Anda di halaman 1dari 20

KIMIA FISIKA

SIFAT KOLIGATIF

LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT

Disusun Oleh :

Kelompok 2

1. Febi Dwi Kania


(061540421942)
2. Lastiko Whisnu
Bramantyo (061540421945)
3. Suci Utami Putri (061540421952)

Dosen: Idha Silviyati, S.T.,M.T

JURUSAN TEKNIK KIMIA

PRODI TEKNOLOGI KIMIA INDUSTRI DIV

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA

TAHUN AJARAN 2015/2016

KATA PENGANTAR

Kami panjatkan puja dan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul Sifat Koligatif Larutan Elektrolit dan
Larutan Non Elektrolit ini dalam waktu yang telah ditentukan.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas kelompok Mata Kuliah Kimia
Fisika. Makalah ini tidak akan selesai tanpa bantuan dari berbagai pihak baik
secara langsung maupun tidak langsung. Untuk itu perkenankanlah penulis
menyampaikan ucapan terima kasih kepada :
1. Allah SWT. Yang telah meridloi pembuatan makalah dengan baik.
2. Dosen Mata Kuliah Kimia Dasar
3. Orang tua penulis yang telah memberikan dorongan dan motivasi
Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari sempurna.
Untuk itu, kritik dan saran yang membangun dalam perbaikan karya tulis ini
sangat penulis harapkan.
Penulis berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi
pembaca, khususnya guna mengetahui sifat koligatif larutan elektrolit dan non
elektrolit.

Penulis
DAFTAR ISI

BAB I...................................................................................

Pendahuluan....
1.1. Latar Belakang....
1.2. Rumusan Masalah...
1.3. Maksud dan Tujuan.....
Bab II....
Pembahasan.....
2.1. Pengenalan Larutan Elektrolit Dan Non Elektrolit....
2.2. Sifat Koligatif Larutan Elektrolit dan Non Elektrolit......
2.3. Elektrolit Utama Tubuh Manusia.......
2.4. Pentingnya Larutan Elektrolit.....
2.5. Contoh Larutan yang Termasuk kedalam Larutan Elektrolit dan Non
Elektrolit..............
Bab III...
Penutup.....
3.1. Kesimpulan..
3.2. Saran....
Daftar pustaka......
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Cairan dan elektrolit sangat penting untuk mempertahankan
keseimbangan atau homeostasis tubuh. Gangguan keseimbangan cairan dan
elektrolit dapat mempengaruhi fungsi fisiologis tubuh. Sebab, cairan tubuh
kita terdiri atas air yang mengandung partikel-partikel bahan organik dan
anorganik yang vital untuk hidup. Elektrolit tubuh mengandung komponen-
komponen kimiawi. Elektrolit tubuh ada yang bermuatan positif (kation) dan
bermuatan negative (anion).
Elektrolit sangat penting pada banyak fungsi tubuh, termasuk fungsi
neuromuscular dan keseimbangan asam-basa. Pada fungsi neuromuscular,
elektrolit memegang peranan penting terkait dengan transmisi impuls saraf.
Apa yang kita lakukan untuk membedakan larutan elektrolit dengan
larutan non elektrolit ? Pernahkah kita menguji daya hantar listrik suatu
larutan ? Daya hantar listrik tersebut dapat dilihat dari menyala atau tidaknya
lampu yang digunakan pada alat uji. Jika pada pengujian tersebut ternyata
lampunya menyala, hal itu menunjukkan larutan tersebut bersifat elektrolit.
Salah satu larutan yang bersifat elektrolit yang kita sudah faham pada
umumnya adalah garam dapur (NaCl). Bagaimana jika pada saat percobaan
lampunya tidak menyala ? larutan NaCl dapat terurai menjadi Na+ dan Cl-.
Perubahan Na menjadi ion Na+ mengalami oksidasi karena melepaskan satu
electron, sedangkan ion Cl menjadi Cl- mengalami reduksi karena
melepaskan satu electron.
Pada materi kali ini akan diuraikan lebih lanjut tentang larutan elektrolit
dan larutan non elektrolit serta pembahasan mengenai sifatsifat, contoh dan
penerapannya, agar kita dapat memahami bagaimana sifat larutan elektrolit
dan sifat larutan non elektrolit serta memahami konsep dari larutan elektrolit
dan sifat larutan non elektrolit.

