Abstrak: Perbedaan Hasil Belajar IPS Pada Siswa yang Menerapkan Model
Time Token dengan Model Talking Stick. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh
rendahnya hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS. Pada pembelajaran IPS
verbalisme guru masih tinggi dan guru masih mendominasi pembelajaran di kelas
sehingga siswa cenderung pasif dalam kegiatan pembelajaran. Tujuan penelitian
ini adalah untuk mengetahui perbedaan hasil belajar pada pembelajaran IPS antara
siswa yang menerapkan model Time Token dengan siswa yang menerapkan model
Talking Stick dan mengetahui hasil belajar di kedua kelas. Jenis penelitian yang
dilakukan adalah Eksperimen Kuasi dengan desain kelompok kontrol non-
ekuivalen. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik sampling insidental.
Penelitian dilakukan di SDN Percobaan Kecamatan Cileunyi Kabupaten Bandung.
Peneliti menetapkan 35 siswa di kelas IIIA sebagai kelas eksperimen dan 35 siswa
di kelas IIIC sebagai kelas kontrol. Instrumen yang digunakan meliputi 20 soal
pilihan ganda, 10 soal isian, dan lembar observasi. Setelah mendapat perlakuan
yang berbeda sebanyak enam kali pembelajaran, kedua kelas mengalami
peningkatan hasil belajar dengan rata-rata skor posttest kelas eksperimen sebesar
8,35 dan rata-rata skor posttest kelas kontrol sebesar 6,68. Berdasarkan hasil uji
perbedaan rerata menggunakan uji Mann Whitney diperoleh nilai signifikansi 0,00
lebih kecil dari pada 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan
hasil belajar yang signifikan antara siswa yang menerapkan model Time Token
dengan siswa yang menerapkan model Talking Stick. Uji N-Gain di kelas
eksperimen adalah 0,632 dan di kelas kontrol 0,352 sehingga peningkatan nilai
lebih tinggi terjadi di kelas eksperimen. Bagi guru atau peneliti lain yang akan
menerapkan model Time Token dalam pembelajaran, disarankan untuk
memperkaya kata kunci dalam kartu Time Token agar pendapat yang disampaikan
siswa bisa beragam. Sedangkan bagi yang akan menerapkan model Talking Stick
yang harus diperhatikan adalah kualitas pertanyaan yang akan ditujukan kepada
siswa.
Kata kunci : Hasil Belajar, IPS, Model Time Token, Model Talking Stick
(1)
Penulis Penanggung Jawab1
(2)
Penulis Penanggung Jawab2
2
Abstract: The Differences Of Students Learning Result At Social Studies By Using Time
Token Model With Talking Stick Model. This research is motivated by the the low of the
students learning result in social studies. The study of social science, teachers verbalism is
still high and teachers still dominate in class. Therefore, students tend to be passive in the
learning activities. The purpose of this research is to know the differences of students
learning result of social studies by using Time Token model and Talking Stick model. To
know learning result in experiment class and control class. Type of the research is Quasi
experiments with non-equivalent control group design. Technique of sampling using
incidental technique. Location of the research is in SDN Percobaan Kecamatan Cileunyi
Kabupaten Bandung. Some samples of the research are 35 students in class 3th A, as the
experiment class and 35 students in class 3th C, as control class. Instruments which are used
consist of 20 multiple choice questions, 10 essay questions, and anobservation sheet. After
receiving different learning as much as six times, both of classes have increased learning
results by an average score of experiment class is 8,35 and control class is 6,68. Result of
mean difference test using the test of Mann Whitney, the significance value obtained by
0,00 smaller than 0,05. Based on the result, it can be concluded that there is a significant
learning between students by using the Time Token Model and students by using the
Talking Stick. N-Gain value in experiment class is 0,632 and control class is 0,352. An
increase in value of experiment class is better than in control class. For teachers or
researchers who will apply the Time Token Model in learning, it is advisable to enrich the
keywords in the Token Time card to increase the variety of students opinion. As for
teachers or researchers who will apply the model of the Talking Stick to concern in the
quality of the questions to be delivered to the students.
