Anda di halaman 1dari 18

Demam Berdarah Dengue (DBD)

3A

Demam berdarah dengue/DBD (dengue henorrhagic fever, DHF), adalah


suatu penyakit trombositopenia infeksius akut yang parah, sering bersifat
fatal, penyakit febril yang disebabkan virus dengue.

Etiologi

TAKSONOMI Aedes aegypti


Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Diptera
Familia : Culicidae
Subfamilia : Culicinae
Genus : Aedes
Spesies : Ae. Aegypti
Seseorang yang di dalam darahnya memiliki virus dengue (infektif)
virus dengue berada dalam darah selama 4-7 hari mulai 1-2 hari sebelum
demam (masa inkubasi instrinsik) digigit nyamuk penular virus
dalam darah akan ikut terhisap masuk ke dalam lambung nyamuk virus
akan berkembangbiak menyebar ke seluruh bagian tubuh nyamuk, dan
juga dalam kelenjar saliva satu minggu setelah menghisap darah
penderita (masa inkubasi ekstrinsik) nyamuk tersebut siap untuk
menularkan kepada orang lain penularan terjadi karena setiap kali
nyamuk menggigit (menusuk), sebelum menghisap darah akan
mengeluarkan air liur melalui saluran alat tusuknya (probosis), agar darah
yang dihisap tidak membeku bersama air liur virus dengue dipindahkan
dari nyamuk ke orang lain

Hanya nyamuk Aedes aegypti betina yang dapat menularkan virus


dengue nyamuk betina sangat menyukai darah manusia
(anthropophilic) dari pada darah binatang
Kebiasaan menghisap darah terutama pada pagi hari jam 08.00-10.00
dan sore hari jam 16.00-18.00
Virus ini akan tetap berada dalam tubuh nyamuk sepanjang hidupnya

Faktor risiko
Padat penduduk
Kebersihan lingkungan kurang
Musim hujan tempat perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti
yang pada musim kemarau tidak terisi air, mulai terisi air telur-
telur yang belum sempat menetas

Patogenesis

Halstead pada tahun 1973 mengajukan hipotesis yang disebut


secondary heterologous infection atau sequential infection hypothesis

Monosit dan makrofag fagositosis virus tidak dinetralisasi bebas


melakukan replikasi di dalam sel makrofag

Sitokin C3a dan C5a berinteraksi dengan sel-sel endotel


peningkatan permeabilitas vaskular melalui jalur akhir nitrat oksida
cairan, elektrolit, protein kecil, sel darah merah masuk ke dalam ruang
ekstravaskular
Jika proses diatas ditambah dengan defisiensi nutrisi oleh karena
kelaparan, haus, dan muntah, penurunan hemokonsentrasi,
hipovolemia, penurunan tekanan darah, peningkatan kerja jantung,
hipoksia jaringan, asidosis metabolik dan hiponatremia

Sistem pembekuan darah dan fibrinolisis diaktivasi, dan jumlah faktor XII
(faktor Hageman) berkurang

Trombositopenia akibat supresi sumsum tulang, serta destruksi dan


pemendekan masa hidup trombosit gambaran sumsum tulang pada
fase awal infeksi (<5 hari) menunjukkan keadaan hiposeluler dan supresi
megakariosit

Koagulopati akibat interaksi virus dengan endotel disfungsi endotel

Organ sasaran dari virus adalah organ RES meliputi sel kuffer hepar,
endotel pembuluh darah, nodus limfaticus, sumsum tulang serta paru-
paru

Setelah virus dengue masuk dalam tubuh manusia, virus berkembang


biak dalam sel retikuloendotelial (hepar) yang selanjutnya diikuiti dengan
viremia yang berlangsung 5-7 hari.
Manifestasi Klinis

A. Dengue Klasik (Classic Dengue)


Periode inkubasi adalah 1-7 hari
Triade Dengue:
1. Hypertermi sampai Hyperpirexia 4 7 hari (saddle [pelana] back
curve pada 60%) suhu meningkat cepat hingga 39,4 - 41,1oC
2. Nyeri pada seluruh tubuh (rasa patah tulang) & kepala (retro-
orbital: dibelakang mata)
3. Erupsi kulit morbilliform yaitu makulo-papular yang mulai timbul pd
hari ke 3 5

Terkadang disertai perdarahan ringan seperti petikia dan epistaksis.


