Anda di halaman 1dari 14

Pendahuluan

Hidrogenasi merupakan reaksi hidrogen dengan senyawa organik, Reaksi ini


terjadi dengan penambahan hidrogen secara langsung pada ikatan rangkap dari
molekul yang tidak jenuh sehingga dihasilkan suatu produk yang jenuh. Proses
hidrogenasi merupakan salah satu proses yang penting dan
banyak digunakan dalam pembuatan bermacam-macam senyawa organik. Proses
ini umumnya terdiri dari adisi sepasang atom hidrogen ke sebuah molekul. Reaksi
dilakukan pada suhu dan tekanan yang berbeda tergantung pada substrat dan
aktivitas katalis.
Proses hidrogenasi merupakan salah satu proses yang penting dan banyak
digunakan dalam pembuatan bermacam-macan senyawa organik. Industri yang
menggunakan proses hidrogenasi antara lain adalah industri sorbitol methanol,
margarine, ammonia dan lain-lainnya Kebanyakan hidrogenasi menggunakan gas
hidrogen (H2), namun ada pula beberapa yang menggunakan sumber hidrogen
alternatif, proses ini disebut hidrogenasi transfer.
Dunia memiliki cadangan minyak yang dikenal cukup untuk hanya 41 tahun,
tapi memiliki cadangan batubara hingga 155 tahun. Oleh karena itu dibutuhkan
alternatif untuk menggantikan energi minyak bumi. Saat ini telah dikembangkan
teknologi pencairan batubara sebagai bahan bakar yang hampir setara dengan
output minyak bumi. Pengembangan teknologi untuk menghasilkan energi baru
juga berhasil mengembangkan suatu teknologi pencairan batubara bituminous
dengan menggunakan tiga proses, yaitu solvolysis system, solvent extraction
system, dan direct hydrogenation to liquefy bituminous coal. Ketiga proses
tersebut terintegrasi dalam proses NEDOL (NEDO Liquefaction), suatu proses
pencairan batubara yang dikembangkan oleh NEDO (lembaga kajian
teknologi Jepang), dengan tujuan untuk mendapatkan hasil pencairan yang lebih
tinggi.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Hidrogenasi


Hidrogenasi adalah istilah yang merujuk pada reaksi kimia yang menghasilkan
adisi hidrogen (H2). Proses ini umumnya terdiri dari adisi sepasang atom hidrogen
ke sebuah molekul. Hidrogenasi merupakan reaksi hidrogen dengan senyawa
organik. Reaksi ini terjadi dengan penambahan hidrogen secara langsung pada
ikatan rangkap dari molekul yang tidak jenuh sehingga dihasilkan suatu produk
yang jenuh. Penggunaan katalis diperlukan agar reaksi yang berjalan efisien dan
dapat digunakan, hidrogenasi non-katalitik hanya berjalan dengan kondisi
temperatur yang sangat tinggi. Hidrogen beradisi ke ikatan rankap dua dan tiga
hidrokarbon. Oleh karena pentingnya hidrogen, banyak reaksi-reaksi terkait yang
telah dikembangkan untuk kegunaannya. Kebanyakan hidrogenasi menggunakan
gas hidrogen (H2), namun ada pula beberapa yang menggunakan sumber hidrogen
alternatif, proses ini disebut hidrogenasi transfer. Reaksi balik atau pelepasan
hidrogen dari sebuah molekul disebut dehidrogenasi. Reaksi di mana ikatan
diputuskan ketika hidrogen diadisi dikenal sebagai hidrogenolisis. Hidrogenasi
berbeda dengan protonasi atau adisi hidrida, pada hidrogenasi, produk yang
dihasilkan mempunyai muatan yang sama dengan reaktan. Substrat dari
hidrogenasi tercantum dalam tabel berikut :
Tabel 1. Substrat Hidrogenasi
Alkena, R2C = CR2 Alkana, 2R2 CHCHR
Alkuna, RCCR Alkena, cis-RHC = CHR
Aldehida, RCHO Alcohol utama, RCH2OH
Keton, R2CO Sekunder alcohol, R2CHOH
Ester, RCO2R Dua alcohol, RCH2OH, ROH
Imina, RRCNR Amina, RRCHNHR
Amida. RC (O) NR2 Amina, RCH2NR2
Nitril, RCN Imina, RHCNH
Nitro, RNO2 Amina, RNH2

