Anda di halaman 1dari 10

A. BESARAN DAN SATUAN 1.

Mistar
Mistar mempunyai skala terkecil dalam
 Teori Singkat : milimeter (mm) dan memiliki ketelitian = 1
Di dalam Fisika gejala alam diamati melalui mm atau 0,1 cm . Ketelitian mistar adalah
pengukuran. 1
Pengukuran adalah membandingkan suatu setengah dari skala terkecilnya. Jadi x 1
2
besaran dengan besaran sejenis yang mm = 0,5 mm atau 0,05 cm
disepakati sebagai patokan (standart).
Besaran adalah sesuatu yang dapat diukur
dan dinyatakan dengan angka.
Satuan adalah sesuatu yang menyertai
besaran
Contoh : besaran panjang satuannya meter,
besaran waktu, satuannya detik dan lain 2. Jangka Sorong
sebagainya Jangka sorong mempunyai dua skala yaitu
Dimensi adalah cara besaran itu disusun skala utama dan skala nonius. Skala nonius
dari besaran pokok terdiri dari 10 bagian yang panjangnya 9
Besaran dibagi 2 macam : Besaran Pokok mm. Selisih satu skala utama dengan satu
dan Besaran Turunan skala nonius sama dengan 1 mm 0,9 mm
= 0,1 mm. Ketelitian jangka sorong adalah
Besaran Pokok Satuan Dimensi 1
1. Panjang meter (m) [L] setengah dari skala terkecilnya. Jadi x 0,1
2
2. Massa kilogram (kg) [M] mm = 0,05 mm atau 0,005 cm
3. Waktu detik (s) [T]
4. Suhu kelvin (k) []
5. Kuat arus ampere (A) [I] Skala nonius
6. Kuat cahaya kandela (cd) [J]
7. Jumlah zat mol (n) [N]

Selain besaran pokok diatas adalah besaran


turunan
Contoh : gaya, berat, massa jenis, volume
dan lain sebagainya

 Tips Soal Dimensi :


Langkah penyelesaian jika menghadapi soal
yang menanyakan tentang dimensi : Skala utama
1. Mengetahui rumusnya
2. Menerjemahkan rumus ke dalam Sebagai contoh pada pengukuran diatas,
besaran pokok kita dapatkan 2,3 cm + 0,2 mm = 2,32 cm
3. Mengubah satuan ke dimensi
3. Mikrometer Sekrup
Mikrometer Sekrup mempunyai dua skala
Ketelitian Pengukuran dan Angka yaitu skala utama dan skala nonius. Skala
Penting nonius terdiri dari 50 skala. Setiap kali skala
Di dalam pengukuran kita mengenal nonius diputar 1 kali, maka skala nonius
berbagai perangkat ukur dan hasil bergerak maju atau mundur sejauh 0,5 mm.
pengukuran yang berujud angka-angka. Sehingga satu skala nonius sama dengan
Diantara alat ukur panjang yang perlu 0,5 mm
diketahui adalah : = 0,01 mm. Ketelitian mikrometer
50
1. Mistar
sekrup adalah setengah dari skala
2. Jangka sorong
1
3. Mikrometer sekrup terkecilnya. Jadi x 0,01 mm = 0,005 mm
2
atau 0,0005 cm
Skala Utama Pemutar Aturan operasi angka penting:
Benda yang diukur 1. Penjumlahan dan pengurangan
Hasil penjumlahan dan pengurangan
hanya diperbolehkan mengandung satu
angka taksiran (angka terakhir suatu
angka penting)
Skala nonius
Contoh :

45,67 (4 angka penting)


