PENGERTIAN SAK
Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang disusun oleh lembaga Ikatan Akuntan
Indonesia selalu mengacu pada teori-teori yang berlaku daan memberikan tafsiran
dan penalaran yang telah mendalam dalam hal praktek terutama dalam pembuatan
ekonomi.
yang berlaku dalam hal praktek pembuatan laporan keuangan guna memperoleh
Keuangan (PSAK) berisi tata cara penyusunan laporan keuangan yang selalu
mengacu pada teori yang berlaku, atau dengan kata lain didasarkan pada kondisi
penyajian laporan keuangan yang disusun oleh lembaga IAI yang didasarkan pada
kondisi yang sedang berlangsung dan telah disepakati (konvensi) serta telah
disahkan oleh lembaga atau institut resmi.
atau elemen data ekonomi harus ditempatkan pada posisi yang tepat agar semua
dat ekonomi dapat tersaji dengan baik, sehingga dapat memudahkan bagi pihak-
laporan keuangan guna mengambil keputusan ekonomi yang baik bagi tiap-tiap
pihak.
segala bidang. Standar akuntansi keuangan yang berkualitas merupakan salah satu
keuangan dapat diibaratkan sebagai sebuah cermin, di mana cermin yang baik akan
mampu menggambarkan kondisi praktis bisnis yang sebenarnya. Oleh karena itu,
pengembangan standar akuntansi keuangan yang baik, sangat relevan dan mutlak
Terkait hal tersebut, Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) sebagai wadah profesi akuntansi
hal-hal yang memengaruhi dunia usaha dan profesi akuntan. Hal ini dapat dilihat dari
dinamika kegiatan pengembangan standar akuntansi sejak berdirinya IAI pada tahun
1957 hingga kini. Setidaknya, terdapat tiga tonggak sejarah dalam pengembangan
kodifikasi prinsip dan standar akuntansi yang berlaku di Indonesia dalam suatu buku
Kemudian, tonggak sejarah kedua terjadi pada tahun 1984. Pada masa itu,
komite PAI melakukan revisi secara mendasar PAI 1973 dan kemudian
usaha.
Berikutnya pada tahun 1994, IAI kembali melakukan revisi total terhadap PAI 1984
dan melakukan kodifikasi dalam buku Standar Akuntansi Keuangan (SAK) per 1
Oktober 1994. Sejak tahun 1994, IAI juga telah memutuskan untuk melakukan
standar baru sejak tahun 1994. Proses revisi telah dilakukan enam kali, yaitu pada
tanggal 1 Oktober 1995, 1 Juni 1996, 1 Juni 1999, 1 April 2002, 1 Oktober 2004, dan
1 September 2007. Buku Standar Akuntansi Keuangan per 1 September 2007 ini di
KDPPLK Syariah, 6 PSAK baru, dan 5 PSAK revisi. Secara garis besar, sekarang ini
Untuk dapat menghasilkan standar akuntansi keuangan yang baik, maka badan
Penghimpunan Bahan-bahan dan Struktur dari GAAP dan GAAS yang dibentuk
pada tahun 1973. Pada tahun 1974 dibentuk Komite Prinsip Akuntansi Indonesia
Komite PAI telah bertugas selama empat periode kepengurusan IAI sejak tahun
1974 hingga 1994 dengan susunan personel yang terus diperbarui. Selanjutnya,
pada periode kepengurusan IAI tahun 1994-1998 nama Komite PAI diubah menjadi
Kemudian, pada Kongres VIII IAI tanggal 23-24 September 1998 di Jakarta, Komite
SAK diubah kembali menjadi Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK) dengan
diberikan otonomi untuk menyusun dan mengesahkan PSAK dan ISAK. Selain itu,
juga telah dibentuk Komite Akuntansi Syariah (KAS) dan Dewan Konsultatif Standar
akuntansi transaksi syariah yang dilakukan oleh DSAK. Sedangkan DKSAK yang
anggotanya terdiri atas profesi akuntan dan luar profesi akuntan, yang mewakili para
SAK di Indonesia.
Public hearing;
Limited hearing
Pengecekan akhir;
Sosialisasi standar.