2.2 Pembuatan Hidrogen

Hidrogen yang dipergunakan pada proses hidrogenasi dibuat dengan proses


elektrolisa dan proses steam iron. Proses elektrolisa yang dilakukan sangat
sederhana, yaitu dengan larutan natrium hidroksida encer. Cara ini dapat
menghasilkan hidrogen yang murni. Cara steam iron adalah proses pembuatan
hidrogen yang mengikutsertakan proses reduksi dan oksidasi dari besi panas
dalam dapur api yang dipanaskan pada suhu 1500F-1700F (815,5C-926,5C).
Uap yang dipergunakan dialirkan secara berlebihan melalui besi panas. Oksigen
pada uap akan bercampur dengan besi dan akan membebaskan hidrogen. Pada
tahap akhir dari siklus uap, gas biru yang terbentuk dari uap akan menghembus
melalui alat pemanas dan terus menembus melalui besi panas untuk mereduksi
logam besi yang telah teroksidasi. Kelebihan dari reduksi gas dialirkan melalui
besi yang telah teroksidasi. Kelebihan dari reduksi gas dialirkan melalui besi yang
panas dan dibakar dalam checkerwork. Pengurangan gas dilakukan dengan jalan
mengalirkan gas tersebut melalui bagian atas dapur api, sedangkan uap untuk
membuat hidrogen dimasukkan melalui bagian bawah dapur api.

Hidrogen yang dihasilkan pada proses steam iron kurang murni untuk dipakai
pada proses hidrogenasi minyak atau lemak makan, karena mengandung
komponen-kompenen sulfur, karbon monoksida. Pemisahan karbon monoksida
dapat dilakukan dengan mereaksikan hidrogen dengan uap pada suhu tinggi.
Sedangkan hidrogen sulfida dapat dipisahkan dengan jalan melewatkan gas
melalui ketel pemurnian yang diisi dengan besi sulfida (FeS).

2.3 Katalisator dalam Proses Hidrogenasi

Umumnya, tidak ada reaksi antara H2 dengan senyawa organik yang terjadi di
bawah 480C terjadi antara H2 tanpa adanya katalis logam. Katalisator untuk
proses hidrogenasi adalah platina, palladium dan nikel, dimana platina dan
palladium membentuk katalis yang sangat aktif, yang dapat mengkatalis pada
suhu dan tekanan rendah. Tetapi berdasarkan pertimbangan ekonomis, hanya nikel
yang umum digunakan sebagai katalisator hidrogenasi walaupun nikel dapat
mengkatalis pada suhu yang lebih tinggi dari platina dan palladium.

Katalis hidrogenasi digolongkan menjadi dua, yaitu katalis homogen dan


katalis heterogen. Katalis homogen larut dalam pelarut yang berisi substrat tak
jenuh. Katalis heterogen adalah berbentuk padat yang tersuspensi di pelarut
dengan substrat atau dengan gas substrat. Nikel mungkin juga mengandung
sejumlah kecil Al dan Cu yang berfungsi sebagai promoter dalam proses
hidrogenasi minyak.

2.4 Macam-macam Hidrogenasi


a. Hidrogenasi transfer
Proses hidrogenasi umumnya memanfaatkan gas hidrogen, namun ada juga
yang menggunakan sumber lain yang memiliki atom hidrogen di dalamnya.
Namun tujuannya sama, yaitu : menambahkan atom hidrogen dalam suatu
senyawa.
b. Hidrogenasi Minyak
Proses hidrogenasi minyak membuat mengerasnya tanaman dan ikan yang
diturunkan minyak, yang memungkinkan mereka untuk menjadi pengganti efektif
untuk lemak hewani.
c. Hidrogenasi Etena
Etena bereaksi dengan hidrogen pada suhu sekitar 150 C dengan adanya
sebuah katalis nikel (Ni) yang halus. Reaksi ini menghasilkan etana. Reaksi ini
tidak begitu berarti, sebab etena merupakan senyawa yang jauh lebih bermanfaat
disbanding etena yang dihasilkan.

