Anda di halaman 1dari 10

SUMBER TINJA DAN LIMBAH CAIR 11

BAB II
SUMBER TINJA DAN LIMBAH CAIR

Tujuan Pemelajaran

Setelah selesai mempelajari bab ini, mahasiswa mampu:


1. Menjelaskan pengertian istilah tinja dan limbah cair.
2. Menyebutkan sumber-sumber tinja.
3. Menyebutkan sumber-sumber limbah cair.

Pengertian Tinja dan Limbah Cair

Pengertian tinja

Tinja adalah bahan buangan yang dikeluarkan dari tubuh manusia melalui anus
sebagai sisa dari proses pencernaan makanan di sepanjang sistem saluran pencernaan
(tractus digestifus). Beberapa kepustakaan menyebut tinja dengan istilah kotoran
manusia. Istilah ini sebenarnya kurang tepat karena pengertiannya mencakup seluruh
bahan buangan yang dikeluarkan dari tubuh manusia termasuk karbonmonoksida (CO 2)
yang dikeluarkan sebagai sisa dari proses pernapasan, keringat, lendir dari ekskresi
kelenjar dan sebagainya. Dalam ilmu kesehatan lingkungan, dari berbagai jenis kotoran
manusia, yang lebih dipentingkan adalah tinja (faeces) dan air seni (urine) karena kedua
bahan buangan ini memiliki karakteristik tersendiri dan dapat menjadi sumber penyebab
timbulnya berbagai macam penyakit saluran pencernaan (Azwar, 1995, h. 74).
Selanjutnya, dalam buku ini pengertian tinja mencakup juga air seni yang dikeluarkan
dari tubuh manusia melalui sistem urogenitalis.

Pengertian limbah cair

Berbagai kepustakaan menyebutkan pengertian limbah cair dalam istilah maupun


batasan yang berbeda, namun secara umum mengandung pengertian yang sama. Batasan
limbah cair dari berbagai sumber dikemukakan berikut ini.

1. Okun & Ponghis (1975, h. xii) menyatakan:

the word wastewater should be taken to mean all liquid domestic


wastes (including sewage) and all industrial wastes discharged to public sewerage
system, but not rain water or surface drainage

yang artinya:

kata limbah cair seharusnya dipakai untuk mengartikan semua


limbah cair rumah tangga termasuk air kotor dan semua limbah industri yang
dibuang ke sistem saluran limbah cair, kecuali air hujan atau drainase
permukaan

PENGANTAR MATA KULIAH PEMBUANGAN TINJA DAN LIMBAH CAIR


SUMBER TINJA DAN LIMBAH CAIR 12

2. Tchobanoglous & Elliassen (1979, h.1) mendefinisikan limbah cair sebagai

a combination of the liquid or water carried wastes removed from


residences, institutions, and commercial and industrial establishments,
together with such groundwater, surface water, and storm water as may be
present

yang artinya:

gabungan cairan atau sampah yang terbawa air dari tempat tinggal,
kantor, bangunan perdagangan, industri, serta air tanah, air permukaan dan air
hujan yang mungkin ada

3. Menurut Willgooso (Udin Djabu, 1990/1991, h. 9)

Wastewater is water carrying wastes from homes, businesses and industries


that is adalah mixture of water and dissolved or suspended solids

yang artinya:

Limbah cair adalah air yang membawa sampah dari tempat tinggal,
bangunan perdagangan dan industri berupa campuran air dan bahan padat
terlarut atau bahan tersuspensi

4. Menurut Environmental Protection Agency (Udin Djabu, 1990/1991, h. 9)

Wastewater is water carrying dissolved or suspended solids from homes,


farms, businesses and industries

yang artinya:

Limbah cair adalah air yang membawa bahan padat terlarut atau tersuspensi
dari tempat tinggal, kebun, bangunan perdagangan dan industri

Dapat disimpulkan dari beberapa definisi limbah cair tersebut bahwa limbah
cair merupakan gabungan atau campuran dari air dan bahan-bahan pencemar yang
terbawa oleh air baik dalam keadaan terlarut maupun tersuspensi yang terbuang
dari sumber domestik (perkantoran, perumahan, dan perdagangan), sumber
industri, dan pada saat tertentu tercampur dengan air tanah, air permukaan, atau air
hujan. Air tanah, air permukaan, dan air hujan pada kondisi tertentu masuk sebagai
komponen limbah cair, karena pada keadaan sistem saluran pengumpulan limbah
cair sudah rusak atau retak, air alam itu dapat menyatu dengan komponen limbah
cair lainnya dan harus diperhitungkan dalam upaya penanganan.

