Anda di halaman 1dari 10

Pola Kerjasama Program Keahlian Teknik Otomotif SMK PIRI Sleman

dengan Dunia Industri

Proposal Skripsi

Dosen Pembimbing:
Bambang Sulistyo, M.Eng.

Disusun Oleh:
Echwan Bayu Suyuti
13504241044

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF


JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2017
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pendidikan adalah faktor penentu keberhasilan suatu bangsa.
Keberhasilan pembangunan pendidikan merupakan elemen dasar dalam
pembangunan nasional. Terciptanya sumber daya manusia yang berkualitas
secara langsung akan memberi kontribusi bagi tercapainya pembangunan
nasional. Dan sebaliknya rendahnya kualitas sumber daya akan memberi
efek negatif dalam proses pembangunan nasional. Melalui pembangunan
pendidikan, proses pembangunan akan dapat berjalan dengan baik dan
mencapai hasil yang diharapkan. Pendidikan merupakan hak bagi setiap
Warga Negara Indonesia, dimana yang tertulis pada UUD 1945 Pasal 31
Ayat 1 yaitu: Setiap warga Negara berhak mendapatkan pendidikan.
Penyelenggaraan pendidikan harus diarahkan untuk mempersiapkan
tenaga kerja yang memiliki keterampilan tertentu. Kualitas penyelenggaraan
pendidikan di Indonesia masih rendah, indikatornya dapat terlihat dengan
semakin banyak jumlah tingkat pengangguran. Tingkat pengangguran
adalah banyaknya jumlah angkatan kerja yang tidak bekerja dan aktif
mencari pekerjaan.
Berdasarkan data di Badan Pusat Statistik (BPS) tingkat
pengangguran bulan Agustus 2016 sebesar 530 ribu orang, jumlah ini
menurun di bandingkan dengan Agustus 2015. Namun keadaan ini harus
tetap diperhatikan oleh pemerintah.
Sesuai konsep pengembangan pendidikan kejuruan dari SMK, yaitu
menyiapkan lulusan yang memiliki keterampilan tertentu, maka kehadiran
SMK (Sekolah Menengah Kejuruan) sekarang semakin diperlukan.
Kenyataan menunjukkan bahwa lulusan SMP (Sekolah Menengah Pertama)
yang masuk ke SMK sebagian besar bukan mereka yang tergolong tinggi
kemampuan dasarnya, bukan juga karena pilihan, tetapi karena tidak berani
atau tidak diterima di SMA (Sekolah Menengah Atas).
Sejak kemerdekaan hingga sekarang, pendidikan teknik dan kejuruan
telah berkembang pesat. Pemerintah sendiri saat ini sedang menggalakan
peran Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang lebih diminati masyarakat
karena berorientasi pada pekerjaan. Kebijakan pemerintah antara lain
dengan menargetkan penambahan jumlah SMK. Kebijakan ini dilandasai
dengan semakin meningkatnya angka pengangguran serta semakin
terbukanya sektor-sektor formal dan informal yang membutuhkan tenaga
kerja menengah yang berkualitas.
Pemerintah sedang berupaya untuk meningkatkan pamor SMK untuk
menghadapi MEA (Masyarakat Ekonomi Asia). Peningkatan kualitas mutu
pendidikan merupakan suatu proses yang dilaksanakan secara terus
menerus dan berkesinambungan. Peningkatan kualitas mutu pendidikan ini
diharapkan dapat dilaksanakan dari tingkat sekolah dasar sampai perguruan
tinggi, khususnya pada jenjang sekolah menengah kejuruan karena
dimaksudkan untuk persiapan menghadapi tuntutan kualitas pekerja yang
bermutu. Peningkatan kualitas pendidikan dapat ditempuh dengan cara
meningkatkan kualitas proses pembelajaran dan berbagai faktor yang
mempengaruhinya. Salah satu faktor yang mempengaruhi kualitas proses
pembelajaran adalah kompetensi guru, karena kualitas seorang guru
