MAKALAH Sifat Koligatif Larutan 2
MAKALAH Sifat Koligatif Larutan 2
SIFAT KOLIGATIF
Disusun Oleh :
Kelompok 2
KATA PENGANTAR
Kami panjatkan puja dan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul Sifat Koligatif Larutan Elektrolit dan
Larutan Non Elektrolit ini dalam waktu yang telah ditentukan.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas kelompok Mata Kuliah Kimia
Fisika. Makalah ini tidak akan selesai tanpa bantuan dari berbagai pihak baik
secara langsung maupun tidak langsung. Untuk itu perkenankanlah penulis
menyampaikan ucapan terima kasih kepada :
1. Allah SWT. Yang telah meridloi pembuatan makalah dengan baik.
2. Dosen Mata Kuliah Kimia Dasar
3. Orang tua penulis yang telah memberikan dorongan dan motivasi
Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari sempurna.
Untuk itu, kritik dan saran yang membangun dalam perbaikan karya tulis ini
sangat penulis harapkan.
Penulis berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi
pembaca, khususnya guna mengetahui sifat koligatif larutan elektrolit dan non
elektrolit.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I...................................................................................
Pendahuluan....
1.1. Latar Belakang....
1.2. Rumusan Masalah...
1.3. Maksud dan Tujuan.....
Bab II....
Pembahasan.....
2.1. Pengenalan Larutan Elektrolit Dan Non Elektrolit....
2.2. Sifat Koligatif Larutan Elektrolit dan Non Elektrolit......
2.3. Elektrolit Utama Tubuh Manusia.......
2.4. Pentingnya Larutan Elektrolit.....
2.5. Contoh Larutan yang Termasuk kedalam Larutan Elektrolit dan Non
Elektrolit..............
Bab III...
Penutup.....
3.1. Kesimpulan..
3.2. Saran....
Daftar pustaka......
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengenalan Larutan Elektrolit Dan Non Elektrolit
Larutan adalah campuran homogen dua zat atau lebih yang saling
melarutkan dan masing-masing zat penyusunnya tidak dapat dibedakan lagi
secara fisik. Larutan terdiri atas zat terlarut dan pelarut. Berdasarkan daya
hantar listriknya (daya ionisasinya), larutan dibedakan dalam dua macam,
yaitu larutan elektrolit dan larutan non elektrolit.
Sifat elektrolit dan non elektrolit didasarkan pada keberadaan ion dalam
larutan yang akan mengalirkan arus listrik. Jika dalam larutan terdapat ion,
larutan tersebut bersifat elektrolit. Jika dalam larutan tersebut tidak terdapat
ion larutan tersebut bersifat non elektrolit. Larutan elektrolit adalah larutan
yang dapat menghantarkan arus listrik. Larutan non elektrolit adalah larutan
yang tidak dapat menghantarkan arus listrik. Hantaran listrik melalui larutan
dapat dtunjukkan dengan alat uji elektrolit seperti pada Gambar. Jika larutan
menghantarkan arus listrik, maka lampu dalam rangkaian tersebut akan
menyala dan timbul gas atau endapan pada salah satu atau kedua elektroda.
Contoh lain adalah, bila NaCl dilarutan dalam air akan terurai menjadi
ion positif dan ion negatif. Ion positif yang dihasilkan dinamakan kation dan
ion negatif yang dihasilkan dinamakan anion. Larutan NaCl adalah contoh
larutan elektrolit. Perhatikan reaksi berikut :
Sifat koligatif larutan dapat dibedakan menjadai dua macam, yaitu sifat
larutan nonelektrolit dan elektrolit. Hal itu disebabkan zat terlarut dalam
larutan elektrolit bertambah jumlahnya karena terurai menjadi ion-ion,
sedangkan zat terlarut pada larutan nonelektrolit jumlahnya tetap karena
tidak terurai menjadi ion-ion, sesuai dengan hal-hal tersebut maka sifat
koligatif larutan nonelektrolit lebih rendah daripada sifat koligatif larutan
elektrolit. Larutan merupakan suatu campuran yang homogen dan dapat
berwujud padatan, maupun cairan. Akan tetapi larutan yang paling umum
dijumpai adalah larutan cair, dimana suatu zat tertentu dilarutkan dalam
pelarut berwujud cairan yang sesuai hingga konsentrasi tertentu.
