Anda di halaman 1dari 8

Prosiding Seminar Nasional Kimia dan Pembelajarannya, ISBN : 978-602-0951-12-6

Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Surabaya, 17 September 2016

KETERAMPILAN PROSES MENGAMATI DAN MENGKOMUNIKASI


PADA MATERI POKOK IKATAN KIMIA MENGGUNAKAN MODEL
PEMBELAJARAN INKUIRI DENGAN STRATEGI PROCESS ORIENTED
GUIDED INQUIRY LEARNING (POGIL)

Triani Mandasari Putri dan Dian Novita


Departemen of Chemistry, Faculty of Mathematics and Natural Sciences
State University of Surabaya
Jl. Ketintang Surabaya (60231), Telp. 031-8298761
HP: 085736747878, e-mail: trianimandasariputri@yahoo.com

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keterampilan proses mengamati dan
mengkomunikasi sebelum dan setelah menggunakan model pembelajaran inkuiri dengan
strategi POGIL. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif dan rancangan penelitian
yang digunakan adalah One-Group Pretest-Postest Design. Sasaran penelitian ini adalah
siswa kelas X SMA Negeri 1 Driyorejo. Instrumen yang digunakan adalah lembar pretest
dan postest keterampilan proses mengamati dan mengkomunikasi dan lembar kerja siswa.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Persentase rata-rata keterampilan proses
mengamati pada LKS sebesar 84,38% ; pada pretest sebesar 25% ; dan pada postest
sebesar 56,08% (2) Persentase rata-rata keterampilan proses mengkomunikasi pada LKS
sebesar 87,38% ; pada pretest sebesar 25% ; dan pada postest sebesar 95,94%.
Kata kunci: Strategi POGIL, Keterampilan Proses, Ikatan kimia

Abstract
The aims of this research are to knowthe process skill to observation and
communicationbefore and after using inquiry learning model with POGIL strategy in the
subject matter of chemical bonds. The type of this research is descriptive quantitative and
design of this research is One-Group Pretest-Postest Design. The subjects of this
research is X grade students of Senior High School 1 Driyorejo. The instrument that used
were pretest and postest process skills to observation and communication and student
workshee. The result of this research showed that (1) Average percentage of process
skills in observation on student worksheet 84,38%; on the pretest 25%; and on the postest
56,08% ;(2) Average percentage of process skills in communication on student worksheet
87,38%; on the pretest 25%; and on the postest 95,94%.
Keyword: POGIL Strategy, Process Skill, Chemical Bonding

PENDAHULUAN mengenai tujuan, isi, dan bahan


Pendidikan merupakan salah satu pelajaran serta cara yang digunakan
bidang yang sangat berpengaruh penting sebagai pedoman penyelenggaraan
di dalam sebuah negara. Kegagalan kegiatan pembelajaran untuk mencapai
pendidikan berimplikasi pada gagalnya tujuan pendidikan tertentu [1].
suatu bangsa, dan sebaliknya Penerapan Kurikulum 2013
keberhasilan pendidikan juga dapat sebagai ganti Kurikulum Tingkat Satuan
membawa keberhasilan sebuah bangsa. Pendidikan (KTSP) merupakan suatu
Upaya pemerintah untuk meningkatkan pembaharuan di bidang pendidikan.
taraf pendidikan terus ditingkat. Kurikulum 2013 bertujuan untuk
Peningkatan itu dilakukan dalam bidang mempersiapkan manusia Indonesia
kurikulum. Kurikulum adalah agar memiliki kemampuan hidup
seperangkat rencana dan pengaturan sebagai pribadi dan warga negara yang

