PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
ekonomi suatu bangsa atau negara. Di Indonesia, salah satu industri yang sedang
bara (minerba) yang melarang penjualan bahan tambang dalam bentuk konsentrat.
tambang adalah PT. Antam UBPN Sulawesi Tenggara yang berlokasi di Desa
menghasilkan produk ferro nikel (FeNi). Berdasarkan data yang bersumber dari
533,89 ton sejak tahun 2012. Dalam proses pengolahan dan pemurnian nikel,
selain menghasilkan ferro nikel juga menghasilkan produk samping berupa terak
atau slag. Produk samping tersebut juga mengalami kenaikan volume setiap
tahunnya. Slag yang dihasilkan oleh PT. Antam ditampung pada suatu area di tepi
pantai. Saat ini limbah slag yang ditampung di lokasi tersebut lebih dari 1 juta ton.
Slag tersebut cukup berbahaya bagi lingkungan terutama lingkungan perairan laut
7,8%, N 0,01%, C 0,84%, dan S 0,08% (Hernandez dkk., 2007 dalam Zubayr,
Hidup No. 115 Tahun 2003 tentang pedoman penentuan status mutu air.
tentang analisis kualitas air laut disekitar area dumping slag dengan menggunakan
2. Batasan Masalah
Penelitian ini dibatasi hanya pada analisis kualitas air laut disekitar area
lokasi dumping slag. Metode analisis kualitas air menggunakan metode indeks
pencemaran (IP).
3. Rumusan Masalah
terlarut dan kimia terhadap kualitas air laut pada area dumping slag.?
2. Bagaimana status mutu air laut di area dumping slag?
4. Tujuan Penelitian
Tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut :
dumping slag.
2. Menentukan status mutu air laut disekitar lokasi dumping slag menggunakan
Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini yaitu sebagai berikut :
1. Sebagai sumber informasi bagi masyarakat dan perusahaan tentang
sedangkan dari Ibukota Provinsi Kendari berjarak kurang lebih 190 Km.
Selatan, dan berada pada 12115'00 - 12145'03 Bujur Timur. Daerah Kuasa
penghasil nikel terbesar di Indonesia. Daerah Kabupaten Kolaka saat ini selain
adalah perubahan rona lingkungan (bentang fisik dan kimia), pencemaran tanah,
Terak nikel (slag) merupakan produk samping (side product) dari proses
ekstraksi ferro nikel. Proses terbentuknya slag pada PT. Aneka Tambang Tbk.
moisture content (MC) dalam bijih sekitar 28% - 35% menjadi 21% - 23%.
panas dari burner dengan bijih dalam suatu tanur yang berputar. Suhu udara
dengan suhu 450oC - 900oC. Kadar LOI yang tinggi akan mengganggu
goncangan yang kuat di dalam furnace. Suhu pada proses kalsinasi di dalam
rotary kiln juga sangat diperhatikan sama seperti pada rotary dryer, karena
apabila terjadi perubahan suhu yang signifikan, maka akan menyebabkan
terjadinya terak padat yang melekat pada dinding dalam rotary kiln.
kalsinasi pada rotary kiln diolah dalam furnace untuk memisahkan crude
metal dengan slag melalui proses reduksi. Proses peleburan dilakukan dalam
tanur listrik (furnace) yang berkapasitas 25 MVA unit 1, 40 MVA unit 2, dan 60
MVA unit 3 yang bagian dalamnya dilapisi brick. Dalam furnace terjadi
peleburan kalsin dan reduksi senyawa yang terdapat di dalam bijih oleh fixed
carbon. Dari leburan itu terbentuk dua fase, yaitu fase slag dan fase metal.
Lapisan slag dan crude metal terpisah berdasakan densitas. Pemisahan antara
crude metal dan slag di dalam furnace dimana lapisan atas adalah slag dengan
antara 40 cm - 80 cm. Slag dikeluarkan dari tanur listrik setiap 90.000 KWh
sebanyak 190 ton dengan suhu 155oC dan dialirkan ke dalam kolam air yang
truck untuk dibawa dan ditampung di slag yard peleburan. Slag ini sudah tidak
Tenggara.