Banyaknya partikel dalam larutan ditentukan oleh konsentrasi larutan
dan sifat larutan itu sendiri. Namun sebelum itu kita harus mengetahui hal-
hal berikut :
Molar, yaitu jumlah mol zat terlarut dalam 1 liter larutan
Molal,yaitu jumlah mol zat terlarut dalam 1 kg larutan
Fraksi mol, yaitu perbandingan mol zat terlarut dengan jumlah mol zat
pelarut dan zat terlarut.
P = Po . Xpelarut
Terjadinya penurunan tekanan uap larutan disebabkan oleh adanya zat terlarut.Untuk
menentukan seberapa besar pengaruh jumlah partikel zat terlarut terhadap penurunan
tekanan uap dapat dituliskan :
P = Po P
Karena X1 = 1-X2 untuk larutan yang terdiri atas dua komponen, maka hukum Roult
dapat ditulis :
Jadi, perubahan tekanan uap pelarut berbanding lurus dengan fraksi mol zat terlarut.
Tanda negatif menyiratkan penurunan tekanan uap. Tekanan uap selalu lebih rendah
diatas larutan encer dibandingkan diatas pelarut murninya.
Peningkatan Titik Didih
Sifat yang berikutnya adalah kenaikan titik didih dan penurunan titik beku.
Titik didih larutan selalu lebih tinggi dibandingkan titik didih pelarut. hal
sebaliknya berlaku pada titik beku larutan yang lebih rendah dibandingkan
pelarut. Sifat ini dirumuskan sebagai berikut :
Bila suatu zat cair dinaikkan suhunya, maka semakin banyak zat cair yang
menguap. Pada suhu tertentu jumlah uap diatas permukaan zat cair akan
menimbulkan tekanan uap yang sama dengan tekanan udara luar. Keadaan saat
tekanan uap zat cair diatas permukaan zat cair tersebut sama dengan tekanan
udara disekitarnya disebut mendidih dan suhu ketika tekanan uap diatas
pemukaan cairan sama dengan tekanan uap luar disebut titik didih. Pada saat zat
konvalatil ditambahkan kedalam larutan maka akan terjadi kenaikan titik didih
dari larutan tersebut.
Titik didih air murni pada tekanan 1 atm adalah 100 C. Hal itu berarti
tekanan uap air murni akan mencapai 1 atm ( sama dengan tekanan udara luar)
pada saat air dipanaskan sampai 100 C. Dengan demikian bila tekanan udara luar
kurang dari 1 atm (misalnya dipuncak gunung) maka titik didih air kurang dari
100 C.
Bila kedalam air murni dilarutkan suatu zat yang sukar menguap, maka pada
suhu 100 C tekanan uap air belum mencapai 1 atm dan berarti air itu belum
mendidih. Untuk dapat mendidih ( tekanan uap air mencapai 1 atm) maka
diperlukan suhu yang lebih tinggi. Besarnya kenaikan suhu itulah yang disebut
kenaikan titik didih.
Menurut hukum Roult, besarnya kenaikan titik didih larutan sebanding
dengan hasil kali molalitas larutan (m) dan kenaikan titik didih molalnya (Kb).
Dapat dirumuskan sebagai :
Tb = Kb . m
Jika :
M = n x 1000
P
Tb = Kb ( n x 1000 )
p
Tb = besar penurunan titik beku
Kb = konstanta kenaikan titik didih
m = molalitas dari zat terlarut
n = jumlah mol zat terlarut
p = massa pelarut
Tf = Kf . m
Tf = Kf ( n x 1000 )
p
Tf = penurunan titik beku
Kf = tetapan ttitik beku molal
n = jumlah mol zat terlarut
p = massa pelarut
Titik beku larutan merupakan titik beku pelarut murni dikurangi dengan
penurunan titik bekunya. Pengukuran penurunan titik beku, seperti halnya
peningkatan titik didih, dapat digunakan untuk menentukan massa molar zat
yang tidak diketahui.