B - 265
Prosiding Seminar Nasional Kimia dan Pembelajarannya, ISBN : 978-602-0951-12-6
Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Surabaya, 17 September 2016

beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan pengetahuan (KD 3) yaitu


afektif serta mampu berkontribusi membandingkan proses pembentukan
pada kehidupan bermasyarakat, ikatan ion dan ikatan kovalen, serta
berbangsa, bernegara, dan peradaban ikatan kovalen dengan ikatan kovalen
dunia.. Peran guru hanyalah sebagai dan ikatan kovalen koordinasi.
fasilitator dalam pembelajaran, yang Sedangkan untuk kompetensi dasar
mampu mendidik, membimbing, keterampilan (KD 4) yaitu mampu
mengarahkan, melatih, dan mengolah dan menganalisis
mengevaluasi proses pembelajaran. perbandingan proses pembentukan
Kimia adalah mata pelajaran yang ikatan ion dan ikatan kovalen, serta
dianggap abstrak dan sulit oleh ikatan kovalen dan ikatan kovalen
kebanyakan siswa. Kimia sebagai koordinasi. Berdasarkan pemaparan
proses / metode penyelidikan (discovery kompetensi di atas dan karakteristik
/ inquiry) meliputi cara berpikir, sikap, materi ikatan kimia yang lebih banyak
dan langkah-langkah kegiatan ilmiah berupa pemahaman konsep yang tertulis
untuk memperoleh produk-produk dan hafalan maka perlu adanya suatu
kimia, mulai dari menemukan keterampilan proses yang mendukung
masalah, mengumpulkan fakta-fakta dan membantu. Salah satu keterampilan
terkait masalah, membuat asumsi, yang sesuai untuk mendukung dan
mengendalikan variabel, melakukan membantu yaitu keterampilan proses,
observasi, melakukan pengukuran, karena dalam keterampilan proses
melakukan inferensi memprediksi, diterapkan suatu kegiatan yang
mengumpulkan dan mengolah data hasil menuntun siswa untuk mengamati,
observasi/pengukuran, serta menginferensiasi, memprediksi,
menyimpulkan dan mengkomunikasikan mengklasifikasi, dan mengkomunikasi.
[2]. Keterampilan proses sains
Berdasarkan hasil angket pra didefinisikan sebagai adaptasi dari
penelitian, yang dilakukan di SMA keterampilan yang digunakan oleh para
Negeri 1 Driyorejo diperoleh sebanyak ilmuwan untuk menyusun pengetahuan,
80 % siswa merasa pelajaran kimia itu memikirkan masalah dan membuat
sulit. Hal tersebut dikarenakan pelajaran kesimpulan [3]. Keterampilan proses
kimia yang dianggap baru dan materi tidak selalu untuk kegiatan pembelajaran
yang diajarkan sedikit membingungkan. yang tidak menggunakan percobaan
Hasil angket sebesar 62,8 % tetapi bisa juga untuk kegiatan
menunjukkan bahwa pembelajaran di pembelajaran yang dilakukan dengan
kelas dilakukan dengan model ceramah, cara melakukan kegiatan praktikum atau
sehingga siswa tidak berkontribusi percobaan. The importance of teaching
dalam proses belajar mengajar, dan science process skills is to allow
siswa menjadi pasif. Untuk aktivitas students to describe objects and events,
siswa yang berupa keterampilan proses ask questions, construct explanations,
memprediksi sebesar 55,65% siswa test those explanations against current
memilih tidak pernah diajarkan, scientific knowledge and communicate
sehingga siswa sedikit kesulitan ketika their ideas to others[4]. Adanya
disuruh untuk memprediksi. Untuk keterampilan proses siswa belajar lebih
materi kelas X semester ganjil banyak aktif dalam membangun penjelasan dari
siswa mengganggap pelajaran ikatan pengetahuan yang didapatkan dan
kimia sulit dibuktikan dengan siswa kemudian mengkomunikasikan hasil
memilih sebanyak 63 %. pengetahuannya. Guna mencapai tujuan
Karakteristik materi ikatan kimia tersebut, maka siswa dihadapkan pada
sesuai dengan kompetensi dasar suatu masalah agar mereka peka