PENGANTAR MATA KULIAH PEMBUANGAN TINJA DAN LIMBAH CAIR


SUMBER TINJA DAN LIMBAH CAIR 13

Sumber Tinja

Sebagaimana telah dikemukan di atas, tinja bersumber dari manusia. Dalam


hubungannya dengan strategi penanganan tinja, manusia sebagai sumber tinja
dibedakan dalam dua macam: manusia sebagai individu atau perorangan, dan manusia
sebagai kelompok.

Manusia sebagai individu

Manusia sebagai individu dalam hal ini yaitu seorang manusia yang hidup sendiri
dalam suatu tempat tinggal terpisah dari individu yang menempati tempat tinggal lain;
atau kelompok manusia yang satu individu dengan individu lainnya terikat dalam satu
hubungan kekeluargaan atau kekerabatan yang menempati satu tempat tinggal sebagai
satu keluarga. Tinja yang dihasilkan dari sumber ini biasanya ditangani secara
perorangan oleh individu atau keluarga yang bersangkutan dengan menggunakan sarana
pembuangan tinja berupa jamban perorangan atau jamban keluarga (private latrine).
Dalam hal ini, perencanaan, pembangunan, penggunaan, serta pemeliharaan sarana itu
merupakan tanggungjawab individu atau keluarga yang menggunakannya.

Manusia sebagai kelompok

Manusia sebagai kelompok adalah kumpulan manusia yang bertempat tinggal di


satu wilayah geografis dengan batas-batas tertentu. Individu dalam kelompok terikat
dalam satu hubungan kemasyarakatan yang memiliki norma kelompok yang disepakati
bersama. Masalah penanganan tinja kelompok ini sering bersifat sangat kompleks.
Berbagai faktor di antaranya keterbatasan penyediaan lahan, kepentingan yang berbeda
antara individu, faktor sumber daya, faktor fisibilitas pengelolaan dan sebagainya sangat
menentukan keberhasilan penanganan tinja dari manusia sebagai kelompok ini.
Penanganan tinja dari manusia sebagai kelompok biasanya dilakukan secara kolektif,
dengan menggunakan jamban umum (public latrine). Dalam hal ini, perencanaan,
pembangunan, penggunaan, serta pemeliharaan sarana itu merupakan tanggungjawab
kelompok individu yang bersangkutan.

Sumber Limbah Cair

Sebagaimana telah dikemukakan di atas, limbah cair bersumber dari aktivitas


manusia (human sources) dan aktivitas alam (natural sources).

Aktivitas manusia

Aktivitas manusia yang menghasilkan limbah cair sangat beragam, sesuai dengan
jenis kebutuhan hidup manusia yang sangat beragam pula. Beberapa jenis aktivitas
manusia yang menghasilkan limbah cair di antaranya adalah: aktivitas dalam bidang
rumah tangga, perkantoran, perdagangan, perindustrian, pertanian, dan pelayanan jasa.

Aktivitas dalam bidang rumah tangga

Sangat banyak aktivitas rumah tangga yang menghasilkan limbah cair di antaranya
adalah: mencuci pakaian, mencuci alat makan/minum, memasak makanan dan

PENGANTAR MATA KULIAH PEMBUANGAN TINJA DAN LIMBAH CAIR


SUMBER TINJA DAN LIMBAH CAIR 14

minuman, mandi, mengepel lantai, mencuci kendaraan, penggunaan toilet. Semakin


banyak jenis aktivitas dilakukan, semakin besar volume limbah cair yang dihasilkan.
Tingkat sosial, ekonomi, serta budaya manusia akan mempengaruhi jenis aktivitas yang
dilakukan sehingga secara tidak langsung faktor itu akan berpengaruh pula pada volume
limbah cair.

Aktivitas dalam bidang perkantoran

Aktivitas perkantoran pada umumnya merupakan aktivitas penunjang kegiatan


pelayanan masyarakat. Beberapa contoh adalah: Kantor Pemerintah Daerah, Kantor
Sekretariat DPR, Kantor Pos, Kantor PDAM, Kantor PLN, Bank, Kantor Badan
Pertanahan Nasional (BPN), Kantor Inspeksi Pajak. Limbah cair dari sumber itu
biasanya dihasilkan dari aktivitas kantin yang menyediakan makanan dan minuman bagi
pegawai, aktivitas penggunaan toilet (kamar mandi, WC, wastafel), aktivitas pencucian
peralatan, dsb. Jenis aktivitas kantor, jumlah pegawai, kebiasaan hidup bersih pegawai,
dan tingkat kesadaran pegawai dalam penghematan penggunaan air sangat
mempengaruhi volume limbah cair yang dihasilkan.

