Anda di halaman 1dari 19

ASMA BRONKIALE (4)

Definisi

Penyempitan bronkus yang bersifat reversible yang terjadi oleh karena


bronkus yang hiperaktif mengalami kontaminasi dengan antigen.

Etiologi dan Faktor Resiko


Patofisiologi

Asma merupakan inflamasi kronik saluran napas. Berbagai sel inflamasi


berperan terutama sel mast, eosinofil, sel limfosit T, makrofag, neutrofil dan
sel epitel.

INFLAMASI AKUT
Pencetus serangan asma dapat disebabkan oleh sejumlah faktor antara lain
alergen, virus, iritan yang dapat menginduksi respons inflamasi akut yang
terdiri atas reaksi asma tipe cepat dan pada sejumlah kasus diikuti reaksi
asma tipe lambat.

Reaksi Asma Tipe Cepat

Alergen terikat pada IgE yang menempel pada sel mast degranulasi sel
mast mengeluarkan preformed mediator seperti histamin, protease dan
newly generated mediator seperti leukotrin, prostaglandin dan PAF
kontraksi otot polos bronkus, sekresi mukus dan vasodilatasi

Reaksi Fase Lambat

Reaksi ini timbul antara 6-9 jam setelah provokasi alergen dan melibatkan
pengerahan serta aktivasi eosinofil, sel T CD4+, neutrofil dan makrofag.

INFLAMASI KRONIK

Berbagai sel terlibat dan teraktivasi pada inflamasi kronik. Sel tersebut ialah
limfosit T, eosinofil, makrofag , sel mast, sel epitel, fibroblast dan
otot polos bronkus.
Mediator kimia:
a) Histamin
Kontraksi otot polos
Dilatasi pembuluh kapiler dan kontraksi pembuluh vena, sehingga
terjadi edema
Bertambahnya sekresi kelenjar dimukosa bronchus, bronkhoilus,
mukosaa, hidung dan mata
b) Bradikinin
Kontraksi otot polos bronchu
Meningkatkan permeabilitas pembuluh darah
Vasodepressor (penurunan tekanan darah)
Bertambahnya sekresi kelenjar peluh dan ludah
c) Prostaglandin
Bronkokostriksi (terutama prostaglandin F)

AIRWAY REMODELING

Proses inflamasi kronik pada asma meimbulkan kerusakan jaringan


yang secara fisiologis akan diikuti oleh proses penyembuhan (healing
process) perbaikan (repair) dan pergantian selsel mati/rusak dengan sel-
sel yang baru regenerasi/perbaikan jaringan yang rusak/injuri dengan jenis
sel parenkim yang sama dan pergantian jaringan yang rusak/injuri dengan
jaringan peyambung yang menghasilkan jaringan skar perubahan struktur
dan fungsi yang dipahami sebagai fibrosis dan peningkatan otot polos dan
kelenjar mukus.

Perubahan struktur yang terjadi :


Hipertrofi dan hiperplasia otot polos jalan napas
Hipertrofi dan hiperplasia kelenjar mukus
Penebalan membran reticular basal
Pembuluh darah meningkat
Matriks ekstraselular fungsinya meningkat
Perubahan struktur parenkim
Peningkatan fibrogenic growth factor menjadikan fibrosis
Airway remodeling merupakan fenomena sekunder dari inflamasi atau
merupakan akibat inflamasi yang terus menerus (longstanding
inflammation).
Konsekuensi klinis airway remodeling peningkatan gejala dan tanda asma
seperti hipereaktiviti jalan napas, masalah distensibiliti/regangan jalan napas
dan obstruksi jalan napas.
Gejala

Mengi gejala ini timbul pada pagi hari menjelang waktu subuh, hal
ini karena pengaruh keseimbangan hormon kortisol yang kadarnya
rendah ketika pagi dan berbagai faktor lainnya.

Batuk-batuk akibat peningkatan sekresi mukus

Nafas pendek tersengal-sengal

Sesak dada

Susah berbicara dan berkonsentrasi

Pundak membungkuk

Bayangan abu-abu atau membiru pada kulit, bermula dari mulut

Mengi atau batuk bisa menjadi gejala utama

Gejala meliputi:

Batuk dengan atau tanpa produksi sputum (dahak)

Tarikan dari kulit antara tulang rusuk saat bernapas (retraksi


interkostal)