B - 266
Prosiding Seminar Nasional Kimia dan Pembelajarannya, ISBN : 978-602-0951-12-6
Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Surabaya, 17 September 2016

terhadap masalah [5]. Oleh karena itu, bertanggung jawab atas pengetahuan
perlu adanya suatu model pembelajaran yang mereka temukan, dan mampu
yang dapat melatih keterampilan proses memecahkan masalah yang sedang
siswa agar siswa mampu memecahkan dihadapi.
masalah. Berdasarkan pemaparan di atas,
Hal ini yang merupakan salah satu peneliti bermaksud melakukan
alasan perlu diterapkan keterampilan penelitian dengan judul Keterampilan
proses sains untuk membuat siswa lebih Proses Mengamati dan Mengkomunikasi
aktif dan kreatif. Berbagai keterampilan Pada Materi Ikatan Kimia Menggunakan
proses, yaitu keterampilan dasar proses Model Pembelajaran Inkuiri dengan
sains (basic skill), dimulai dari Strategi Process Oriented Guided
mengobservasi, mengklasifikasi, Inquiry Learning (POGIL).
memprediksi, mengukur,
menyimpulkan,dan mengkomunikasikan METODE PENELITIAN
[6]. Keterampilan terpadu sains Sasaran penelitian ini adalah
(integrated skill), dari identifikasi siswa. Dimana sample penelitian
variable sampai dengan yang paling diambil satu secara acak dari populasi
kompleks, yaitu eksperimen [7]. Untuk kelas X di SMA Negeri 1 Driyorejo.
mendukung keterampilan proses siswa Rancangan penelitian ini adalah One
dan materi yang diajarkan perlu adanya Group Pretest-Postest Design [10].
suatu strategi pembelajaran yang sesuai, Adapun rancangannya adalah sebagai
strategi tersebut yaitu strategi POGIL. berikut:
Strategi POGIL adalah rangkaian
O1 X O2
kegiatan pembelajaran yang
menekankan pada proses berfikir secara Keterangan:
kritis dan analisis untuk mencari dan O1 : Pretest, untuk mengetahui
menemukan masalah yang keterampilan proses
dipertanyakan. Strategi POGIL adalah siswasebelum diterapkan
salah satu pembelajaran yang dirancang strategi POGIL.
untuk mengajarkan siswa bagaimana X : Perlakuan yaitu pelaksanaan
cara meneliti permasalahan atau proses belajar mengajar dengan
pertanyaan berupa fakta-fakta. In menggunakan strategi POGIL.
guided inquiry method, teachers and O2 : Postest, untuk mengetahui
learners play a crucial role in asking keterampilan proses siswa
questions, developing answers and setelah diterapkan strategi
structuring of materials and cases [8]. POGIL.
Hal tersebut bisa membuat proses
pembelajaran yang dulunya sering Perangkat pembelajaran yang
berpusat pada guru (teacher center) digunakan pada penelitian ini yaitu: (1)
dengan strategi POGIL siswa dapat Silabus; (2) RPP; (3) LKS. Instrumen
membangun sendiri pengetahuannya. penelitian yang digunakan antara lain:
Guided inquiry activities help (1) Lembar Observasi Keterlaksanaan
students to develop their individual Strategi POGIL; (2) Lembar Tes
responsibility, cognitive methods, Keterampilan Proses.
report making, problem solving and Metode pengumpulan data yang
understanding skills [8]. Tahapan dalam digunakan dalam penelitian ini adalah
strategi POGIL yaitu mengorientasikan, metode observasi dan metode tes.
mengeksplorasi, pembentukan konsep, Metode observasi digunakan untuk
mengaplikasikan dan menutup [9]. mengamati keterlaksanaan model
Dengan strategi POGIL siswa lebih pembelajaran inkuiri dengan strategi

B - 267
Prosiding Seminar Nasional Kimia dan Pembelajarannya, ISBN : 978-602-0951-12-6
Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Surabaya, 17 September 2016

POGIL saat proses pembelajaran. 99

Keterlaksanaan (%)
Metode tes digunakan untuk mengetahui
sejauh mana kompetensi keterampilan 98