2.5 Pengertian Batubara.

Batubara adalah kekayaan alam yang dikategorikan sebagai energy fossil


terbentuk dari proses metamorfosa yang sangat lama. Struktur kimia batubara
samasekali bukan rangkaian kovalen karbon sederhana melainkan merupakan
polikondensat rumit dari gugus aromatik dengan fungsi heterosiklik. Jumlah
polikondensat yang banyak ini saling berikatan sering disebut dengan bridge-
structure. Secara optis batubara sering merupakan bongkahan berporus tinggi
dengan kadar air yang sangat bervariasi.

Seperti yang sudah diketahui bersama bahwa batubara merupakan sumber


bahan bakar selain minyak bumi dan gas alam yang tak dapat terbarukan (non
renewable resources). Namun, berbeda dengan minyak bumi dan gas alam,
batubara tersebar merata di seluruh dunia dalam cadangan yang cukup besar.
Sehingga batubara dimanfaatkan sebagai sumber bahan bakar fosil utama oleh
beberapa negara yang miskin sumber daya minyak/gas tetapi memiliki cadangan
batubara yang melimpah seperti China, Amerika Serikat dan Jepang.

Permasalahan utama dalam penggunaan batubara adalah bahwa


batubara merupakan bahan bakar padat, dan membutuhkan penyalaan awal agar
bisa dimanfaatkan sebagai sumber energi langsung. Selain itu, batubara juga
memiliki masalah lain seperti membutuhkan tempat penyimpanan (stockpile)
khusus setelah ditambang karena batubara memiliki sifat reaktif jika dibiarkan di
tempat terbuka dalam waktu yang lama, dan akan segera terbakar dengan
sendirinya (dikarenakan adanya volatile matters), belum lagi permasalahan
transportasi yang membutuhkan penanganan khusus.
2.6 Manfaat Batubara

Pemanfaatan batubara dapat dimanfaatkan sebagai :

a) Sumber energi langsung, yaitu dengan cara langsung membakarnya dan


mengambil energi panasnya (seperti di PLTU, dan Industri semen)

b) Sumber energi tidak langsung, yaitu dengan cara mengubah batubara ke


dalam bentuk/fasa lain seperti:

briket batubara (proses karbonisasi/pirolisis)

batubara cair (proses likuifaksi)

gasifikasi batubara (menghasilkan Synthesis Natural Gas, SNG)

c) Non energi:

