Pendidikan kewarganegaraan merupakan mata kuliah wajib dalam
perguruan tinggi dimana dibutuhkan banyak capaian-capaian dalam pembelajarannya seperti dapat menjelaskan latar belakang pendidikan kewarganegaraan dengan memahami tantangan internal dan eksternal globalisasi, memahami identitas nasional di Indonesia, dan sebagainya. Urgensi menempuh mata kuliah kewarganegaraan yaitu dikarenakan terdapat nilai-nilai yang penting bagi manusia dalam kehidupan sehari-hari dimana ketetapan-ketetapannya wajib diperoleh. Mata kuliah kewarganegaraan merupakan mata kuliah pengembangan kepribadian yang mana harapannya setiap individu bisa berubah lebih baik tanpa meninggalkan identitasnya. Empat hal penting yang harus dimiliki dan dibawa sebagai identitas dan tidak boleh hilang ketika berada di Negara lain yaitu keyakinan, budaya, negara, dan moral. Kajian pertama yaitu tantangan internal dan eksternal globalisasi. Tantangan internal globalisasi terdiri dari sikap individualisme, apresiasi generasi muda, pandangan kritis terhadap ideologi negaranya, diversifikasi masyarakat, dan keterbukaan yang lebih tinggi. Aspek-aspek tersebutlah yang perlu dihilangkan yaitu dengan lebih banyak berinteraksi dengan orang lain, perlu adanya sikap intensif, meningkatkan keimanan dan sikap nasionalisme, meningkatkan pemahaman bhinneka tunggal ika, dan menggunakan pancasila sebagai filter budaya asing dengan kemajuan IPTEK. Tantangan eksternal globalisasi terdapat dari segi sosial budaya dan ekonomi. Tatanan sistem sosial, politik, ekonomi, dan budaya Indonesia mendapatkan pengaruh dari luar dimana selalu terdapat dampak baik positif maupun negatif. Tantangan globalisasi semacam inilah yang harus dijawab dengan melakukan internalisasi terhadap ideologi nasionalisme beserta perangkat norma yang mengokohkannya, menanamkan kembali kecintaan kita terhadap NKRI, dan membekali generasi muda kita dengan sistem pendidikan yang humanis, inklusif dan pluralis. Tantangan globalisasi terbesar sebenarnya berasal pada sumber daya alam dan sumber daya manusia. Sumber daya manusia harus terus ditingkatkan agar dapat mengolah lebih baik sumber daya alam yang ada di Indonesia. Indonesia dengan kekayaannya tidak akan menjadi kaya jika sumber daya manusianya tidak dapat mengolah dan mempertahankan dengan baik. Dampak positif dari globalisasi inilah yang patut digunakan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan sumber daya alam di Indonesia dalam bersaing dengan Negara lain yang semakin maju. Capaian pembelajaran mata kuliah kewarganegaraan ini selain dapat menjelaskan latar belakang kewarganegaraan juga harus dapat memahami identitas nasional di Indonesia. Identitas nasional merupakan kepribadian nasional atau jati diri nasional yang dimiliki suatu bangsa yang lain. Faktor yang menunjukkan identitas nasional diantaranya faktor primordial dan faktor kondisional. Faktor primordial merupakan faktor bawaan yang bersifat ilmiah, sedangkan faktor kondisional merupakan keadaan yang mempengaruhi terbentuknya identitas nasional. Faktor primordial terdiri dari faktor geografi (archipelago), ekologi (biodiversity, flora dan fauna), dan demografi (kepadatan penduduk). Faktor kondisional terdiri dari faktor sejarah, kebudayaan dan watak masyarakat. Sejarah identitas nasional dimana dari segi perspektif bagsa Indonesia adalah bangsa yang religius, humanis, menyukai persatuan dan kekeluargaan, suka bermusyawarah, dan lebih mementingkan kepentingan bersama. Bangsa Indonesia harus memiliki keyakinan yang kuat dan jangan sampai terjadi konflik karena agama hingga merusak bangsa dan identitas nasional. Kebudayaan dan watak bangsa Indonesia merupakan faktor yang mempengaruhi terbentuknya identitas nasional. Bangsa Indonesia mempunyai karakter yang khas seperti keramahan dan sopan santun. Bangsa Indonesia merupakan bangsa agraris dimana sebagian besar penduduk Indonesia bermata pencaharian sebagai petani. Kasus besar petani Indonesia yang berkaitan dengan kesejahteraan hidup masyarakat salah satunya terjadi pada petani padi, cabai, bawang dimana di era sekarang semua hasil pertanian dijual ke pengemul/tengkulak dengan harga murah yang selanjutnya didistribusikan dijual lagi setelah diolah dengan harga tinggi sehingga tidak banyak menguntungkan petani. Solusi yang mungkin untuk meningkatkan kembali kesejahteraan masyarakat terutama petani yaitu dengan diwadahi peralatan yang dibutuhkan para petani yang mana petani dapat mengolah sendiri dan dijual sendiri dengan harga yang sesuai sehingga tidak sering terjadi kenaikan harga sembako. Sistem kemasyarakatan secara umum di sebagian besar suku-suku di Indonesia seperti sistem paguyuban atau masyarakat sosial (communal society). Paguyuban tersebut membawa ikatan emosional yang tidak lagi terbentuk dari kesukuan tetapi menjadi ikatan kebangsaan (dalam konteks bangsa/nation). Contoh paguyuban yaitu seperti perkumpulan orang papua dalam Universitas Jember ini. Mahasiswa di Universitas kebanyakan membentuk perkumpulan dari daerah asal tempat tinggalnya untuk mempermudah komunikasi dan lebih mempererat hubungan, seperti perkumpulan orang Papua. Mahasiswa dari Papua yang berada di Universitas Jember membentuk sebuah perkumpulan khusus orang-orang Papua dimana dalam perkumpulan tersebut banyak sekali kegiatan- kegiatan rutin yang dijalankan seperti bermain volly tiap minggu, menyanyikan lagu daerahnya, malam keakraban dengan sharing, dan kegiatan lainnya. Kegiatan-kegiatan seperti itulah yang membentuk hubungan baik, komunikasi baik, rasa saling peduli dan saling menghargai yang tingi karena perkumpulan orang Papua terdiri dari berbagai suku yang ada di Papua. Keberagaman suku dengan adat dan kebudayaannya masing-masing dapat diperstukan dalam sebuah paguyuban tersebut dengan tetap menjaga keyakinan, sikap-sikap positif yang selalu diterapkan sehingga identitas nasional terbentuk yang mana awal terbentuk dari kesukuan dengan harapan menjadi ikatan kebangsaan. Identitas nasional harus ditunjukkan dan dijaga. Keberagaman bukan merupakan ancaman melainkan merupakan kekayaan yang harus dipelihara dalam mewujudkan persatuan. Keberagaman terikat dalam semboyan Bhinneka Tunggal Ika yang merupakan dasar kehidupan bersama di tengah kemajemukan dimana dalam analoginya bagaikan buket bunga dengan berbagai jenis varietas bunga yang terlihat lebih indah jika dibandingkan dengan sebuket bunga dengan satu jenis bunga saja. Pendidikan Kewarganegaraan