A. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. U
Umur : 61 tahun
Agama : Islam
No. RM : KLJG01200092019
B. DATA DASAR
1. Anamnesis
2. Keluhan utama : Badan lemas
3. Riwayat Penyakit Sekarang:
Pasien datang ke IGD RSUD Sunan Kalijaga Demak
pada tanggal 24 Oktober 2016 diantar oleh keluarga.
a. Onset: 3 hari SMRS
b. Lokasi: seluruh tubuh
c. Kuantitas: semakin lemas setiap hari dan terus
menerus
d. Kualitas: keluhan yang dirasakan mengganggu
aktivitas sehari-hari pasien
e. Kronologi: Sebelum masuk rumah sakit, pasien
merasakan badan lemas setelah melakukan
aktivitas di rumah. Pasien mengatakan, dahulu
pernah di rawat di RSUD Sunan Kalijaga Demak
2
BPJS PBI
7. Anamnesis Sistemik
Umum : compos mentis, tampak
kesakitan
Kulit : gatal (-), luka (-), kuning (-),
pucat(-)
Kepala : mesocehal, nyeri kepala (+)
Mata : mata merah(-/-), konjungtiva
pendengaran (-/-)
3
bengkak (-)
Ekstermitas : akral dingin (-)
8. Pemeriksaan Fisik
Status Pasien
Kesadaran : composmentis
Usia : 61 tahun
BB : 75 kg
TB : 150 cm
Vital Sign
4
Suhu : 36,2oC
RR : 22 x/ menit
Pemeriksaan Fisik
a. Status Internus
ikterik(-/-)
hidung (-)
(-)
b. PF Thorax - Paru
< LL LL
Dinamik Pergerakan Hemithorax Pergerakan hemithorax
fremitus D = S
PERKUSI Sonor di seluruh lapang Sonor di seluruh lapang
paru paru
AUSKULTASI Suara nafas dasar vesikuler, Suara nafas dasar vesikuler,
c. PF Thorax - Jantung
INSPEKSI
Ictus cordis tidak tampak
PALPASI
6
Kuat angkat (-), pulsus parasternal (-), sternal lift (-), pulsus epigastrium(-)
PERKUSI
Redup
Batas atas jantung
Pinggang jantung : ICS II linea sternalis sinistra
Kanan jantung
Kiri jantung : ICS III linea parasternalis sinistra
:-
d. PF abdomen
INSPEKSI
bentuk datar, sikatrik (-), striae (-), caput medusa (-), hiperpigmentasi (-),
Superfisial Nyeri tekan abdomen (-), Massa (-), defence muscular (-)
Organ Hepar tidak teraba membesar, lien schuffner (0), ginjal tidak teraba
membesar
9. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Laboratorium
EKG
10
NAD
GELOMBANG P : 2 x 0,04 = 0,08 s
PR INTERVAL : 4 x 0,04 = 0,16 s
QRS COMPLEX : 0,04 s
ST SEGMEN : isoelektrik
GELOMBANG T : T prekordial : <10 mV,
T ekstremitas : <5 mV
ZONA TRANSISI : V3
6.Haemoglobin
7.Hematocrit
7. Eritrosit
8. GDS
12
teratur
IP Dx : Diabetes Melitus Tipe II
IP Tx :
Non Farmakologi :
Terapi gizi medis pengaturan pola makan
kebutuhan individual
Olahraga (3-4 kali semingu dalam 30-60
dan jogging.