Digunakan sebagai karbon aktif pada industri kimia

Kokas metalurgi pada industri pengolahan baja

2.7 Macam- Macam Proses Konversi Pengolahan Batubara


Proses konversi pengolahan batubara hingga akhirnya dapat digunakan.
Batubara dapat digunakan sebagai bahan baku industri maupun sebagai bahan
bakar melalui beberapa proses konversi yakni :
1. Gasifikasi.
Gasifikasi merupakan proses konversi Batubara menjadi gas yang mudah
dibakar. Jika udara digunakan sebagai pembakar, maka gas nitrogen (N2) akan
memunyai efek mengencerkan sehingga gas yang dihasilkan berkalori rendah.
Untuk menghasilkan gas dengan kalori menengah maka sebagai pembakar
digunkan gas oksigen (O2) murni. Untuk keperluaan industri ada kecenderungan
menggunakan medium oksigen dan uap air untuk menghasilkan gas dengan kalori
menengah. Produk-produk yang dihasilkan dari proses Gasifikasi dapat
berupa SNG (Subtitude Natural Gas), Gas Sintesa (CO + H2), Gas pereduksi
dan Gas berkalori rendah. Secara sederhana, gasifikasi adalah proses konversi
materi organik (batubara, biomass atau natural gas) biasanya padat menjadi CO
dan H2 (synthesis gases) dengan bantuan uap air dan oksigen pada tekanan
atmosphere atau tinggi. Rumus sederhananya:
Coal + H2O + O2 H2 + CO
2. Sintesis Fisher-Tropsch.
sintesis ini merupakan konversi batubara yang didahului dengan
proses Gasifikasi dengan menggunakan medium oksigen dan uap air. Gas yang
dihasilkan terutama berupa gas CO dan H2, kemudian dimurnikan dan dilewatkan
katalisator media sehingga diperoleh produk cair berupa Hidrokarbon bermolekul
tinggi. Fisher Tropsch adalah sintesis CO/H2 menjadi produk hidrokarbon atau
disebut senyawa hidrokarbon sintetik/ sintetik oil. Sintetik oil banyak digunakan
sebagai bahan bakar mesin industri/transportasi atau kebutuhan produk pelumas
(lubricating oil).
(2n+1)H2 + nCO CnH(2n+2) + nH2O
3. Pirolisa (Karbonasi).
Pada proses pirolisa atau karbonasi, batubara dipanaskan dalam keadaan
tanpa udara sampai terjadi dekomposisi. Proses Dekomposisi adalah proses
penguraian batubara dengan menggunakan panas tanpa udara, hasilnya disebut
dengan kokas (Briket) dan menghasilkan cairan serta gas yang dapat dijual
sebagai bahan bakar atau media bahan kimia. Adanya proses dekomposisi tersebut
kandungan karbonnya akan meningkat dan sebaliknya kandungan gas terbangnya
akan berkurang. Pada temperatur tinggi, hasilnya berupa residu padat (Kokas) dan
mengandung gas, sedangkan pada temperatur rendah, hasilnya berwujud cairan
yang banyak mengandung unsur Hidrogen (Tar). Tar dapat diapaki secara
langsung dan dapat diubah menjadi minyak mentah sintetik melalui proses
HydroTreatment.
4. Hidrogenasi.
Hidrogenasi adalah proses reaksi batubara dengan gas hydrogen bertekanan
tinggi. Reaksi ini diatur sedemikian rupa (kondisi reaksi, katalisator dan kriteria
bahan baku) agar dihasilkan senyawa hidrokarbon sesuai yang diinginkan, dengan
spesifikasi mendekati minyak mentah. Sejalan perkembangannya, hidrogenasi
batubara menjadi proses alternatif untuk mengolah batubara menjadi bahan bakar
cair pengganti produk minyak bumi, proses ini dikenal dengan nama Bergius
proses, disebut juga proses pencairan batubara (coal liquefaction).
5. Ekstraksi (Solvent Extraction).
Merupakan metode konversi batubara yang melarutkan sebagian atau
seluruhnya batubara sehigga kemurnian batubara menjadi tinggi. pelarut yang
digunakan dapat berupa hidrogen atau bahan organik yang berasal dari batubara
tersebut. Jika tidak digunakan katalisator maka hasilnya berupa bahan bakar padat
atau bahan bakar cair berat. Jika digunakan katalisator, maka hasilnya
berupa Liquid Fuel Oil, Syntetic Crude Oil atau Minyak Nafta.
2.8 Proses Pengolahan Batubara Cair
Likuifaksi Batubara adalah suatu teknologi proses yang mengubah batubara
dan menghasilkan bahan bakar cair sintetis. Batubara yang berupa padatan diubah
menjadi bentuk cair dengan cara mereaksikannya dengan hidrogen pada
temperatur dan tekanan tinggi.
Proses likuifaksi batubara secara umum diklasifikasikan menjadi Indirect
Liquefaction Processdan dan Direct Liquefaction Process.
2.8.1. Indirect Liquefaction Process/ Indirect Coal Liquefaction (ICL)
Prinsipnya secara sederhana yaitu mengubah batubara ke dalam bentuk gas
terlebih dahulu untuk kemudian membentuk Syngas (campuran gas CO dan H2).
Syngas kemudian dikondensasikan oleh katalis (proses Fischer-Tropsch) untuk
menghasilkan produk ultra bersih yang memiliki kualitas tinggi.