Presentase
proses siswa sebelum dan sesudah
dilatih keterampilan proses pada materi 97
ikatan kimia. Tes diberikan di awal
(Pretest) dan akhir (Postest) 96
pertemuan pertemuan pertemuan
pembelajaran. 1 2 3
Penelitian ini dilakukan sebanyak
3 kali pertemuan. Pertemuan pertama Gambar 1. Keterlaksanaan Strategi
digunakan untuk pretest keterampilan POGIL
proses dan melatih keterampilan proses
siswa dengan menggunakan LKS ikatan Berdasarkan Gambar 1, dapat
ion. Pertemuan kedua digunakan untuk diketahui bahwa keterlaksanaan
melatih keterampilan proses siswa pembelajaran inkuiri dengan strategi
dengan menggunakan LKS ikatan POGIL mengalami peningkatan pada
kovalen. Pertemuan ketiga digunakan setiap pertemuan yaitu pertemuan I, II,
untuk melatih keterampilan proses siswa dan III. Hal itu dapat ditunjukan dengan
dengan menggunakan LKS ikatan persentase rata-rata keterlaksanaan
kovalen koordinasi dan postest pembelajaran strategi POGIL pada
keterampilan proses siswa. pertemuan I sebesar 96,98 % dengan
Keterampilan proses yang dinilai kriteria sangat baik; pertemuan II
yaitu mengamati, menginferensiasi, sebesar 98,29% dengan kriteria sangat
memprediksi, mengklasifikasi, dan baik; dan pertemuan III sebesar 98,71%
mengkomunikasi. Adapun teknik dengan kriteria sangat baik. Hal tersebut
analisis data yang digunakan yaitu menunjukkan bahwa pembelajaran
analisis secara deskriptif kuantitatif. strategi POGIL untuk melatih
keterampilan proses siswa telah
HASIL DAN PEMBAHASAN terlaksana dengan sangat baik sehingga
Hasil penelitian penerapan model keterlaksanaan pembelajaran strategi
pembelajaran inkuiri dengan strategi POGIL dikatakan efektif.
POGIL untuk melatih keterampilan
proses siswa pada materi ikatan kimia Keterampilan Proses Mengamati dan
sebagai berikut: Mengkomunikasi
Data keterampilan proses
Keterlaksanaan Pembelajaran Inkuiri diperoleh dari instrumen lembar soal tes
dengan Strategi POGIL dan LKS. Tes dilakukan dua kali yaitu
Keterlaksanaan penerapan pretest sebelum pembelajaran dan
pembelajaran inkuiri dengan strategi postest setelah pembelajaran. Soal tes
POGIL diamati oleh tiga orang dan LKS yang digunakan merupakan
pengamat. Berikut merupakan grafik soal essay dimana disediakan gambar
keterlaksanaan pembelajaran inkuiri dan fenomena kemudian siswa diminta
dengan strategi POGIL selama tiga kali untuk mengamati, dan mengkomunikasi.
pertemuan: Adapun keterampilan proses
mengkomunikasi dilakukan secara
tertulis berupa memberikan kesimpulan
mengenai materi yang diajarkan.
Berikut merupakan grafik nilai
soal LKS pada keterampilan proses
mengamati dan mengkomunikasi:

B - 268
Prosiding Seminar Nasional Kimia dan Pembelajarannya, ISBN : 978-602-0951-12-6
Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Surabaya, 17 September 2016

Nilai Rata-Rata Mengamati Gambar 3, dapat dilihat bahwa rata-rata


nilai LKS siswa pada pertemuan 1,2,
4 dan 3 adalah 2,62. Adapun presentase
MENGAMATI

3 dari nilai tersebut yaitu 87,39%,


2 sehingga berdasarkan rubrik Riduwan
1
tahun 2012 yang telah dibuat maka
keterampilan proses mengamati siswa
0 pada LKS adalah baik sekali secara
1 5 9 13 17 21 25 29 33 37 klasikal. Adapun rumusan perhitungan
NO ABSEN presentase adalah sebagai berikut:
% mengkomunikasi=
Gambar 2. Grafik Nilai Rata-rata x 100%
Mengamati
Berikut merupakan grafik nilai
Nilai keterampilan proses
pretest dan postest:
mengamati siswa pada LKS dihitung
dengan rubrik penskoran dengan rentang 5
0-3. Berdasarkan Gambar 2, dapat 4
dilihat bahwa rata-rata nilai LKS siswa 3
Mengamati

pada pertemuan 1,2, dan 3 adalah 2,53.


