Anda di halaman 1dari 11

Identitas

Nama : An. H
Umur : 1 tahun
Jeni Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Alamat : Jl. Keramat no. 8 Kebembem
Rekam Medis : 24568
Identitas Ayah
Nama : Tn. G
Umur : 30 tahun
Agama : Islam
Alamat : Jl. Keramat no. 8 Kebembem
Pekerjaan : Supir angkot
Pendidikan : 6 SD
Identitas Ibu
Nama : Ny. A
Umur : 27 tahun
Agama : Islam
Alamat : Jl. Keramat no. 8 Kebembem
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Pendidikan : 6 SD
Anamnesis
Keluhan utama
Berat badan tidak naik sejak usia 9 bulan
Keluhan tambahan
Demam
Riwayat penyakit sekarang
Pasien datang dengan keluhan kondisi anaknya yang tidak kunjung naik berat badannya.
Hal ini sudah dialami pasien sejak usianya 9 bulan. Kemarin, suhu tubuh pasien naik
hingga 37.5C. Demam masih berlanjut sampai sekarang. Ibu pasien belum memberikan
obat apapun kepada anaknya. Ibu pasien mengaku bahwa pasien mengalami nafsu
makan yang kuran. Dan apabila pasien tidak mau makan, ibu pasien membiarkannya.
Pasien tidak menyukai sayur-sayuran sehingga makanan yang dikonsumsi oleh pasien
hanyalah bubur bayi saja tanpa tambahan vitamin-vitamin lainnya. Pasien juga tidak
meminum susu formula. Susu yang diminum oleh pasien hanyalah susu ASI. Namun
ASI ibu semenjak pasien berusia 1 tahun sudah mulai berkurang. Banyaknya ASI
normal dan pemberian ASI kepada pasien dilakukan sampai saat ini. BAB pasien
normal dan tidak ada gangguan pola tidur pada pasien.
Riwayat penyakit dahulu
Semenjak berat badan pasien yang tidak kunjung naik tersebut, pasien mudah terserang
oleh penyakit. Pilek dan batuk, pernah dialami oleh pasien. Lendir yang dihasilkan
berwarna putih kehijauan. Batuk yang dialami oleh pasien adalah batuk kering. Pilek
dan batuk tersebut terjadi tidak menentu dan hilang timbul. Batuk dan pilek yang terjadi
pada pasien terakhir kali adalah 2 minggu yang lalu. Setap pasien mengalami batuk dan
pilek, ibu pasien memberikan obat warung yaitu actifed. Setelah meminum obat tersebut
pasien dapat sembuh beberapa hari kemudian. Pasien tidak pernah datang ke puskesmas
untuk menangani batuk dan pilek pada pasien.
Riwayat persalinan
- Pasien lahir di bidan dengan persalinan spontan per vaginum
- Berat lahir : 2700 gram
- Panjang badan : 50 cm
- Ketuban normal
- Tidak adanya kelainan sewaktu persalinan.
Riwayat imunisasi
Pasien telah melakukan beberapa imunisasi yaitu :
1. BCG dilakukan pada saat baru lahir (usia 0 bulan)
2. Hepatitis B dilakukan pada saat baru lahir (usia 0 bulan) dan saat usia 1 bulan
3. Polio dilakukan pada saat usia 2 bulan, 4 bulan, 6 bulan, dan 20 bulan
4. DPT dilakukan pada saat usia 2 bulan, 4 bulan, 6 bulan, dan 21 bulan
5. Campak dilakukan pada saat usia 9 bulan
Riwayat makan
- Makanan bayi umur 0-6 bulan ASI
- Makanan bayi umur 6-9 bulan ASI dan bubur anak
- Makanan bayi umur 9-12 bulan ASI dan bubur anak
- Makanan anak umur 12-24 bulan Bubur anak
Riwayat tumbuh kembang
- 4 bulan tengkurap
- 8 bulan belajar untuk duduk
- 9 bulan dapat berdiri tegak bila dipegang
- 11 bulan merangkak
- 12 bulan sudah dapat berjalan sendiri
Riwayat tumbuh kembang
- 4 bulan tengkurap
- 8 bulan belajar untuk duduk
- 9 bulan dapat berdiri tegak bila dipegang
- 11 bulan merangkak
- 12 bulan sudah dapat berjalan sendiri
Riwayat Lingkungan
Lingkungan pasien bersih
Riwayat Alergi
Pasien tidak memiliki alergi
Riwayat Operasi
Pasien tidak pernah menjalankan operasi
Status Sosial
Pasien merupakan anak kedua dari 2 bersaudara
Status Ekonomi
Baik

Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum : Anak terlihat kurus, wajah anak lojong (tirus)
Tingkat kesadaran : Compos Mentis
Berat Badan : 6 kg (gizi baik menurut WHO : 10.1-15.6)
Tinggi badan : 75 cm
Percentile : BB/umur: percentile 10 (kurang dari normal/percentile 50)
TB/umur: percentile 25 (kurang dari normal/percentile 50)
BB/TB: percentile 25 (kurang dari normal/percentile 50)
Jadi menurut centers fo disease control and prevention chart,dapat disimpulkan bahwa pasien
berada dibawah percentile normal (percentile 50) sehingga pasien dapat dikatakan
underweight
Tanda-tanda vital:
Tekanan Darah : Tidak dilakukan
Nadi : Tidak dilakukan
Suhu : 37.5 oC
Pernapasan : Tidak dilakukan
Kepala dan Leher :
Kepala : Deformitas ()
Mata : Konjungtiva ananemis, sklera anikterik
Hidung : Sekret ()
Telinga: Sekret ()
Mulut : Bibir kering (+)
Lidah : Lidah normal, tidak kotor
Leher : Tidak ada pembesaran limfa
Toraks :
Paru : (I) : Simetris dalam statis dan dinamis
(Pa) : Stem fremitus kanan = kiri
(Pe) : Sonor pada kedua lapangan paru
(Au) : Vesikuler, Ronkhi -/-, Wheezing -/-
Jantung : (I) : Pulsasi ictus cordis tidak tampak di ICS V
(Pa) : Pulsasi ictus cordis tidak teraba di ICS V
midclavicula line sinistra
(Pe) : batas jantung-paru dalam batas normal
(Au) : Bunyi jantung I II reguler, gallop (),
murmur ()
Abdomen :
(I) : Perut kembung
(Pa) : Hepar dan limpa tidak teraba, nyeri tekan (), ditensi pada
seluruh lapang perut
(Pe) : Timpani
(Au) : Bising usus (+)
Punggung dan pinggang :
Kifosis -, lordosis -, skoliosis
Anggota gerak :
Akral hangat, Pergerakkan luas ke segala arah sesuai sumbu sendi, edema -, ikterik -,
anemis -, kekuatan gerak otot normal.
Anus dan rectum :
Tidak diperiksa
Kulit :
Tidak pucat, tidak sianosis, lesi kulit (-)
Resume
Pasien berumur 1 tahun datang dengan keluhan tidak bertambahnya berat pasien semenjak
usianya 9 bulan. Saat datang, pasien juga mengalami sedikit demam yaitu 37.5C. Pasien
datang dengan keadaan yang terlihat kurus, bibir kering, dan wajah yang tirus. Ibu pasien
mengatakan bahwa makanan yang dikonsumsi oleh pasien hanyalah bubur tanpa sayur-
sayuran dan makanan lainnya. Pasien juga tidak mengkonsumsi susu formula. Susu yang
pasien konsumsi hanyalah susu ASI sampai sekarang.
Diagnois
Pasien diduga mengalami malnutrisi
Alasan Diagnosis
Dari ciri-ciri yang ditunjukkan oleh pasien, dan berat badan yang dihitung berdasarkan
kriteria WHO, sudah dapat dipastikan bahwa kondisi pasien adalah underweight. Makanan
yang diberikan oleh orang tua pasien juga tidak mencukupi gizi pasien. Seharusnya makanan
yang dikonsumsi pasien mengandung vitamin yang mencukupi untuk kebutuhan
pertumbuhannya.
DD
TBC
Karena pasien mengalami penurunan berat badan/berat badan yang tidak kunjung naik dan
demam. Ini adalah salah satu ciri-ciri dari TBC. Namun pasien tidak mempunyai ciri-ciri TBC
yang lebih spesifik yaitu batuk lebih dari 2 minggu, keringat pada malam hari, sehinga
diagnosa TBC ini dapat disingkirkan.
Pengobatan
- Susu Formula
- Biskuit
Reaksi Pasien Terhadap Penyakit
Karena pasien masih berumur 1 tahun dan belum bisa berkomunikasi dengan baik, maka
FIFE ditujukan kepada ibu pasien.
Feeling
Rasa penasaran yang tinggi akan berat badan anaknya yang tidak kunjung naik
Insight
Ibu pasien mengerti akan kurangnya gizi pada anaknya, dan kelalaiannya dalam
memperhatikan gizi anak.
Fears
Akan merambat ke penyakit lainnya
Expectations
Anaknya gemuk dengan gizi seimbang
Prognosis
Quo vitam ad bonam
Quo functionam ad bonam
Quo sanactionam ad bonam
Rekomendasi Untuk Pasien
Usahakan untuk anak adalah 4 sehat 5 sempura. Gizi anak sangat penting. Bukan hanya untuk
pertumbuhan, namun juga kesehatan anak.
Landasan Teori

Malnutrisi adalah suatu keadaan di mana tubuh mengalami gangguan dalam penggunaan zat
gizi untuk pertumbuhan, perkembangan dan aktivitas. Malnutrisi dapat disebabkan oleh
kurangnya asupan makanan maupun adanya gangguan terhadap absorbsi, pencernaan dan
penggunaan zat gizi dalam tubuh.