1.2. Rumusan masalah


1. Bagaimana pengertian dari larutan elektrolit dan non elektrolit ?
2. Bagaimana sifat sifat dari larutan elektrolit dan non elektrolit ?
3. Bagaimana larutan elektrolit penting untuk kehidupan kita ?
4. Bagaimana contoh larutan yang termasuk kedalam larutan elektrolit
dan non elektrolit ?

1.3. Maksud dan Tujuan


1. Agar mahasiswa mampu memahami arti dari larutan elektrolit dan non
elektrolit
2. Agar mahasiswa mampu memahami sifat-sifat dari larutan elektrolit dan
non elektrolit
3. Agar mahasiswa mampu memahami larutan elektrolit penting untuk
kehidupan kita
4. Agar mahasiswa mampu memahami contoh larutan yang termasuk
kedalam larutan elektrolit dan non elektrolit.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengenalan Larutan Elektrolit Dan Non Elektrolit
Larutan adalah campuran homogen dua zat atau lebih yang saling
melarutkan dan masing-masing zat penyusunnya tidak dapat dibedakan lagi
secara fisik. Larutan terdiri atas zat terlarut dan pelarut. Berdasarkan daya
hantar listriknya (daya ionisasinya), larutan dibedakan dalam dua macam,
yaitu larutan elektrolit dan larutan non elektrolit.

Sifat elektrolit dan non elektrolit didasarkan pada keberadaan ion dalam
larutan yang akan mengalirkan arus listrik. Jika dalam larutan terdapat ion,
larutan tersebut bersifat elektrolit. Jika dalam larutan tersebut tidak terdapat
ion larutan tersebut bersifat non elektrolit. Larutan elektrolit adalah larutan
yang dapat menghantarkan arus listrik. Larutan non elektrolit adalah larutan
yang tidak dapat menghantarkan arus listrik. Hantaran listrik melalui larutan
dapat dtunjukkan dengan alat uji elektrolit seperti pada Gambar. Jika larutan
menghantarkan arus listrik, maka lampu dalam rangkaian tersebut akan
menyala dan timbul gas atau endapan pada salah satu atau kedua elektroda.

Contoh lain adalah, bila NaCl dilarutan dalam air akan terurai menjadi
ion positif dan ion negatif. Ion positif yang dihasilkan dinamakan kation dan
ion negatif yang dihasilkan dinamakan anion. Larutan NaCl adalah contoh
larutan elektrolit. Perhatikan reaksi berikut :

Bila gula dilarutkan dalam


air, molekul-molekul gula tersebut tidak terurai menjadi ion tetapi hanya
berubah wujud dari padat menjadi larutan.
Dalam kehidupan sehari-hari kita banyak menemukan contoh larutan
elektrolit maupun non elektrolit. Contoh larutan elektrolit: larutan garam
dapur, larutan cuka makan, larutan asam sulfat, larutan tawas, air sungai, air
laut. Contoh larutan non elektrolit adalah larutan gula, larutan urea, larutan
alkohol, larutan glukosa.
2.2. Sifat Koligatif Larutan Elektrolit dan Non Elektrolit
Dalam kimia, larutan adalah campuran homogen yang terdiri dari dua
atau lebih zat. Zat yang jumlahnya lebih sedikit di dalam larutan disebut
(zat) terlarut atau solut, sedangkan zat yang jumlahnya lebih banyak
daripada zat-zat lain dalam larutan disebut pelarut atau solven. Komposisi
zat terlarut dan pelarut dalam larutan dinyatakan dalam konsentrasi larutan,
sedangkan proses pencampuran zat terlarut dan pelarut membentuk larutan
disebut pelarutan atau solvasi.
Konsentrasi larutan menyatakan secara kuantitatif komposisi zat terlarut
dan pelarut di dalam larutan. Konsentrasi umumnya dinyatakan dalam
perbandingan jumlah zat terlarut dengan jumlah total zat dalam larutan, atau
dalam perbandingan jumlah zat terlarut dengan jumlah pelarut. Contoh
beberapa satuan konsentrasi adalah molar, molal, dan bagian per juta (part
per million, ppm). Sementara itu, secara kualitatif, komposisi larutan dapat
dinyatakan sebagai encer (berkonsentrasi rendah) atau pekat (berkonsentrasi
tinggi).
Sifat koligatif larutan adalah sifat larutan yang tidak tergantung pada
macamnya zat terlarut tetapi semata-mata hanya ditentukan oleh banyaknya
zat terlarut (konsentrasi zat terlarut). Hukum Roult merupakan dasar dari
sifat koligatif larutan. Keempat sifat itu ialah :