Gejala penurunan titik beku analog dengan peningkatan titik didih. Di sini
kita hanya mempertimbangan kasus jika padatan pertama yang mengkristalkan
dari larutan adalah pelarut murni. Jika zat terlarut mengkristal bersama pelarut,
maka situasinya akan lebih rumit. Pelarut padat murni berada dalam
kesetimbangan dengan tekanan tertentu dari uap pelarut, sebagimana ditentukan
oleh suhunya. Pelarut dalam larutan demikian pula, berada dalam kesetimbangan
dengan tekanan tertentu dari uap pelarut. Jika pelarut padat dan pelarut dalam
larutan berada bersama-sama, mereka harus memiliki tekanan uap yang sama. Ini
berarti bahwa suhu beku larutan dapat diidentifikasi sebagi suhu ketika kurva
tekanan uap pelarut padat murninya berpotongan dengan kurva larutan. Jika zat
terlarut ditambahkan ke dalam larutan, tekanan uap pelarut turun dan titik beku,
yaitu suhu ketika kristal pertama pelarut murni mulai muncul, turun. Selisih
dengan demikian bertanda negatif dan penurunan titik beku dapat diamati.
Tekanan Osmotik
Sifat koligatif keempat terutama penting dalam biologi sel, sebab
peranannya penting dalam trasfor molekul melalui membran sel. Membran ini
disebut semipermiabel, yang membiarkan molekul kecil lewat tetapi menahan
molekul besar seperti protein dan karbohidrat. Membran semi permiabel dapat
memisahkan molekul pelarut kecil dari molekul zat terlarut yang besar. Peristiwa
bergeraknya partikel (molekul atau ion) melalui dinding semipermeabel disebut
osmotik. Tekanan yang ditimbulkan akibat dari tekanan osmotik disebut tekanan
osmotik. Besar tekanan osmotik diukur dengan alat osmometer, dengan
memberikan beban pada kenaikan permukaan larutan menjadi sejajar pada
permukaan sebelumnya.
Osmosis atau tekanan osmotik adalah proses berpindahnya zat cair dari
larutan hipotonis ke larutan hipertonis melalui membran semipermiabel. Osmosis
dapat dihentikan jika diberi tekanan, tekanan yang diberikan inilah yang disebut
tekanan osmotik. Tekanan osmotik dirumuskan, berdasarkan persamaan gas ideal
:
PV = nRT
Maka tekanannya :
P = nRT
V
Jika tekanan osmotik larutan dilambangkan dengan , dari persamaan diatas dapat
diperoleh :
= nRT
V
Atau
=MRT
= tekanan osmotik
M = konsentrasi molar
R = tetapan gas ideal (0,082 L atm K mol )
T = suhu mutlak (K)
Partikel dalam larutan non elektrolit tidak sama dengan jumlah partikel
dalam larutan elektrolit, walaupun konsentrasi keduanya sama. Hal ini
dikarenakan larutan elektrolit terurai menjadi ion-ionnya, sedangkan
larutan non elektrolit tidak terurai menjadi ion-ion. Dengan demikian sifat
koligatif larutan dibedakan atas sifat koligatif larutan non elektrolit dan
sifat koligatif larutan elektrolit.
Sodium (Na+) :
- Kation berlebih di ruang ekstraseluler
- Sodium penyeimbang cairan di ruang eesktraseluler
- Sodium adalah komunikasi antara nerves dan musculus
- Membantu proses keseimbangan asam-basa dengan menukar ion hidrigen padaion
sodiumdi tubulus ginjal : ion hidrogen di ekresikan
- Sumber : snack, kue, rempah-rempah, daging panggang.
Potassium (K+) :
- Kation berlebih di ruang intraseluler
- Menjaga keseimbangan kalium di ruang intrasel
- Mengatur kontrasi (polarissasi dan repolarisasi) dari muscle dan nerves.
Sumber : Pisang, alpokad, jeruk, tomat, dan kismis.
