126573-658.312 4 NAD H - Analisis Data PDF
126573-658.312 4 NAD H - Analisis Data PDF
BAB 5
ANALISIS DAN INTERPRETASI DATA
Pada bagian ini peneliti memaparkan hasil dari penelitian yang telah
dilakukan. Hasil penelitian diperoleh dari pengolahan data secara statistik dengan
menggunakan program SPSS for Windows 13.0. Dalam bagian ini, selain hasil
utama, peneliti juga memaparkan mengenai gambaran umum partisipan dan hasil
tambahan yang dapat diperoleh dari penelitian yang telah dilakukan.
5.1.1 Usia
Pengelompokan usia partisipan penelitian didasarkan pada tahap
perkembangan karir menurut Hall (dalam Papalia, Olds & Feldman 2007) yang
terdiri dari 5 tahap. Tahap pertama mencakup usia 20-25 tahun atau disebut sebagai
Universitas Indonesia
Hubungan adversity quotient..., Nadia Setyaningrum, FPsi UI, 2009
45
tahap eksplorasi; tahap kedua, usia 26-35 tahun merupakan tahap pemantapan
(establishment); tahap ketiga, usia 36-50 tahun merupakan tahap pertengahan karier
(mid-career); keempat, usia 51-60 tahun merupakan tahap akhir atau late career;
tahap terakhir mencakup usia 60-70 tahun yang merupakan tahap penurunan
(decline).
Dari tabel 5.1. di atas, dapat dilihat bahwa jumlah terbesar partisipan dalam
penelitian ini adalah partisipan yang masuk ke dalam tahap pertengahan karier atau
mid-career, yaitu berkisar antara usia 36 hingga 50 tahun dengan presentase
sebanyak 65,4 % dari keseluruhan presentase partisipan dan jumlah terbesar
berikutnya adalah usia 26-35 tahun dengan presentase sebanyak 28 %. Hal ini
menunjukkan, target partisipan dalam penelitian ini, yaitu usia 20 sampai dengan
60 tahun cukup tercapai.
Dari tabel 5.2 diatas dapat terlihat bahwa dari 107 responden penelitian,
sebanyak 58 orang (54,2%) berjenis kelamin laki-laki dan 49 orang (45,8%)
berjenis kelamin perempuan.
Universitas Indonesia
Hubungan adversity quotient..., Nadia Setyaningrum, FPsi UI, 2009
46
Pada tabel 5.3. di atas, dapat dilihat bahwa tingkatan pendidikan yang paling
banyak dimiliki oleh partisipan adalah S1 sebanyak 62 orang (57,9%), kemudian
diploma (D3) sebanyak 20 orang (18,7%), SMU sebanyak 18 orang (16,8%) dan
pascasarjana (S2) sebanyak 7 orang (6,5%). Tingkat pendidikan yang digunakan
dalam penelitian berdasarkan jenjang pendidikan formal di Indonesia, sebab
menurut Holt (dalam Wijaya, 2007) menyatakan bahwa pendidikan formal
memberikan pemahaman yang lebih baik tentang proses kewirausahaan, tantangan
yang dihadapi para pendiri usaha baru dan masalah-masalah yang harus diatasi agar
berhasil.
Universitas Indonesia
Hubungan adversity quotient..., Nadia Setyaningrum, FPsi UI, 2009
47
Dari tabel 5.4. di atas, dapat dilihat bahwa lebih dari setengah partisipan
penelitian yaitu sebanyak 73 orang atau sebesar (68,2%) berada pada tahap
pemeliharaan (maintenance stage), yaitu dengan lama bekerja lebih dari 10 tahun
dalam PT. X. sehingga target partisipan berupa karyawan dengan masa kerja lebih
dari 1 tahun tercapai.
Universitas Indonesia
Hubungan adversity quotient..., Nadia Setyaningrum, FPsi UI, 2009
48
Dari tabel 5.7. diatas dapat terlihat bahwa terdapat 51 responden yang tergolong
memiliki tingkat adversity quotient yang sedang, kemudian 31 responden yang
tergolong memiliki adversity quotient yang tinggi, dan 25 responden yang
tergolong memiliki adversity quotient yang rendah. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa dalam penelitian ini sebagian besar karyawan menunjukkan
adversity quotient yang sedang.
Universitas Indonesia
Hubungan adversity quotient..., Nadia Setyaningrum, FPsi UI, 2009
49
Dari tabel 5.10 diatas dapat terlihat bahwa terdapat 55 responden yang tergolong
memiliki intensi berwirausaha yang tinggi, 33 responden yang tergolong memiliki
Universitas Indonesia
Hubungan adversity quotient..., Nadia Setyaningrum, FPsi UI, 2009
50
Universitas Indonesia
Hubungan adversity quotient..., Nadia Setyaningrum, FPsi UI, 2009
51
Keterangan R Sig
Dimensi Kontrol (C) dengan Intensi Berwirausaha 0,216 0,028*
Dimensi Kepemilikan (O) dengan Intensi Berwirausaha 0,119 0,231
Dimensi Jangkauan (R) dengan Intensi Berwirausaha 0,066 0,509
Dimensi Ketahanan (E) dengan Intensi Berwirausaha 0,013 0,898
*signifikan pada los 0,05
Dari tabel 5.11. diatas dapat terlihat bahwa terdapat hubungan yang positif
signifikan antara Adversity Quotient dengan dimensi kontrol (C) pada level 0.05.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa jika indeks nilai intensi berwirausaha
yang diperoleh responden meningkat, maka semakin tinggi pula kemampuan
seseorang dalam mempengaruhi atau mengontrol situasi sulit yang dihadapinya,
dan begitu juga sebaliknya. Namun di sisi lain, dimensi kepemilikan (O), jangkauan
(R) dan ketahanan (E) tidak berasosiasi dengan intensi berwirausaha, karena
memiliki nilai signifikansi di atas 0.05. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa
intensi berwirausaha hanya berhubungan dengan dimensi kontrol (C).