1. Penurunan tekanan uap relatif terhadap tekanan uap pelarut murni


2. Peningkatan titik didih
3. Penurunan titik beku
4. Tekanan osmotik

Sifat koligatif larutan dapat dibedakan menjadai dua macam, yaitu sifat
larutan nonelektrolit dan elektrolit. Hal itu disebabkan zat terlarut dalam
larutan elektrolit bertambah jumlahnya karena terurai menjadi ion-ion,
sedangkan zat terlarut pada larutan nonelektrolit jumlahnya tetap karena
tidak terurai menjadi ion-ion, sesuai dengan hal-hal tersebut maka sifat
koligatif larutan nonelektrolit lebih rendah daripada sifat koligatif larutan
elektrolit. Larutan merupakan suatu campuran yang homogen dan dapat
berwujud padatan, maupun cairan. Akan tetapi larutan yang paling umum
dijumpai adalah larutan cair, dimana suatu zat tertentu dilarutkan dalam
pelarut berwujud cairan yang sesuai hingga konsentrasi tertentu.
Banyaknya partikel dalam larutan ditentukan oleh konsentrasi larutan
dan sifat larutan itu sendiri. Namun sebelum itu kita harus mengetahui hal-
hal berikut :
Molar, yaitu jumlah mol zat terlarut dalam 1 liter larutan
Molal,yaitu jumlah mol zat terlarut dalam 1 kg larutan
Fraksi mol, yaitu perbandingan mol zat terlarut dengan jumlah mol zat
pelarut dan zat terlarut.

Penurunan Teknan Uap


Proses penguapan adalah perubahan suatu wujud zat dari cair menjadi
gas. Ada kecenderungan bahwa suatu zat cair akan mengalami penguapan.
Kecepatan penguapan dari setiap zat cair tidak sama, tetapi pada umumnya
cairan akan semakin mudah menguap jika suhunya semakin tinggi.
Penurunan tekanan uap adalah kecenderungan molekul-molekul cairan
untuk melepaskan diri dari molekul-molekul cairan di sekitarnya dan
menjadi uap. Jika ke dalam cairan dimasukkan suatu zat terlarut yang sukar
menguap dan membentuk suatu larutan, maka hanya sebagian pelarut saja
yang menguap, karene sebagian yang lain penguapannya dihalangi oleh zat
terlarut. Besarnya penurunan ini di selidiki oleh Raoult lalu dirumuskan
sebagai berikut.
Banyak sedikitnya uap diatas permukaan cairan diukur berdasarkan
tekanan uap cairan tersebut. Semakin tinggi suhu cairan semakin banyak
uap yang berada diatas permukaan cairan dan berarti tekanan uapnya
semakin tinggi. Jumlah uap diatas permukaan akan mencapai suatu
kejenuhan pada tekanan tertentu, sebab bila tekanan uap sudah jenuh akan
terjadi pengembunan, tekanan uap ini disebut tekanan uap jenuh.
Pada saat zat konvalatil ditambahkan kedalam larutan maka akan
terjadi penurunan tekanan uap. Pada suhu 20 C tekanan uap air jenuh
diatas permukaan air adalah 17,53 mmHg. Besarnya penurunan tekanan
uap air akibat adanya zat terlarut disebut penurunan tekanan uap larutan.
Sejak tahun 1887 1888 Francois Mario Roult telah mempelajari
hubungan antara tekanan uap dan konsentrasi zat terlarut, dan
mendapatkan suatu kesimpulan bahwa besarnya tekanan uap larutan
sebanding dengan fraksi mol pelarut dan tekanan uap dari pelarut
murninya. Penurunan tekanan uap menurut hukum Roult, tekanan uap
salah satu cairan dalam ruang di atas larutan ideal bergantung pada fraksi
mol cairan tersebut dalam larutan PA = XA . PAo. Dari hukum Roult
ternyata tekanan uap pelarut murni lebih besar daripada tekanan uap
pelarut dalam larutan. Jadi penurunan tekanan uap pelarut berbanding lurus
dengan fraksi mol zat terlarut.

