Anda di halaman 1dari 10

ANALISA SITEPLAN

A. FAKTOR ALAM
A.1. GEOLOGI
Jenis tanah pada site ini merupakan tanah berkontur dengan ketinggian yang bervariasi.
Adapun jenis yang terdapat di Kecamatan Pacet antara lain Mediteran Coklat Kemerahan dan Grumosol Kelabu, Mediteran Coklat Litosol, Litosol Coklat dan Regosol Kelabu,
Kompleks Regosol dan Litosol, Kompleks Andosol Coklat dan Andosol Kekuningan. Komposisi jenis tanah yang paling dominan di Kecamatan Pacet adalah litosol coklat dan regosol
kelabu mencapai luas 2554,88 Ha, yang disusul kemudian jenis tanah Kompleks regosol dan litosol. Jenis tanah yang paling kecil luasan di Kecamatan Pacet adalah jenis Mediteran
coklat kemerahan dan grumosol kelabu seluas 410,44 Ha.
Komposisi jenis tanah yang paling dominan pada site ini (Kecamatan Pacet) adalah litosol coklat dan regosol kelabu . Apakah itu tanah liosol dan regosol ?
Tanah Litosol
Tanah litosol merupakan tanah yang cukup subur terutama untuk hutan. Litosol adalah jenis tanah yang mengalami perkembangan setelah terjadi pelapukan. Tanah ini tersebar di
pulau Jawa, Nusa Tenggara dan Maluku.
Tanah Regosol
Tanah regosol berciri-ciri: berbutir kasar, berwarna kelabu sampai kuning, dan berbahan organik sedikit. Tanah ini cocok untuk tanaman palawija (seperti jagung), tembakau, dan
buah-buahan. Jenis tanah ini banyak terdapat di P. Sumatra, Jawa, dan Nusa Tenggara.

Dengan adanya analisa ini dapat diketahui bahwa terdapat daerah yang terbangun dan daerah yang tidak didirikan bangunan yang mempunyai fungsi lain seperti lahan kosong
sebagai penghijauan dan area terbuka.

http://andikasastra04.wordpress.com/2012/12/05/jenis-dan-nama-
A.2. TOPOGRAFI
tanah/http://digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-16664-Presentation-2pdf.pdf
Dengan melihat kondisi site pada
gambar disamping terlihat adanya
variasi ketinggian yang dimana
tidak terlalu curam. Tetapi pada
bagian tertentu memiliki elevasi
yang lumayan curam (area
bertanda merah).

Dengan adanya perbedaan variasi


tanah tersebut dapat dimanfaatkan
sebagai suatu hal yang potensial.
Salah satunya adalah
memanfaatkan kondisi lahan yang
curam (membentuk cekungan
lubang) sebagai view buatan yang
dapat dinikmati pada elevasi tanah
yang lebih tinggi.

Sedang untuk area yang landai

Dengan mayoritas kondisi site yang


landai membuat system drainase
sedikit susah, karena aliran air
nantinya tidak dapat mengalir
dengan lancar dan memungkinkan
akan membutuhkan penyedotan.
Tetapi beda halnya dengan kondisi
daerah yang curam, karena air
akan memusat mengalir ke area
Area
tersebut meski tidak terlalu deras
Curam
Area
Landai
A.2.1. POLA DRAINASE PADA SITE LAHAN KONTUR
Arus Deras Daerah Terbangun Aliran Air

Genangan Jalan raya


A.2.2. SISTEM CROSS VENTILATION HORIZONTAL
ANGIN KURANG ANGIN SEDANG
SOLUSI : SOLUSI :
BUKAAN AWAL > BUKAAN BUKAAN AWAL = BUKAAN
AKHIR AKHIR

ANGIN KENCANG ANGIN SANGAT KENCANG


SOLUSI : SOLUSI :
BUKAAN AWAL < BUKAAN BUKAAN AWAL = BUKAAN
AKHIR AKHIR

A.2.3. ANALISA MATAHARI


Pada gambar di samping menunjukkan pergerakan
arah sinar matahari yang akan mengenai tapak.
Adapun efek dari matahari pada waktu waktu
tertentu adalah :

Matahari Pagi (05.30 09.00)


Merupakan intensitas sinar matahari
yang
paling baik. Karena sinar
matahari pagi
sangat baik bagi kesehatan
dan intensitas
cahayanya tidak terik.
Matahari Siang (09.00 15.00)
Pada jam ini suhu matahari
sangat panas,
untuk intensitas cahayapun
lumayan terik.
Matahari Pagi (15.00 17.00)
Intensitas cahaya matahari sangat terik
meski suhu tidak panas.