Gambar 1. Dua konfigurasi proses dasar untuk produksi bahan bakar cair dengan
Indirect Liquefaction Process
2.8.2. Direct Liquefaction Process/ direct coal liquefaction (DCL)
Proses ini dilakukan dengan cara menghaluskan ukuran butir batubara,
kemudian Slurry dibuat dengan cara mencampur batubara ini dengan pelarut.
Slurry dimasukkan ke dalam reaktor bertekanan tinggi bersama-sama dengan
hidrogen dengan menggunakan pompa. Slurry kemudian diberi tekanan 100-300
atm di dalam sebuah reaktor kemudian dipanaskan hingga suhu mencapai 400-
480C.
Secara kimiawi proses akan mengubah bentuk hidrokarbon batubara dari
kompleks menjadi rantai panjang seperti pada minyak. Atau dengan kata lain,
batubara terkonversi menjadi liquid melalui pemutusan ikatan C-C dan C-
heteroatom secara termolitik atau hidrolitik, sehingga melepaskan molekul-
molekul CO2, H2S, NH3, dan H2O. Untuk itu rantai atau cincin aromatik
hidrokarbonnya harus dipotong dengan cara dekomposisi panas pada temperatur
tinggi (thermal decomposition). Setelah dipotong, masing-masing potongan pada
rantai hidrokarbon tadi akan menjadi bebas dan sangat aktif (free-radical). Supaya
radikal bebas itu tidak bergabung dengan radikal bebas lainnya (terjadi reaksi
repolimerisasi) membentuk material dengan berat molekul tinggi dan insoluble,
perlu adanya pengikat atau stabilisator, biasanya berupa gas hidrogen. Hidrogen
bisa didapat melalui tiga cara yaitu: transfer hidrogen dari pelarut, reaksi dengan
fresh hidrogen, rearrangement terhadap hidrogen yang ada di dalam batubara, dan
menggunakan katalis yang dapat menjembatani reaksi antara gas hidrogen dan
slurry (batubara dan pelarut).
Negara yang telah mengembangkan teknologi Direct Liquefaction Process
adalah Jepang, Amerka Serikat dan Jerman. Bagi Indonesia, teknik konversi
likuifaksi batubara secara langsung (Direct Liquefaction Process) dinilai lebih
menguntungkan untuk saat ini. Selain prosesnya yang lebih sederhana, likuifaksi
relatif lebih murah dan lebih bersih dibanding teknik gasifikasi. Teknik ini juga
cocok untuk batubara peringkat rendah (lignit), yang banyak terdapat di
Indonesia.
Banyak negara mengembangkan teknologi Likuifaksi Batubara. Di
Amerika Serikat berkembang berbagai proyek pengembangan seperti pada
gambar 2. Dan Jepang, sebagai salah satu negara pengembang teknologi
Likuifaksi Batubara terkenal dengan salah satu proyeknya yaitu NEDOL (lembaga
kajian teknologi Jepang) memiliki 2 metode likuifaksi batubara yaitu Bituminous
Coal Liquefaction dan Brown Coal Liquefaction.

2.9 Bituminous Coal Liquefaction


Dalam proses Bituminous Coal Liquefaction, Proyek NEDOL berhasil
menggabungkan 3 proses, yaitu: Solvent Extraction Process, Direct
Hydrogenation Process, dan Solvolysis Process.
Spesifikasi proses NEDOL adalah sebagai berikut:
Tidak memerlukan batubara dengan spesifikasi tertentu. Batubara yang
digunakan bisa dari low grade sub-bituminous sampai low grade
bituminous.
Yield Ratio bisa mencapai 54% berat, lebih besar dari medium atau light
oil.
Temperatur standar reaksi adalah 450C dan Tekanan standar 170
kg/cm2G.
Membutuhkan katalis yang sangat aktif namun tidak mahal.
Sebagai pemisah antara fasa cair-gas, digunakan sistem distilasi pengurang
tekanan.
Digunakan pelarut terhidrogenasi yang dapat digunakan kembali untuk
mengawasi kualitas pelarut agar dapat meningkatkan Yield Ratio dari
batubara cair dan mencegah fenomena cooking pada tungku pemanas.