Malnutrisi merupakan masalah yang menjadi perhatian internasional serta memiliki berbagai
sebab yang saling berkaitan. Penyebab malnutrisi menurut kerangka konseptual UNICEF
dapat dibedakan menjadi penyebab langsung (immediate cause), penyebab tidak langsung
(underlying cause) dan penyebab dasar (basic cause).
Kurangnya asupan makanan dan adanya penyakit
merupakan penyebab langsung malnutrisi yang
paling penting. Penyakit, terutama penyakit infeksi,
mempengaruhi jumlah asupan makanan dan
penggunaan nutrien oleh tubuh. Kurangnya asupan
makanan sendiri dapat disebabkan oleh kurangnya
jumlah makanan yang diberikan, kurangnya kualitas
makanan yang diberikan dan cara pemberian
makanan yang salah.

Di Indonesia, angka kebutuhan energi untuk


kelompok umur 0-6 bulan adalah 550 kkal/hari, kelompok umur 7-12 bulan 650 kkal/hari,
kelompok umur 1-3 tahun 1000 kkal/hari, dan kelompok umur 4-6 tahun 1550 kkal/hari.

Pemberian makanan tambahan sebagai pendamping ASI dimulai saat anak berusia 6 bulan
dengan tetap memberikan ASI. Pemberian makanan tambahan ASI dinaikkan bertahap dari
segi jumlah, frekuensi pemberian, dan jenis dan konsistensi makanan yang diberikan. Untuk
anak yang mendapatkan ASI, rata-rata makanan tambahan yang harus diberikan 2-3 kali/hari
untuk usia 6-8 bulan, 3-4 kali/hari untuk usia 9-11 bulan dan 4-5 kali/hari usia 12-24 bulan.
Jika densitas dalam makanan rendah atau anak tidak lagi mendapatkan ASI mungkin
diperlukan frekuensi makan yang lebih sering. Variasi makanan diberikan untuk memenuhi
kebutuhan nutrien. Daging, ayam, ikan atau telur harus diberikan setiap hari atau sesering
mungkin. Demikian pula buah dan sayuran, sebaiknya diberikan setiap hari. Kegagalan untuk
menyediakan asupan makanan sesuai angka kebutuhan ini secara terus-menerus akan
menyebabkan gangguan pertumbuhan dan perkembangan.

Cara pemberian makanan yang salah dapat dapat disebabkan karena ibu tidak memiliki
pengetahuan yang cukup, misalnya mengenai pemberian ASI eksklusif maupun cara
pemberian makanan pendamping ASI. Ibu seharusnya mendapatkan informasi yang lengkap
dan obyektif mengenai cara pemberian makanan yang bebas dari pengaruh komersial. Mereka
perlu mengetahui masa pemberian ASI yang dianjurkan; waktu dimulainya pemberian
makanan tambahan; jenis makanan apa yang harus diberikan, berapa banyak dan berapa
sering makanan diberikan, dan bagaimana cara memberikan makanan dengan aman.

Kematian akibat penyakit dapat disebabkan salah satu atau kombinasi dari berbagai penyebab
lain seperti rendahnya pemanfaatan pelayanan kesehatan, kurangnya suplai air bersih dan
fasilitas sanitasi, kurangnya kebersihan makanan serta pengasuhan anak yang tidak memadai.
Pengasuhan anak yang tidak memadai sendiri dapat dikarenakan ibu bekerja sehingga ibu
juga memiliki lebih sedikit waktu untuk memberi makan anaknya.

Penyebab tidak langsung yang dapat menyebabkan malnutrisi adalah kurangnya ketahanan
pangan keluarga, kualitas perawatan ibu dan anak, pelayanan kesehatan serta sanitasi
lingkungan. Ketahanan pangan dapat dijabarkan sebagai kemampuan keluarga untuk
menghasilkan atau mendapatkan makanan. Sebagai tambahan, perlu diperhatikan pengaruh
produksi bahan makanan keluarga terhadap beban kerja ibu dan distribusi makanan untuk
anggota keluarga. Sanitasi lingkungan berpengaruh terhadap kesehatan, produksi serta
persiapan makanan untuk dikonsumsi serta kebersihan. Pelayanan kesehatan bukan hanya
harus tersedia, namun juga harus dapat diakses dengan mudah oleh ibu dan anak. Status
pendidikan dan ekonomi perempuan yang rendah menyebabkan kurangnya kemampuan untuk
memperbaiki status gizi keluarga. Adapun penyebab dasar berupa kondisi sosial, politik dan
ekonomi negara.