P = Po . Xpelarut

P = tekanan uap larutan


X = fraksi mol
P = tekanan uap pelarut murni

Terjadinya penurunan tekanan uap larutan disebabkan oleh adanya zat terlarut.Untuk
menentukan seberapa besar pengaruh jumlah partikel zat terlarut terhadap penurunan
tekanan uap dapat dituliskan :

P = Po P

Karena X1 = 1-X2 untuk larutan yang terdiri atas dua komponen, maka hukum Roult
dapat ditulis :

P larutan = X pelarut . P pelarut

Jadi, perubahan tekanan uap pelarut berbanding lurus dengan fraksi mol zat terlarut.
Tanda negatif menyiratkan penurunan tekanan uap. Tekanan uap selalu lebih rendah
diatas larutan encer dibandingkan diatas pelarut murninya.
Peningkatan Titik Didih
Sifat yang berikutnya adalah kenaikan titik didih dan penurunan titik beku.
Titik didih larutan selalu lebih tinggi dibandingkan titik didih pelarut. hal
sebaliknya berlaku pada titik beku larutan yang lebih rendah dibandingkan
pelarut. Sifat ini dirumuskan sebagai berikut :
Bila suatu zat cair dinaikkan suhunya, maka semakin banyak zat cair yang
menguap. Pada suhu tertentu jumlah uap diatas permukaan zat cair akan
menimbulkan tekanan uap yang sama dengan tekanan udara luar. Keadaan saat
tekanan uap zat cair diatas permukaan zat cair tersebut sama dengan tekanan
udara disekitarnya disebut mendidih dan suhu ketika tekanan uap diatas
pemukaan cairan sama dengan tekanan uap luar disebut titik didih. Pada saat zat
konvalatil ditambahkan kedalam larutan maka akan terjadi kenaikan titik didih
dari larutan tersebut.
Titik didih air murni pada tekanan 1 atm adalah 100 C. Hal itu berarti
tekanan uap air murni akan mencapai 1 atm ( sama dengan tekanan udara luar)
pada saat air dipanaskan sampai 100 C. Dengan demikian bila tekanan udara luar
kurang dari 1 atm (misalnya dipuncak gunung) maka titik didih air kurang dari
100 C.
Bila kedalam air murni dilarutkan suatu zat yang sukar menguap, maka pada
suhu 100 C tekanan uap air belum mencapai 1 atm dan berarti air itu belum
mendidih. Untuk dapat mendidih ( tekanan uap air mencapai 1 atm) maka
diperlukan suhu yang lebih tinggi. Besarnya kenaikan suhu itulah yang disebut
kenaikan titik didih.
Menurut hukum Roult, besarnya kenaikan titik didih larutan sebanding
dengan hasil kali molalitas larutan (m) dan kenaikan titik didih molalnya (Kb).
Dapat dirumuskan sebagai :
Tb = Kb . m

Jika :
M = n x 1000
P

Maka rumus diatas dapat dinyatakan sebagai berikut:

Tb = Kb ( n x 1000 )
p
Tb = besar penurunan titik beku
Kb = konstanta kenaikan titik didih
m = molalitas dari zat terlarut
n = jumlah mol zat terlarut
p = massa pelarut

Harga Kb bervariasi untuk masing-masing pelarut. Kb diperoleh dengan


mengukur kenaikan titik didih dari larutan encer yang molalitasnya diketahui
(artinya, mengandung zat terlarut yang diketahui jumlah dan massa
molalnya). Titik didih larutan merupakan titik didih pelarut murni ditambah
dengan kenaikan titik didihnya atau Tb = Tb + Tb (Oxtoby, 2001).

Penurunan Titik Beku


Proses pembekuan suatu zat cair terjadi bila suhu diturunkan sehingga
jarak antar partikel sedemikian dekat satu sama lain dan akhirnya bekerja
gaya tarik menarik antar molekul yang sangat kuat. Adanya partikel-
partikel dari zat terlarut akan menghasilkan proses pergerakan molekul-
molekul pelarut terhalang, akibatnya untuk mendekatkan jarak antar
molekul diperlukan suhu yang lebih rendah. Perbedaan suhu adanya
partikel-partikel zat terlarut disebut penurunan titik beku. Pada saat zat
konvalatil ditambahkan kedalam larutan maka akan terjadi penurunan titik
beku larutan tersebut.
Seperti halnya kenaikan titik didih, penurunan titik beku larutan
sebanding dengan hasil kali molalitas larutan dengan tetapan penurunan
titik beku pelarut (Kf) dinyatakan dengan persamaan :

Tf = Kf . m
Tf = Kf ( n x 1000 )
p
Tf = penurunan titik beku
Kf = tetapan ttitik beku molal
n = jumlah mol zat terlarut
p = massa pelarut