Proses NEDOL
Slurry dibuat dengan mencampurkan 1 bagian batubara dengan 1.5 bagian
pelarut,lalu ditambahkan 3% katalis yang mengandung besi (ferrous
catalyst)
Slurry dipanaskan sampai suhunya mencapai 400C dalam preheating
furnace.
Reaksi likuifaksi terjadi dalam kolom reaktor berjenis suspension bed
foaming pada kondisi standar (Temperatur 450C, Tekanan 170 kg/cm2G)
Batubara dikonversi menjadi bentuk cair oleh reaksi antara hidrogen dan
pelarut.
Setelah melewati pemisah fase gas-cair, kolom distilasi bertekanan normal,
dan kolom distilasi isap, batubara cair dipisahkan menjadi naphta, medium
oil, heavy oil, dan residu.
Distilat medium oil dan heavy oil dipindahkan ke kolom reaksi berjenis
fixed bed yang berisi katalis Ni-Mo. Pada kolom reaksi ini, distilat
dikonversikan menjadi distilat ringan pada Temperatur 320C dan Tekanan
100 kg/cm2G, dan digunakan kembali dalam reaksi sebagai pelarut
(solvent)
Gambar 2: Diagram alir proses Bituminous Coal Liquefaction

2.10 Brown Coal Liquefaction


Proses pada Brown Coal Liquefaction, secara umum terdiri atas 3 proses,
yaitu: Coal Pretreatment Process, Slurry Preheating Process, Primary
hydrogenation process dan Secondary hydrogenation process.
a) Pretreatment Process merupakan proses peremukan raw brown coal,
pengeringan, dan pembuatan Slurry. Slurry dibuat dengan mencampurkan 1
bagian batubara brown coal dengan 2.5 bagian pelarut, lalu ditambahkan
katalis yang mengandung besi (iron catalyst). Lalu Slurry diproses ke
preheating process.
b) Primary hydrogenation process dilakukan dengan mengalirkan gas hidrogen
pada Temperatur 430-450C dan tekanan 150-200 kg/cm 2G agar dapat terjadi
proses likuifaksi.
c) Produk yang dihasilkan dikirim ke kolom distilasi dan didistilasi menjadi
naphta, light oil dan medium oil.
d) Kolom distilasi bawah yang mengandung padatan dialirkan menuju kolom
pemisah padatan-cairan pada proses pengeringan pelarut. Distilat cair
kemudian dibawa ke proses Secondary hydrogenation dan padatan dibuang.
e) Reaktor jenis fixed bed yang diisi katalis Ni-Mo agar proses hidrogenasi
dapat terjadi pada temperatur 300-400C dan tekanan 150-200 kg/cm2G.
f) Kemudian dilakukan distilasi kembali agar dapat dipisahkan menjadi nephta,
light distillate dan medium distillate.
g) Setelah proses selesai, dihasilkan 3 barrel batubara cair dari 1 ton batubara
brown coal kering
Gambar 3. Diagram alir proses Brown Coal Liquefaction

2.11 Manfaat Likuifaksi Batubara


Likuifaksi batubara memiliki sejumlah manfaat:
a) Batubara terjangkau dan tersedia di seluruh dunia, memungkinkan
berbagai negara untuk mengakses cadangan batubara dalam negeri -dan
pasar internasional- dan mengurangi ketergantungan pada impor minyak,
serta meningkatkan keamanan energi.
b) Batubara Cair dapat digunakan untuk transportasi, memasak, pembangkit
listrik stasioner, dan di industri kimia.
c) Batubara yang diturunkan adalah bahan bakar bebas sulfur, rendah
partikulat, dan rendah oksida nitrogen.
d) Bahan bakar cair dari batubara merupakan bahan bakar olahan yang ultra-
bersih, dapat mengurangi risiko kesehatan dari polusi udara dalam ruangan