d. Proses pemurnian
Tahap pemurnian bertujuan untuk memurnikan crude metal menjadi
produk yang sesuai standar. Proses pemurnian pada PT. Antam UBPN Sulawesi
Proses ini bertujuan untuk menurunkan kadar sulfur yang terdapat pada
2. Proses de-oksidasi
proses peniupan oksigen ke dalam crude FeNi. Proses dari dua tahapan tersebut
menghasilkan crude metal yang sesuai dari proses de-sulfurisasi dan de-
dikeluarkan secara manual oleh operator menggunakan suatu batang besi yang
Slag ini ditampung dalam slag pot, slag yang tersisa di dalam conventer
setelah tapping metal juga akan dilkeluarkan karena dapat mengganggu proses
pemunian selanjutnya. Slag yang berasal dari proses pemurnian berbentuk padat
kandungan sulfur yang sangat tinggi. Karena kadar Ni yang terkandung dalam
slag tersebut cukup tinggi, maka slag tersebut diangkut ke slag yard pemurnian
untuk dilakukan pengambilan metal yang ikut terbuang bersama slag (slag
treatment).
membentuk batuan alam yang terdiri dari terak padat dan terak yang berpori.
Berdasarkan bentuknya, terak nikel dapat dibedakan menjadi 3 tipe yaitu high,
medium, dan low slag. Terak nikel yang masuk kategori high diperoleh dari proses
kategori medium dan low slag diperoleh lewat tungku pembakaran (furnace).
Hasil pengujian komposisi kimia terak nikel dapat di lihat pada Tabel 2.
2004 tentang baku mutu air laut menyatakan bahwa yang dimaksud baku mutu air
laut adalah ukuran batas atau kadar makhluk hidup, zat, energi atau komponen
yang ada atau harus ada dan atau unsur pencemar yang ditenggang keberadaannya
di dalam air laut. Penetapan baku mutu air laut ini meliputi baku mutu air laut
untuk pelabuhan, wisata bahari dan biota laut yang masing-masing ditunjukkan
pada Tabel 3.
Tabel 3. Baku mutu air laut untuk perairan pelabuhan, wisata bahari dan biota
laut.
No Baku Mutu
Parameter Satuan
. A B C
FISIKA
1. Kecerahana m >3 >6 Coral:>5
Mangrove:-
Lamun:>3
Kebauan
Padatan tersuspensi totalb
2. - tidak bau tidak bau alami3
3. mg/L 80 20 coral:20
Sampah
mangrove:80
Suhuc
lamun:20
4. - Nihil1(4) Nihil1(4) Nihil1(4)
o
5. C Alami3(c) alami3(c) alami3(c)
5
Lapisan minyak
coral:28-30
mangrove:
28-32
nihil1(5) nihil1(5)
lamun:28-30
nihil1(5)
6. -
Tabel 3. (Lanjutan)
KIMIA
1. pHd - 6,5-8,5(d) 7-8,5(d) 7-8,5(d)
2. Salinitase %O Alami3(e) alami3(e) alami3(e)
coral:33-34
mangrove:
Ammonia total (NH3-N) 0,3 - s/d34
Oksigen terlarut (DO) - >5 lamun:33-34
3. Sulfida (H2S) mg/l 0,03 0,008 0,3
4. Hidrokarbon total mg/l 1 - >5
5. Senyawa Fenol total mg/l 0,002 - 0,01
6. PCB (poliklor bifenil) mg/l 0,01 Nihil1 -
7. Surfaktan (deterjen) mg/l 1 0,001 0,002
8. Minyak dan Lemak g/l 5 1 -
9. TBT (tri butil tin)6 mg/l MBAS 0,01 - 1
10. BOD5 mg/l - 10 1
11. PAH g/l - 0,003 -
12. Fosfat (PO4-P) mg/l - Nihil1 -
13. Nitrat (NO3-N) mg/l - 0,015 0,003
14. PCB total mg/l - - 0,015
15. pestisidaf mg/l - - 0,008
16. g/l 0,01
17. Logam terlarut g/l 0,01
Raksa (Hg) 0,003 0,002
Kadmium (Cd) 0,01 0,022
1. Tembaga (Cu) mg/l 0,05 0,050 0,001
2. Timbal (Pb) mg/l 0,05 0,005 0,001
3. Seng (Zn) mg/l 0,1 0,095 0,008
4. Khromium Heksavalen mg/l - 0,002 0,008
5. Arsen (As) mg/l - 0,025 0,05
6. Nikel (Ni) mg/l - 0,075 0,005
7. mg/l 0,012
8. mg/l 0,05
BIOLOGI
1. Coliform (total)f MPN/100 1000(f) - -
2. E-Coliform (faecal)g ml - 200(g) -
3. Coliform g MPN/100 - 1000(g) -
4. Coliform (total) g ml - - 1000(g)
5. Patogen MPN/100 - - Nihil1