Farmakologi :
Metformin 500 mg 3x1
Glargine 20U
Ip. Ex :
Istirahat cukup
Pengaturan pola makan yang baik dan benar
Rutin mengkonsumsi obat
Rutin mengontrol kadar gula darah
Olahraga rigan teratur, 3-4 kali seminggu selama 30-60
menit
Mengurangi hal-hal yang menyebabkan stress
2. HIPERTENSI GRADE II
Assesment Risk factor : DM, obesitas
Ip Dx : Profil lipid (LDL, HDL, Trigliserid, Kolesterol total)
Ip Tx :
Non Farmakologi :
Diet rendah garam
Diet kaya buah, sayuran, produk rendah lemak dengan
menit
Mengurangi hal-hal yang menyebabkan stres
13. PROGNOSIS
Ad vitam : dubia ad bonam
Ad sanationam : ad malam
Ad functionam : dubia ad bonam
14
PENDAHULUAN
Menurut American Diabetes Association (ADA) 2010,
Diabetes Melitus (DM) meru-pakan suatu kelompok penyakit
metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena
kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau kedua-duanya.1,2
Epidemiologi
Prevalensi DM tipe 2 pada bangsa kulit putih berkisar antara
3%-6% dari jumlah pen-duduk dewasanya. Di Singapura, frekuensi
diabetes meningkat cepat dalam 10 tahun terakhir.3 Di Amerika
Serikat, penderita diabetes meningkat dari 6.536.163 jiwa di tahun
1990 menjadi 20.676.427 jiwa di ta-hun 2010.4 Di Indonesia,
kekerapan dia-betes berkisar antara 1,4%-1,6%, kecuali di beberapa
tempat yaitu di Pekajangan 2,3% dan di Manado 6%.3
Klasifikasi
Klasifikasi etiologis DM menurut American Diabetes Association
2010 (ADA 2010), dibagi dalam 4 jenis yaitu:
KOMPLIKASI
Stroke
Prevalensi stroke dengan penyakit DM (baik tipe 1 dan 2)
berkisar 1.0% s/d 11.3% pada populasi klinik dan 2.8% s/d 12.5%
dalam penelitian pada populasi. Lima puluh persen dari prevalensi
stroke berkisar 0.5% and 4.3% dengan Diabetes tipe 1 dan berkisar
4.1% and 6.7% dengan Diabe-tes tipe 2.6
Hipertensi
23
Penyakit paru
24
Infeksi
Glukosa darah yang tinggi mengganggu fungsi kekebalan tubuh
dalam menghadapi masuknya virus atau kuman sehingga penderita
diabetes mudah terkena infeksi. Tempat yang mudah mengalami
infeksi adalah mulut, gusi, paru-paru, kulit, kaki, kandung kemih dan
alat kelamin. Ka-dar glukosa darah yang tinggi juga merusak sis-tem
saraf sehingga mengurangi kepekaan pen-derita terhadap adanya
infeksi.
PENATALAKSANAAN
A. Edukasi
Tim kesehatan mendampingi pasien dalam peru-bahan perilaku sehat
yang memerlukan partisi-pasi aktif dari pasien dan keluarga pasien.
Upaya edukasi dilakukan secara komphrehensif dan berupaya
meningkatkan motivasi pasien untuk memiliki perilaku sehat.1,8
C. Latihan Jasmani
Latihan jasmani secara teratur 3-4 kali seminggu, masing-masing
selama kurang lebih 30 menit. Latihan jasmani dianjurkan yang
bersifat aerobik seperti berjalan santai, jogging, bersepeda dan
berenang. Latihan jasmani selain untuk menjaga kebugaran juga dapat
menurunkan berat badan dan meningkatkan sensitifitas insulin.1
D. Intervensi Farmakologis
Terapi farmakologis diberikan bersama dengan peningkatan
pengetahuan pasien, pengaturan makan dan latihan jasmani. Terapi
26
farmakologis terdiri dari obat oral dan bentuk suntikan.1 Obat yang
saat ini ada antara lain:
I. OBAT HIPOGLIKEMIK ORAL (OHO) Pemicu
sekresi insulin:
a. Sulfonilurea
Efek utama meningkatkan sekresi insulin oleh sel beta pankreas
Pilihan utama untuk pasien berat badan normal atau kurang
b. Glinid
Terdiri dari repaglinid dan nateglinid
Penghambat glukoneogenesis:
Biguanid (Metformin).
Selain menurunkan resistensi insulin, Metfor-min juga mengurangi
produksi glukosa hati.
Bila dengan cara diatas glukosa darah terap tidak terkendali maka
pemberian OHO dihentikan, dan terapi beralih kepada insulin intensif.
Pada terapi insulin ini diberikan kombinasi insulin ba-sal untuk
mengendalikan glukosa darah puasa, dan insulin kerja cepat atau kerja
pendek untuk mengendalikan glukosa darah prandial. Kombi-nasi
insulin basal dan prandial ini berbentuk ba-sal bolus yang terdiri dari
1 x basal dan 3 x pran-dial. Algoritma tata laksana selengkapnya
dapat dilihat pada gambar 2.
LEADING AR
Kriteria pengendalian DM
14. Holman RR, Paul SK, Bethel MA, Matthews DR, Neil HA:10-year
follow up of intensive glucose control in type 2 diabetes.N Engl J
Med2008, 359:15771589
15. Wang J, Gallagher D, De Vito L,et al: Metformin activates an atypi-
cal PKC-CBP pathway to promote neurogenesis and enhance spa-
tial memory formation. Cell Stem Cell2012,11:2335
16. Rodbard HW, Jellinger PS, Davidson JA,et al: Statement by an
American association of clinical endocrinologists/American college
of endocrinology consensus panel on type 2 diabe-tes mellitus. An
algorithm for glycemic control. Endocr Pract
2009,15(6):540559.