Sesak napas yang semakin parah dengan olahraga atau kegiatan

Mengi, dimana:

o Hadir di antara episode gejala dengan periode bebas gejala

o Bisa lebih buruk pada malam hari atau pagi hari

o Dapat hilang dengan sendirinya

o Membaik bila menggunakan obat bronkodilator

Semakin buruk saat bernapas di udara yang dingin

Semakin memburuk dengan berolahraga

Semakin memburuk dengan maag (refluks)

Biasanya mulai tiba-tiba

Gejala emergency:

Kebiruan pada bibir dan wajah


Penurunan tingkat kewaspadaan, seperti mengantuk berat atau
kebingungan, selama serangan asma

Kesulitan bernapas yang ekstrim

Nadi cepat

Kecemasan yang parah akibat sesak napas

Berkeringat

Gejala lainnya yang mungkin terjadi:

Pola pernapasan abnormal - ekspirasi dua kali lebih lama dari inspirasi

Nyeri dada

Sesak di dada

Diagnosis dan Klasifikasi

Diagnosis asma didasari oleh gejala yang bersifat episodik, gejala berupa
batuk, sesak napas, mengi, rasa berat di dada dan variabiliti yang berkaitan
dengan cuaca.

Riwayat penyakit / gejala :


Bersifat episodik, seringkali reversibel dengan atau tanpa pengobatan
Gejala berupa batuk , sesak napas, rasa berat di dada dan berdahak
Gejala timbul/ memburuk terutama malam/ dini hari
Diawali oleh faktor pencetus yang bersifat individu
Respons terhadap pemberian bronkodilator

Hal lain yang perlu dipertimbangkan dalam riwayat penyakit :


Riwayat keluarga (atopi)
Riwayat alergi / atopi
Penyakit lain yang memberatkan
Perkembangan penyakit dan pengobatan

Anamnesis

KU : sesak napas

Lokasi : -

Onset : sejak kapan?


Kualitas : sesaknya seperti apa? Tertimpa beban (jantung) atau tertusuk
jarum (paru)?

Kuantitas: terus menerus? Makin sesak?

Kronologis : ceritakan sebelumnya apa yang dialami?

F.berat : semakin sesak saat kapan?

F.ringan : sudah diobati?

Gejala lain: suara mengi, batuk? Ada dahak? Warna apa?

Tinjauan umum : demam?(DD:pneumonia) BB turun? (DD: TB)


Tinjauan sistem : jantung nyeri dada? Kulit biru?

RPD : - keluhan yang pertama? Sebulan berapa kali serangan?

- trauma?

- ada alergi yang bikin sesak? Debu, bulu binatang, bunga2, udara
dingin, obat?

- ada alergi lain?

RPK : - keluarga ada yang punya keluhan yang sama?

- ada yang punya riwayat alergi? (asma, rinitis,dll)

RPS : - Kebersihan rumah?

- memelihara peliharaan binatang berbulu gag?

- Memiliki tanaman bunga berserbuk tidak?

- Sedang minum/konsumsi obat-obatan tidak? (obatnya sering: aspirin


& NSAID)

- merokok?

Pemeriksaan Jasmani

Vital sign

Inspeksi, perkusi, auskultasi paru

sesak napas, mengi dan hiperinflasi. pada auskultasi


sianosis, gelisah, sukar bicara, takikardi, hiperinflasi dan penggunaan
otot bantu napas

Pemeriksaan penunjang

1. Spirometri Faal Paru

Pengukuran volume ekspirasi paksa detik pertama (VEP1) dan kapasiti


vital paksa (KVP) dilakukan dengan manuver ekspirasi paksa melalui
prosedur yang standar.

Obstruksi jalan napas diketahui dari nilai rasio VEP1/ KVP < 75% atau
VEP1 < 80% nilai prediksi.
2. Pengukuran Status Alergi

Komponen alergi pada asma dapat diindentifikasi melalui pemeriksaan


uji kulit atau pengukuran IgE spesifik serum.

3. Pemeriksaan sputum
Pada pemeriksaan sputum ditemukan :
o Kristal Kristal Charcot Leyden yang merupakan degranulasi
dari Kristal eosinophil
o Terdapatnya spiral Curschmann, yakni spiral yang merupakan
cast cell (sel cetakan) dari cabang bronkus
o Terdapatnya creole yang merupakan fragmen dari epitel
bronkus
o Neotrofil dan eosinophil yang terdapat pada sputum umumnya
bersifat mukoid dengan viskositas yang tinggi dan kadang
terdapat mucus plig.
4. Pemeriksaan darah
o Peningkatan eosinophil
o Leukosit meningkat/normal
o Terkadang terjadi peningkatan SGOT dan LDH
o Hiponatremia
o Ketika terjadi serangan maka IgE meningkat, kalau tidak IgE
menurun
5. Pemeriksaan radiologi
Pada waktu serangan menunjukan gambaran hiperinflasi pada paru-
paru, yakni radiolusen yang bertambah dan pelebaran rongga
intercostal, serta diafragma yang menurun
Klasifikasi
Penatalaksanaan
Farmakoterapi