Pada stadium konvolese erupsi / rash morbilliform ini bisa sangat
gatal sekali sampai pasien ingin mandi es.
Stadium konvolese: merasa lemah atau kurang bersemangat
berbulan-bulan.
B. Dengue Hemorrhagic Fever
1. Hyperthermia tinggi (sampai 41) mendadak & terus menerus
selama 2 7 hari
2. Mual / Muntah / Anorexia / Nyeri perut atas (sering dengan
hepatomegali yang nyeri tekan)
3. Perdarahan (ringan - hebat) pada hari ke 3 5
4. Gejala yg lebih jarang berwujud pada anak / bayi:
i. Nyeri kepala & tubuh
ii. Adenopati leher
iii. Bradikardi relatif

Perdarahan lebih nyata pada DHF perdarahan (ringan - hebat) pada


hari ke 3 5
Petikia (bintik-bintik perdarahan dibawa kulit)
Ekimosis (memar)
Epistaksis (dari hidung)
Hematemesis/melana (terkadang dari epistaksis posterior yang
ditelan)
Perdarahan pada gingiva & caries
Waktu perdarahan (laborat) memanjang

Trombositopenia ( 100.000/mm3)
Kebocoran plasma yang disebabkan meningkatnya permeabilitas
kapiler tanda: meningkatnya hematokrit 20%

C. Dengue Shock Syndrome


Tanda-tanda Syok pada DSS:
Lesu, lemah
Nadi cepat & lembut (Tip: nada/pulse dorsalis pedis tidak ada)
Pernafasan cepat / Tachypnea
Akral, kaki tangan dingin dan lembab
Kesadaran menurun, gelisah & apatis, kejang-kejang
Pucat & terkadang sianosis circum oral (sekeliling mulut)
Tekanan darah menurun; tekanan nadi menyempit < 20
Tanda pleural effusion (terutama kanan) pada 60-90%. (Pungsi &
dranase thoraks biasanya tidak berhasil.)

Manifestasi klinis infeksi Dengue secara umum berupa:


nyeri kepala 98%
lemah badan 88%
mual-muntah 84%
nyeri epigastrium 78%
nyeri sendi/otot 69%
petechia 64%
epistaksis/perdarahan gusi 36%
bercak darah (rash) 22%
nyeri retro orbital 17%
hematemesis melena 14%
faringitis 12%
limfadenopati 12%
Derajat penyakit infeksi virus dengue

Untuk menentukan penatalaksanaan pasien infeksi virus dengue, perlu


diketahui klasifikasi derajat penyakit
Diagnosis
* Kriteria Klinis
1. Demam
Diawali dengan demam tinggi mendadak, kontinu, bifasik,
berlangsung 2-7 hari, naik-turun tidak mempan dengan
antipiretik. Pada hari ke-3 mulai terjadi penurunan suhu namun perlu
hati-hati karena dapat sebagai tanda awal syok. Fase kritis: hari ke
3-5.

2. Terdapat manifestasi perdarahan


Uji turniket positif berarti fragilitas kapiler meningkat Petekie,
Ekimosis, Epistaksis, Perdarahan gusi, Melena, Hematemesis

3. Hepatomegali
Umumnya bervariasi, mulai dari hanya sekedar dapat diraba sampai 2-
4 cm dibawah lengkungan iga kanan. Proses hepatomegali dari yang
sekedar dapat diraba menjadi terba jelas dapat meramalkan
perjalanan penyakit DBD. Derajat pemebsaran hati tidak sejajar
dengan beratnya penyakit namun nyeri tekan pada daerah tepi hati
berhubungan dengan adanya perdarahan

4. Kegagalan sirkulasi
Ditandai dengan nadi cepat dan lemah serta penurunan tekanan nadi
( 20mmHg), hipotensi (sitolik menurun sampai 80 mmHg atau
kurang), akral dingin, kulit lembab (raba) dan pasien tampak gelisah.

* Kriteria laboratoris
1. Trombositopenia ( 100.000/l)
2. Hemokonsentrasi, dapat dilihat dari peningkatan Ht 20 %.

Diagnosis pasti DBD = dua kriteria klinis pertama + trombositopenia +


hemokonsentrasi serta dikonfirmasi secara uji serologik hemaglutinasi.

Anamnesis

KU : demam
Lokasi :-
Onset : < 7 hari (onset > 7 hari pikirkan infeksi kuman)
Kualitas : Tinggi? Menggigil? Naik turun? (demam silklik), sudah diukur?
Kuantitas: terus menerus?
Kronologis : ceritakan sebelum demam apa yang dialami pasien? (demam
tiba2 tinggi)
sedang sakit apa? Tenggorokan, batuk, pilek dll? sudah
berapa lama?
F.berat : demam makin tinggi saat kapan? (DD: thypus)
F.ringan : sudah diobati? Diobati sembuh? (tdk turun panasnya dengan
obat generik) (DD: infeksi MO)
Gejala lain: Nyeri sendi, bintik2 pada kulit (petekie)

Tinjauan umum: BB/TB, demam


Tinjauan Sistem: sakit kepala? ada perdarahan? Mimisan, gusi
berdarah? Perut ada keluhan? (nyeri pada kanan atas
hepatomegali), mual muntah

RPD: - keluhan yang pertama?