2
Adapun presentase dari nilai tersebut
yaitu 84,38%, sehingga berdasarkan 1
rubrik Riduwan tahun 2012 yang telah 0
dibuat maka keterampilan proses 1 5 9 13 17 21 25 29 33 37
mengamati siswa pada LKS adalah baik pretest
No Absen
sekali secara klasikal. Adapun rumusan postest
perhitungan presentase adalah sebagai
berikut: 5
% mengamati=
Mengkomunikasikan

4
x 100% 3

Nilai Rata-Rata 1
Mengkomunikasikan 0
4
MENGKOMUNIKASIKAN

1 5 9 13 17 21 25 29 33 37
3 No Absen pretest

2 postest

1
Gambar 4. Grafik Nilai Rata-rata
0
Pretes dan Postest Keterampilan
1 5 9 13 17 21 25 29 33 37 Proses Komponen Mengamati dan
NO ABSEN
Mengkomunikasi

Gambar 3. Grafik Nilai Rata-rata Nilai keterampilan proses


Mengkomunikasi mengamati dan mengkomunikasi siswa
pada pretest dan postest menggunakan
Nilai keterampilan proses rubrik penskoran dengan rentang 1-4.
mengkomunikasi siswa pada LKS Berdasarkan Gambar 4, dapat dilihat
dihitung dengan rubrik penskoran bahwa siswa mengalami peningkatan
dengan rentang 0-3. Berdasarkan

B - 269
Prosiding Seminar Nasional Kimia dan Pembelajarannya, ISBN : 978-602-0951-12-6
Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Surabaya, 17 September 2016

dalam keterampilan proses mengamati


dan mengkomunikasi dari pretest ke
postest. Hal ini didukung dengan
persentase rata-rata keterampilan proses
mengamati pada saat pretest sebesar
25% dan postest sebesar 56,081%.
Adapun untuk keterampilan proses
mengkomunikasi memiliki persentase
rata-rata pada saat pretest sebesar 25%
dan postest sebesar 95,946%. Perbedaan
ini disebabkan adanya bimbingan
selama proses pembelajaran dengan
menggunakan LKS sehingga siswa
terbiasa dengan mengamati peristiwa
yang diberikan dan mampu menjelaskan (A)
kembali apa yang terjadi dan
menyimpulkan peristiwa yang diberikan.
Contoh jawaban pretest dan postest
komponen mengamati dan
mengkomunikasi yang diwakili oleh 2
orang siswa terlihat pada Gambar 5 dan
Gambar 6.

(B)

Gambar 6. Contoh Jawaban Postest


Siswa Pertama (A) dan Siswa Kedua
(B) pada Komponen Mengamati dan
Mengkomunikasi
(A)
Berikut merupakan tabel rata-rata
nilai keterampilan proses komponen
mengamati dan mengkomunikasi pretest
dan postest :

Rata-rata
Komponen
Keterampilan Proses Pre- Post-
Test Test
Mengamati 1 2,243
Mengkomunikasikan 1 3,838
(B)
Tabel 1. Nilai Keterampilan Proses
Gambar 5. Contoh Jawaban Pretest Komponen Mengamati dan
Siswa Pertama (A) dan Siswa Kedua Mengkomunikasi
(B) pada Komponen Mengamati
Mengkomunikasi

B - 270
Prosiding Seminar Nasional Kimia dan Pembelajarannya, ISBN : 978-602-0951-12-6
Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Surabaya, 17 September 2016