merupakan faktor yang sangat penting dalam pengelolaan pembelajaran dan
sebagai pemegang kunci utama keberhasilan proses pembelajaran. Melalui
pendidikan yang berkualitas akan mampu menghasilkan sumber daya
manusia yang lebih berkualitas yang mampu mengelola sumber daya yang
efektif dan efisien sehingga dapat menambah produktifitas negara dan
menghasilkan barang yang bernilai jual tinggi. Bertambahnya produktifitas
barang yang bernilai jual tinggi ini nantinya dapat meningkatkan daya saing
produk lokal dan kesejahteraan rakyat.
Peningkatan kualitas mutu pendidikan merupakan suatu proses yang
dilaksanakan secara terus menerus dan berkesinambungan. Peningkatan
kualitas mutu pendidikan ini diharapkan dapat dilaksanakan dari tingkat
sekolah dasar sampai perguruan tinggi, khususnya Sekolah Menengah
Kejuruan (SMK) yaitu salah satu lembaga yang di bangun pemerintah untuk
memajukan pendidikan yang dikhususkan untuk persiapan menghadapi
tuntutan kualitas pekerja yang bermutu serta meningkatkan ekonomi di
Indonesia, dikarenakan siswa selama bersekolah dilatih juga mengenal
dunia industri dengan melakukan praktik-praktik yang berhubungan sesuai
dengan bidang keahliannya masing-masing. Pengelolaan SMK yang tepat
dan terarah sangat diperlukan untuk menghadapi berbagai macam masalah
penyelenggaraan pendidikan menengah dalam menghasilkan lulusan SMK
yang memiliki kompetensi yang sesuai dengan dunia kerja yang akan
dihadapi. Pentingnya mengenal dunia industri bagi siswa SMK adalah agar
setelah lulus siswa siap dan mampu untuk memasuki dunia kerja. Untuk
mengenalkan dunia industri pada siswa maka perlu diadakan kerjasama
antara pihak sekolah dengan industri, agar apa yang diajarkan di sekolah
pada siswa sesuai dengan yang dibutuhkan di industri. Dengan
melaksanakan praktik kerja lapangan di industri ini maka akan memperluas
wawasan siswa mengenai teknologi terbaru, meningkatkan daya saing
lulusan, serta sebagai sarana pengembangan sekolah dan lulusannya.
Berdasarkan uraian yang disampaikan sebelumnya, kerja sama
dengan industri sangatlah penting dalam proses pembelajaran, karena
pengalaman praktik di industri dapat berpengaruh pada kualitas lulusan.
Oleh karena itu, usaha untuk meningkatkan kualitas siswa di sekolah
menengah kejuruan tidak akan tercapai tanpa adanya kerja sama dengan
dunia industri baik dari segi peralatan ketika praktik di sekolah maupun
pelaksanaan praktik kerja langsung di industri. Prinsip kerjasama industri
antara sekolah dengan dunia kerja pada akhirnya mempunyai tujuan untuk
mempercepat waktu penyesuaian bagi lulusan sekolah kejuruan dalam
memasuki dunia kerja yang pada akhirnya akan meningkatkan mutu sekolah
menengah kejuruan. Pelaksanaan kerjasama sekolah dengan dunia kerja
merupakan suatu strategi dalam mengatasi keterbatasan sumber daya yang
ada di sekolah dalam rangka mengembangkan sekolah.
Peran industri di negara-negara maju ditunjukkan secara nyata
berupa kerjasama program, dukungan finansial untuk penelitian dan
beasiswa. Bahkan di beberapa negara peran industri ini sudah menjadi
kewajiban karena telah ada undang-undang yang mengaturnya. Paling tidak
dunia usaha dan industri yang telah secara nyata membangun kerjasama
dengan sekolah diberi insentif dengan memberikan keringanan pajak.
Berdasarkan data dari kemendikbud sebanyak 219 SMK yang ada di
Daerah Istimewa Yogyakarta dengan berbagai macam program keahlian.
Progam keahlian teknik otomotif, teknik komputer dan jaringan, kesehatan,