SAK dan Buletin Teknis tidak wajib mengikuti keseluruhan tahapan due process yang
yang sudah tidak relevan adalah sama dengan due process procedures penyusunan
standar yang diatur dalam ayat 1 diatas tanpa perlu mengikuti tahapan due proses e,
Indonesia yaitu Ikatan. Akuntan Indonesia (IAI) yang berdiri pada tanggal 23
mengkodifikasi prinsip dan standar akuntansi yang berlaku di Indonesia dalam buku
2. Tahun 1984 Komite PAI melakukan revisi secara mendasar atas PAI 1973 dan
mengkodifikasikannya dalam buku Prinsip Akuntansi Indonesia 1984
3. Tahun 1994 Komite PAI kembali melakukan revisi total terhadap PAI 1984 dan
Oktober 1994
Akuntansi Internasional (pengaruh globalisasi. Sejak 1994, IAI juga terus melakukan
penyempurnaan standar yang ada serta penambahan standar baru dan interpretasi
Sejak 1994 proses revisi SAK dilakukan sebanyak 5 (lima) kali sbb.:
1) 1 Oktober 1995
2) 1 Juni 1996
3) 1 Juni 1999
5) 1 Oktober 2004
GAAS
IAI)
(Komite SAK)
Pada Kongres ke 8 IAI tgl 23-24 Sept 1998 di Jakarta, Komite SAK diubah
menjadi Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK) yang diberi otonomi khusus
utk menyusun dan mengesahkan PSAK dan ISAK. Sebagai pelaksanaan keputusan
Kongres ke 8, juga dibentuk Dewan Konsultatif SAK yang anggotanya berasal dari
Kebijakan DSAK :
negara lain.
prosedur, metode, konvensi, kebiasaan dan praktik yang dipilih dan dianggap
Principles Board (APB) sebuah lembaga swasta yang bertanggung jawab untuk
Standards).
Organisasi lain yang penting dalam pelaporan keuangan adalah SEC (Securities and
Pada tahun 2007 Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK) Ikatan Akuntan
Indonesia mengesahkan tiga Exposure Draft menjadi PSAK yaitu PSAK No 13 (revisi
2007) Properti Investasi, PSAK No. 16 (revisi 2007) Aset Tetap dan PSAK No. 30
(revisi 2007) Sewa. Ketiga PSAK tersebut berlaku efektif untuk penyusunan laporan
keuangan untuk periode yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2008. Ketiga
aset tetap. Pengesahan ketiga PSAK tersebut dilakukan sebagai bagian dari proses
karena itu materi PSAK baru tersebut diambil seluruhnya dari IFRS dengan
beberapa penyesuaian karena ada beberapa nomor IFRS yang belum diadopsi di
dalam PSAK.
Dengan berlaku secara efektif ketiga PSAK tersebut maka PSAK lama yaitu PSAK
No. 13 (1994) Akuntansi untuk Investasi, PSAK No. 16 (1994) Aktiva Tetap dan
Aktiva lain-lain, PSAK No. 17 (1994) Akuntansi Penyusutan dan PSAK No. 30 (1990)
Akuntansi Sewa Guna Usaha menjadi tidak berlaku untuk penyusunan laporan
keuangan sebuah entitas. Kemudian pada tanggal 23 Mei 2008 Menteri Keuangan
(PMK 79/2008) tentang Penilaian Kembali Aktiva Tetap Perusahaan untuk Tujuan
Komite
Pada periode 1984-1994, komite PAI melakukan revisi secara mendasar PAI 1973
dan kemudian menerbitkan Prinsip Akuntansi Indonesia 1984 (PAI 1984). Menjelang
akhir 1994, Komite standar akuntansi memulai suatu revisi besar atas prinsip-prinsip
Pada periode 1994-2004, ada perubahan Kiblat dari US GAAP ke IFRS, hal ini
ditunjukkan Sejak tahun 1994, telah menjadi kebijakan dari Komite Standar
sebagai dasar untuk membangun standar akuntansi keuangan Indonesia. Dan pada
tahun 1995, IAI melakukan revisi besar untuk menerapkan standar-standar akuntansi
baru, yang kebanyakan konsisten dengan IAS. Beberapa standar diadopsi dari US
1995 sampai tahun 2010, buku Standar Akuntansi Keuangan (SAK) terus direvisi
standar baru. Proses revisi dilakukan sebanyak enam kali yakni pada tanggal 1
Oktober 1995, 1 Juni 1999, 1 April 2002, 1 Oktober 2004, 1 Juni 2006, 1 September
2007, dan versi 1 Juli 2009. Pada tahun 2006 dalam kongres IAI (Cek Lagi nanti) X
di Jakarta ditetapkan bahwa konvergensi penuh IFRS akan diselesaikan pada tahun
2008. Target ketika itu adalah taat penuh dengan semua standar IFRS pada tahun
2008. Namun dalam perjalanannya ternyata tidak mudah. Sampai akhir tahun 2008
jumlah IFRS yang diadopsi baru mencapai 10 standar IFRS dari total 33 standar.