Berdasarkan Tabel 1, saran yang berkaitan dengan hasil


keterampilan proses untuk komponen penelitian ini yakti untuk peneliti lain
mengamati secara klasikal untuk pretest diharapkan melatihkan komponen
sebesar 1 dan untuk postest sebesar keterampilan proses lain untuk lebih
2,243. Dari data tersebut dapat dilihat menunjang keterampilan proses siswa.
bahwa untuk komponen mengamati
secara klasikal tidak tuntas, hal ini DAFTAR PUSTAKA
disebabkan siswa sulit untuk memahami 1. Kemendikbud RI. 2003. Undang-
gambar yang disediakan pada materi Undang Republik Indonesia Nomor
ikatan kovalen koordinasi sehingga 20 Tahun 2003 tentang Sistem
hampir semua menjawab salah pada Pendidikan Nasional. Jakarta:
gambar yang menerangkan adanya Kementrian Pendidikan dan
ikatan kovalen koordinasi, padahal pada Kebudayaan.
proses pembelajaran guru sudah 2. Depdikbud. 2006. PMP Kimia
memberikan bimbingan dan melatih Minat SMA. Direktorat Jendral
siswa untuk materi dan komponen Manajemen Pendidikan Dasar dan
tersebut. Keterampilan proses untuk Menengah Direktoral Pembinaan
komponen mengkomunikasi secara Sekolah Menengah Atas.
klasikal untuk pretest sebesar 1 dan 3. Asni. 2015. Penerapan Model
untuk postest sebesar 3,838. Dari data Pembelajaran Inkuiri Terbimbing
tesebut dapat dilihat untuk komponen Untuk Meningkatkan Keterampilan
keterampilan proses mengkomunikasi Proses Siswa Pada Materi Laju
secara klasikal mengalami ketuntasan, Reaksi. Skripsi Tidak
hal ini disebabkan pada proses Dipublikasikan. Surabaya:
pembelajaran guru sudah melatih siswa Universitas Negeri Surabaya.
untuk komponen tersebut, sehingga 4. Abungu, Hesbon E. 2014. The
siswa mudah untuk memahami dan Effect of Science Process Skills
mampu menjelaskan kembali serta Teaching Approach on Secondary
menyimpulkan materi yang sudah School Students Achievement in
diterima. Hal demikian menunjukkan Chemistry in Nyando District,
bahwa keterampilan proses yang Kenya. Journal of Educational
dilatihkan sudah terlaksana dengan baik. and Social Research. 4(6): 359-371
5. Semiawan, Conny. 1992.
PENUTUP Pendekatan Keterampilan Proses.
Simpulan Jakarta: PT Gramedia Widiasarana
Berdasarkan hasil analisis data Indonesia
penelitian dan pembahasan, maka dapat 6. Dimyati dan Moedjiono. 2013.
disimpulkan bahwa persentase rata-rata Belajar dan Pembelajaran. Jakarta:
keterampilan proses mengamati pada Rineka Cipta.
LKS sebesar 84,38%, pada pretest 7. Ambarsari, Wiwin. 2013.
sebesar 25% dan pada postest sebesar Penerapan Pembelajaran Inkuiri
56,08%. Persentase rata-rata Terbimbing Terhadap keterampilan
keterampilan proses mengkomunikasi Proses Sains Dasar Pada pengajaran
pada LKS sebesar 87,38%, pada pretest Biologi Siswa Kelas VIII SMP
sebesar 25% dan pada postest sebesar Negeri 7 Surakarta. Jurnal
95,94%. Pendidikan Biologi. 5(1): 81-95.
8. Bilgin, Ibrahim. 2009. The Effects
Saran of Guided Inquiry Instruction
Berdasarkan penelitian yang telah Incorporating A Cooperative
peneliti lakukan, peneliti menyampaikan Learning Approach on University

B - 271
Prosiding Seminar Nasional Kimia dan Pembelajarannya, ISBN : 978-602-0951-12-6
Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Surabaya, 17 September 2016

Students Achievement of Acid and 11. Putri, Triani Mandasari. 2016.


Bases Concepts and Attitude Implementation of Inquiry Learning
Toward Guided Inquiry Model with Process Oriented
Instruction. Scientific Research Guided Inquiry Learning (POGIL)
and Essay. 4(10): 1038-1046. Strategy to Rehearse students
9. Hanson, David M. 2005. Designed Process Skill in Chemical Bonding
Process Orinted Guided Inquiry Matter. UNESA Journal of
Activities. Pacific Crest. Chemical Education. 5(1): 128-133.
10. Sugiyono. 2010. Metode Penelitian
Pendidikan. Bandung: Alfabeta

B - 272

Anda mungkin juga menyukai