Aktivitas dalam bidang perdagangan

Aktivitas bidang perdagangan mempunyai variasi yang sangat luas. Variasi itu
ditinjau dari berbagai aspek: jenis komoditas yang diperdagangkan, lingkup wilayah
pemasaran, terpusat atau tersebar di berbagai lokasi, kemampuan permodalan, bentuk
badan/organisasi, jenis kegiatan, pengelompokan lokasi pelaksanaan kegiatan dan
sebagainya. Ini dapat diamati pada kenyataan yang ada di lapangan dari adanya pasar
tradisional, pasar swalayan, toko dan warung baik yang terkelompok di kawasan
perdagangan maupun yang berlokasi menyebar di sepanjang jalan atau di tengah
kawasan pemukiman. Variasi pelaksanaan aktivitas perdagangan dalam berbagai aspek
tersebut itu sangat berpengaruh pada besarnya dan sifat masalah limbah cair yang harus
ditangani. Apabila aktivitas perdagangan berlangsung secara terpusat di kawasan
perdagangan secara terencana, penanganan limbah cair relatif akan lebih mudah
dilaksanakan, akan dapat dibangun sistem saluran pengumpulan (sewerage system) dan
instalasi pengolahan limbah cair (wastewater treatment plant) secara kolektif dan
terpadu. Kegiatan dalam bidang perdagangan yang menghasilkan limbah cair adalah:
pengepelan lantai gedung, pencucian alat makan dan minum di restoran, penggunaan
toilet, pencucian pakaian, pencucian kendaraan dsb. Biaya perencanaan, pembangunan,
operasi, dan pemeliharan sarana merupakan tanggung jawab bersama para pengusaha
yang melaksanakan kegiatan perdagangan di kawasan itu.

Aktivitas dalam bidang perindustrian

Aktivitas bidang perindustrian juga sangat bervariasi. Variasi kegiatan bidang


perindustrian dipengaruhi antara lain oleh faktor jenis bahan baku yang diolah/diproses,
jenis barang atau bahan jadi yang dihasilkan, kapasitas produksi, teknik/jenis proses
produksi yang diterapkan, kemampuan modal, jumlah karyawan, serta kebijakan
manajemen industri. Jenis aktivitas utama yang menghasilkan limbah cair dan sifat
pencemaran yang potensial ditimbulkan dari empat belas jenis industri yang termasuk

PENGANTAR MATA KULIAH PEMBUANGAN TINJA DAN LIMBAH CAIR


SUMBER TINJA DAN LIMBAH CAIR 15

dalam katagori kelompok prioritas pertama sebagaimana yang disebutkan oleh Clifton
Potter et al. (1994, h. 183) dapat dilihat pada Tabel 2.1

Tabel 2.1 Komponen limbah cair pada berbagai jenis industri dan potensi
pencemaran yang ditimbulkan

No. Jenis industri Komponen limbah cair Potensi


pencemaran
1 Industri etanol Air bekas pencucian tangki dan alat lain Fisik,
Ceceran dari kolom rektifikasi kimiawi
Limbah bahan sisa fermentasi
Buangan dari menara pendingin
Minyak fusel, salah satu fraksi dalam kolom
destilasi

2 Industri gula Air pendingin pada kondensor barometrik Fisik,


Air dari proses pencucian pada kimiawi
penghilangan warna, pencucian endapan
saringan tekan, pencucian lantai dan alat

3 Industri karet Air dari sisa pemrosesan (pencucian, Fisik,


pembersihan, pengenceran) kimiawi,
Sedikit latex yang tidak menggumpal biologis
Serum yang mengandung bahan-bahan
organik dan anorganik

4 Industri kayu lapis Air dari proses pengulitan kayu secara Fisik,
hidrolik dan perlakuan awal kayu kimiawi
gelondongan sebelum dipotong
Air sisa dari proses pembersihan alat perata
perekat dan alat pengering
Air pendingin kompresor dan air pendingin
ketel

5 Industri kilang Air dari penyimpanan produk Fisik,


minyak Limbah cair dari kegiatan penghilangan kimiawi
garam dari minyak mentah
Buangan dari fraksinasi dan perekahan
Limbah cair dari kegiatan polimerisasi,
alkilasi
Limbah dari kegiatan pembersihan utilitas