Penetapan SAK-ETAP
Ikatan Akuntan Indonesia pada tanggal 17 Juli 2009 yang lalu, telah menerbitkan
Entities, dan telah disahkan oleh DSAK IAI pada tanggal 19 Mei 2009. Dewan tandar
orang mewakili: Akuntan Publik, Akademisi, Akuntan Sektor Publik, dan Akuntan
perusahaan kecil dan menengah (UKM) (yang jumlahnya hampir dari 90% dari total
jikalau standar ini tidak diterbitkan mereka juga harus mengikuti SAK baru (yang
penuh tahun 2012) untuk menyusun laporan keuangan mereka. SAK berbasis IFRS
ini relatif lebih kompleks dan sangat mahal bagi perusahaan kecil dan menengah
untuk menerapkannya.
acara Seminar Nasional Akuntansi Tiga pilar Standar Akuntansi Indonesia yang
standard ini sedikit unik karena exposure draftnya diberi nama Standar Akuntansi
UKM (Usaha Kecil dan Menengah), namun mengingat definisi UKM sendiri sering
berubah, maka untuk menghindari kerancuan, standard ini diberi nama SAK Entitas
Apabila SAK-ETAP ini telah berlaku efektif, maka perusahaan kecil seperti UKM tidak
perlu membuat laporan keuangan dengan menggunakan PSAK umum yang berlaku.
Sesuai dengan ruang lingkup SAK-ETAP maka Standar ini dimaksudkan untuk
digunakan oleh entitas tanpa akuntabilitas publik. Entitas tanpa akuntabilitas publik
yang dimaksud adalah entitas yang tidak memiliki akuntabilitas publik signifikan; dan
tidak menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum (general purpose financial
yang tidak terlibat langsung dalam pengelolaan usaha, kreditur, dan lembaga
pemeringkat kredit.
Lebih lanjut ruang lingkup standar ini juga menjelaskan bahwa Entitas dikatakan
pendaftaran, pada otoritas pasar modal atau regulator lain untuk tujuan penerbitan
efek di pasar modal; atau entitas menguasai aset dalam kapasitas sebagai fidusia
untuk sekelompok besar masyarakat, seperti bank, entitas asuransi, pialang dan
atau pedagang efek, dana pensiun, reksa dana dan bank investasi.
tersebut. Hal ini dimungkinkan apabila misalnya pihak otoritas berwenang merasa
SAK-ETAP ini akan berlaku efektif per 1 January 2011 namun penerapan dini per 1
ETAP harus membuat suatu pernyataan eksplisit dan secara penuh (explicit and
SAK-ETAP, maka auditor yang akan melakukan audit di perusahaan tersebut juga
akan mengacu kepada SAK-ETAP.
PSAK, maka ketentuan transisi dalam SAK-ETAP ini cukup ketat. Pada BAB 29
misalnya disebutkan bahwa pada tahun awal penerapan SAK-ETAP, yakni 1 January
laporan keuangan berikutnya. Oleh sebab itu per 1 January 2011, perusahaan yang
memenuhi definisi Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik harus memilih apakah akan
SAK-ETAP.
pada tahun 2011, namun kemudian mendaftar menjadi perusahaan public di tahun
Jan-10
Jan-10
Jan-10
Dua kriteria yang menentukan apakah suatu entitas tergolong entitas tanpa
regulator lain untuk tujuan penerbitan efek di pasar modal. Oleh sebab itu Bapepam
tentang larangan penggunaan SAK ETAP bagi lembaga pasar modal, termasuk
emiten, perusahaan publik, manajer investasi, sekuritas, asuransi, reksa dana, dan
b) Entitas menguasai aset dalam kapasitas sebaga fidusia untuk sekelompok besar
masyarakat, seperti bank, entitas asuransi, pialang dan/atau pedagang efek, dana
b) kreditur; dan
Entitas yang memiliki akuntabilitas publik signifkan dapat menggunakan SAK ETAP
ETAP. Contohnya Bank Perkreditan Rakyat yang telah diijinkan oleh Bank Indonesia
menggunakan SAK ETAP mulai 1 Januari 2010 sesuai dengan SE No. 11/37/DKBU
akuntansi BPR, SAK-ETAP ini akan berlaku efektif per 1 January 2011 namun
keuangannya mematuhi SAK ETAP harus membuat suatu pernyataan eksplisit dan
secara penuh (explicit and unreserved statement) atas kepatuhan tersebut dalam
mematuhi SAK ETAP kecuali jika mematuhi semua persyaratan dalam SAK ETAP.