teknik transmisi komuikasi, teknik komputer jaringan, dan lain-lain. Salah
satu SMK yang memiliki kerja sama dengan dunia industri dan yang akan
menjadi tempat penelitian adalah SMK PIRI Sleman. pada tanggal 01 januari
1967 berdirilah STM yang terdiri dari jurusan Mesin dan Listrik.Seiring
dengan berjalannya waktu dan per-kembangan zaman, STM PIRI terus
berkembang dengan kemajuan yang diperoleh hingga pada tanggal 15 juli
1970 mendapat status BERSUBSIDI, kemudian sekolah ini disebut dengan
SMK PIRI I disamakan Yogyakarta.
Melihat animo pendaftaran STM PIRI I yang melimpah pihak yayasan
PIRI bermaksud mendirikan sekolah sejenis pada tanggal 1 januari
1977.Yayasan PIRI membuka lagi sekolah Menengah Kejuruan yag disebut
STM PIRI II Yogyakarta bertempat di Ngabean,Sleman,Yogyakarta. Tepatnya
di Jalan Kaliurang Km 7,8 Yogyakarta.
Pada awal berdirinya STM PIRI II ini hanya memiliki satu jurusan
yaitu otomotif. Seiring berjalannya waktu STM PIRI mengalami peningkatan
dan perkembangan.Namun jurusan ini ditutup karena adanya intruksi dari
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan yang akhirnya diganti dengan
jurusan Mesin.
Berbekal kemajuan dan perkembangan tersebut, STM PIRI II
mendapat status DIAKUI dari Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
pada tanggal 10 Februari 1986. Dengan semakin maju dan ber-kembangnya
STM PIRI II akhirnya mendapat statusDISAMAKAN pada tanggal 6 Mei
1996 sehingga namanya berubah menjadi STM PIRI II disamakan Ngabean,
Sleman,Yogyakarta.
Karena sekolah ini merupakan sekolah kejuruan maka namanya
diubah menjadi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) PIRI Sleman. Makin
lengkapnya fasilitas sekolah yag memadai diikuti kualitas sumber daya
manusianya, maka SMK PIRI Sleman pada tanggal 21 Desember 2006
jurusan Teknik Mekanik Otomotif mendapat status Terakreditasi A.
Setahun kemudian tepatnya pada tanggal 19 Desember 2007 jurusan
Teknik Mesin mendapat status Terakreditasi A. Hal ini membuat SMK PIRI
Sleman berubah status dari status DISAMAKAN menjadi Terakreditasi A.
Kemudian pada tahun 2009 dibuka program keahlian Teknik Sepeda
Motor.Sehingga saat ini SMK PIRI Sleman telah memiliki tiga program
keahlian yaitu, Teknik Permesinan, Teknik Kendaraan Ringan, Teknik
Sepeda Motor.
SMK Piri Sleman ini merupakan salah satu Sekolah Menengah
Kejuruan yang memiliki kerjasama dengan dunia industri bidang otomotif dan
pemesinan, sehingga yang diajarkan siswa di SMK Piri Sleman khususnya
jurusan teknik otomotif ini pada mata pelajaran kejuruan disesuaikan
dengan kondisi industri. Selain peralatan praktik yang digunakan di sekolah
sesuai dengan yang ada di industri otomotif karena peralatan yang ada di
SMK Piri Sleman dikondisikan sesuai perusahaan di bidang otomotif dan
juga mengadakan program Praktik Kerja Lapangan (PKL) di perusahaan
yang telah bekerjasama dengan sekolah. Jadi siswa di kelompokkan dan
dimasukkan di perusahaan tersebut untuk belajar secara langsung yang
siswa pelajari di sekolah kemudian diterapkan ketika pelaksanaan Praktik
Kerja Lapangan (PKL) tersebut.
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, akan dilakukan penelitian
dengan judul Pola kerjasama Program Keahlian Teknik Otomotif SMK
PIRI Sleman dengan Dunia Industri untuk mengetahui bagaimana pola
kerjasama yang dilakukan oleh program keahlian teknik otomotif SMK PIRI
Sleman dengan dunia industri.