Titik beku larutan merupakan titik beku pelarut murni dikurangi dengan
penurunan titik bekunya. Pengukuran penurunan titik beku, seperti halnya
peningkatan titik didih, dapat digunakan untuk menentukan massa molar zat
yang tidak diketahui.
Gejala penurunan titik beku analog dengan peningkatan titik didih. Di sini
kita hanya mempertimbangan kasus jika padatan pertama yang mengkristalkan
dari larutan adalah pelarut murni. Jika zat terlarut mengkristal bersama pelarut,
maka situasinya akan lebih rumit. Pelarut padat murni berada dalam
kesetimbangan dengan tekanan tertentu dari uap pelarut, sebagimana ditentukan
oleh suhunya. Pelarut dalam larutan demikian pula, berada dalam kesetimbangan
dengan tekanan tertentu dari uap pelarut. Jika pelarut padat dan pelarut dalam
larutan berada bersama-sama, mereka harus memiliki tekanan uap yang sama. Ini
berarti bahwa suhu beku larutan dapat diidentifikasi sebagi suhu ketika kurva
tekanan uap pelarut padat murninya berpotongan dengan kurva larutan. Jika zat
terlarut ditambahkan ke dalam larutan, tekanan uap pelarut turun dan titik beku,
yaitu suhu ketika kristal pertama pelarut murni mulai muncul, turun. Selisih
dengan demikian bertanda negatif dan penurunan titik beku dapat diamati.

Tekanan Osmotik
Sifat koligatif keempat terutama penting dalam biologi sel, sebab
peranannya penting dalam trasfor molekul melalui membran sel. Membran ini
disebut semipermiabel, yang membiarkan molekul kecil lewat tetapi menahan
molekul besar seperti protein dan karbohidrat. Membran semi permiabel dapat
memisahkan molekul pelarut kecil dari molekul zat terlarut yang besar. Peristiwa
bergeraknya partikel (molekul atau ion) melalui dinding semipermeabel disebut
osmotik. Tekanan yang ditimbulkan akibat dari tekanan osmotik disebut tekanan
osmotik. Besar tekanan osmotik diukur dengan alat osmometer, dengan
memberikan beban pada kenaikan permukaan larutan menjadi sejajar pada
permukaan sebelumnya.
Osmosis atau tekanan osmotik adalah proses berpindahnya zat cair dari
larutan hipotonis ke larutan hipertonis melalui membran semipermiabel. Osmosis
dapat dihentikan jika diberi tekanan, tekanan yang diberikan inilah yang disebut
tekanan osmotik. Tekanan osmotik dirumuskan, berdasarkan persamaan gas ideal
:

PV = nRT
Maka tekanannya :
P = nRT
V

Jika tekanan osmotik larutan dilambangkan dengan , dari persamaan diatas dapat
diperoleh :

= nRT
V

Atau

=MRT

Untuk larutan elektrolit ditemukan penyimpangan oleh Vanit Hoff.


Penyimpangan ini terjadi karena larutan elektrolit terdisosiasi di dalam air
menjadi ion, sehingga zat terlarut jumlahnya menjadi berlipat. Dari sini
dibutuhkan faktor pengali atau lumrah disebut faktor Vanit Hoff. Dirumuskan
sebagai berikut :

= tekanan osmotik
M = konsentrasi molar
R = tetapan gas ideal (0,082 L atm K mol )
T = suhu mutlak (K)

Tetapan titik beku molal (Kf)


Pelarut Titik beku (oC) Kf (oC)
Air 0 1,86
Benzena 5,4 5,1
Fenol 39 7,3
Naftalena 80 7
Asam asetat 16,5 3,82
Kamfer 180 40
Nitrobenzena 5,6 6,9

Partikel dalam larutan non elektrolit tidak sama dengan jumlah partikel
dalam larutan elektrolit, walaupun konsentrasi keduanya sama. Hal ini
dikarenakan larutan elektrolit terurai menjadi ion-ionnya, sedangkan
larutan non elektrolit tidak terurai menjadi ion-ion. Dengan demikian sifat
koligatif larutan dibedakan atas sifat koligatif larutan non elektrolit dan
sifat koligatif larutan elektrolit.