6. Plankton ml - - Tidak bloom6
MPN/100
ml
Sel/100 ml
Sel/100 ml
RADIO NUKLIDA
1. Komposisi yang tidak Bq/l - 4 4
diketahui
Air laut yang baik adalah air yang tidak tercemar secara berlebihan oleh
zat-zat kimia yang berbahaya bagi keberlangsungan biota laut, antara lain Padatan
Tersuspensi total (TSS), Seng (Zn) Salinitas, Nikel (Ni), Krom VI (Cr 6+), Derajat
keasaman (pH) dan zat-zat kimi lainnya yang dapat membahayakan ekosistem
bawah laut. Penjelasan tentang zat kimia yang berbahaya bagi keberlangsungan
TSS adalah padatan yang menyebabkan kekeruhan air, tidak terlarut dan
yang ukuran maupun beratnya lebih kecil dari sedimen, misalnya tanah liat,
contoh, air permukaan mengandung tanah liat dalam bentuk suspensi yang dapat
perairan alami tidak bersifat toksik, akan tetapi jika berlebihan, dapat
fotosintesis di perairan.
TSS adalah zat-zat padat yang berada pada dalam suspensi, dapat
dam partikel tersuspensi biasa (partikel tersuspensi) (Alaerts dan Santika, 1987)
Jenis partikel koloid tersebut adalah penyebab kekeruhan dalam air (efek tyndall)
(tanpa partikel koloid) yang terdiri dari ion-ion dan molekul-molekul tidak pernah
tersuspensi biasa, mempunyai ukuran lebih besar dari partikel koloid dan dapat
besar tingkat keasaman atau kebasaan suatu perairan. Perairan dengan nilai pH =
> 7 dikatakan kondisi perairan bersifat basa (Effendi, 2003). Adanya karbonat,
asam- asam mineral bebas dan asam karbonat menaikkan keasaman suatu
dari unsur-unsur renik yang terdapat di perairan, sebagai contoh H2S yang
bersifat toksik banyak ditemui di perairan tercemar dan perairan dengan nilai pH
rendah.
c. Salinitas
Salinitas adalah tingkat keasinan atau kadar garam terlarut dalam air.
d. Seng (Zn)
alam. Kadar seng pada kerak bumi sekitar 70 mg/kg (Effendi, 2003). Kelarutan
unsure seng dan oksida seng dalam air relatif rendah. Seng yang berikatan dengan
klorida
dan sulfat mudah terlarut, sehingga kadar seng dalam air sangat dipengaruhi oleh
bentuk senyawanya. Ion seng mudah terserap ke dalam sedimen dan tanah. Silika
terlarut dapat meningkatkan kadar seng, karena silika mengikat seng. Jika perairan
bersifat asam, kelarutan seng meningkat. Kadar seng pada perairan alami < 0,05
mg/liter (Moore, 1990); pada perairan asam mencapai 50 mg/liter; dan pada
digunakan dalam industri besi, baja, cat, karet, tekstil, kertas, dan bubur kertas.
Seng termasuk unsure yang esensial bagi makhluk hidup, yakni berfungsi untuk
membantu kerja enzim. Seng juga diperlukan dalam proses fotosintesis sebagai
agen bagi transfer hydrogen dan berperan dalam pembentukan protein. Davis dan
Cornwell (1991) mengemukakan bahwa seng tidak bersifat toksik bagi manusia,
akan tetapi pada kadar yang tinggi dapat menimbulkan rasa pada air. Toksisistas
masing logam (Effendi, 2003). Toksisitas seng dan copper bersifat sinergetik,
e. Kromium VI
3+ 6+
bentuk kromium trivalent (Cr ) dan kromium hexavalent (Cr ). Sumber
6+ 3+
Cr berasal dari industri pelapisan logam dan produksi pigmen. Cr
banyak terdapat dalam limbah industri pencelupan tekstil, keramik gelas dan
6+ 6+
toksisistas Cr terhadap organisme air. Toksisitas Cr lebih besar
3+ 6+
daripada toksisitas Cr . Cr yang larut di dalam air sebagian besar diserap
pada insang dari pada organ lainnya. Kadar kromium pada perairan tawar
biasanya kurang dari 0,001 mg/l dan pada perairan laut sekitar 0,00005 mg/l.