12,4 (3 angka penting)
+
70,17 (ditulis 70,2 memiliki 3 angka
penting)
Sebagai contoh pada pengukuran diatas,
kita dapatkan 9,5 mm + 0,40 mm = 9,90
2. Perkalian, Pembagian dan akar pangkat
mm
dua atau lebih
Hasil akhir operasi diatas, hanya boleh
memiliki angka penting paling sedikit
Angka Penting
dari komponen-komponen operasi
Penulisan angka penting mengikuti aturan :
tersebut
1. Semua angka bukan nol merupakan
angka penting
Contoh :
Contoh :
4,38 x 1,2 = 5,256 (ditulis 5,3 memiliki
564,9 m  empat angka penting
2 angka penting, karena komponen
76,824 kg  lima angka penting
pengali terkecil adalah 2 angka penting)
2. Angka nol yang terletak diantara angka
Aturan pembulatan angka dibelakang koma
bukan nol merupakan angka penting
1. Jika angka dibelakang koma yang akan
Contoh :
dibulatkan kurang dari 5, maka angka
20,7 m  tiga angka penting
dibulatkan ke bawah
96, 04 kg  empat angka penting
Contoh :
36,632 36,63 atau 36,6
3. Angka nol yang terletak disebelah
78,73 78,7
kanan angka bukan nol tanpa koma
desimal adalah bukan angka penting,
2. Jika angka dibelakang koma yang akan
sedangkan angka nol di sebelah kanan
dibulatkan 5 atau lebih, maka angka
angka bukan nol dengan koma desimal,
dibulatkan ke atas
merupakan angka penting
Contoh :
Contoh :
92,676 92,68 atau 92,7
340 m  dua angka penting
23,45 23,5
54,80 kg  empat angka penting
Kesalahan dalam Pengukuran
4. Angka nol yang terletak disebelah kiri
Pengukuran dalam fisika dapat berupa :
angka bukan nol, baik yang disebelah
1. Pengukuran tunggal
kiri maupun sebelah kanan koma
2. Pengukuran berulang
desimal, bukan merupakan angka
penting
1. Pengukuran Tunggal
Contoh :
Hasil pengukuran yang dilakukan dengan
0,67 m  dua angka penting
sekali percobaan dinyatakan oleh :
0,007 kg  satu angka penting

5. Angka yang diberi garis bawah atau X = X1 X


garis di atasnya merupakan batas angka
Dengan :
penting dihitung paling kiri penulisan
X1 = hasil pengukuran tunggal
angka
X = nilai ketidakpastian
Contoh :
6987 m  tiga angka penting
X = 1/2 X skala terkecil
9,047 kg  dua angka penting
Contoh : Hasil satu kali pengukuran sebuah 55,6 + 55,7 + 55,9 + 55,1 + 55,4
tongkat dengan mistar adalah 23,56 cm, L= ( ) cm
5
maka penulisan hasil yang benar adalah = 55,54 cm

L = (23,56 0,01) cm 1 N L2i - (L i )2


L =
N N -1
Yakni dengan mengingat
X = 1/2 x 1 mm
2
= 0,5 mm 1 5 (15423,83) - (277,7 )
X = 0,005 cm = 0,01 cm L =
5 5 -1
2. Pengukuran Berulang = 0,136 cm
Hasil pengukuran yang dilakukan dengan
L
beberapa kali percobaan dinyatakan oleh : Ketidakpastian relatif = x 100 %
L
= 0,24 %
X = X X Karena ketidakpastian sekitar 1%, maka
hasil laporan pengukuran ditulis dalam 3
X = nilai rata-rata
angka
X = nilai ketidakpastian
X Jadi L = ( 55,5 0,1) cm
Ketidakpastian relatif = x 100 %
X

Nilai rata-rata : Besaran Vektor dan Besaran


X i X 1 + X 2 + X 3 + .... X n Skalar
X= =
N N
Besaran dapat pula dibagi menjadi Besaran
Vektor dan Besaran Skalar
N = Banyaknya pengukuran
Besaran Vektor adalah besaran yang
memiliki nilai (magnitude) dan arah.
1 N X i2 - (X i ) 2

X = Notasi vektor biasa ditulis dengan huruf


N N -1 tebal atau dengan memberi tanda panah
kecil diatas huruf atau hanya memberi tanda
 Ketidakpastian relatif sekitar 10 % garis diatas huruf
r
berhak atas 2 angka penting Contoh : V (=kecepatan), a (= percepatan),
 Ketidakpastian relatif sekitar 1 % F (= gaya), dan lain sebagainya
berhak atas 3 angka penting
 Ketidakpastian relatif sekitar 0,1 % Besaran Skalar adalah besaran yang hanya
berhak atas 4 angka penting memiliki nilai (magnitude)
 Banyak desimal hasil pengukuran Contoh : suhu, waktu, laju, perlajuan dan
harus sama dengan banyak desimal lain sebagainya
ketidakpastian
Resultan Vektor adalah operasi-operasi
Contoh : yang terjadi dari 2 besaran vektor atau lebih
Seorang anak mengukur panjang sebuah Vektor satuan adalah suatu vektor yang
meja dengan hasil berturut-turut 55,6 cm, nilainya 1 satuan dan memiliki arah searah
55,7 cm, 55,9 cm, 55,1 cm dan 55, 4 cm. dengan sumbu koordinat. Pada koordinat
Tentukan hasil pengukuran beserta ketidak kartesian 2 dimensi dinyatakan oleh i dan j,
pastiannya ! sedang pada koordinat 3 dimensi
dinyatakan oleh i, j dan k
Pengu L (cm) L2 (cm2)  2 dimensi
kuran
1 55,6 3091,36 Y
2 55,7 3102,49
3 55,9 3124,81 j
4 55,1 3036,01
5 55,4 3069,16
2
L = 277,7 L = 15423,83 i X
i dan j vektor posisi pada sumbu X dan Penjumlahan 2 vektor
Y r r r
a+b= R