- pernah dirawat di RS/kecelakaan?
- imunisasi lengkap? Riwayat kehamilan, persalinan, hingga
sekarang ada masalah?
RPK: keluarga atau orang2 di rumah ada yang punye keluhan yang sama?
RPS: - kebersihan rumah dan lingkungan? Ada air yang menggenang?
Banyak baju yang tergantung? Kondisi rumah padat penduduk?
- Orang2 disekitar rumah ada yang mengalami hal yang sama?

Pemeriksaan Fisik
1. Vital Sign : TD, suhu, nadi, RR
Hipotensi, nadi cepat, suhu tinggi (39,4 - 41,1oC) demam < 7 hari,
napas cepat
2. Tanda-tanda perdarah
a. Inspkesi gusi
b. Pemeriksaan petekie bintik merah dilebarkan tetap
merah
c. Uji turniket dilakukan apabila pemeriksaan petekie secara
inspeksi tidak ditemukan namun dicurigai DBD dari gejala
klinis
3. Raba akral dan kaki jika demam > 5 hari tanda syok

Pemeriksaan Penunjang

Laboratorium
Parameter Laboratoris yang dapat diperiksa antara lain :
Leukosit
dapat normal atau menurun
mulai hari ke-3 dapat ditemui limfositosis relatif (>45% dari total
leukosit) disertai adanya limfosit plasma biru (>15% dari jumlah
total leukosit) yang pada fase syok meningkat

Trombosit
umumnya terdapat trombositopenia pada hari ke 3-8
Hematokrit
kebocoran plasma peningkatan hematokrit 20% dari
hematokrit awal, umumnya dimulai pada hari ke-3 demam
Penatalaksanaan

Penatalaksanaan pada demam dengue atau DBD tanpa penyulit adalah:


1. Tirah baring
2. Pemberian cairan
Bila belum ada nafsu makan dianjurkan untuk minum banyak 1,5-2
liter dalam 24 jam (susu, air dengan gula/sirup, atau air tawar
ditambah dengan garam saja)
3. Medikamentosa yang bersifat simtomatis.
Untuk hiperpireksia dapat diberikan kompres kepala, ketiak atau
inguinal. Antipiretik sebaiknya dari golongan asetaminofen, eukinin
atau dipiron Paracetamol (10mg/kg setiap 4 jam prn febris).
Hindari pemakaian asetosal karena bahaya perdarahan
4. Antibiotik diberikan bila terdapat kekuatiran infeksi sekunder
DIAGNOSA BANDING

Bedakan DBD dengan demam thyoid:


1. Demam thypoid
2. Demam et causa infeksi

Edukasi

1. Beristirahat total dan dirawat


2. Banyak minum, jika tidak dapat minum infus
3. Jika terjadi syok atau perdarahan hebat rujuk ke spesialis
anak/PD
4. Memutuskan rantai penularan dengan cara :

A. Edukasi tentang penularan melalui nyamuk Aedes Aegypti


Kebiasaan menghisap darah terutama pada pagi hari jam 08.00-
10.00 dan sore hari jam 16.00-18.00 menggunakan lotion
anti nyamukpada jam2 tersebut
B. Tanpa Insektisida :
Menguras bak mandi dan tempat penampungan air bersih minimal 1
x seminggu.
Menutup tempat penampungan air rapat rapat.
Membersihkan halaman rumah dari kaleng kaleng bekas, botol
botol pecah dan benda lain yang memungkinkan nyamuk bersarang.

3M (menguras, menutup, mengubur)

Komplikasi

1. Ensefalopati Dengue
Umumnya terjadi sebagai komplikasi syok yang berkepanjangan
dengan perdarahan tetapi dapat juga terjadi pada DBD tanpa syok.
Didapatkan kesadaran pasien menurun menjadi apatis/somnolen,
dapat disertai kejang. Penyebabnya berupa edema otak perdarahan
kapiler serebral, kelainan metabolic, dan disfungsi hati. Tatalaksana
dengan pemberian NaCl 0,9 %:D5=1:3 untuk mengurangi alkalosis,
dexametason o,5 mg/kgBB/x tiap 8 jam untuk mengurangi edema
otak (kontraindikasi bila ada perdarahan sal.cerna), vitamin K iv 3-
10 mg selama 3 hari bila ada disfungsi hati, GDS diusahakan >60
mg, bila perlu berikan diuretik untuk mengurangi jumlah cairan,
neomisin dan laktulosa untuk mengurangi produksi amoniak.
2. Kelainan Ginjal
Gagal ginjal akut pada umumnya terjadi pada fase terminal sebagai
akibat dari syok yang tidak teratasi dengan baik. Diuresis
merupakan parameter yang penting dan mudah dikerjakan untuk
mengetahui apakah syok telah teratasi. Dieresis diusahakan > 1
ml/kg BB/jam.
3. Edema Paru
Adalah komplikasi akibat pemberian cairan yang berlebih.

Anda mungkin juga menyukai