5.5.2 Gambaran Adversity Quotient Ditinjau dari Usia, Jenis Kelamin, Tingkat
Pendidikan, dan Lama Bekerja.
Berdasarkan hasil perhitungan frekuensi dapat diperoleh gambaran
Adversity Quotient yang dimiliki oleh responden penelitian. Ditinjau dari usia
responden, dapat diketahui bahwa mayoritas responden yang memiliki Adversity
Quotient (AQ) rendah dan tinggi adalah responden yang berusia 36-50 tahun. Dari
107 responden, terdapat sebanyak 21 responden dengan AQ rendah yang berusia
36-50 tahun dan sebanyak 19 orang responden dengan AQ tinggi yang berusia 36-
50 tahun. Sejalan dengan hal tersebut, responden yang memiliki AQ sedang
umumnya terdapat pada responden yang berusia 36-50 tahun dan juga 26-35 tahun,
yaitu sebanyak 30 dan 17 responden untuk masing-masing kelompok usia.
Universitas Indonesia
Hubungan adversity quotient..., Nadia Setyaningrum, FPsi UI, 2009
52
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa terdapat responden laki-laki yang memiliki
AQ tinggi sebanyak 17 responden dan responden perempuan yang memiliki AQ
tinggi sebanyak 14 responden. Hal ini menunjukkan bahwa responden yang
sebagian besar memiliki AQ yang tinggi adalah responden laki-laki. Sebaliknya,
dapat terlihat bahwa terdapat responden laki-laki yang memiliki AQ rendah
sebanyak 14 responden dan responden perempuan dengan AQ rendah sebanyak 11
responden sehingga dalam hal ini sebagian besar responden yang memiliki AQ
rendah adalah laki-laki. Responden yang memiliki AQ sedang juga sebagian besar
adalah responden laki-laki dengan frekuensi 27 orang, sedangkan 24 orang lainnya
adalah responden perempuan
Universitas Indonesia
Hubungan adversity quotient..., Nadia Setyaningrum, FPsi UI, 2009
53
Di samping itu, dalam penelitian ini juga terlihat bahwa sebagian besar responden
dengan AQ tinggi memiliki latar belakang pendidikan S1 (18,6%). Kemudian pada
tingkat AQ yang sedang sebagian besar juga didominasi oleh responden yang
memiliki latar belakang pendidikan S1 (23,3%) dan D3 (14,9%), hal yang sama
juga terjadi pada tingkat AQ yang rendah (15,8%). Hal ini mungkin disebabkan
karena jumlah responden yang paling banyak berasal dari tingkat pendidikan S1,
sehingga hal ini dapat mempengaruhi hasil.
Universitas Indonesia
Hubungan adversity quotient..., Nadia Setyaningrum, FPsi UI, 2009
54
Pada golongan Adversity Quotient sedang, terdapat 31 responden yang telah bekerja
selama >10 tahun, 18 orang responden yang bekerja selama 2-10 tahun dan 2 orang
responden yang bekerja selama < 2 tahun. Sedangkan pada golongan Adversity
Quotient tinggi terdiri dari 20 responden yang telah bekerja selama >10 tahun, dan
11 orang responden yang bekerja selama 2-10 tahun.
Dari hasil tersebut terlihat bahwa responden yang memiliki lama masa kerja
selama >10 tahun mendominasi golongan Adversity Quotient tinggi, sedang, dan
rendah. Hal ini mungkin disebabkan karena jumlah responden yang paling banyak
memiliki masa kerja lebih dari (>)10 tahun, sehingga hal ini dapat mempengaruhi
hasil.
Dari tabel 5.16 diatas dapat diketahui bahwa mayoritas responden yang
memiliki intensi berwirausaha rendah adalah responden dengan rentang usia 36-50
tahun yakni sebanyak 16 orang. Lebih lanjut, dari tabel di atas juga terlihat bahwa
sebanyak mayoritas responden yang memiliki intensi berwirausaha sedang adalah
responden dari kelompok usia 36-50 tahun yakni sebanyak 20 orang dan 11
responden dari kelompok usia 26-35 tahun.
Universitas Indonesia
Hubungan adversity quotient..., Nadia Setyaningrum, FPsi UI, 2009
55
Dari tabel 5.17 diatas dapat diketahui bahwa terdapat responden laki-laki
yang memiliki intensi berwirausaha tinggi sebanyak 32 responden dan responden
perempuan yang memiliki intensi berwirausaha tinggi sebanyak 23 responden. Hal
ini menunjukkan bahwa responden yang sebagian besar memiliki intensi
berwirausaha yang tinggi adalah responden laki-laki.
Sebaliknya, dapat terlihat bahwa terdapat responden laki-laki yang memiliki
intensi berwirausaha rendah sebanyak 10 responden dan responden perempuan
dengan intensi berwirausaha rendah sebanyak 9 responden sehingga dalam hal ini
sebagian besar responden yang memiliki intensi berwirausaha rendah adalah laki-
laki. Responden yang memiliki intensi berwirausaha sedang sebagian besar adalah
responden laki-laki dengan frekuensi 16 orang, sedangkan 17 orang lainnya adalah
responden perempuan.
Universitas Indonesia
Hubungan adversity quotient..., Nadia Setyaningrum, FPsi UI, 2009
56
Universitas Indonesia
Hubungan adversity quotient..., Nadia Setyaningrum, FPsi UI, 2009
57
Universitas Indonesia
Hubungan adversity quotient..., Nadia Setyaningrum, FPsi UI, 2009