 3 dimensi r
Besar : R = a 2 + b 2 + 2 ab cos
Z

k Arah :
r
j a
r
Y R
i
X r
i , j dan k vektor posisi pada sumbu X,Y b
dan Z Contoh :
1. Jika = 00 Dua vektor searah
Metode Resultan Vektor :
1. Metode poligon F1
2. Metode jajaran genjang F2
3. Metode menguraikan vektor
FR
1. Metode poligon
FR = F1 + F2
Metode ini dilakukan dengan cara
menyambung kepala vektor dengan ekor Bukti : FR = F12 + F22 + 2F1 F2 cos 0
vektor lain dan resultan vektor tersebut
adalah menghubungkan ekor vektor (
= F1 + F2 ) 2

pertama dengan kepala vektor yang


FR = F1 + F2 terbukti
terakhir.
Contoh :
2. Jika = 900 Dua vektor tegak
lurus
F1 F2 F3
F2 FR
FR = F1 + F2 + F3
F1
F2 F3
F1
FR FR = F1 + F2

Catatan : Tanda (-) negatif menunjukkan


arah vektor berlawanan dengan arah semula Bukti : FR = F12 + F22 + 2F1 F2 cos 90
Contoh : FR = F12 + F22 terbukti
F1 F2 F3
3. Jika = 1800 Dua vektor
berlawanan arah
FR = F1 - F2 + F3
1800
F2 F2 F1
F3 F1
FR = F1 - F2
FR

2. Metode jajaran genjang Bukti : FR = F12 + F22 + 2F1 F2 cos 180 0

Metode ini dilakukan dengan cara (


= F1 - F2 )
2

menyatukan ekor vektor, sehingga FR = F1 - F2 terbukti


membentuk sudut dan resultan vektor
tersebut adalah diagonal jajaran genjang
kedua vektor tersebut
4. Jika 0 < < 900 (atau sembarang ) A . B = AB cos
FR

F2 Jika A = Ax i + Ay j + Az k dan
B = Bx i + By j + Bz k
F1 maka
A . B = AxBx + AyBy + AzBz
2 2
F + F + 2F1 F2 cos
FR = 1 2

Dengan mengingat :

i .i = j.j = k.k = 1
 Catatan :
Resultan gaya berada pada Interval :
2. Perkalian Silang Vektor
F1 F2 FR F1 + F2
Hasil perkalian silang dua besaran vektor
3. Metode menguraikan vektor merupakan besaran vektor yang arahnya
tegak lurus terhadap kedua vektor dengan
Paduan lebih dua vektor dapat dihitung besarnya adalah AB sin
besar dan arah resultannya melalui
koordinat kartesius, yaitu masing-masing C
vektor diproyeksikan terhadap sumbu-x dan B
sumbu-y sehingga resultannya dapat
ditentukan. A
Y Besar :
F1y F1 A X B = AB sin
F2
F2y
2 1 Arah :
X AXB=C
F2x F1x
F3
 Catatan :
F Sumbu x Sumbu y a. Arah perkalian silang vektor memiliki
F1 F1x = F1 cos 1 F1y = F1 sin 1 kaidah "putaran sekrup".
F2 F2x = F2 cos 2 F2y = F2 sin 2 Z
F3 -- F3
k
Fx = F1x - F2x Resultan j
Y
FR = FX2 + FY2 i
X
Fy = F1y +F2y F3 ixj=k ; jxi=-k
jxk=i; kxj=-i
Fy kxi=j; ixk=-j
Arah Resultan tan =
FX
Perkalian Vektor : Dengan demikian secara umum :
1. Perkalian Titik Vektor AxBBxA
2. Perkalian Silang Vektor
b. Penyelesaian persamaan untuk tiga
1. Perkalian Titik Vektor dimensi dapat digunakan dengan
Hasil perkalian titik dua besaran vektor persamaan matriks sebagai berikut :
merupakan besaran skalar
A = Ax i + Ay j + Az k
AXB=?
B B = Bx i + By j + Bz k
A
i j k
AXB = Ax Ay Az Y
Bx By Bz C>0
Bentuk Grafik X
A X B = + i (AyBz AzBy) C<0
j (AxBz AzBx)
+ k (AxBy AyBx)
Contoh :
1. S = Vo t + a t2 ===>GLBB
s (m)
=====O0O=====

