BAB I
PENDAHULUAN
Progresifitas penyakit ini dipengaruhi juga oleh usia, jenis kelamin ( pada
pria lebih cepat dibandingkan dengan wanita ), dan faktor-faktor risiko lainnya.
Dikarenakan prevalensi penyakit ini banyak di masyarakat, diharapkan kita dapat
mendiagnosis presbikusis secara cepat dan tepat sehingga dapat diberikan
penatalaksanaan yang tepat untuk pasien.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. TELINGA
2.1.1. ANATOMI
Telinga dibagi atas telinga luar, telinga tengah, dan telinga dalam
A. Telinga luar
Telinga luar terdiri dari auricula dan meatus acusticus externus. Auricula
berfungsi mengumpulkan getaran udara. Auricula terdiri atas lempeng tulang
rawan elastis tipis yang ditutupi kulit. Meatus acusticus externus adalah tabung
berkelok yang menghubungkan auricula dengan membrana tympani. Tabung ini
berfungsi untuk menghantarkan gelombang suara dari auricula ke membrana
tympani1.
Telinga tengah adalah ruang berisi udara di dalam pars petrosa ossis
temporalis yang dilapisi oleh membrana mucosa. Ruang ini berisi tulang-tulang
pendengaran yang berfungsi untuk meneruskan getaran membrana tympani ke
perilympha telinga dalam. Cavum tympani berbentuk celah sempit yang miring.
Di bagian depan ruang ini berhubungan dengan nasofaring melalui tuba auditiva
dan di bagian belakang dengan antrum mastoideum.
3
Proses mendengar ini terdiri dari dua macam proses yaitu proses konduksi
dan proses sensorineural. Yang pertama adalah proses konduksi. Pada proses
konduksi disini gelombang bunyi dikumpulkan dan ditentukan arahnya oleh
aurikulum; kemudian diteruskan dan diresonansi melalu meatus akustikus
eksternus (MAE); kemudian diteruskan ke mambrana timpani dan tulang-tulang
pendengaran (meleus, inkus, stapes), disini gelombang suara diperkuat sekitar 27
kali, setelah itu dilanjutkan dengan proses sensorineural. 1,2
Pada proses sensorineural disini terdiri dari proses yang terjadi pada
koklea dan retrokoklea. Dimulai dari proses pada koklea yaitu gerakan cairan
perilimfe yang terdapat pada skala timpani dan skala vestibuli yang akan
menggetarkan membrana reisner yang akan mendorong endolimfe sehingga
menjadikan gerakan relatif terhadap membrana basilaris dan membrana tektoria.
Gerakan-gerakan ini merupakan rangsang mekanik yang akan menyebabkan
defleksi stereosilia sel-sel rambut, sehingga kanal ion terbuka dan terjadi
pelepasan ion bermuatan listrik dari badan sel.
aksi pada saraf auditorius (n. koklearis, n. akustikus) yang akan meneruskan
impuls listrik ke nukleus auditorius di batang otak sampai ke pusat pendengaran
korteks serebri lobus temporalis (Wernike) area 39-40. 1,2
2.2. PRESBIKUSIS
2.2.1. DEFINISI
2.2.2. EPIDEMIOLOGI
2.2.3. ETIOLOGI
Presbikusis rata-rata terjadi pada usia 60-65 tahun ke atas. Pengaruh usia
terhadap gangguan pendengaran berbeda antara pria dan wanita. Pria lebih banyak
mengalami penurunan pendengaran pada frekuensi tinggi dan hanya sedikit
penurunan pada frekuensi rendah bila dibandingkan dengan wanita. Perbedaan
jenis kelamin pada ambang dengar frekuensi tingg ini disebabkan pria umumnya
lebih sering terpapar bising di tempat kerja dibandingkan wanita3,7
2. Hipertensi
3. Diabetes melitus
Pada pasien dengan diabetes melitus (DM), glukosa yang terikat pada
protein dalam proses glikosilasi akan membentuk advanced glicosilation end
product (AGEP) yang tertimbun dalam jaringan dan mengurangi elastisitas
dinding pembuluh darah (atreiosklerosis). Proses selanjutnya adalah dinding
pembuluh darah semakin menebal dan lumen menyempit yang disebut
mikroangiopati. Mikroangiopati pada organ koklea akan menyebabkan atrofi dan
berkurangnya sel rambut, bila keadaan ini terjadi pada vasa nervus VIII,
ligamentum dan ganglion spiral pada sel Schwann, degenerasi myelin, dan
kerusakan akson maka akan menimbulkan neuropati3,7.
7
4. Hiperkolesterol
5. Merokok
6. Riwayat bising
2.2.5. PATOFISIOLOGI
terdapat lesi yang terbatas pada koklea dan terdapat atropi pada organ corti serta
jumlah sel- sel rambut dan sel penunjang yang berkurang.