Apabila perusahaan memakai SAK-ETAP, maka auditor yang akan melakukan audit
PSAK, maka terdapat beberapa ketentuan transisi dalam SAK-ETAP yang cukup
ketat:
1. Pada BAB 29 misalnya disebutkan bahwa pada tahun awal penerapan SAK-
Akuntabilitas Publik harus memilih apakah akan tetap menyusun laporan keuangan
tidak memenuhi persyaratan entitas yang boleh menggunakan SAK ETAP, maka
menggunakan SAK ETAP, maka entitas tersebut dapat menggunakan SAK ETAP ini
Unsur Keuangan
KONSEP POKOK: Tanggal pelaporan (reporting date) adalah tanggal neraca untuk
(transition date) adalah tanggal neraca awal untuk laporan keuangan komparatif
tahun sebelumnya (sebagai contoh 1 Januari 2005, jika tanggal pelaporan adalah 31
Tujuan umum Laporan Keuangan : Tujuan umum laporan keuangan entitas bisnis
(baik dalam sektor publik atau swasta) adalah mempersiapkan dan menyajikan
umum dari berbagai pengguna di luar entitas. Oleh karena itu, Kerangka ini tidak
selalu berlaku untuk tujuan khusus laporan keuangan seperti laporan kepada aparat
Semua pengguna dengan kategori ini bergantung pada laporan keuangan untuk
Kerangka ini juga menyimpulkan bahwa investor adalah penyedia modal risiko
kepada entitas sehingga laporan keuangan yang memenuhi kebutuhan mereka juga
akan memenuhi sebagian besar kebutuhan untuk pengguna lain. [F.10] Informasi
mereka pada kemampuan dari suatu badan untuk menghasilkan kas dan setara kas
The Framework mencatat bahwa laporan keuangan tidak dapat memberikan semua
informasi yang pengguna perlukan dalam membuat keputusan ekonomi. Untuk satu
hal, laporan keuangan menunjukkan dampak keuangan dari peristiwa dan transaksi
adalah membuat keputusan yang berhubungan dengan masa depan. Lebih jauh lagi,
tidak dapat dipenuhi, ada kebutuhan informasi yang umum bagi semua pengguna,
dan tujuan umum laporan keuangan berfokus pada pemenuhan kebutuhan ini.
keuangan, kinerja dan perubahan posisi keuangan suatu entitas yang berguna untuk
Posisi Keuangan :
Posisi keuangan suatu entitas dipengaruhi oleh kontrol sumber daya ekonomi,
Kinerja adalah kemampuan dari suatu badan untuk memperoleh keuntungan dari
sumber daya yang telah diinvestasikan ke dalamnya. Informasi tentang jumlah dan
variabilitas laba membantu dalam memprediksi arus kas masa depan dari entitas
yang ada dalam perkiraan sumber daya dan potensi tambahan arus kas dari sumber
Kerangka ini menyatakan bahwa informasi tentang kinerja terutama diberikan dalam
aktivitas operasi bahwa suatu entitas telah beroperasi selama periode pelaporan.
Informasi ini membantu dalam menilai seberapa baik entitas mampu menghasilkan
kas dan setara kas dan bagaimana menggunakan arus kas tersebut.Pernyataan
Laporan keuangan juga berisi catatan dan jadwal tambahan dan informasi lain
bahwa (a) menjelaskan item dalam neraca dan laporan pendapatan, (b)
menjelaskan kewajiban setiap sumber daya dan tidak diakui dalam neraca.