t (dt)
Interpretasi Grafik 2. Ep = k x2 ===> Energi potensial
pegas
 Teori Singkat : Ep (J)
Di dalam fisika, disamping kemampuan
menganalisis soal berbentuk uraian diperlu
kan pula keterampilan menganalisa soal
berbentuk grafik. Langkah penyelesaian x (m)
jika menghadapi soal yang menanyakan
bentuk grafik dari suatu perumusan adalah : 3. Berbanding terbalik linear
1. Mengetahui rumusnya
2. Dapat menginterpretasikan rumus dalam C
bentuk grafik Bentuk Rumus Y =
X
Secara umum perlu diketahui 4 bentuk
interpretasi grafik sebagai berikut :
1. Berbanding lurus linear Y

Bentuk rumus Y=CX Bentuk Grafik


X
Y
Bentuk Grafik
) Contoh :
X 1. f = v/ ===> frekuensi
tg = c = gradien grafik
contoh : f
1. S = V t ===> GLB

2. P V = n R T ===> Gas ideal


t Pada suhu tetap (proses isothermis)
2. P V = n R T ===> Gas ideal nR C
P= T ===> P =
Pada volume tetap (proses isochorik) V V
nR P
P= T ===> P = C T
V
P
V
T

2. Berbanding lurus kuadratis 4. Berbanding terbalik kuadratis

Bentuk rumus Y = C X2 Bentuk Rumus Y = C2


X
Y dp
2. F =
Bentuk Grafik dt
dW
X 3. P =
dV
Masing-masing dapat diuraikan satu
Contoh : diantara dua kemungkinan, kalau bukan
q1 q 2 berbicara gradien, pasti luasan.
1. F = ===> Gaya Coulomb
4 r 2
 Catatan :
F
Bangun yang sering keluar dalam soal
adalah luasan bangun trapesium :

r a b
L=c(a+b)
m1 m 2 c
2. F = G ===> Gaya Gravitasi
r2
 Contoh Soal dan Pembahasan :
F
1. Besaran-besaran di bawah ini yang TIDAK
merupakan besaran besaran turunan
adalah:
r A. momentum D. gaya
Disamping ke empat konsep grafik diatas, B. volume E. massa
masih terdapat interpretasi yang lain C. kecepatan
sebagai berikut :
Jawaban : E
 Tipe : 1 (Lihat teori singkat)
Tinjau V = dS/dt ===> V merupakan
gradien grafik S t. 2. Meter2 kilogram per detik adalah satuan
A. energi D. momen kelembaman
S B. daya E. momentum sudut
C. momen gaya

t Jawaban : E
A. Energi (w) =
tg = V = dS/dt 1. m v2 = m g h
= kg m2/dt2 = Joule
 Tipe : 2 2. q V (energi listrik)
Tinjau V = dS/dt, ===> dS = V dt, maka : = elektron-volt
S = V dt ===> Artinya S (jarak) dapat 3. P t
ditentukan dengan menghitung besarnya = watt-detik
luasan di bawah kurva V t. = kilowatt-jam (Kwh)
= daya kuda (Hp)
Misal :. w
B. Daya (P) = = kg m2/dt3
V t
S = luasan segitiga C. Kelembaman (I) = m r2 = kg m2
D. Momen gaya ( ) =d x F = kg m2/dt2
t E. Momentum sudut (L) = I = kg m2/dt