Keywords: Results Of Study, Social Studies, the Time Token Model, the Talking Stick
Model
Antologi UPI, Volume... Nomor... Edisi... Agustus 2015
3
yang dapat digunakan untuk mengajarkan kedalam bentuk yang berbeda. Pada
keterampilan sosial, untuk menghindari pelaksanaannya kedua model ini
siswa mendominasi pembicaraan atau menggunakan alat pembelajaran dan media
siswa diam sama sekali. Pada yang bisa membawa siswa dari hal yang
pelaksanaannya model Time Token konkret ke hal yang lebih konseptual.
menggunakan media kartu yang nantinya Vygotsky (dalam Dahar, 2011, hlm.
digunakan siswa untuk berbicara atau 152) mengungkapkan Sometimes speech
berpendapat. becomes of such vital importance, if not
Sedangkan model Talking Stick permitted to use it, young children cannot
dikembangkan oleh Carol Locust seperti accomplish the given. Vygotsky
yang ditulis oleh Huda (2013, hlm. 224) memandang bahwa kognitif anak
Carol Locust menyebutkan bahwa Talking berkembang melalui interaksi sosial. Kedua
Stick adalah sebuah cara yang digunakan model ini pada aplikasinya adalah belajar
oleh penduduk asli Amerika untuk bersama kelompok, dimana ketika siswa
mengajak semua orang bicara... Pada belajar dengan temannya maka akan
pelaksanaannya model Talking Stick terbentuk suatu interaksi sosial.
menggunakan media lagu dan tongkat yang Kompetensi sosial juga dijelaskan
nantinya diestafetkan ketika siswa sedang dalam teori perkembangan psikososial.
bernyanyi. Menurut Erikson (dalam Supriadie dan
Adapun yang menjadi landasan teori Darmawan, 2012, hlm. 25) dalam teori
dari kedua model tersebut adalah teori perkembangan psikossosial anak pada
kontruktivisme, teori Piaget, teori interaksi usia 6-12 tahun memiliki kualitas
sosial dari Vygotsky dan teori Psikososial kepribadian antara penguasaan atau rendah
Erikson. diri, hasil positif yang bisa
Dalam pandangan konstruktivis maka dikembangkannya adalah kompetensi
pembelajaran yaitu: 1) Mengutamakan sosial yang dapat mengembangkan
pembelajaran yang bersifat nyata dalam aktivitas kecakapan akademik.
kontek yang relevan; 2) Mengutamakan Kompetensi sosial juga terdapat dalam
proses; 3) Menanamkan pembelajaran model Time Token dan model talking stick,
dalam konteks pengalaman sosial; 4) dimana siswa berkompetensi baik secara
Pembelajaran dilakukan dalam upaya individu maupun kelompok.
mengkonstruksi pengalaman (Jauhar, 2011, METODE
hlm. 37). Model time token dan model Metode penelitian yang dilakukan
talking stick juga menekankan kepada teori adalah kuantitatif, lebih tepatnya adalah
konstruktivis karena siswa membangun eksperimen kuasi atau biasa juga disebut
pemahamannnya sendiri dalam aktivitas eksperimen semu. Eksperimen kuasi
belajar kelompok. merupakan penelitian dimana pemilihan
Dalam implementasinya kelas eksperimen dan kelas kontrol tidak
pembelajaran harus memperhatikan tingkat dilakukan secara random. Desain penelitian
perkembangan siswa sesuai dengan ini adalah nonequivalent control group
usianya. Siswa kelas III SD pada biasanya design. Berikut diagram desain yang akan
berumur 8-10 tahun. Hal itu berarti siswa digunakan dalam penelitian.
kelas III SD berada pada tahap peralihan
dari operasional konkrit ke pra-operasional. Treatment Group O X O
Piaget (dalam Desmita, 2011, hlm. 101) -------------------------
mengungkapkan bahwa pada usia tersebut Control Group O X O
anak akan dapat berpikir secara logis Diagram the pretestt posttest design
mengenai peristiwa- peristiwa yang konkret (Sugiyono, 2014 : 112)
dan mengklasifikasikan benda-benda
Eli Meivawati, Perbedaan Hasil Belajar IPS Pada Siswa yang Menerapkan Model Time Token
dengan Model Talking Stick 6
diperoleh adalah 3,67. Hal tersebut dapat signifikansi 0,00 lebih kecil dari 0,05 maka
dilihat pada tabel dibawah ini. data tidak berdistribusi normal. Sedangkan
data nilai posttest di kelas kontrol memiliki
KELOMPOK signifikansi sebesar 0,185 lebih besar dari
HASIL KONTROL 0,05 yang berarti data berdistribusi normal.