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka dapat
diidentifikasikan masalah sebagai berikut:
1. Pelaksanaan pendidikan kejuruan di SMK perlu diperhatikan program-
program yang berjalan, salah satunya adalah program Praktik Kerja
Lapangan (PKL) yang diadakan sekolah.
2. Program PKL perlu dilaksanakan untuk mendukung pengetahuan siswa
secara praktik di bidang keahlian masing-masing, sehingga siswa akan
belajar lebih banyak secara praktik berdasarkan teori yang diberikan di
sekolah, kalaupun ada perbedaan itu akan menjadi pelajaran dan
pengalaman baru bagi siswa.
3. Pelaksanakan program PKL sekolah juga perlu memperhatikan siswa
mendapatkan tempat atau lokasi yang sesuai dengan jurusan atau
keahliannya. Lebih baik lagi jika sekolah melakukan kerjasama dengan
dunia industri yang sesuai dengan program keahlian di sekolah, sehingga
dengan adanya kerjasama tersbut Sprogram PKL akan jelas terarah.
4. Sarana dan prasarana di sekolah akan mendukung siswa dalam
pelaksanaan PKL.

C. Batasan Masalah
Dari beberapa identifikasi masalah diatas, maka penelitian ini akan
mencoba menitikberatkan ruang lingkup masalah pada pola kerjasama
program keahlian teknik otomotif SMK PIRI Sleman dengan dunia industri,
yaitu pada kompetensi keahlian teknik kendaraan ringan dan teknik sepeda
motor SMK PIRI Sleman.

D. Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah diatas, maka dapat dirumuskan
masalah seperti berikut:
1. Apakah terdapat hubungan kerjasama dari program keahlian teknik otomotif
SMK PIRI Sleman dengan industri?
2. Bagaimana perencanaan kerjasama program keahlian teknik otomotif SMK
PIRI Sleman dengan dunia industri?
3. Bagaimana pelaksanaan kerjasama program keahlian teknik otomotif SMK
PIRI Sleman dengan dunia industri?
4. Apa hasil dan manfaat yang di dapat program keahlian teknik otomotif SMK
PIRI Sleman dengan adanya kerjasama dengan dunia industri?

E. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini secara rinci dapat dilihat
pada penjelasan berikut ini:
1. Mengetahui hubungan kerjasama yang dilakukan dari pihak sekolah yaitu
program keahlian teknik otomotif SMK PIRI Sleman dengan industri.
2. Mengetahui perencanaan kerjasama antara program keahlian teknik otomotif
SMK PIRI Sleman dengan pihak industri.
3. Mengetahui pelaksanaan kerjasama antara program keahlian teknik otomotif
SMK PIRI Sleman dengan dunia industri.
4. Mengetahui hasil dan manfaat yang didapatkan program keahlian teknik
otomotif SMK PIRI Sleman adanya kerjasama dengan industri.

F. Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak-
pihak terkait, yaitu sebagai berikut:
1. Bagi pemerintah, penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan
pertimbangan untuk meningkatkan kualitas mutu pendidikan di Indonesia.
2. Bagi dinas pendidikan, penelitian ini diharapkan dapat memberikan
informasi dan masukan mengenai pelaksanaan kerjasama program keahlian
teknik otomotif SMK PIRI Sleman dengan dunia industri.
3. Bagi pihak sekolah, diharapkan informasi ini dapat dijadikan bahan masukan
dan pertimbangan untuk menuju proses pembelajaran yang baik, efektif dan
efisien
G. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian : Deskriptif
2. Lokasi Penelitian : SMK PIRI Sleman
3. Subjek Penelitian : Program Keahlian Teknik Otomotif SMK PIRI Sleman
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. KAJIAN TEORI
1. Pendidikan Vokasional atau Pendidikan Kejuruan
2. Sekolah Menengah Kejuruan(SMK)
3. Kurikulum
4. Pembelajaran
5. Kerjasama
6. Dunia Usaha/Dunia Industri (DU/DI)
B. Penelitian Yang Relevan
C. Pertanyaan Penelitian

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian
B. Tempat dan Waktu Penelitian
C. Subjek Penelitian
D. Teknik Pengumpulan Data
1. Wawancara
2. Observasi
3. Studi Dokumentasi
E. Teknik Analisis Data
1. Tahap pengumpulan data (Data Collection)
2. Reduksi Data (Data Reduction)
3. Display Data
4. Penarikan Kesimpulan

Anda mungkin juga menyukai