Elektrolit kuat, karakteristiknya adalah sebagai berikut:


1. Menghasilkan banyak ion Molekul netral dalam larutan hanya
sedikit/tidak ada sama sekali
2. Terionisasi sempurna, atau sebagian besar terionisasi sempurna
3. Jika dilakukan uji daya hantar listrik: gelembung gas yang dihasilkan
banyak, lampu menyala
4. Penghantar listrik yang baik
5. Derajat ionisasi = 1, atau mendekati 1
6. Contohnya adalah: asam kuat (HCl, H2SO4, H3PO4, HNO3, HF); basa
kuat (NaOH, Ca(OH)2, Mg(OH)2, LiOH), garam NaCl

Elektrolit lemah, karakteristiknya adalah sebagai berikut:


1. Menghasilkan sedikit ion
2. Molekul netral dalam larutan banyak
3. Terionisasi hanya sebagian kecil
4. Jika dilakukan uji daya hantar listrik: gelembung gas yang
dihasilkan sedikit, lampu tidak menyala
5. Penghantar listrik yang buruk
6. Derajat ionisasi mendekati 0
Contohnya adalah: asam lemah (cuka, asam askorbat, asam semut),
basa lemah (Al(OH)3, NH4OH), garam NH4CN
Sebagai tambahan, larutan non elektrolit memiliki karakteristik sebagai berikut:
1. Tidak menghasilkan ion
2. Semua dalam bentuk molekul netral dalam larutannya
3. Tidak terionisasi Jika dilakukan uji daya hantar listrik: tidak
menghasilkan gelembung, dan lampu tidak menyala
4. Derajat ionisasi = 0
Contohnya adalah larutan gula, larutan alcohol, bensin, larutan urea.

2.3. Elektrolit Utama Tubuh Manusia


Zat terlarut yang ada dalam cairan tubuh terdiri dari elektrolit dan
nonelektrolit.Non elektrolit adalah zat terlarut yang tidak terurai dalam larutan dan tidak
bermuatan listrik, seperti : protein, urea, glukosa, oksigen, karbon dioksida
danasam-asam organik. Sedangkan elektrolit tubuh mencakup natrium (Na+),kalium
(K+), Kalsium (Ca++), magnesium (Mg++), Klorida (Cl-),
bikarbonat(HCO3-), fosfat (HPO42-), sulfat (SO42-).Konsenterasi elektrolit
dalam cairan tubuh bervariasi pada satu bagian dengan bagian yang lainnya,
tetapi meskipun konsenterasi ion pada tiap-tiap bagian berbeda, hukum
netralitas listrik menyatakan bahwa jumlah muatan-muatannegatif harus sama
dengan jumlah muatan-muatan positif.
Komposisi dari elektrolit-elektrolit tubuh baik pada intarseluler maupun
padaplasma terinci dalam tabel di bawah ini : No. Elektrolit Ekstraseluler
Intraseluler Plasma Interstitial1.
a. Kation :

Sodium (Na+) :
- Kation berlebih di ruang ekstraseluler
- Sodium penyeimbang cairan di ruang eesktraseluler
- Sodium adalah komunikasi antara nerves dan musculus
- Membantu proses keseimbangan asam-basa dengan menukar ion hidrigen padaion
sodiumdi tubulus ginjal : ion hidrogen di ekresikan
- Sumber : snack, kue, rempah-rempah, daging panggang.

Potassium (K+) :
- Kation berlebih di ruang intraseluler
- Menjaga keseimbangan kalium di ruang intrasel
- Mengatur kontrasi (polarissasi dan repolarisasi) dari muscle dan nerves.
Sumber : Pisang, alpokad, jeruk, tomat, dan kismis.

Calcium (Ca++) :
- Membentuk garam bersama dengan fosfat, carbonat, flouride di dalam
tulangdan gigi untuk membuatnya keras dan kuat
- Meningkatkan fungsi syaraf dan muscle
- Meningkatkan efektifitas proses pembekuan darah dengan proses
pengaktifanprotrombin dan trombin- Sumber : susu dengan kalsium tinggi, ikan
dengan tulang, sayuran, dll.

b. Anion :

Chloride (Cl -) :
- Kadar berlebih di ruang ekstrasel
- Membantu proses keseimbangan natrium
- Komponen utama dari sekresi kelenjar gaster
Sumber : garam dapur
Bicarbonat (HCO3 -) :
- Bagian dari bicarbonat buffer sistem
- Bereaksi dengan asam kuat untuk membentuk asam karbonat dan suasanagaram
untuk menurunkan PH.