Malnutrisi, yang dapat berupa gizi kurang atau gizi buruk, dapat bermanifestasi bukan hanya
di tingkat individual namun juga di tingkat rumah tangga, masyarakat, nasional dan
internasional sehingga upaya untuk mengatasinya perlu dilaksanakan secara
berkesinambungan di berbagai tingkatan dengan melibatkan berbagai sektor. Dengan
demikian, penting untuk mengenali penyebab gizi kurang dan gizi buruk di tingkat individu,
masyarakat, maupun negara agar selanjutnya dapat dilakukan tindakan yang sesuai untuk
mengatasinya.

UNICEF memperkenalkan pendekatan Assessment, Analysis and Action dalam penanganan


malnutrisi. Setelah adanya penilaian (assessment) mengenai adanya malnutrisi, selanjutnya
perlu dilakukan analisis mengenai penyebabnya. Berdasarkan analisis penyebab dan penilaian
sumber daya yang tersedia, tindakan (action) dirancang dan dilaksanakan untuk mengatasi
masalah. Malnutrisi merupakan manifestasi dari serangkaian penyebab yang saling berkaitan.
Namun demikian, identifikasi penyebab langsung malnutrisi pada kasus-kasus individual
ataupun pada masyarakat dengan prevalensi malnutrisi yang tinggi tetap relevan untuk
dilakukan agar dapat dilakukan penanganan yang sesuai konteks kasus maupun masyarakat.

Secara klinis, malnutrisi dinyatakan sebagai gizi kurang dan gizi buruk. Gizi kurang belum
menunjukkan gejala khas, belum ada kelainan biokimia, hanya dijumpai gangguan
pertumbuhan. Gangguan pertumbuhan dapat terjadi dalam waktu singkat dan dapat terjadi
dalam waktu yang cukup lama. Gangguan pertumbuhan dalam waktu yang singkat sering
terjadi pada perubahan berat badan sebagai akibat menurunnya nafsu makan, sakit seperti
diare dan ISPA, atau karena kurang cukupnya makanan yang dikonsumsi. Sedangkan
gangguan pertumbuhan yang berlangsung lama dapat terlihat pada hambatan pertambahan
panjang badan.

Pada gizi buruk disamping gejala klinis didapatkan pula kelainan biokimia yang khas sesuai
bentuk klinis. Pada gizi buruk didapatkan 3 bentuk klinis yaitu kwashiorkor, marasmus,dan
marasmus kwashiorkor. Kwashiorkor adalah gangguan gizi karena kekurangan protein biasa
sering disebut busung lapar. Gejala yang timbul diantaranya adalah edema di seluruh tubuh
terutama punggung kaki, wajah membulat dan sembab, perubahan status mental: rewel
kadang apatis, menolak segala jenis makanan (anoreksia), pembesaran jaringan hati, rambut
kusam dan mudah dicabut, gangguan kulit yang disebut crazy pavement,pandangan mata
tampak sayu. Pada umumnya penderita sering rewel dan banyak menangis. Pada stadium
lanjut anak tampak apatis atau kesadaran yang menurun.
Marasmus adalah gangguan gizi karena kekurangan karbohidrat. Gejala yang timbul
diantaranya tampak sangat kurus (tinggal tulang terbungkus kulit), muka seperti orangtua
(berkerut), tidak terlihat lemak dan otot di bawah kulit, perut cekung, kulit keriput, rambut
mudah patah dan kemerahan, gangguan pencernaan (sering diare), pembesaran hati dan
sebagainya. Anak tampak sering rewel dan banyak menangis meskipun setelah makan, karena
masih merasa lapar. Pada stadium lanjut yang lebih berat anak tampak apatis atau kesadaran
yang menurun.
Daftar Pustaka
1. http://www.nural.com.my/BM/malnutrition_in_children.html
2. http://yayanakhyar.files.wordpress.com/2009/02/unicef-malnutrisi.pdf
3. http://indonesiaindonesia.com/f/11150-malnutrisi/
4. http://infopendidikanjasmani.blogspot.com/2011/01/malnutrisi.html
5. http://dokterblog.wordpress.com/2009/05/19/malnutrisi/
6. http://health.kompas.com/read/2011/09/10/14325326/Atasi.Malnutrisi.dengan.Pioglita
zon

Anda mungkin juga menyukai