Anda di halaman 1dari 4

Dari Legenda hingga Penyelamat Rakyat

Bila kita mengunjungi kawasan utara kota Yogyakarta seperti daerah kampus
UGM di Bulaksumur atau Babarsari, Sleman dan sekitarnya, kita akan menemui
aliran sungai yang membelah kawasan tersebut.

Warga Jogja sekarang ini menyebutnya sebagai Selokan Mataram. Selokan


Mataram adalah salah satu saluran air buatan dalam Jaringan Saluran Induk
Mataram (JSIM). Selain Selokan Mataram, JSIM juga terdiri atas Saluran Induk
Karang Talun (3 km) dan Saluran Van der Wicjk (17 km).

Seperti namanya, ketiga saluran ini adalah saluran induk yang dibuat untuk
mengairi berbagai kawasan lahan pertanian terutama di bagian utara
Yogyakarta agar dapat berproduksi sepanjang tahun.

Dari saluran-saluran induk tersebut, petani membuat saluran-saluran kecil yang


mengalirkan air irigasi menuju sawah dan ladang mereka.

Sebelum saluran-saluran tersebut dibuat, Yogyakarta adalah wilayah pertanian


yang gersang dengan hasil pertanian yang sangat minim. Pengairan lahan
pertanian di masa itu hanya mengandalkan air hujan karena minimnya sumber
air alami.

Sungai dan kali yang membelah kawasan inti Kerajaan Mataram saat itu, seperti
sungai Code, sungai Winongo dan sungai Gajah Wong tidak bisa diandalkan
untuk irigasi.

Salah satunya adalah karena bentuk aliran sungai yang curam dan posisi aliran
air seolah di dasar jurang aliran sungai, padahal kawasan dataran yang
memungkinkan untuk dijadikan lahan pertanian berada jauh di atasnya.

Berikut Merupakan 10 Fakta Menarik Selokan Mataram yang dirangkum dari


berbagai sumber sebagai referensi wawasan anda.

1. Selokan Mataram Melintas Di Atas 24 Sungai dan Mengalir Di Bawah


3 Sungai
Meski keberadaan selokan mataram kian terasing dari kehidupan masyarakat
Jogja. Secara fisik memang selokan ini masih membentang seperti aslinya di
masa lalu, namun perlahan-lahan peran dan maknanya mulai tergusur dari
kehidupan sehari-hari masyarakat Jogja.

Padahal selain nilai sejarahnya, selokan ini sangat berkaitan dengan kebutuhan
paling vital manusia yaitu air.

2. Selokan Mataram Menyusup di Bawah Tanah Pemukiman Penduduk

3. Selokan Mataram Monumen Sejarah Terpanjang di Indonesia Dengan


Panjang 31,2 Kilometer.

Total, aliran irigasi ini merentang sejauh 30-an kilometer dari sungai Progo di
sebelah barat Yogyakarta hingga sungai Opak di bagian timur Yogyakarta.

Melintas di atas 24 sungai dan mengalir di bawah 3 sungai (Bathang, Krasak,


Code) serta menyusup di bawah tanah pemukiman penduduk (Pedukuhan Jetis,
dusun Ngluwar dan Krajan Desa Bligo.

4. Selokan Mataram Disebut Juga Sebagai Kanal Yoshiro

Nama kanal Yoshiro memang cukup asing ditelinga warga Jogja, Kebanyakan dai
kita sekarang menyebutnya sebagai Selokan Mataram, namun menurut
beberapa sumber aliran sungai ini pernah dikenal dengan nama Kanal Yoshiro.

Nama Yoshiro sendiri berasal dari tokoh Simazu Yoshiro, seorang Jenderal besar
dari Jepang keturunan klan Shimazu di masa Sengoku. Sangat masuk akal
karena keberadaan Selokan Mataram ini sendiri sudah ada sejak jaman
penjajahan Jepang.

5. Selokan Mataram Merupakan Monumen 'Tahta Untuk Rakyat'


Peninggalan Sinuwun Sri Sultan Hamengkubuwono IX

Berkat lobby yang dilakukan Sri Sultan HB IX terhadap pemerintah Jepang pada
saat itu, rakyat Jogja berhasil membangun aliran sungai yang menjadi bagian
penting dari kemandirian dan kemakmuran warga Jogja yang mayoritas sebagai
petani.