o Basis Akrual. Transaksi dan peristiwa lain diakui ketika mereka terjadi, bukan pada
saat kas atau yang ekuivalen dengan kas diterima atau dibayar, dan mereka
o Going Concern. Laporan keuangan menganggap bahwa suatu entitas akan terus
beroperasi tanpa batas waktu atau, jika tidak, pengungkapan dan pelaporan dasar
Karakteristik ini adalah atribut yang membuat informasi dalam laporan keuangan
Understandability
Informasi harus disajikan dengan cara yang mudah dipahami oleh pengguna yang
Relevansi
Informasi dalam laporan keuangan yang relevan adalah ketika hal tersebut
mempengaruhi keputusan ekonomi pengguna. Yaitu, hal tersebut dapat (a)
membantu mereka mengevaluasi masa lalu, sekarang, atau kejadian masa depan
yang berkaitan dengan suatu entitas (b) mengkonfirmasi atau mengoreksi masa lalu
Materialitas adalah komponen relevansi. Informasi adalah material jika kelalaian atau
Ketepatan waktu adalah komponen lain relevansi. Untuk menjadi berguna, informasi
harus diberikan kepada pengguna dalam jangka waktu yang kemungkinan besar
Keandalan : Informasi dalam laporan keuangan dapat diandalkan jika hal tersebut
bebas dari kesalahan dan bias dan dapat diandalkan oleh pengguna untuk mewakili
oleh penggunaan perkiraan dan ketidakpastian yang terkait dengan item yang diakui
dan diukur dalam laporan keuangan. Ketidakpastian ini ditangani dengan, sebagian,
aset atau pendapatan, karena laporan keuangan tidak akan netral dan, karenanya,
tidak memiliki kualitas kehandalan.Keterbandingan. Pengguna harus dapat
membandingkan laporan keuangan dari suatu badan dari waktu ke waktu sehingga
mereka dapat mengidentifikasi tren dalam posisi keuangan dan kinerja. Pengguna
Keandalan
Keterbandingan
Tujuan :
Jika seorang investor ingin mengambil keputusan bisnis, maka salah satu
informasi keuangannya kepada pihak luar. Laporan ini juga merekam peristiwa
kejadian bisnis dalam bentuk unit moneter. Dengan disediakannya laporan keuangan
laporan keuangan pada tanggal 15 Desember 2009 yang merupakan revisi dari
PSAK 1 tahun 1998. Pada kesempatan ini, akan dipaparkan tentang beberapa
keuangan yang akan dimulai dari istilah-istilah apa saja yang berubah, disusul
sebelumnya maupun dengan laporan keuangan entitas lain. Pernyataan ini mengatur
keuangan tersebut.
LAPORAN KEUANGAN
Laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan
informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas entitas yang
1. Asset
2. Laibilitas
3. Ekuitas
pemilik
6. Arus kas.
Informasi tersebut, beserta informasi lainnya yang terdapat dalam catatan atas
laporan keuangan, membantu pengguna laporan dalam memprediksi arus kas masa
depan dan, khususnya dalam hal waktu dan kepastian diperolehnya kas dan setara
kas. Catatan atas laporan keuangan itu sendiri berisi informasi tambahan atas apa
laporan laba rugi terpisah (jika disajikan), laporan perubahan ekuitas dan laporan
arus kas. Catatan atas laporan keuangan memberikan penjelasan atau rincian dari
pos-pos yang disajikan dalam laporan keuangan tersebut dan informasi mengenai
mengalami perubahan dari yang tadinya hanya mencakup lima item, sekarang
mencakup enam item. Pada PSAK 1 (Revisi 1998), komponen laporan keuangan
lengkap meliputi:
1. Neraca
Sedangkan menurut PSAK No. 1 (Revisi 2009) yang disahkan pada tanggal 15
Desember 2009 dan mulai efektif berlaku untuk periode tahun buku yang dimulai
pada atau setelah tanggal 1 Januari 2011, laporan keuangan yang lengkap harus
informasi penjelasan lain : Laporan posisi keuangan pada awal periode komparatif
bandingkan antara PSAK 1 (Revisi 1998) dengan PSAK No. 1 (Revisi 2009), terkait
laporan laba rugi, sekarang harus menyajikan laporan laba rugi komprehensif. PSAK
1 (Revisi 1998) tidak mensyaratkan adanya laporan posisi keuangan pada awal
Perlu ditekankan bahwa antara laporan laba rugi dengan laporan laba rugi
lain. Sedangkan laporan laba rugi komprehensif termasuk didalamnya laporan laba
Perubahan dalam surplus revaluasi (lihat PSAK 16 (Revisi 2007): Aset Tetap dan
atas program manfaat pasti yang diakui sesuai dengan PSAK 24: Imbalan
Kerja,Keuntungan dan kerugian yang timbul dari penjabaran laporan keuangan dari
entitas asing (lihat PSAK 10 (Revisi 2009): Pengaruh Perubahan Nilai Tukar Valuta
dikategorikan sebagai tersedia untuk dijual (lihat PSAK 55 (Revisi 2006) : Instrumen
kerugian instrumen lindung nilai dalam rangka lindung nilai arus kas (lihat PSAK 55
(Revisi 2006) : Instrumen Keuangan : Pengakuan dan Pengukuran)
Sumber :
http://edhane.wordpress.com/2010/04/01/sejarah-sak/
http://www.ilmu-ekonomi.com/2012/03/pengertian-standar-akuntansi-keuangan.html
http://dicilala.blogspot.com/2012/01/sejarah-perumusan-standar-akuntansi.html