6 Industri minyak Limbah cair dari kegiatan sterilisasi, Fisik,


kelapa sawit penjernihan, dan hidrosiklon kimiawi
Air cuci dari kegiatan pemerasan minyak,
pemisahan biji/serat dan pencucian daging
dalam

PENGANTAR MATA KULIAH PEMBUANGAN TINJA DAN LIMBAH CAIR


SUMBER TINJA DAN LIMBAH CAIR 16

No. Jenis industri Komponen limbah cair Potensi


pencemaran
7 Industri Air pencucian peralatan dan lantai Fisik,
monosodium Limbah berupa lindi pada pemisahan kristal kimiawi
glutamat (MSG) asam glutamat

8 Industri pelapisan Larutan berkonsentrasi tinggi dalam bejana Fisik,


logam Larutan pembilas kimiawi
Pelarut pada proses pembuangan lemak
Air dari kegiatan pengasaman, pelapisan,
perendaman, dan pencelupan
Air cucian lantai

9 Industri Larutan yang digunakan dalam unit Fisik,


penyamakan kulit pemrosesan (perendaman air, penghilangan kimiawi
bulu, pemberian bubur kapur, perendaman
amonia, pengasaman, penyamakan,
pemucatan, pemberian warna cokelat dan
pewarnaan)
Air bekas cuci, tetesan dan tumpahan

10 Industri pulp dan Air dari proses pencucian pulp setelah Fisik,
kertas pemasakan dan pemisahan serat secara kimiawi
mekanis
Air dari proses pengelantangan
konvensional dengan klor dan penghilangan
lignin pada pembuatan pulp secara kimiawi

11 Industri pupuk Kondensat yang mengandung amonia, Fisik,


nitrogen nitrogen organik, urea, dan metanol kimiawi
Buangan dari sistem pengolahan air,
demineralisasi, air ketel, dan air pendingin
Air bekas cuci, buangan dari absorber,
bocoran dari pompa, katup, dan tangki
penyimpan bahan

12 Industri soda Limbah dari proses sel merkuri/sel Fisik,


kostik/klorin diafragma/sel membran: kimiawi
- Lumpur garam
- Bocoran, tumpahan, air cucian sel
- Kondensat
- Larutan penyerap gas sisa
- Limbah padat dan cair dari penyaringan
kostik

PENGANTAR MATA KULIAH PEMBUANGAN TINJA DAN LIMBAH CAIR


SUMBER TINJA DAN LIMBAH CAIR 17

No. Jenis industri Komponen limbah cair Potensi


pencemaran
13 Industri tapioka Limbah cair dari proses pencucian dan Fisik,
pengupasan kimiawi
Limbah cair dari pemekatan suspensi dan
pencucian pati
Limbah cair dari kegiatan penirisan dan
pengepresan onggok

14 Industri tekstil Limbah cair dari proses pengkanjian, proses Fisik,


penghilangan kanji, pengelantangan, kimiawi
merserisasi, pewarnaan, pencetakan dan
proses penyempurnaan

Disarikan dari : Clifton Potter et al. (1994, h. 183)

Jenis industri atau kegiatan yang tertera pada Tabel 2.2 potensial menghasilkan
limbah bahan berbahaya dan beracun (B3).

Yang termasuk limbah B3 adalah limbah yang memenuhi salah satu atau lebih
karakteristik berikut :

1. Mudah meledak
2. Mudah terbakar
3. Bersifat reaktif
4. Beracun
5. Menyebabkan infeksi
6. Bersifat korosif

Limbah lain yang apabila diuji dengan metode toksikologi memiliki LD 50 di bawah
nilai ambang batas yang telah ditetapkan

Contoh limbah bahan berbahaya dan beracun sebagaimana yang dinyatakan oleh
Environmental Protection Agency (EPA) (Hardam Singh, 1976, h.1-8) adalah aldrin,
dieldrin, benzidine dan garam-garamnya, cadmium dan semua senyawa-senyawanya,
cyanide dan semua senyawa-senyawanya, DDT, endrin, mercury dan semua senyawa-
senyawanya, campuran Polychlorinated biphenyls (PCBs), Toxaphene.