6. Selokan Mataram Dibangun Atas Kecerdikan Sultan Unuk


Mengelabui Jepang Agar Rakyatnya Tidak Dikirim Keluar Jogjakarta
Sebagai Romusha
Pembangunan selokan mataram merupakan buah dari kecerdikan dan kasih
seorang raja kepada rakyatnya. Menurut sejarah, ide pembangunan Selokan ini
berdasarkan dari keinginan Sultan untuk melindungi rakyatnya dari kerja paksa
romusa yang dilakukan Jepang pada saat itu, karena kita semua mengetahui
bahwa para romusa seringkali menemui nasib yang mengenaskan, meninggal di
perantauan atau tidak pernah kembali ke kampung halaman.

Dalam benak Sultan, jika rakyat terpaksa harus mengikuti romusa, maka mereka
harus tetap bekerja di wilayah Kasultanan Jogjakarta dan hasil dari kerja mereka
harus bermanfaat bagi diri mereka sendiri dan anak-cucu mereka kelak.

Maka, Sultan pun mengajukan usulan untuk membuat saluran irigasi yang bisa
menghubungkan sungai Progo di arah barat dan sungai Opak di bagian timur
Jogjakarta kepada pemerintah Jepang. Total aliran irigasi ini membentang sejauh
30an kilometer. Permintaan Sultan disetujui sehingga rakyat Jogja selamat dari
kewajiban romusa.

7. Ide Selokan Mataram Terinspirasi Dari Sunan Kalijaga (Yogyakarta


bisa makmur jika Kali Progo dan Sungai Opak bersatu)

Banyak sumber menyebutkan bahwa ide Sultan untuk membangun Selokan ini
berasal dari perkataan Sunan Kalijogo, salah seorang penyebar Islam di
Nusantara, yang menyatakan bahwa bumi Mataram akan subur dan rakyatnya
sejahtera jika Sungai Progo dan Sungai Opak bisa saling terhubung.

Tentu sangat sulit membayangkan pada waktu itu bagaimana bisa menyatukan
dua buah sungai yang jaraknya saling berjauhan, bahkan bisa dibilang
pekerjaan mustahil jika mengingat jarak antara kedua sungan yang saling
berjauhan.

Akan tetapi berkat kecerdikan seorang raja, hal yang dahulu terdengar mustahil
tersebut dapat diwujudkan dengan kerja keras warga Jogja sendiri sehingga
terbuktilah kata-kata Sunan Kalijaga.

Perlu diketahui bahwa sebelum pembangunan Selokan Mataram, dataran rendah


luas di antara kedua sungai besar itu, yang sekarang masuk wilayah Kabupaten
Bantul, Kabupaten Sleman, dan Kota Yogyakara, merupakan daerah kurang
produktif.

Tanaman pangan hanya bisa ditanam pada musim hujan saja. Tak ada harapan
jika kemarau datang. Sri Sultan mengusulkan kepada Jepang agar warganya
diperintahkan untuk membangun sebuah selokan saluran air yang
menghubungkan Kali Progo di barat dan Sungai Opak di timur.
Dengan demikian lahan pertanian di Yogyakarta yang kebanyakan lahan tadah
hujan bisa tetap diairi pada musim kemarau sehingga mampu menghasilkan
padi dan bisa memasok kebutuhan pangan Tentara Jepang.

8. Selokan Mataram Dibangun Pada Masa Pendudukan Jepang Tahun


1942

9. Selokan Mataram sebenarnya sudah ada dalam bentuk parit


pertahanan, sejak era Panembahan Pasopati pada tahun 1588.

10. Selain membawa kemakmuran, Selokan Mataram juga merupakan


Pondasi (Alas) Segitiga Emas Bisnis Lokal di Yogyakarta

Hingga saat ini, Selokan yang bisa mengairi puluhan ribu hektar sawah tersebut
masih berfungsi dengan baik meski di sana-sini kita dapat melihat bahwa pada
wilayah-wilayah tertentu kondisinya tampak memprihatinkan karena banyaknya
sampah dan limbah.

Hal itu terjadi karena barangkali situs bersejarah yang telah memberi banyak
jasa bagi pertumbuhan masyarakat.

Selokan Mataram menyimpan makna yang lebih dalam dan berkat


keberadaannya rakyat Jogja bisa lebih maju dalam bidang pertanian seperti
sekarang.

Anda mungkin juga menyukai