
oleh pendidik yaitu pendidik harus mengetahui psikologis mengenai peserta didik. Dalam proses
pendidikan persoalan psikologis yang relevan pada hakikatnya inti persoalan psikologis terletak
pada peserta didik, sebab pendidikan adalah perlakuan pendidik terhadap peserta didik dan
secara psikologis perlakuan pendidik tersebut harus selaras mungkin dengan keadaan peserta
didik. (Sumardi Suryabrata : 2004)

Guru memiliki tugas yang beragam yang berimplementasi (pelaksanaan/ penerapan) dalam
bentuk pengabdian. Tugas tersebut meliputi bidang profesi, bidang kemanusiaan dan bidang
kemasyarakatan. Tugas guru sebagai profesi meliputi mendidik, mengajar dan melatih. Mendidik
berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup dan kehidupan. Mengajar berarti
meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sedangkan melatih berarti
mengembangkan keterampilan-keterampilan pada siswa.

Tugas guru dalam bidang kemanusiaan adalah memposisikan dirinya sebagai orang tua ke dua.
Dimana ia harus menarik simpati dan menjadi idola para siswanya. Adapun yang diberikan atau
disampaikan guru hendaklah dapat memotivasi hidupnya terutama dalam belajar. Bila seorang
guru berlaku kurang menarik, maka kegagalan awal akan tertanam dalam diri siswa.

Guru adalah posisi yang strategis bagi pemberdayaan dan pembelajaran suatu bangsa yang tidak
mungkin digantikan oleh unsur manapun dalam kehidupan sebuah bangsa sejak dahulu. Semakin
signifikannya keberadaan guru melaksanakan peran dan tugasnya semakin terjamin terciptanya
kehandalan dan terbinanya kesiapan seseorang. Dengan kata lain potret manusia yang akan
datang tercermin dari potret guru di masa sekarang dan gerak maju dinamika kehidupan sangat
bergantung dari citra guru di tengah-tengah masyarakat.

Dalam Proses Belajar Mengajar Sebagaimana telah di ungkapkan diatas, bahwa peran seorang
guru sangat signifikan dalam proses belajar mengajar. Peran guru dalam proses belajar mengajar
meliputi banyak hal seperti sebagai pengajar, manajer kelas, supervisor (pengawas/ pengontrol
utama), motivator, konsuler , eksplorator, dsb. Yang akan dikemukakan disini adalah peran yang
dianggap paling dominan dan klasifikasi guru sebagai:

1. Demonstrator

2. Manajer/pengelola kelas

3. Mediator/fasilitator

C. PERAN PENDIDIK DALAM PROSES BELAJAR-MENGAJAR

Proses belajar mengajar merupakan inti dari proses pendidikan secara keseluruhan dengan guru
sebagai pemegang peranan utama. Karena Proses belajar-mengajar mengandung serangkaian
perbuatan pendidik/guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam
situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Interaksi atau hubungan timbal balik antara guru
dan siswa itu merupakan syarat utama bagi berlangsungnya proses belajar-mengajar. Interaksi
dalam peristiwa belajar-mengajar ini memiliki arti yang lebih luas, tidak sekedar hubungan
antara guru dengan siswa, tetapi berupa interaksi edukatif. Dalam hal ini bukan hanya
penyampaian pesan berupa materi pelajaran, melainkan menanamkan sikap dan nilai pada diri
siswa yang sedang belajar.

Peran guru dalam proses belajar-mengajar , guru tidak hanya tampil lagi sebagai pengajar
(teacher), seperti fungsinya yang menonjol selama ini, melainkan beralih sebagai pelatih (coach),
pembimbing (counselor) dan manager belajar (learning manager). Hal ini sudah sesuai dengan
fungsi dari peran guru masa depan. Di mana sebagai pelatih, seorang guru akan berperan
mendorong siswanya untuk menguasai alat belajar, memotivasi siswa untuk bekerja keras dan
mencapai prestasi setinggi-tingginya. Kehadiran guru dalam proses belajar mengajar atau
pengajaran, masih tetap memegang peranan penting. Peranan guru dalam proses pengajaran
belum dapat digantikan oleh mesin, radio, tape recorder ataupun oleh komputer yang paling
modern sekalipun.