PENGANTAR MATA KULIAH PEMBUANGAN TINJA DAN LIMBAH CAIR


SUMBER TINJA DAN LIMBAH CAIR 18

Tabel 2.2 Jenis industri/kegiatan yang potensial mengeluarkan


limbah bahan berbahaya dan beracun (B3)

No Jenis industri/kegiatan No Jenis industri/kegiatan


1 Pupuk 27 Farmasi
2 Pestisida 28 Rumah sakit
3 Proses Kloro alkali 29 Laboratorium riset dan komersial
4 Resin Adesif 30 Fotografi
5 Polimer (PVC, PE, resin sintetik) 31 Pengolahan batubara dengan
pirolisis
6 Petrokimia 32 Daur ulang minyak pelumas bekas
7 Pengawetan kayu 33 Sabun deterjen/produk pembersih/
desinfektan/kosmetik
8 Peleburan/pengolahan besi dan baja 34 Pengolahan lemak hewani/nabati
dan derivatnya
9 Operasi penyempurnaan baja 35 Alluminium thermal metallurgi
Alluminium chemical conversion
Coating
10 Peleburan timah hitam (Pb) 36 Peleburan dan penyempurnaan seng
11 Peleburan dan pemurnian tembaga 37 Proses logam non ferro
12 Pabrik tinta 38 Metal hardening
13 Tinta 39 Metal/plastic shaping
14 Tekstil 40 Binatu
15 Manufaktur & perakitan kendaraan dan 41 IPAL industri
mesin
16 Elektroplating & galvanis 42 Pengoperasian insinerator limbah
17 Cat 43 Daur ulang pelarut bekas
18 Baterai kering 44 Gas industri
19 Baterai sel basah 45 Gelas keramik/enamel
20 Komponen elektronik/peralatan 46 Seal, gasket, packing
elektronik
21 Eksplorasi dan produksi minyak, gas 47 Produk kertas
dan panas bumi
22 Kilang minyak dan gas bumi 48 Chemical/industrial cleaning
23 Pertambangan 49 Fotocopy
24 PLTU yang menggunakan bahan bakar 50 Semua jenis industri yang
batu bara menghasilkan / menngunakan listrik
25 Penyamakan kulit 51 Semua jenis industri konstruksi
26 Zat warna dan pigmen 52 Bengkel pemeliharaan kendaraan
Sumber : Lampiran Peraturan Pemerintah RI No. 18 Th. 1999 tentang Pengelolaan
Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun

Aktivitas dalam bidang pertanian

Aktivitas bidang pertanian menghasilkan limbah cair karena digunakannya air


untuk mengairi lahan pertanian. Secara alamiah dan dalam kondisi normal limbah cair
pertanian sebenarnya tidak menimbulkan dampak negatif pada lingkungan, namun
dengan digunakannya fertilizer serta pestisida yang kadang-kadang dilakukan secara
berlebihan, sering timbul dampak negatif pada keseimbangan ekosistem air pada badan

PENGANTAR MATA KULIAH PEMBUANGAN TINJA DAN LIMBAH CAIR


SUMBER TINJA DAN LIMBAH CAIR 19

air penerima. Peristiwa pengayaan nutrien yang berlebihan pada badan air yang dikenal
dengan istilah euthrofikasi merupakan salah satu akibat dari pencemaran limbah cair
pertanian.

Aktivitas dalam bidang pelayanan jasa

Aktivitas bidang pelayanan jasa dilaksanakan di berbagai jenis usaha, misalnya:


rumah sakit yang memberikan pelayanan jasa perawatan dan pengobatan penderita
sakit, usaha transportasi darat, laut serta udara yang memberikan pelayanan jasa
angkutan barang atau penumpang, usaha perbengkelan yang memberikan pelayanan jasa
perbaikan atau pemeliharaan barang peralatan rumah tangga atau angkutan, usaha
perhotelan yang memberikan pelayanan jasa penginapan bagi para wisatawan. Sangat
banyak dan bervariasi aktivitas di berbagai jenis badan usaha pelayanan jasa itu, yang
berakibat sangat bervariasinya pula kuantitas serta kualitas limbah cair. Limbah cair
terutama dihasilkan dari kegiatan pencucian peralatan kerja, pencucian alat makan dan
minum, pembersihan bangunan gedung, pencucian kendaraan, pemeliharaan
pertamanan, pencucian pakaian serta linen, penyiapan/pemasakan makanan dan
minuman, penggunaan toilet (kamar mandi, WC, wastafel). Karakteristik limbah cair
dari kegiatan perumahan, perkantoran, perdagangan, dan pelayanan jasa secara umum
mempunyai kesamaan. Limbah cair dari keempat jenis kegiatan itu dimasukkan dalam
kelompok limbah cair domestik.