Sisi Lain Batubara Cair


Dalam penggunaannya, batubara cair sebagai bahan bakar alternatif
dinilai dapat:
1. Meningkatkan dampak negatif dari penambangan batubara
Penyebaran skala besar pabrik batubara cair dapat menyebabkan
peningkatan yang signifikan dari penambangan batubara. Penambangan batubara
akan memberikan dampak negatif yang berbahaya. Penambangan ini dapat
menyebabkan limbah yang beracun dan bersifat asam serta akan mengkontaminasi
air tanah. Selain dapat meningkatkan efek berbahaya terhadap lingkungan,
peningkatan produksi batubara juga dapat menimbulkan dampak negatif pada
orang-orang yang tinggal dan bekerja di sekitar daerah penambangan.
2. Menimbulkan efek global warming sebesar hampir dua kali lipat per gallon
bahan bakar.
Produksi batubara cair membutuhkan batubara dan energi dalam jumlah
yang besar. Proses ini juga dinilai tidak efisien. Faktanya, 1 ton batubara hanya
dapat dikonversi menjadi 2-3 barel bensin. Proses konversi yang tidak efisien,
sifat batubara yang kotor, dan kebutuhan energi dalam jumlah yang besar tersebut
menyebabkan batubara cair menghasilkan hampir dua kali lipat emisi penyebab
global warming dibandingkan dengan bensin biasa. Walaupun karbon yang
terlepas selama produksi ditangkap dan disimpan, batubara cair tetap akan
melepaskan 4 hingga 8 persen polusi global warming lebih banyak dibandingkan
dengan bensin biasa.
BAB III
KESIMPULAN

Hidrogenasi adalah istilah yang merujuk pada reaksi kimia


yang menghasilkan adisi hidrogen (H2). Proses ini umumnya
terdiri dari adisi sepasang atom hidrogen ke sebuah molekul.
Katalisator untuk proses hidrogenasi adalah platina, palladium
dan nikel, dimana platina dan palladium membentuk katalis
yang sangat aktif, yang dapat mengkatalis pada suhu dan
tekanan rendah.

Likuifaksi Batubara adalah suatu teknologi proses yang mengubah batubara


dan menghasilkan bahan bakar cair sintetis. Batubara yang berupa padatan diubah
menjadi bentuk cair dengan cara mereaksikannya dengan hidrogen pada
temperatur dan tekanan tinggi.
Proses likuifaksi batubara secara umum diklasifikasikan menjadi Indirect
Liquefaction Processdan dan Direct Liquefaction Process.
2 metode likuifaksi batubara yaitu Bituminous Coal Liquefaction dan
Brown Coal Liquefaction. Dalam proses Bituminous Coal Liquefaction, Proyek
NEDOL berhasil menggabungkan 3 proses, yaitu: Solvent Extraction Process,
Direct Hydrogenation Process, dan Solvolysis Process. Proses pada Brown Coal
Liquefaction, secara umum terdiri atas 3 proses, yaitu: Coal Pretreatment Process,
Slurry Preheating Process, Primary hydrogenation process dan Secondary
hydrogenation process.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim1. 2009. Hidrogenation.


http://en.wikipedia.org/wiki/Hidrogenation
Diakses tanggal 3 Oktober 2014.

Anonim2. 2013. Apa itu HIDROGENASI ?

http://irma-teknikkimia.blogspot.com/2013/02/apa-itu-hidrogenasi.html
Diakses tanggal 3 Oktober 2014.

Anonim3. 2012.Proses pengolahan Batubara.

http://alfiansblog.blogspot.com

Diakses tanggal 3 Oktober 2014.

Anonim3. 2012. the-coal-to-liquid-debate.

http://www.energyandoil.com/the-coal-to-liquid-debate-part-i

Diakses tanggal 3 Oktober 2014

Anonim3. 2014. batubara-cair-solusi-ketahanan-energi-yang-


bersahabat
http://ugmmagatrika.wordpress.com/2014/02/28/batubara-cair-solusi-
ketahanan-energi-yang-bersahabat/
Diakses tanggal 3 Oktober 2014

Anda mungkin juga menyukai