PENELITIAN Pretest Posttest
Dikarenakan terdapat salah satu data
Nilai Maksimum 7,67 9 yang berdistribusi tidak normal maka uji
Nilai Minimum 2,33 3,67 statistik langsung dilanjutkan kepada uji
Rata-rata 5,4 6,68 non parametris perbedaan dua rerata. Uji
Uji Normalitas 0,198 0,185 yang digunakan adalah Uji Mann Whitney
Uji Homogenitas 0,919 - U. Setelah dilakukan penghitungan, nilai
Uji PerbedaanRerata 0,701 0,000 signifikansi yang diperoleh adalah 0,00
lebih kecil dari 0,05. Hal tersebut
Berdasarkan pengolahan data nilai menunjukan bahwa terdapat perbedaan
pretest dikedua kelas maka diperoleh hasil hasil belajar yang signifikan antara siswa
uji normalitas Kolmogorov Smirnov yang yang memperoleh pembelajaran model
menunjukan bahwa kedua data di kelas Time Token di kelas eksperimen dengan
tersebut berdistribusi normal. Hal tersebut siswa yang memperoleh pembelajaran
dapat dilihat dari nilai signifikansi di kelas model Talking Stick di kelas kontrol.
eksperimen yaitu 0,200 dan nilai Hasil belajar siswa dikelas
signifikansi di kelas kontrol yaitu 0,198. eksperimen dan kelas kontrol mengalami
Data nilai pretest keduanya memiliki nilai peningkatan, untuk mengetahui besarnya
signifikansi lebih dari 0,05 hal tersebut peningkatan yang tercapai dapat dihitung
menunjukan bahwa distribusi data normal dengan menghitung N-gain. Adapun hasil
dan dapat dilanjutkan ke uji homogenitas perhitungannya yaitu.
Levines Test.
Hasil uji homogenitas menunjukan Skor Skor
Kelas Rata-rata
bahwa data nilai pretest dikedua kelas Min Maks
memiliki nilai signifikansi 0,919 lebih Eksperimen 6,67 10 8,35
besar dari 0,05. Hal tersebut menunjukan Kontrol 3,67 9 6,68
populasi-populasi bervarians sama atau
homogen. Jika data yang diperoleh Hasil Uji N-Gain kelas eksperimen
homogen maka dilanjutkan dengan uji adalah 0,632 lebih besar dibandingkan
perbedaan dua rerata independent sample t- dengan kelas kontrol yang hanya 0,352.
test atau Uji T. Uji perbedaan dua rerata Dapat disimpulkan bahwa peningkatan
tersebut menunjukan nilai signifikansi nilai yang lebih besar terjadi di kelas
0,701 lebih besar dari 0,05, yang berarti eksperimen. Hasil penghitungan N-Gain di
tidak ada perbedaan yang signifikan antara kedua kelas tersebut termasuk kedalam
kemampuan siswa di kelas eksperimen dan kategori sedang. Hal tersebut menunjukan
kelas kontrol. Hal ini menunjukkan bahwa kualitas pembelajaran dikedua kelas sudah
siswa dikelas eksperimen maupun siswa baik, namun peningkatan yang lebih baik
dikelas kontrol memiliki kemampuan awal terjadi di kelas eksperimen.
yang sama terhadap pembelajaran IPS pada Ada beberapa hal yang mendasari
konsep uang. kualitas pembelajaran di kelas eksperimen
lebih baik dibandingkan dengan kelas
Setelah dilakukan posttest maka kontrol antara lain sebagai berikut.
berdasarkan hasil pengolahan uji a. Pembelajaran model Time Token
normalitas Kolmogorov Smirnov data nilai belum pernah dilakukan pada
posttest di kelas eksperimen memiliki pembelajaran di kelas eksperimen
Eli Meivawati, Perbedaan Hasil Belajar IPS Pada Siswa yang Menerapkan Model Time Token
8
dengan Model Talking Stick