Masih terlalu banyak unsur-unsur manusiawi seperti sikap, sistem, nilai, perasaan, motivasi,
kebiasaan dan Iain-lain yang diharapkan merupakan hasil dari proses pengajaran, tidak dapat
dicapai melalui alat-alat tersebut. Di sinilah kelebihan manusia dalam hal ini guru dari alat-alat
atau teknologi yang diciptakan manusia untuk membantu dan mempermudah kehidupannya.
Namun harus diakui bahwa sebagai akibat dari laju pertumbuhan penduduk yang cepat (di
Indonesia 2,0% atau sekitar tiga setengah juta lahir manusia baru dalam satu tahun) dan
kemajuan teknologi di lain pihak, di berbagai negara maju bahkan juga di Indonesia, usaha ke
arah peningkatan pendidikan terutama menyangkut aspek kuantitas berpaling kepada ilmu dan
teknologi. Misalnya pengajaran melalui radio, pengajaran melalui televisi, sistem belajar jarak
jauh melalui sistem modul, mesin mengajar/ komputer, atau bahkan pembelajaran yang
menggunak system E-learning (electronic learning) yaitu pembelajaran baik secara formal
maupun informal yang dilakukan melalui media elektronik, seperti internet, CD-ROM, video
tape, DVD, TV, handphone, PDA, dan lain-lain (Lende, 2004). Akan tetapi, e-learning
pembelajaran yang lebih dominan menggunakan internet (berbasis web).

Sungguhpun demikian guru masih tetap diperlukan. Sebagai contoh dalam pengajaran modul,
peranan guru sebagai pembimbing belajar justru sangat dipentingkan. Dalam pengajaran melalui
radio, guru masih diperlukan terutama dalam menyusun dan mengembangkan disain pengajaran.
Demikian halnya dalam pengajaran melalui televisi. Dengan demikian dalam sistem pengajaran
mana pun, guru selalu menjadi bagian yang tidak terpisahkan, hanya peran yang dimainkannya
akan berbeda sesuai dengan tuntutan sistem tersebut. Dalam pengajaran atau proses belajar
mengajar guru memegang peran sebagai sutradara sekaligus aktor. Artinya, pada gurulah tugas
dan tanggung jawab merencanakan dan melaksanakan pengajaran di sekolah.
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berbicara perilaku guru berarti kita sedang membicarakan karakter guru yang mmumpuniyang
menjadi idola bagi peserta didiknya, Maka sang idola itu harus menjaga, mengembangkan dan
tentunya meningkatkan pribadinya dengan berbagai kompetensi dalam upaya perbaikan dan
peningkatkkan karirnyamenjadi seorang guru. Peranan orang tua dalam upaya memilihkan guru-
guru yang memiliki jiwa-jiwa pendidik yang mengampuni teentu harus selektif. Orang tua bukan
saja melihat dari sisi latarbelakang akademik sang guru, namun lebih dari itu bagaimana melihat
kepada kepribadian guru.

Sekarang ini kita kelebihan sarjana di bidang pendidikan, namun kekurangan pendidik. Berbicara
dunia pendidikan tak lepas dari kata mengajar dan mendidik. Bagi orang awam ini dianggap
sebagai suatu hal yang sama, namun makna dari mengajar dan mendidikini mempunnyai arti
yang berbeda. Mendidik dapat diartikan sebagai suatu usaha untuk menghantarkan anak didik ke
arah kedewasaan baik secara jasmani dan rohani. Oleh karena itu mendidik dikatakan sebagai
upaya pembinaan pribadi , sikap mental dan akhlak anak didik. Dibandingkan dengan pengertian
mengajar, maka pengertian mendidik lebih mendasar. Mendidik tidak hanya sekedar mengajar,
tetapi juga transfer of values. Mendidik diartikan secara utuh, baik matra kognitif, psikomotorik
maupun afektif, agar tumbuh sebagai manusia yang berkpribadian. Berkait dengan soal
pembentukan kepribadian atau karakter anak didik, maka mendidik juga harus merupakan usaha
untuk memberikan motivasi kepada anak didik agar terjadi prosesinternalisasi nilai-nilai pada
dirinya, sehingga akan lahir suatu sikap yang baik.

B. SARAN

Kita sebagai pendidik sebaiknya harus mampu menjadi pendidik yang kompeten dan memiliki
intelegensi yang tinggi agar mampu menciptakan karakter individu individu yang berkualitas
agar mampu menghadapi tantangan di jaman sekarang.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................

DAFTAR ISI

BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
....................................................................................................
BAB II : PEMBAHASAN
A. Pentingnya Kepribadian Guru
B. Peran Pendidik Dalam Dunia Pendidikan
C. Peran Pendidik Dalam Proses Belajar Mengajar
...............................................................................................................................
BAB III : PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran

Anda mungkin juga menyukai