Pada patologi yang terjadi secara neural disebabkan oleh berkurangnya sel
neuron pada koklea dan jaras auditorik. Pada proses metabolic timbul karena
adanya atropii stria vascularisasi sehingga keseimbangan mekanik dan fungsi sel
berkurang. Selnajutnya yaitu patologi yang terjadi secra mekanik yang
menimbulkan perubahan duktus koklearis yang berpengaruhh terhadap respon
mekanik. Ligamentum spiralis mengalami atropi sehingga membrane basalis
menjadi lebih kaku.
1. Degenerasi koklea
2. Degenerasi sentral
3. Mekanisme molekuler
a. Faktor gen
b. Stres oksidatif
2.2.6. KLASIFIKASI
1. Sensori
Tipe ini menunjukkan atrofi epitel disertai hilangnya sel-sel rambut dan sel
penyokong organ Corti. Proses ini berasal dari bagian basal koklea dan
perlahan-;lahan menjalar ke daerah apeks, hal ini berhubungan dengan penurunan
ambang dengar frekuensi tinggi. Beberapa teori mengatakan perubahan ini terjadi
akibat akumulasi dari granul pigmen lipofusin. Ciri khas dari tipe sensory
presbyacusis ini adalah terjadi penurunan pendengaran secara tajam pada
frekuensi tinggi (sloping). Jenis sensori ini adalah tipe noise-induced hearing loss
(NIHL) dan banyak didapatkan pada pria dengan riwayat bising.7,8
2. Neural
Tipe ini memperlihatkan atrofi sel-sel saraf koklea dan jalur saraf pusat.
Atrofi terjadi mulai dari koklea, dengan bagian basilarnya sedikit lebih banyak
terkena dibandingkan bagian koklea lainnya. Tidak didapati adanya penurunan
ambang terhadap frekuensi tinggi bunyi. Keparahan tipe ini menyebabkan
penurunan diskriminasi kata-kata yang secara klinik berhubungan dengan
presbikusis neural dan dapat dijumpai sebelum terjadinya gangguan pendengaran.
Efeknya tidak disadari sampai seseorang berusia lanjut sebab gejala tidak akan
muncul sampai 90% neuron akhirnya hilang. Pengurangan jumlah sel-sel neuron
11
ini sesuai dengan normal speech discrimination. Bila jumlah neuron ini berkurang
di bawah yang dibutuhkan untuk transmisi getaran, terjadilah neural presbyacusis.
Menurunnya jumlah neuron pada koklea lebih parah terjadi pada basal koklea.
Gambaran klasik adalah speech discrimination sangat berkurang dan atrofi yang
luas pada ganglion spiralis (cookie bite).7,8
3. Metabolik
4. Koklea konduktif
DERAJAT
Beberapa tanda dan gejala yang paling umum dari penurunan pendengaran
:3,7,8,9
2.2.8. DIAGNOSIS
A. Anamnesis
Pemeriksaan fisik telinga biaanya normal dan tes penala didapatkan tuli
sensorineural. Pemeriksaan timpanometri tipe A (normal), audiometri nada murni,
menunjukkan tuli saraf nada tinggi, bilateral dan simetris, terdapat penurunan
yang tajam (sloping) setelah frekuensi 2000 Hz dan berangsur-angsur terjadi pada
frekuensi yang rendah.
Variasi nilai ambang audiogram antara telinga satu dengan lainnya pada
presbikusis dapat terjadi sekitar 5-10 dB. Otoacoustic emission (OAE) dapat
menunjukkan fungsi koklea, sedangkan presbikusis merupakan degenerasi koklea
sehingga hasil yang didapatkan refer (emisi tidak muncul). Pemeriksaan BERA
pada presbikusis diperlukan apabila kondisi pasien dengan kesadaran menurun
atau terdapat kecurigaan tuli saraf retrokoklear2,3,7,8.
15
2.2.9. PENATALAKSANAAN
b. Assestive device
Alat bantu ini bekerja secara amplifikasi signal telepon, televise dan
mendengarkan suara bel. Perangkat elektronnik ini berguna untuk meningkatkann
kenyamanan dalam mendengar dalam kondisi tertentu. Pasien dapat memperkuat
suara tanpa harus mengganggu orang disekitarnya. 7,8
d. Implant Koklea
Merupaka alat yang dapat mengganti fungsi dari kegunaan koklea untuk
dapat meningkatkan kemampuan mendengarkan dan berkomunikasi pada pasien
dengan tuli saraf berat dan total bilateral. Namun pemasangan alat ini
16
kontraindikasi pada pasien dengan tuli saraf pusat (tuli sentral), proses
penulanngan koklea dan tidak berkembangnya koklea. 7,8
2.2.10. KOMPLIKASI
2.2.11. PROGNOSA
BAB III
KESIMPULAN
17
DAFTAR PUSTAKA
18
2. Efianty A.S,Nurbaiti I,Jenny B,Ratna D.R. Buku Ajar Ilmu Kesehatan THT,
Edisi . FKUI; 2007.
4. Adams GL, Boies LR, Higler PA. Boies Buku Ajar Penyakit THT. Edisi 6.
ECG: Jakarta; 1997. hal:
5. Arsyaty. Efiaty, dkk. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung tenggorokan
kepala Leher. Edisi Enam. Jakarta: FKUI. 2011.