Aktivitas alam

Hujan merupakan aktivitas alam yang menghasilkan limbah cair yang disebut air
larian (storm water runoff). Air hujan yang jatuh ke bumi sebagian akan merembes ke
dalam tanah (+ 30%) dan sebagian besar lainnya (+70%) akan mengalir di permukaan
tanah menuju ke sungai, telaga, atau tempat lain yang lebih rendah. Air hujan yang
mengalir di atas permukaan tanah akan menjadi air permukaan (surface water) yang
dapat masuk ke dalam saluran limbah cair rumah tangga (sanitary sewer) yang retak
atau sambungannya kurang sempurna, sebagai air luapan (inflow). Air larian yang
jumlahnya berlebihan sebagai akibat dari hujan yang turun dengan intensitas tinggi dan
dalam waktu yang lama dapat menyebabkan saluran air hujan (storm sewer) teraliri
dalam jumlah yang melebihi kapasitas, dan dapat menyebabkan terjadinya banjir. Atas
dasar itu, air hujan atau air larian perlu diperhitungkan dalam perencanaan sistem
saluran limbah cair, agar dapat dihindari hal-hal yang tidak diinginkan dari adanya air
hujan baik bagi lingkungan maupun bagi kesehatan masyarakat.

Ringkasan

1. Tinja adalah bahan buangan yang dikeluarkan dari tubuh manusia melalui anus
sebagai sisa proses pencernaan makanan sepanjang sistem saluran pencernaan
makanan manusia. Dalam buku ini, istilah tinja yang digunakan mencakup air seni
yang dikeluarkan dari tubuh manusia melalui sistem urogenitalis.

PENGANTAR MATA KULIAH PEMBUANGAN TINJA DAN LIMBAH CAIR


SUMBER TINJA DAN LIMBAH CAIR 20

2. Limbah cair adalah gabungan atau campuran dari air dan bahan pencemar yang
terbawa oleh air baik dalam keadaan terlarut maupun tersuspensi yang terbuang dari
sumber domestik (perkantoran, perumahan, dan perdagangan), sumber industri, dan
pada saat tertentu tercampur dengan air tanah, air permukaan atau air hujan.

3. Tinja bersumber dari manusia sebagai makhluk biologis yang untuk mempertahankan
hidupnya perlu makanan serta minuman sebagai sumber nutrien. Sementara itu
limbah cair bersumber dari adanya aktivitas manusia di berbagai bidang kehidupan
serta dari aktivitas alam.

4. Berdasarkan sifat penyebaran sumber tinja dan limbah cair di suatu kawasan,
kesepakatan antara para penanggung jawab sumber, serta kemampuan penyediaan
sumber daya, masalah tinja dan limbah cair dapat ditangani secara individual ataupun
secara kolektif.

Pertanyaan

1. Apakah yang dimaksud dengan tinja?


2. Apakah yang dimaksud dengan limbah cair?
3. Mengapakah air tanah, air permukaan dan air hujan pada kondisi tertentu
dimasukkan sebagai komponen limbah cair?
4. Dari sumber manakah tinja dan limbah cair dihasilkan?
5. Apakah pentingnya penentuan sumber tinja dan limbah cair untuk usaha
penanganannya?

Bacaan Lanjut

Azad, Hardam Singh, 1976, Industrial Wastewater Management Handbook, New York:
McGraw-Hill Book Company, h.1-8
Azwar, Azrul, 1995, Pengantar Ilmu Kesehatan Lingkungan, Jakarta: Mutiara Sumber
Widya, h.74
Djabu, Udin et.al., 1990/1991, Pedoman Bidang Studi Pembuangan Tinja dan Air
Limbah pada Institusi Pendidikan Sanitasi/Kesehatan Lingkungan, Jakarta:
Pusdiknakes Depkes RI
Peraturan Pemerintah RI No. 18 Th. 1999 tentang Pengelolaan Limbah Bahan
Berbahaya dan Beracun
Okun, Daniel A. & George Ponghis, 1975, Community Wastewater Collection and
Disposal, Geneva: World Health Organization, h.xii
Potter, Clifton et.al., 1994, Limbah Cair Berbagai Industri di Indonesia, Jakarta:
Bapedal, h.1-83
Tchobanoglous, George & Rolf Eliassen, 1979, Wastewater Engineering: Treatment,
Disposal, Reuse, New York: McGraw-Hill Book Company

PENGANTAR MATA KULIAH PEMBUANGAN TINJA DAN LIMBAH CAIR

Anda mungkin juga menyukai