pada perairan laut sekitar 50% kromium merupakan kromium trivalent. Kadar
kromium yang diperkirakan aman bagi kehidupan akuatik adalah sekitar
baku air minum dan kegiatan perikanan menurut Peraturan Pemerintah No. 82
tahun 2001 tentang pengelolaan kualitas air dan pengendalian pencemaran air
f. Nikel (Ni)
Nikel adalah sala satu unsur logam transisi golongan VIIIB yang
berwarna putih perak mengkilat, keras mudah di bentuk dan mudah di tempa,
bersifat liat.logam ini melebur pada suhu 14550 C dan bersifat sedikit magnetic.
Nikel dapat larut dalam asam klorida encer maupun pekat dan juga larut dalam
tingkat kekeruhan yang tinggi terjadi karena proses desorpsi dari partikelpartikel
yang ada di muara sungai dan proses resuspensi. Kadar nikel di perairan tawar
alami adalah 0,001 0,003 mg/liter (Effendi, 2003). sedangkan pada perairan laut
berkisar antara 0,005 0,007 mg/liter (McNeely etal., 1979). Untuk melindungi
kehidupan organism di akuatik, kadar nikel sebaiknya tidak lebih melebihi 0,025
mg/liter (Effendi, 2003). Nikel termasuk unsur yang Memiliki toksisitas rendah.
Nilai LC nikel terhadap beberapa jenis ikan air tawar dan ikan air laut berkisar 1
100 mg/liter.
digunakan untuk mengambil keputusan agar dapat menilai kualitas badan air
pencemar.
dalam baku peruntukan air (j) dan Ci menyatakan konsetrasi parameter kualitas air
(i) yang di peroleh dari hasil analisis cuplikan air pada suatu lokasi pengambilan
cuplikan dari suatu alur sungai maka PIj adalah pencemaran bagi peruntukan (j)
Ci C2 Ci
PI j=( ,
L Ij L2 j
,
LIj ) ......................................................................................(1)
oleh parameter kualitas air. Nisbah ini tidak mempunyai satuan. Nilai Ci/Lij =
1,0 adalah nilai yang kritik, karena nilai ini diharapkan untuk dipenuhi
bagi suatu Baku Mutu Peruntukan Air. Jika Ci/Lij > 1,0 untuk suatu
kalau badan air digunakan untuk peruntukan (j). Jika parameter ini adalah
sebagai tolak-ukur pencemaran, tetapi nilai ini tidak akan bermakna jika
salah satu nilai Ci/Lij bernilai lebih besar dari 1. Jadi indeks ini harus
PI j=
{( ) ( ) }
Ci
LIj R
,
Ci
LIj M
........................................................................................(2)
Perairan akan semakin tercemar untuk suatu peruntukan (j) jika nilai
(Ci/Lij)R dan atau (Ci/Lij)M adalah lebih besar dari 1,0. Jika nilai maksimum
Ci/Lij dan atau nilai rata-rata Ci/Lij makin besar, maka tingkat pencemaran suatu
badan air akan makin besar pula. Jadi panjang garis dari titik asal hingga titik Pij
pencemaran.
(
2 2
Ci C
PIj=
LIj ) ( )
M
+ i
L Ij R
......................................................................................(3)
PIj = 1,0 jika nilai maksimum Ci/Lij = 1,0 dan nilai rata-rata Ci/Lij = 1,0 maka
1,0=m ( 1 ) + ( 1 )
2 2
..........................................................................................(4)
P I j=
( ) ( )
Lij M
+
Lij R .......................................................................................(5)
2
dengan dapat atau tidaknya sungai dipakai untuk penggunaan tertentu dan dengan
dicantumkan dalam Baku Mutu suatu Peruntukan Air (j), dan Ci menyatakan
konsentrasi parameter kualitas air (i) yang diperoleh dari hasil analisis cuplikan
air pada suatu lokasi pengambilan cuplikan dari suatu alur sungai, maka PIj
adalah Indeks Pencemaran bagi peruntukan (j) yang merupakan fungsi dari
cuplikan.
tingkat pencemaran meningkat, misal DO. Tentukan nilai teoritik atau nilai
maksimum Cim (misal untuk DO, maka Cim merupakan nilai DO jenuh).