Calcium (Ca++) :
- Membentuk garam bersama dengan fosfat, carbonat, flouride di dalam
tulangdan gigi untuk membuatnya keras dan kuat
- Meningkatkan fungsi syaraf dan muscle
- Meningkatkan efektifitas proses pembekuan darah dengan proses
pengaktifanprotrombin dan trombin- Sumber : susu dengan kalsium tinggi, ikan
dengan tulang, sayuran, dll.
b. Anion :
Chloride (Cl -) :
- Kadar berlebih di ruang ekstrasel
- Membantu proses keseimbangan natrium
- Komponen utama dari sekresi kelenjar gaster
Sumber : garam dapur
Bicarbonat (HCO3 -) :
- Bagian dari bicarbonat buffer sistem
- Bereaksi dengan asam kuat untuk membentuk asam karbonat dan suasanagaram
untuk menurunkan PH.
2.5. Contoh Larutan yang Termasuk kedalam Larutan Elektrolit dan Non
Elektrolit
Berdasarkan jenis larutan :
a) Larutan asam (zat yang melepas ion H+ jika dilarutkan dalam air),
contohnya adalah :
1. Asam klorida/asam lambung : HCl
2. Asam florida : HF
3. Asam sulfat/air aki : H2SO4
4. Asam asetat/cuka : CH3COOH
5. Asam sianida : HCN
6. Asam nitrat : HNO3
7. Asam posfat : H3PO4
8. Asam askorbat/Vit C
b) Larutan basa (zat yang melepas ion OH- jika dilarutkan dalam air),
contohnya adalah :
c) Larutan garam (zat yang terbentuk dari reaksi antara asam dan basa),
contohnya adalah :
1. Natrium klorida/garam dapur : NaCl
2. Ammonium clorida : NH4Cl
3. Ammonium sulfat : (NH4)2SO4
4. Calcium diklorida : CaCl2
Berdasarkan jenis ikatan :
1. Senyawa ion (senyawa yang terbentuk melalui ikatan ion), contohnya
adalah: NaCl, CaCl2, AlCl3, MgF2, LiF (sebagian besar berasal dari
garam)
2. Senyawa kovalen polar (senyawa melalui ikatan kovalen yang bersifat
polar/memiliki perbedaan keelektronegatifan yang besar antar atom),
contohnya adalah: HCl, NaOH, H2SO4, H3PO4, HNO3, Ba(OH)2
(berasal dari asam dan basa).
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Kesimpulan dari pembahasan makalah ini adalah :
1. Larutan adalah campuran homogen (serbasama) terdiri dari zat terlarut
(jumlahnya sedikit) dan zat pelarut (jumlahnya banyak).
solute (zat terlarut): zat yang berperan sebagai terlarut dalam jumlah sedikit
solvent (zat pelarut): zat yang berperan sebagai pelarut dalam jumlah banyak
2. Berdasarkan daya hantar listrik, ditandai dengan lampu nyala, redup dan
tidak menyala dan didapatkan gelembung gas pada elektroda disebut larutan
elektrolit. Sedangkan larutan non elektrolit akan didapatkan lampu tidak
menyala dan tidak ada gelembung gas.
3. Larutan elektrolit dapat menghantarkanlistrik karena terjadi proses ionisasi
sedangkan larutan non elektrolit tidak terjadi proses ionisasi (proses ionisasi
atau reaksi kimia : proses terbentuknya ion positif dan negatif dari suatu zat
yang dilarutkan ke dalam air).
4. Larutan elektrolit dapat dibedakan menjadi elektrolit kuat dan elektrolit
lemah. Adanya larutan elektrolit kuat ditandai dengan gelembung gas banyak
dan lampu nyala terang. Sedangkan elektrolit lemah gelembung sedikit dan
lampu nyala redup atau bahkan tidak menyala. Kelompok larutan elektrolit :
larutan garam, cuka dapur, asam klorida, air accu, air hujan, air kali dan air
sumur. Kelompok larutan non elektrolit : larutan urea, larutan gula, larutan
alkohol.
5. Elektrolit ditinjau dari jenis ikatan, didapatkan senyawa ion, yang
berikatan dan senyawa kovalen polar yang berikatan kovalen polar.
3.2. Saran
Kebutuhan cairan tubuh tak hanya berasal dari konsumsi air putih saja,
melainkan juga dari makanan dan minuman yang mengandung air. Meskipun
begitu, akan jauh lebih baik bila kita memilih untuk mengkonsumsi air putih
ketimbang jenis minuman lainnya yang banyak mengandung gula, kalori,
kafein dan zat-zat lainnya.
DAFTAR PUSTAKA