Hal ini berlaku pula untuk semua 3. Besaran di bawah ini yang memiliki
perumusan lain yang memiliki tipe dimensi [ M ] [ L ]-1 [ T ] 2 adalah
perumusan sebagai mana diatas. A. gaya D. momentum
Contoh yang lain : B. tekanan E. percepatan
C. energi
dV dq
1. a = 4. I = dsb
dt dt Jawaban : B
Dari dimensi [ M ] [ L ]-1 [ T ] 2 di dapat maupun sebelah kanan koma desimal,
satuannya kg/ms2 bukan merupakan angka penting
Analisa :
A. Gaya ===> F = m a 7. Sebuah pita diukur ternyata lebarnya 12,3
= kg m/s2 mm dan panjangnya 125,5 cm. Luas pita
= [ M ] [ L ] [ T ] 2 mempunyai angka penting sebanyak
A. dua D. lima
B. Tekanan ===> P = F/A = mg / A B. tiga E. enam
= kg m/s2 / m2 C. empat
= [ M ] [ L ]-1 [ T ] 2
C. Energi ===> W = m g h Jawaban : B
= kg m/s2 Hasil akhir operasi diatas, hanya boleh
= [ M ] [ L ] 2[ T ] 2 memiliki angka penting paling sedikit dari
komponen-komponen operasi tersebut
D. Momentum ===> P = m v
= kilogram m/dt 8. Dua buah gaya yang besarnya 10 N dan 5 N
= [ M ] [ L ] [ T ] 1 bekerja pada satu titik tangkap dan
keduanya membentuk sudut . Agar
E. Percepatan ===> a = v/t dihasilkan gaya resultan sebesar 25 Newton,
= kilogram m/dt 2 maka nilai cos adalah
= [ M ] [ L ] [ T ] 2 A. 4 D. 7
B. 5 E. 8
4. Rumus dimensi momentum adalah : C. 6
A. [ M ] [ L ] [ T ] 2
B. [ M ] [ L ] -2[ T ] 2 Jawaban : B
C. [ M ] [ L ]-1 [ T ] 1 FR = F12 + F22 + 2 F1 F2 cos
D. [ M ] [ L ] [ T ] 1
E. [ M ] [ L ]-1 [ T ] 25 = 10 2 + 5 2 + 2 (10) (5) cos
625 = 125 + 100 cos
Jawaban : D 500
Rumus : P = mv cos = cos = 5
100
(satuan) = kgm/s
(dimensi) = [ M ] [ L ] [ T ]-1 9. Jika sebuah vektor dari 12 N diuraikan
menjadi dua buah vektor yang saling tegak
5. Untuk mengukur diameter lubang botol lurus dan yang sebuah dari padanya
bagian dalam, agar teliti harus digunakan membentuk sudut 300 dengan vektor itu,
alat yaitu maka besar masing-masing vektor adalah
A. penggaris dengan skala cm
B. jangka sorong A. 6 N dan 6 3 N
C. respirometer B. 6 N dan 6 2N
D. mistar dengan skala mm C. 6 N dan 3 2N
E. mikrometer sekrup D. 3 N dan 3 2N
Jawaban : B E. 3 N dan 3 3N
Untuk mengukur diameter lubang botol
Jawaban : A
bagian dalam alat ukur yang tepat adalah
jangka sorong Perhatikan grafik berikut !

6. Hasil pengukuran tebal sebuah buku adalah Fy F = 12 N


0,02540 m. Banyaknya angka penting pada
hasil pengukuran tersebut adalah 30
A. dua D. lima
B. tiga E. enam Fx
C. empat
Fx = 12 cos 300 N Fx = 6 3 N
Jawaban : C
Angka nol yang terletak disebelah kiri Fy = 12 sin 300 N Fx = 6 N
angka bukan nol, baik yang disebelah kiri
10. Dua vektor A = -2i + 3j - 4k dan B = 2i + menunjukkan tempat kedudukan dalam cm,
2j - 3k, maka A x B adalah t waktu dalam sekon, A, B, dan C masing-
A. i + 14j + 10k masing merupakan konstanta. Satuan C
B. -i - 14j - 10k adalah
C. i - 14j + 10k A. cm/s D. s/cm
2
D. -i + 10j - 14k B. cm/s E. cm
E. -i + 10j + 14k C. cm.s