Fosfat ( H2PO4- dan HPO42-) :


- Bagian dari fosfat buffer system
- Berfungsi untuk menjadi energi pad metabolisme sel
- Bersama dengan ion kalsium meningkatkan kekuatan dan kekerasan tulang
- Masuk dalam struktur genetik yaitu : DNA dan RNA.
2.4. Pentingnya Larutan Elektrolit
Dalam tubuh manusia, elektrolit sangat vital keberadaannya, karena
terkait dengan segala mekanisme tubuh termasuk metabolism yaitu sebagai
ion pengaktif enzim, pembentuk hormon, melancarkan implus pada syaraf,
serta mekanik pada sel2 tubuh, seperti aktivitas permeabilitas membran sel.
selain dibutuhkan untuk tubuh, larutan elektrolit juga umum digunakan
untuk elektrokimia sperti pengisi pada ACCU, baterai, ataupun jembatan
garam.
Cairan dan elektrolit sangat diperlukan dalam rangka menjaga kondisi
tubuh tetap sehat. Keseimbangan cairan dan elektrolit di dalam tubuh adalah
merupakan salah satu bagian dari fisiologi homeostatis. Keseimbangan
cairan dan elektrolit melibatkan komposisi dan perpindahan berbagai cairan
tubuh.Cairan tubuh adalah larutan yang terdiri dari air ( pelarut) dan zat
tertentu (zatterlarut). Elektrolit adalah zat kimia yang menghasilkan partikel-
partikel bermuatan listrik yang disebut ion jika berada dalam larutan. Cairan
dan elektrolit masuk ke dalam tubuh melalui makanan, minuman, dan
cairanintravena (IV) dan didistribusi ke seluruh bagian tubuh. Keseimbangan
cairandan elektrolit berarti adanya distribusi yang normal dari air tubuh total
danelektrolit ke dalam seluruh bagian tubuh. Keseimbangan cairan dan
elektrolitsaling bergantung satu dengan yang lainnya; jika salah satu
terganggu maka akan berpengaruh pada yang lainnya.Cairan tubuh dibagi
dalam dua kelompok besar yaitu : cairan intraseluler dancairan ekstraseluler.
Cairan intraseluler adalah cairan yang berda di dalam sel diseluruh tubuh,
sedangkan cairan akstraseluler adalah cairan yang berada di luarsel dan
terdiri dari tiga kelompok yaitu : cairan intravaskuler (plasma),
cairaninterstitial dan cairan transeluler. Cairan intravaskuler (plasma) adalah
cairan didalam sistem vaskuler, cairan intersitial adalah cairan yang terletak
diantara sel,sedangkan cairan traseluler adalah cairan sekresi khusus seperti
cairanserebrospinal, cairan intraokuler, dan sekresi saluran cerna.
Zat terlarut yang ada dalam cairan tubuh terdiri dari elektrolit dan
nonelektrolit.Non elektrolit adalah zat terlarut yang tidak terurai dalam larutan dan tidak
bermuatan listrik, seperti : protein, urea, glukosa, oksigen, karbon dioksida
danasam-asam organik. Sedangkan elektrolit tubuh mencakup natrium (Na+),kalium
(K+), Kalsium (Ca++), magnesium (Mg++), Klorida (Cl-),
bikarbonat(HCO3-), fosfat (HPO42-), sulfat (SO42-).Konsenterasi elektrolit
dalam cairan tubuh bervariasi pada satu bagian dengan bagian yang lainnya,
tetapi meskipun konsenterasi ion pada tiap-tiap bagian berbeda, hukum
netralitas listrik menyatakan bahwa jumlah muatan-muatannegatif harus sama
dengan jumlah muatan-muatan positif.

2.5. Contoh Larutan yang Termasuk kedalam Larutan Elektrolit dan Non
Elektrolit
Berdasarkan jenis larutan :
a) Larutan asam (zat yang melepas ion H+ jika dilarutkan dalam air),
contohnya adalah :
1. Asam klorida/asam lambung : HCl
2. Asam florida : HF
3. Asam sulfat/air aki : H2SO4
4. Asam asetat/cuka : CH3COOH
5. Asam sianida : HCN
6. Asam nitrat : HNO3
7. Asam posfat : H3PO4
8. Asam askorbat/Vit C

b) Larutan basa (zat yang melepas ion OH- jika dilarutkan dalam air),
contohnya adalah :