Dari analisa di atas dapat diketahui bagaimana seharusnya arah hadap bangunan terhadap pengaruh sinar matahari. Adapun hadap bangunan yang baik adalah menghadap arah
selatan atau utara, karena tidak terkena sinar matahari secara langsung.

Selain mengatur arah hadap, kita juga perlu tahu bagaimana cara mengatur bangunan agar intensitas cahaya tetap menyinari ruangan.
B. FAKTOR KULTUR
B. 2. LALU LINTAS, TRANSPORTASI SERTA AKSES JALAN
Jalan raya pada gambar ditunjukkan seperti yang ada
pada peta yakni bidang berwarna orange. Kondisi jalan raya
eksisting yang tergambar pada site saat ini masih bagus
atau tidak rusak sama sekali. Lebar Jalan pada lokasi site
tidak terlalu besar yakni hanya 7m yang dimana dapat dilalui
dengan 1 mobil dan 1 motor yang menuju lokai site dan
begitu pula sebaliknya untuk arah dari site.

Macam macam transportasi yang melewati jalan raya :


1. Bus Pariwisata
2. Mobil Pribadi
3. Kendaraan Roda Dua
4. Angkutan Umum (Bemo)

Mengingat jalan raya ini dapat dilalui bus pariwisata,


maka diperlukan lahan parkir pada site guna menampung
antrian bus yang menunggu rombongan pada saat
pariwisata berlangsung. Sehingga lahan parkir yang
dibutuhkan lumayan luas, karena faktor sirkulasi parkir
juga perlu diperhatikan,

B. 3. KEPADATAN DAN ZONING

Arus Deras Daerah Terbangun Aliran Air

Genangan Jalan raya


Dilihat dari site disamping, diprediksi
kepadatan hanya akan terjadi pada area jalan raya
atau bagian paling luasr zona pada site.

Sehingga dalam pelaksanaan proyek wisata


tidak akan mengganggu sekitar atau
menambah kepadatan jalan raya.

Area Kepadatan

B. 4. VIEW TO SITE
Pada area yang dibatasi garis titik titik
ARAH VIEW
merupakan jarak pandang yang dapat dinikmati
dari luar wisata atau jalan raya.

Sehingga pada posisi tersebut dapat dijadikan


focal point atau area strategis yang menunjukkan
isi dari area rekreasi tersebut.

Solusi :
Dengan adanya kondisi wisata yang dapat dilihat
langsung dari jalan raya, maka wisata ini sangat
berpotensi untuk diekspos secara tidak langsung.
Adapun hal yang dapat dilakukan pada wisata ini
adalah tidak menempatkan massa yang dapat
menghalangi pandangan dari jalan raya ke dalam
wisata.

B. 5. MAIN ENTRANCE & SITE ENTRANCE


MAIN ENTRANCE :
Pada area ini merupakan lahanyang
strategis untuk dijadikan pintu masuk
utama ditinjau dari bentuk geografis
lahan yang sedikit serong
Tampilan yang akan menjadi point of
interest dari tampilan wahana rekreasi ini.

SITE ENTRANCE :
Sebagai pintu akses keluar atau masuk
ke area wahana rekreasi yang dujukan
kepada pengunjung yang hendak menuju
area penunjang seperti area parkir
kendaraan atau sekedar menjemput
keluarga dan kerabat

A.2.4. ANALISA VEGETASI


Untuk vegetasi yang akan digunakan pada
lahan ini tidak terlalu bayak, mungkin
hanya beberapa jenis yang seperlunya
dibutuhkan. Misalkan seperti :
Pohon peneduh

Pohon hias

Tanaman yang mengundang hewan


(Kupu 7 Burung)

Tidak menggunakan terlalu banyak tanaman


karena pada site ini sudah dikelilingi
pemandangan hijau dari bukit dan gunung,
sehingga pemandangan tersebut merupakan
vegetasi yang justru akan dinikmati oleh
wisatawan.

Adapun jenis pohon yang dapat digunakan


sebagai :
Pohon Peneduh :
Trembesi, Pohon mangga,
Rambutan, dll.
Pohon Hias :
Palem merah
Tanaman atau bunga :
Bunga soka & akasia

Penempatan vegetasi tambahan disesuaikan dengan pengelompokkan zona dan masa, karena diharapkan
adanya vegetasi tersebut tidak mengganggu pandangan sekitar.

Anda mungkin juga menyukai