Jawaban : B 8. Permitivitas hampa mempunyai dimensi :


i j k A. [ M ] [ L ] [ T ] 2[ I ]1
AXB = -2 3 -4 B. [ M ] [ T ] 2[ I ] 1
2 2 -3 C. [ M ]2[ L] [ T ] 2[ I ] 1
D. [ M ] [ L ]1 [ T ] 3[ I ]2
= i(-9 + 8) j(6 + 8) + k (-4 6) E. [ M ]-1 [ L ]-3 [ T ]4[ I ]2
A X B = -i - 14j - 10k
9. Dimensi konstanta Planck adalah
A. [ M ] [ L ]2 [ T ] 3
B. [ M ] [ L ]2 [ T ] 1
=====O0O===== C. [ M ] [ L ]2 [ T ] 2
D. [ M ] [ L ]2 [ T ] 3
 Soal-soal : E. [ M ] [ L ]3 [ T ] 3

1. Satuan kuat medan listrik dinyatakan dalam 10. Meter kubik adalah
1. Newton/coulomb 3. Volt/meter A. besaran pokok
2. Joule/newton 4. Coulomb/volt B. besaran tambahan
Pernyataan diatas yang sesuai adalah : C. besaran turunan
A. 1, 2 dan 3 D. 4 D. satuan besaran turunan
B. 1 dan 3 E. semua salah E. satuan besaran pokok
C. 2 dan 4
11. Alat ukur jangka sorong mempunyai
2. KWh adalah satuan dari ketelitian
A. kuat arus listrik D. daya listrik A. 0,01 cm D. 0,001 cm
B. hambatan listrik E. energi listrik B. 0,01 mm E. 1 mm
C. potensial listrik C. 0,1 cm

3. Satuan tekanan dalam S.I. adalah : 12. Pada pengukuran pelat logam diperoleh
A. Atmosfer D. Newton hasil panjang 1,75 m dan lebar 1,30 m. Luas
B. Pascal E. Mm Hg pelat menurut aturan penulisan angka
C. Cm Hg penting adalah
A. 2,275 m2 D. 2 m2
2
4. Pada hukum Boyle PV = k ; k mempunyai B. 2,28 m E. 2,2750 m2
2
dimensi : C. 2,3 m
A. daya D. momentum linear
B. usaha E. konstanta pegas 13. Tiga buah gaya F1, F2 dan F3 memiliki arah
C. suhu dan besar seperti pada gambar. Pernyataan
yang benar adalah
5. Dalam sistem SI, satuan kalor adalah :
A. kalori D. derajat kelvin
B. joule E. derajat celcius F3 F2
C. watt
F1
6. Yang bukan besaran vektor diantara besaran A. F1 + F2 = F3 D. F1 F2 = F3
berikut ini adalah B. F2 + F3 = F1 E. F3 + F1 = F2
A. kecepatan D. gaya C. F1 + F2 + F3 = 0
B. laju E. pergeseran
C. percepatan 14. Dua vektor besarnya masing-masing 6
satuan dan 8 satuan. Besarnya vektor
7. Lintasan sebuah partikel dinyatakan dengan resultan yang tidak mungkin adalah
x = A + Bt + Ct2. Dalam rumus itu x A. 1 satuan D. 10 satuan
B. 2 satuan E. 14 satuan 20. Hukum coulomb dapat dinyatakan melalui
C. 9 satuan qq
persamaan F = k 1 2 2 grafik berikut yang
r
15. Dua buah vektor masing-masing menggambarkan persaman tersebut adalah
mempunyai nilai atau harga sama dengan
resultannya apabila kedua vektor tersebut A. F D. F
saling mengapit sudut
A. 300 D. 900
B. 450 E. 1200
0
C. 60 r2 r2
B. F E. F
16. Besaran berikut yang berdimensi sama
adalah
A. massa dan berat
B. kecepatan dan percepatan r2 r2
C. energi potensial dan usaha C. F
D. energi kinetik dan tekanan
E. gaya dan daya

17. Pada gambar berikut ini B x A adalah r2


vektor
C
B =====O0O=====

A. A D. C
B. C E. A
C. B

18. Hasil pengukuran massa sebuah kelerang


adalah 54 gram. Jumlah massa sembilan
kelereng yang sejenis dan seukuran dengan
kelereng pertama adalah
A. 486 gram D. 500 gram
B. 490 gram E. 400 gram
C. 480 gram

19. Pada GLBB, grafik yang menyatakan


hubungan antara energi kinetik suatu benda
dengan waktunya adalah :
A. Ek D Ek

t t
B. Ek E. Ek

t t
C. Ek

Anda mungkin juga menyukai