Beta2 agonists relieve reversible bronchospasm by relaxing the


smooth muscles of the bronchi
o Albuterol sulfate 0.5 mL of 0.5% solution (2.5 mg) nebulized
q20min or continuous 10-15 mg/hour
Corticosteroid, oral
o Prednisone 40-60 mg PO qDay
Corticosteroid, Inhalant
o Ciclesonide inhaled 80 mcg inhaled
Anticholinergic Agent It has antisecretory properties and, when
applied locally, inhibits secretions from serous and seromucous glands
lining the nasal mucosa, may be added to beta2 -agonist therapy for
acute exacerbations.
o Ipratropium Nebulizer: 500 mcg q20min for 3 doses
Bronkodilator : obat yang melebarkan saluran nafas. Terbagi dalam 2
golongan :
a. Simpatomimetik/ andrenergik (Adrenalin dan efedrin)
Nama obat : - Orsiprenalin (Alupent)
- Fenoterol (berotec)
- Terbutalin (bricasma)
b. Santin (teofilin)
Nama obat : - Aminofilin (Amicam supp)
- Aminofilin (Euphilin Retard)
- Teofilin (Amilex)
Efek dari teofilin sama dengan obat golongan simpatomimetik, tetapi
cara kerjanya berbeda. Sehingga bila kedua obat ini dikombinasikan
efeknya saling memperkuat.

Metil Xantin
Golongan metil xantin adalan aminophilin dan teopilin, obat ini
diberikan bila golongan beta agonis tidak memberikan hasil yang
memuaskan. Pada orang dewasa diberikan 125-200 mg empatkali
sehari.
Differential Diagnoses

Chronic Obstructive Pulmonary Disease

Bronchiectasis

Bronchiectasis is an uncommon disease, most often secondary to an


infectious process, that results in the abnormal and permanent distortion of
one or more of the conducting bronchi or airways.

Signs and symptoms

Clinical manifestations of bronchiectasis are as follows:

Cough and daily mucopurulent sputum production, often lasting


months to years (classic)

Blood-streaked sputum or hemoptysis from airway damage associated


with acute infection
Dyspnea, pleuritic chest pain, wheezing, fever, weakness, fatigue, and
weight loss

Rarely, episodic hemoptysis with little to no sputum production (ie, dry


bronchiectasis)

Edukasi

Meningkatkan kebugaran fisk

o Walaupun terdapat salah satu bentuk asma yang timbul


serangan sesudah exercise (exercise-induced asthma/ EIA), akan
tetapi tidak berarti penderita EIA dilarang melakukan olahraga.
Bila dikhawatirkan terjadi serangan asma akibat olahraga, maka
dianjurkan menggunakan beta2-agonis sebelum melakukan
olahraga.

o Senam Asma Indonesia (SAI) adalah salah satu bentuk olahraga


yang dianjurkan karena melatih dan menguatkan otot-otot
pernapasan khususnya, selain manfaat lain pada olahraga
umumnya.

o didapatkan manfaat yang bermakna setelah melakukan senam


asma secara teratur dalam waktu 3 6 bulan, terutama manfaat
subjektif dan peningkatan VO2max.

Berhenti atau tidak pernah merokok

o Asap rokok merupakan oksidan, menimbulkan inflamasi dan


menyebabkan ketidak seimbangan protease antiprotease.
Penderita asma yang merokok akan mempercepat perburukan
fungsi paru dan mempunyai risiko mendapatkan bronkitis kronik
dan atau emfisema

Lingkungan Kerja

o Penderita asma dianjurkan untuk bekerja pada lingkungan yang


tidak mengandung bahan-bahan yang dapat mencetuskan
serangan asma. Apabila serangan asma sering terjadi di tempat
kerja perlu dipertimbangkan untuk pindah pekerjaan.

Mejahui alegen

Menjelasakan cara menggunakan perangkat inhaler

Menjelaskan peranan obat

Komplikasi
Berbagai komplikasi yang mungkin timbul adalah :

1. Status asmatikus

2. Atelektasis

3. Hipoksemia

4. Pneumothoraks

5. Emfisema

6. Deformitas thoraks

7. Gagal nafas

Anda mungkin juga menyukai