1. Natrium hidroksida/soda kaustik : NaOH


2. Calsium hidroksidab : Ca(OH)2
3. Litium hidroksida : LiOH
4. Kalium hidroksida : KOH
5. Barium hidroksida : Ba(OH) 2
6. Magnesium hidroksida : Mg(OH)2
7. Aluminium hidroksida : Al(OH)3
8. Besi (II) hidroksida : Fe(OH)2
9. Besi hidroksida : Fe(OH)3
10.Ammonium hidroksida : NH4OH

c) Larutan garam (zat yang terbentuk dari reaksi antara asam dan basa),
contohnya adalah :
1. Natrium klorida/garam dapur : NaCl
2. Ammonium clorida : NH4Cl
3. Ammonium sulfat : (NH4)2SO4
4. Calcium diklorida : CaCl2
Berdasarkan jenis ikatan :
1. Senyawa ion (senyawa yang terbentuk melalui ikatan ion), contohnya
adalah: NaCl, CaCl2, AlCl3, MgF2, LiF (sebagian besar berasal dari
garam)
2. Senyawa kovalen polar (senyawa melalui ikatan kovalen yang bersifat
polar/memiliki perbedaan keelektronegatifan yang besar antar atom),
contohnya adalah: HCl, NaOH, H2SO4, H3PO4, HNO3, Ba(OH)2
(berasal dari asam dan basa).
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Kesimpulan dari pembahasan makalah ini adalah :
1. Larutan adalah campuran homogen (serbasama) terdiri dari zat terlarut
(jumlahnya sedikit) dan zat pelarut (jumlahnya banyak).
solute (zat terlarut): zat yang berperan sebagai terlarut dalam jumlah sedikit
solvent (zat pelarut): zat yang berperan sebagai pelarut dalam jumlah banyak
2. Berdasarkan daya hantar listrik, ditandai dengan lampu nyala, redup dan
tidak menyala dan didapatkan gelembung gas pada elektroda disebut larutan
elektrolit. Sedangkan larutan non elektrolit akan didapatkan lampu tidak
menyala dan tidak ada gelembung gas.
3. Larutan elektrolit dapat menghantarkanlistrik karena terjadi proses ionisasi
sedangkan larutan non elektrolit tidak terjadi proses ionisasi (proses ionisasi
atau reaksi kimia : proses terbentuknya ion positif dan negatif dari suatu zat
yang dilarutkan ke dalam air).
4. Larutan elektrolit dapat dibedakan menjadi elektrolit kuat dan elektrolit
lemah. Adanya larutan elektrolit kuat ditandai dengan gelembung gas banyak
dan lampu nyala terang. Sedangkan elektrolit lemah gelembung sedikit dan
lampu nyala redup atau bahkan tidak menyala. Kelompok larutan elektrolit :
larutan garam, cuka dapur, asam klorida, air accu, air hujan, air kali dan air
sumur. Kelompok larutan non elektrolit : larutan urea, larutan gula, larutan
alkohol.
5. Elektrolit ditinjau dari jenis ikatan, didapatkan senyawa ion, yang
berikatan dan senyawa kovalen polar yang berikatan kovalen polar.

3.2. Saran
Kebutuhan cairan tubuh tak hanya berasal dari konsumsi air putih saja,
melainkan juga dari makanan dan minuman yang mengandung air. Meskipun
begitu, akan jauh lebih baik bila kita memilih untuk mengkonsumsi air putih
ketimbang jenis minuman lainnya yang banyak mengandung gula, kalori,
kafein dan zat-zat lainnya.
DAFTAR PUSTAKA

Bird, Tony. 1987. Kimia Fisika untuk Universitas. Jakarta : Erlangga


Brady, James.1986. Kimia Universitas Asas dan Struktur.Jakarta : Erlangga
Hardjono. 2001. Kimia Dasar. Yogyakarta : Universitas Gadjah Mada.
Keenan, Klenifelter. 2000. Kimia untuk Universitas. Jakarta : Gramedia.
Oxtoby david w, dkk . 2001. Prinsip- Prinsip Kimia Modern. Surabaya : Erlangga.
Syukri, S. 1999. Kimia Dasar I. Bandung : Institut Tekhnologi Bandung
http://sahri.ohlog.com/larutan-elektrolit-dan-non-elektrolit.cat3416.html
http://www.scribd.com/doc/7244500/Kebutuhan-Cairan-Dan-Elektrolit.html
http://taharuddin.com/keseimbangan-cairan-dan-elektrolit.html diakses pada senin,
10 Desember 2013 pukul 15.00 WIB.http://www.kapukonline.com/2012/09/Prosedur-
Pemenuhan-Kebutuhan-Cairan-dan-Elektrolit.html diakses pada Senin, 26
November 2012 pukul 15.00 WIB

Anda mungkin juga menyukai