3A
Etiologi
Faktor risiko
Padat penduduk
Kebersihan lingkungan kurang
Musim hujan tempat perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti
yang pada musim kemarau tidak terisi air, mulai terisi air telur-
telur yang belum sempat menetas
Patogenesis
Sistem pembekuan darah dan fibrinolisis diaktivasi, dan jumlah faktor XII
(faktor Hageman) berkurang
Organ sasaran dari virus adalah organ RES meliputi sel kuffer hepar,
endotel pembuluh darah, nodus limfaticus, sumsum tulang serta paru-
paru
Trombositopenia ( 100.000/mm3)
Kebocoran plasma yang disebabkan meningkatnya permeabilitas
kapiler tanda: meningkatnya hematokrit 20%
3. Hepatomegali
Umumnya bervariasi, mulai dari hanya sekedar dapat diraba sampai 2-
4 cm dibawah lengkungan iga kanan. Proses hepatomegali dari yang
sekedar dapat diraba menjadi terba jelas dapat meramalkan
perjalanan penyakit DBD. Derajat pemebsaran hati tidak sejajar
dengan beratnya penyakit namun nyeri tekan pada daerah tepi hati
berhubungan dengan adanya perdarahan
4. Kegagalan sirkulasi
Ditandai dengan nadi cepat dan lemah serta penurunan tekanan nadi
( 20mmHg), hipotensi (sitolik menurun sampai 80 mmHg atau
kurang), akral dingin, kulit lembab (raba) dan pasien tampak gelisah.
* Kriteria laboratoris
1. Trombositopenia ( 100.000/l)
2. Hemokonsentrasi, dapat dilihat dari peningkatan Ht 20 %.
Anamnesis
KU : demam
Lokasi :-
Onset : < 7 hari (onset > 7 hari pikirkan infeksi kuman)
Kualitas : Tinggi? Menggigil? Naik turun? (demam silklik), sudah diukur?
Kuantitas: terus menerus?
Kronologis : ceritakan sebelum demam apa yang dialami pasien? (demam
tiba2 tinggi)
sedang sakit apa? Tenggorokan, batuk, pilek dll? sudah
berapa lama?
F.berat : demam makin tinggi saat kapan? (DD: thypus)
F.ringan : sudah diobati? Diobati sembuh? (tdk turun panasnya dengan
obat generik) (DD: infeksi MO)
Gejala lain: Nyeri sendi, bintik2 pada kulit (petekie)
Pemeriksaan Fisik
1. Vital Sign : TD, suhu, nadi, RR
Hipotensi, nadi cepat, suhu tinggi (39,4 - 41,1oC) demam < 7 hari,
napas cepat
2. Tanda-tanda perdarah
a. Inspkesi gusi
b. Pemeriksaan petekie bintik merah dilebarkan tetap
merah
c. Uji turniket dilakukan apabila pemeriksaan petekie secara
inspeksi tidak ditemukan namun dicurigai DBD dari gejala
klinis
3. Raba akral dan kaki jika demam > 5 hari tanda syok
Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium
Parameter Laboratoris yang dapat diperiksa antara lain :
Leukosit
dapat normal atau menurun
mulai hari ke-3 dapat ditemui limfositosis relatif (>45% dari total
leukosit) disertai adanya limfosit plasma biru (>15% dari jumlah
total leukosit) yang pada fase syok meningkat
Trombosit
umumnya terdapat trombositopenia pada hari ke 3-8
Hematokrit
kebocoran plasma peningkatan hematokrit 20% dari
hematokrit awal, umumnya dimulai pada hari ke-3 demam
Penatalaksanaan
Edukasi
Komplikasi
1. Ensefalopati Dengue
Umumnya terjadi sebagai komplikasi syok yang berkepanjangan
dengan perdarahan tetapi dapat juga terjadi pada DBD tanpa syok.
Didapatkan kesadaran pasien menurun menjadi apatis/somnolen,
dapat disertai kejang. Penyebabnya berupa edema otak perdarahan
kapiler serebral, kelainan metabolic, dan disfungsi hati. Tatalaksana
dengan pemberian NaCl 0,9 %:D5=1:3 untuk mengurangi alkalosis,
dexametason o,5 mg/kgBB/x tiap 8 jam untuk mengurangi edema
otak (kontraindikasi bila ada perdarahan sal.cerna), vitamin K iv 3-
10 mg selama 3 hari bila ada disfungsi hati, GDS diusahakan >60
mg, bila perlu berikan diuretik untuk mengurangi jumlah cairan,
neomisin dan laktulosa untuk mengurangi produksi amoniak.
2. Kelainan Ginjal
Gagal ginjal akut pada umumnya terjadi pada fase terminal sebagai
akibat dari syok yang tidak teratasi dengan baik. Diuresis
merupakan parameter yang penting dan mudah dikerjakan untuk
mengetahui apakah syok telah teratasi. Dieresis diusahakan > 1
ml/kg BB/jam.
3. Edema Paru
Adalah komplikasi akibat pemberian cairan yang berlebih.