Dalam kasus ini nilai Ci/Lij hasil pengukuran digantikan oleh nilai Ci/Lij
C C i(hasil pengukuran)
( C i /Lij )baru = C Lij
misal C1/L1j = 0,9 dan C2/L2j = 1,1 atau perbedaan yang sangat besar,
misal C3/L3j = 5,0 dan C4/L4j = 10,0. Dalam contoh ini tingkat kerusakan
badan air sulit ditentukan. Cara untuk mengatasi kesulitan ini adalah :
dari 1,0
2. Penggunaan nilai (Ci/Lij)baru jika nilai (Ci/Lij)hasil pengukuran lebih besar dari
slag PT. Antam UBPN Pomalaa dan di titik yang tidak di jadikan timbunan slag
yang meliputi pengambilan sampel air laut yang tersebar di beberapa titik.
Halu Oleo. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November hingga Desember
2016.
Peta Tunjuk Lokasi PT. Antam UBPN Pomalaa
Gambar 1. Peta tunjuk lokasi
B. Instrumen
1. Kamera
Kamera digunakan untuk mengambil gambar selama peelitian dimulai,
sampel.
5. Laptop
Laptop digunakan untuk mengerjakan laporan hasil dari penelitian tersebut
6. Microsoft office excel
Microsoft excel digunakan untuk mengolah data hasil uji pengukuran
sampel.
7. Atomic Absorption Spectroscopy (AAS)
Atomic Absorption spectroscopy (AAS) digunakan untuk mengukur
parameter kimia dan logam terlarut pada sampel yang diambil, tidak semua
pengolahan data, tahap analisis data, serta tahap akhir berupa penyajian data hasil
1. Tahap pendahuluan
Tahap ini merupakan tahap awal dari penelitian ini. Tahap ini meliputi
terhadap literatur-literatur yang terkait dengan penelitian ini mengenai kualitas air
laut di area dumping limbah slag, sifat-sifat slag, pengukuran indeks pencemaran
air laut, serta regulasi yang membahas tentang kualitas air laut. Setelah itu
Pada tahap ini dilakukan pengambilan sampel air laut yang berada
disekitar area dumping slag PT. Antam UBPN Pomalaa dan yang jauh dari limbah
slag. Pengambilan sampel dilakukan pada 2 titik berbeda yaitu sepanjang garis
bibir pantai 50 m dari titik 1 ke titik 2 pada area dumping slag dan pada titik
yang tidak terkena limbah slag, lokasi tersebut dapat dilihat pada pete tunjuk
F-MIPA Universitas Halu Oleo. Parameter analisis yang akan dilakukan yaitu pH,
salinitas, kromium hexavalen (Cr(VI)), Tembaga (Cu), seng (Zn), dan Nikel (Ni).
metode pengambilan contoh uji dan kualitas air laut. Adapun langkah-langkah
yaitu Siapkan wadah botol mineral plastik 600 ml yang digunakan untuk
mengambil sampel yang telah di sterilkan, kemudian ambil contoh dengan cara
memegang botol steril bagian bawah dan celupkan botol steril dibawah
permukaan air laut dengan posisi mulut botol berlawanan dengan arah aliran air
sampel untuk kemudian dibuang kembali lalu diulang untuk beberapa kali.
Pengambilan kedua merupakan sampel air yang akan diperiksa ke dalam botol
sampel untuk kemudian ditutup, isi botol hingga penuh, kemudian setiap botol
4. Pengolahan data
Sampel yang telah diambil kemudian dibawa ke laboratorium untuk
mengukur kualitas air, untuk menjaga kualitas air apabila memungkinkan terjadi
Pada tahap ini, data yang diperoleh dari hasil analisis labrotorium,tiap
Indeks Pencemaran (IP) yang ditunjukkan pada persamaan (5). Hasil analisis ini
berupa hasil analisis kuantitatif yang ditunjukkan dengan angka. Hasil ini
kemudian akan menunjukkan air laut tersebut masih memenuhi baku mutu
Penyusunan Proposal
Nilai
Laporan Hasil